“Vin” kata Krystal tanpa menengok ke belakang.
Kelvin yang mendengar Krystal memanggil namanya langsung mendongakan kepalanya menghadap kearah Krystal. Dan detik itu juga tersarang ide pintar di otak Kelvin yang cukup bagus itu. Dia berpura pura tidak mendengar perkataan kqrystal tadi. Dia ingin melihat apakah Krystal akan memanggilnya lagi atau tidak.
“Syil, pulang sekolah nanti lo ada waktu nggak?” kata Kelvin yang sengaja agak mengeraskan suaranya supaya Krystal dapat mendengarnya.
“emang kenapa?” jawab Syila ogah ogahan dan tentu tanpa menengok kearah Kelvin.
Krystal yang mendengar perkataan Kelvin itu hanya memutar bola matanya jengah, ia kesal dengan orang yang sengaja mengacuhkannya. Ya… meskipun itu untuk mengecek dirinya masih perduli atau tidak.
“mau pulang bareng gue nggak?” kata Kelvin lagi dengan melirik kearah Krystal. Namun nihil, Krystal bahkan tidak menoleh ke arahnya, bahkan memanggil namanyapun tidak.
“Gilang Vans Katria apa lo bisa bantu gue?” kata Krystal dengan suara yang keras.
Ia sengaja mengeraskan suaranya, supaya Kelvin JUGA mendengar apa yang ia katakan. Dan itu berhasil, Kelvin kini menengok kearah Krystal dengan tatapan syok dan juga tak percayanya. Krystal yang mengetahui itu hanya tersenyum kemenangan.
“eh… lo manggil gue nih? Nggak salah lo?” tanya Gilang sama tak percayanya.
Krystal hanya menjawabnya dengan gumaman. Seolah tak peduli dengan apa yang ia katakan tadi.
“oke, lo mau gue bantu apa?” jawab Gilang dengan memandang kearah Krystal dengan tangan kanan sebagai penyangga kepalanya, tentu saja dengan senyum menawannya.
“lo bisa nggak ngehapus papan tulisnya? Gue ada pengumuman” jawab Krystal dengan menengok kearah Gilang.
“oke. Tapi apa imbalannya kalau gue nurutin perintah lo?” Tanya Gilang yang masih setia dengan senyum menawanya.
Kelvin tambah melongo mendengar perkataan Gilang tadi, ia tidak menyangka akan jawaban Gilang, bagaimana bisa dia berkata seperti itu kepada orang yang bahkan belum dia kenal. Sedangkan Krystal memutar bola matanya jengah.
“oke kalau memang begitu” jawab Krystal dengan menghadap kearah Gilang, ia menyempatkan untuk melirik kearah Kelvin, betapa senangnya dia melihat ekspresi Kelvin yang konyol itu.
“seksi kebersihan. Apakah kalian mempunyai banyak pekerjaan sehingga tidak bisa membersihkan papan tulis?” kata Krystal dengan nada mengintimidasi.
Dan baru pertama kali Gilang di buat specles oleh seorang gadis. Tidak ada yang pernah menolak tawarannya dan juga kesempatan emas seperti itu.
Sekarang ekspresi Gilang sama konyolnya dengan ekspresi Kelvin tadi. Sedangkan Kelvin tersenyum kemenangan mendengar perkataan Krystal tadi dan juga melihat ekspresi Gilang yang sudah tak bisa berkata apa apa karena saking terkejutnya.
“eh… baiklah, gue yang akan ngebersihin papan tulis hari ini” jawab Roy yang merupakan salah satu seksi kebersihan kelas.
Beginilah kehidupan di kelas unggulan, mereka di beri kebebasan belajar menggunakan apa yang mereka pikir itu dibutuhkan. Tentu saja itu hanya berlaku selama tiga jam pelajaran setiap tiga hari sekali.
Krystal segera maju ke depan kelas sesudah papan tulis terlihat bersih dari catatan kemarin.
“Syil, taruhan ama gue. Kalau Krystal bakal ngumumin secara lisan, lo harus nraktir gur mie ayam di kantin sekolah sepuas gue” bisik Kelvin saat melihat Krystal maju kedepan dengan handphone kesayangannya.
“nggak ah… ya jelas menang lo lah, orang udah jelas, kalau dia ngumumin sesuatu pasti secara lisan” jawab Syila dengan berbisik ke Kelvin.
“pokoknya lo harus setuju, kalau lo yang menang, gue bakal traktir lo makan sepuas lo deh. Hehehe…” jawab Kelvin dengan percaya diri seratu persen.
“guys…” kata Krystal terpotong karena Gilang dengan cepat mengangkat tangannya.
“Krys!”
“apa?” jawab Krystal dengan malas.
“bisa nggak pengumumannya di tulis di papan tulis aja, soalnya gue nggak terbiasa dengan pengumuman lisan” kata Gilang dengan senyum menawannya.
Kelvin yang mendengar perkataan Gilang hanya bisa membuka mulutnya tak percaya.
“kalau lo nggak terbiasa, lo harus ngebiasaiin itu mulai dari sekarang” jawab Krystal tanpa bersusah payah menatap kearah Gilang.
Mendengar jawaban dari Krystal, Kelvin kembali tersenyum miring dan juga tersenyum kemenangan. Ia tahu pasti bahwa Krystal tidak akan dengan mudah menuruti perkataan seseorang.
“bener tu kata ayang beb Gilang. Lo tulis aja pengumumannya biar lebih jelas yang duduk di belakang. Emang lo mau kalau yang duduk di belakang nggak jelas denger pengumumannya, terus mereka bakal melakukan kesalahan karena kurang jelas denger pengumuman dari lo itu, terus kepala sekolah dateng nemuin kita semua, negur kita semua hanya karena kesalahan kecil. Terus…” kata Lascrea terpotong karena Krystal segera mengangkat salah satu tangannya pertanda Lascrea harus diam.
“oke! Gue turutin permintaan lo. Tapi apa lo yakin kelas ini punya spidol yang layak untuk nulis di papan tulis?” jawab Krystal yang sudah gemas akan kebawelan Lascrea. Dia paling benci jika ratu cerewet itu mulai mengusik ketentramannya.
“seksi perlengkapan! Beri putri emas spidol yang LAYAK untuk nulis pengumumannya” kata Lascrea tak kalah gemasnya dengan menekankan kata layak.
Kelvin yang melihat perdebatan itu hanya bisa menelan ludahnya dengan susah dan juga membelalakkan matanya. Ia juga tahu, kalau Lascrea sudah mulai berbicara, maka akan terjadi perdepabatan yang akan sulit menentukan pemenangnya.
“hahaha… lo harus traktir gue makan sepuas gue. Rasain lo! Kena batunya kan lo” kata Syila dengan tawa kemenangannya kearah Kelvin.
Kelvin yang mendengar prkataan Syila hanya mencibir.
Sedangkan Gilang tersenyum kemenangan melihat salah satu seksi perlengkapan yang ia tidak ketahui namanya itu maju kedepan memberikan spidol kepada Krystal.
Setelah menuliskan pengumumannya, Krystal segera kembali ke tempat duduknya tanpa susah susah menerangkan kembali pengumuman itu. Jujur, ia sendiri lebih suka jika menulis pengumuman itu daripada mengumumkannya secara lisan.
“hahaha… traktir gue bakso di kantin pulang sekolah nanti. Kalau nggak lo akan terima akibatnya” kata Syila dengan nada kemenangannya. Kelvin yang melihat dan mendengar itu hanya isa menghembuskan nafas pasrah.
“Krys, pulang nanti mau nggak bareng ama gue?” kata Gilang dengan menghadapkan badannya kearah Krystal.
“gue sibuk” singkat, padat, dan kurang jelas.
“sibuk ngapain?”
“lo itu bisa nggak usah peduli ama gue nggak sih?! Gue muak denger ucapan sok baik lo. Dan ya… mata lo katarak? Atau lo yang pikun? Lo nggak baca pengumuman di papan tulis? Kalau pulang sekolah nanti kepala sekolah bakal ngumumin ke kita semua tentang hal yang nggak bisa di anggap remeh” jawab Krystal panjang lebar dan juga dengan nada yang nggak bisa di bilang pelan karena saking kesalnya dia terhadap Gilang.
“Krys… lo bisa biasa aja nggak ngomongnya ke bebeb Gilang? Mata lo sendiri tu yang katarak dan juga lo sendiri yang pikun. Bisa bisanya lo mengabaikan gue gitu aja” jawab Lascrea dengan geramnya.
“Krys… udah nggak usah ladenin lagi, mak lampir kayak dia itu nggak ada gunanya juga kalau di ladenin” kata Kelvin dengan memegang bahu Krystal saat kryswtal ingin membalas perkataan Lascrea.
“oke… gue bakal ngalah kali ini karna lo yang nyuruh gue” kata Krystal dengan kembali menghadap ke depan. Sedangkan Kelvin yang mendengar ucapan Krystal tadi malah menjadi salah tingkah sendiri.
“lo tau nggak Krys? Tadi itu lo keren banget! Kali ini gue nggak bohong” kata Kelvin berusaha menghilangkan salah tingkahnya.
“vin lo tau nggak? Lo itu terlalu baperan” kata Krystal dengan menghadap ke Kelvin. Kelvin yang mendengar jawaban dari Krystal menjadi down kembali.
“hahaha… sabar Vin, sabar…” kata Syila dengan nada mengejeknya.
“hiiiisssshhh… awas aja lo” kata Kelvin membalas perkataan Syila dengan nada gedeknya. Namun yang di jawab perkataannya malah tertawa dengan puasnya.
Gilang yang melihat Krystal dapat berinteraksi dengan Kelvin hanya tersenyum kecut, mungkin setelah ini ia akan melancarkan strateginya untuk mendapatkan Krystal. Karena menurutnya, Krystal sangat berbeda dengan cewek cewek yang pernah ia temui sebelumnya.
“hai Lang, pulang nanti mau bareng gue nggak?” Tanya Lascrea centil yang sudah berada di depan meja Gilang.
Gilang yang mendengar seseorang berbicara dengannya segera mendongakkan kepalanya menghadap orang itu.
“oh… Lascrea, boleh kok. Tapi, mata lo katarak? Atau lo yang pikun? Lo nggak baca pengumuman di papan tulis? Kalau pulang sekolah nanti kepala sekolah bakal ngumumin ke kita semua tentang hal yang nggak bisa di anggap remeh” jawab Gilang dengan senyumnya.
Krystal yang merasa tidak asing dengan kata kata itu langsung menoleh kearah Gilang, ya… memang ada yang berbeda, yaitu cara penyampaiannya, dia mengatakan itu dengan kasar sedangkan Gilang mengatakannya dengan lembut, bahkan terkesan sangat tajam.
Dan sialnya, pandangan Krystal malah bertemu dengan manik mata Gilang yang hitam cerah itu. Menyadari itu, Krystal segera ,mengalihkan pandangannya kembali ke depan.
Lascrea yang mendapatkan jawaban seperti itu dari gilang hanya mampu menunjukan wajah tak percayanya. Bagaimana bisa ada seorang cowok yang berani berbicara seperti itu kepadanya dan juga bagaimana bisa ada yang menolak tawarannya.
Ya… meskipun bukan Gilang saja yang bisa menolak setiap tawarannya, selama ini hanya ada satu cowok yang berani menolak tawarannya yaitu Kelvin sang ketua kelas, dan sekarang? Gilangpun menolak tawarannya, bahkan ia berani berbicara seperti itu denganya.
Kelvin saja tidak akan pernah berani berbicara seperti itu ke dirinya. Lah ini? Ya… memang lascrea akui Gilang memang tampan, bahkan tampan pakai banget, tubuhnya yang tinggi, badan proporsional. Senyum yang manis, mata indah. Ukh… apalah apalah pokoknya.
Karena penolakan itulah yang membuat jiwa saing Lascrea bangun dan bergairah. Lascrea sudah bertekat bahwa ia akan mendapatkan Gilang apapun caranya. Meskipun ia harus bertarung dengan Krystal.
Makasih ????
Comment on chapter Part 1