Akhirnya bel pulang sekolah pun tiba, tentu semua murid di sekolah itu berbondong bondong menuju gerbang utama agar segera bebas dari semua peraturan sekolah yang ketat itu. Mengingat besok adalah hari minggu, mereka bertambah semangat untuk segera menuju rumah mereka masing masing entah itu untuk tidur sepuasnya maupun untuk urusan abg labil.
Berbeda dengan kelas unggulan, semua murid di kelas itu masih duduk rapi di tempat meraka masing masing menunggu datangnya kepala sekolah, tentu mereka tak menyianyiakan waktu yang luang itu, mereka menggunakannya untuk bercanda dengan teman sebelah mereka ataupun dengan depan dan belakang mereka.
“Krys.. nanti malam ada acara nggak?” tanya Kelvin yang sudah siap sedia di depan Krystal, namun apa yang dilakukan Krystal sudah sangat terbiasa bagi Kelvin. Apalagi kalau tidak memainkan gadgetnya.
“gue sibuk”
“kalau gitu, biar gue yang datang ke rumah lo nanti malam. Pokoknya nggak ada tolakan bagi Kelvin Jae Gacuthel”
Krystal hanya memutar bola matanya mendengar penuturan Kelvin. Tanpa Krystal menjawabpun hasilnya akan sama, Kelvin akan tetap pada pendiriannya.
“vin…” kali ini Krystal memutar tubuhnya ke arah belakang untuk berbicara pada Kelvin.
“eh… kenapa Krys?” jawab Kelvin dengan semangat.
“lo bisa bantu gue nggak?”
“bantu apa? Kalau gue bisa pasti gue bantuin, bilang aja” kata Kelvin dengan senyumnya.
“bisa nggak lo nggak usah datang ntar malam? Soalnya gue ada urusan” jawab Krystal yang akhirnya membuat Gilang yang sedari tadi menguping pembicaraan mereka jadi terkekeh kemenangan.
“eh… ngapain lo ketawa? Lo ngetawain gue?” kata Kelvin sewot saat mendengar tawa Gilang yang tak bisa di bilang pelan itu.
“ye… apaan, orang gue ngetawaan hp gue” jawab Gilang yang kini ikut menhadap ke arah Kelvin.
“lo sinting?” kali ini Krystal yang menjawab.
“iya gue sinting karna lo” jawab Gilang dengan senyum manisnya.
“mau gue tendang lo?!” jawab Kelvin dengan kesalnya.
“hahaha… biasa aja dong, lagian Krystal juga nggak keberataan. Ya nggak hon?” jawab Gilang yang kini beralih menatap Krystal.
“ngapain jadi ribut sih” jawab Krystal yang sudah gemas akan perdebatan mereka.
“jadi bisakan Vin?” kata Krystal mulai mengembalikan ke topik awal.
“nggak! Palingan juga kamu bohong” jawab Kelvin dengan entengnya.
“kali ini gue beneran. Nih liat!” kata Krystal sembari menunjukan pesan dari mommynya bahwa nanti malam ada acara makan malam dengan teman lama dadynya.
“apaan apaan? Liat juga dong” kata Gilang dengan mengarahkan tangan Krystal ke arahnya. Kelvin yang melihat itu hanya mencibir tak jelas.
“percayakan? Jadi lo tetep mau datang ke rumah gue huh? Lo mau ngancurin acara makan malamnya dady? Nggak kan?” kata Krystal panjang lebar.
“emmm… oke” jawab Kelvin dengan berat hati.
Setelah mendapat jawaban dari Kelvin, Krystal segera kembali ke tempat semulanya. Baru juga beberapa menit Krystal kembali ke posisinya, Kelvin sudah memanggil Krystal lagi.
“Krys…”
“hmmm…” jawab Krystal yang masih sibuk dengan akun sosmetnya.
“lo sadar nggak? Tadi itu lo udah mau bicara panjang lebar ama gue tau nggak” kata Kelvin dengan semangatnya. Krystal yang mendengar perkataan Kelvin barusan segera tersadar dari dunia sosmetnya, ia baru menyadari bahwa ia tadi sangan banyak bicara,
“lo tau nggak semua itu karena-“
“gue!” jawab Gilang cepat dan memotong perkataan kelvin.
“enak aja karna lo! Lo itu nggak ada efeknya tau nggak. Lo Cuma ngefek kalau di deket tempat yang gelap”
“jelaslah, kan kalau di kegelapan, gue bisa terangin tempat itu” serobot Gilang dengan bangga.
“kata siapa, lo ngefek di tempat gelap, karena kalau lo di tempat gelap, lo akan dengan mudahnya ngusir plus ngebasmi nyamuk di ruang itu. Hahaha…”
“kurang tabok lo?” kata Gilang yang tak percaya dengan perkataan Kelvin.
“diem lo berdua, kepala sekolah udah sampe kelas sebelah” kata Krystal mengintropeksi perdebatan Kelvin dan juga Gilang.
“dari mana kamu tau hon?” kata Gilang dengan wajah herannya.
“ha… kudet banget sih lo, semua orang juga tau kali, kalau di kelas kita itu di pasang GPS di setiap murid, dan itu juga dengan kepala sekolah, karna dialah yang bertanggung jawab atas kelas unggulan” kata Kelvin panjang lebar.
“kudet kudet, mata lo yang kudet, ya jelaslah gue nggak tau, orang gue disini aja baru dua hari” jawab Gilang tak mau kalah.
“dua hari? Bukannya lo disini baru sehari ini ya?” tanya kelvin penasaran.
“siapa bilang, kemarin gue kesini. Ngurus semua surat kepindahan gue” kata Gilang menjelaskan.
“wait… jangan bilang lo yang nyulik Krystal waktu sama gue!”
“siapa bilang gue cuma menyelamatkan tuan putri dari orang sinting plus buruk rupa”
“wah… kurang ajar ni orang” kata Kelvin yang sudah beranjak dari tempat duduknya.
"Kepala sekolah datang, jaga sikap kalian” kata Krystal yang langsung di turuti Kelvin dan juga seluruh murid di kelas termasuk Lascrea.
Tak lama kemudian kepala sekolah datang dengan setumpuk kertas dan juga setumpuk amplop yang diyakini isinya itu pasti surat yang penting.
“anak anak, kalian pasti sudah tau kalau bulan depan kita akan kembali berlomba melawan sekolah lain. Entah itu lomba akademik maupun non akademik. Dan kalian pasti sudah taukan bahwa kalian semualah yang harus mewakili sekolah untuk maju ke tingkat kabupaten”
Sontak terdengar sorak gembira dari kelas itu, pasalnya perlombaan ini hanya terjadi satu tahun dua kali. Dan mereka akan terbebas dari pelajaran yang biasa mereka jalani, mereka juga akan terbebas dari peraturan sekolah selam mereka berlatih untuk perlombaan itu.
“tapi…” satu kata yang diucapkan kepla sekolah tadi membuat sorakan gembira dari kelas itu meredup.
“tapi apa sih pak?” kata Lascrea dengan kesalnya.
“kali ini berbeda dengan yang dulu”
“maksudnya berbeda?” kali ini Kelvin yang bertanya.
“karena ini adalah perlombaan terakhir kalian di kelas sebelas, kalian akan di karantina selama sebulan penuh” kata kepala sekolah.
“lah… emang biasanya juga kita dikarantina pak, terus apanya yang beda?” kata Kelvin yang mendapat persetujuan oleh seluruh kelas.
“kalian akan sekolah asrama selama pelatihan” jawab kepala sekolah.
“WHAT?!!!” kata Lascrea bebarengan dengan Syila dan juga Kelvin.
“kenapa? Bukannya lebih bagus sekolah asrama daripada biasa? Kalian nggak perlu bolak balik sekolah ke rumah kalian. Kalian juga akan sepuasnya menikmati waktu latihan kalian, mau pagi, siang, sore bahkan malam. Kalian bisa berlatih setiap saat” kata kepala sekolah dengan semangatnya.
“ya nggak enak lah pak, kalau asrama nanti nggak bisa shoping, manypedi, berendam di air mawar, dan juga nggak ad-“
“sudah… kali ini nggak ada bantahan dan juga tolakan” kata kepala sekolah memotong perkataan Lascrea.
“tapikan pak… sekolah kita kan nggak punya asrama” kata Kelvin.
“siap bilang. Sekolah ini punya asrama. Kalian tau bangunan yang di bangun beberapa bulan lau?”
“bangunan yang terpisan itu pak?” kali ini Gilang yang berkata.
“iya, itu sengaja dibangun untuk asrama, dan tahun depan sekolah ini akan di ubah menjadi sekolah asrama” kata kepala sekolah dengan bangga.
“maaf pak mengganggu, apakah anda sudah selesai menjelaskannya? Ini sudah hampir jam tiga” kata Krystal menengahi.
“benarkah hampir jam tiga?”
“iya pak, ini semua karna bapak telat setengah jam” jawab seluruh kelas dengan kompaknya.
“oh… maaf maaf, bapak yang salah. Baiklah bapak akan membagikan ini kepada kalian. Yang di dalam amplop ini, surat ijin untuk kalian kepada orang tua kalian, sedangkan kertas ini untuk formulir pendaftaran kalian.” Jelas kepala sekolah.
Setelah menjelaskan beberapa hal dan juga kertas yang dibawa kepala sekolah, akhirnya kepala sekolah segera membagikan kertas dan juga amplop itu kepa semua murid. Tentu itu semua sedah dibagi oleh pihak sekolah, siapa yang akan berlomba di bidang akademik dan juga non akademik.
“satu lagi, besok kalian kumpul di kelas ini dengan barang barang yang perlu kalian bawa saja, kita akan mulai menempati asrama itu besok” kata kepala sekolah sebelum kelas di bubarkan.
Setelah kelas dibubarkan, Krystal segera menuju gerbang utama menuju tempat kakaknya memarkirkan mobilnya. Krystal merasa ada yang kurang dari dirinya, ia segera mengingat apa yang kurang, tidak biasanya ia merasa ada yang janggal pada dirinya.
“kenapa gue bisa lupa? Kan headset gue ditangan Gilang” gumam Krystal dengan menepuk jidatnya pelan.
“nih gue balikin” kata Gilang dengan menggantungkan handshet di tangannya di depan wajah Krystal.
Krystal yang melihat ada yang menggantung di depan wajahnya segera mendongakkan kepalanya. Dan benar saja, Gilang sudah tepat berada di depannya saat ini.
“ngapain lo? Minggir! Gue mau lewat” kata Krystal yang kembali ke wajah dinginnya itu.
“nggak sebelum lo ngambil headset lo ini” jawa Gilang yang masih setia memegamg handset Krystal.
“gue nggak butuh. Minggir” kata Krystal yang sudah memasang wajah kesalnya.
“tapi gue butuh lo ngambil ini honey” kata Gilang dengan mengedipkan sebelah matanya.
“serah lo. Gue-Mau-Lewat” kata Krystal dengan menekankan kata katanya.
“kalau gue nggak mau?” kata Gilang menantang. Belum sempat Krystal menjawab, getaran hpnya mengalihkan fokusnya.
Di telefon…
“ya kak”
“kamu kapan keluar sih dek… ini udah lebih dari setengah jam kakak nungguin kamu tau nggak” jawab Kharis yang sudah kesal di seberang sana.
“iya… kak, lima menit lagi sampe” jawab Krystal dengan segera mematikan telfonnya dan segera berlalu begitu saja melewati Gilang yang masih setia berdiri di depannya.
“eh… headset lo!” teriak Gilang saat melihat Krystal berlalu begitu saja.Krystal yang mendengar teriakan itu hanya mengangkat tangannya berarti tak butuh.
Makasih ????
Comment on chapter Part 1