“Kita mau kemana?” Tanya jean setelah keheningan melanda mereka berdua.
Rangga mengangkat bahunya. Menatap keluar, dimana hujan masih terus turun dengan lebat.
“Kalo gak jadi, aku ke dalem aja.”
“Eits!” Rangga menahan lengan Jean.
“Iya-iya, jangan ngambek dong.”
“Siapa yang ngambek?”
“Kamu lah, masa aku. Kan aneh.” Rangga menyalakan mesin mobilnya dan mulai memasuki jalan raya. “Mau kemana?”
“Kemana aja.” Jean menyandarkan tubuhnya ke kursi dan menatap keluar jendela mobil. Rangga tidak menyahuti lagi. Ia memilih fokus mengendarai mobil.
Jean mengeluarkan ponselnya dari dalam saku. Dan mendapati sebuah notifikasi pesan dari Dion.
‘Jalan-jalan yuk?’
Jean memilih mematikan ponselnya dan memasukkan kembali ke dalam saku.
“Pesan dari siapa?”
“Bukan dari siapa-siapa.” Jean berdehem dan mencoba merilekskan tubuhnya.
“Gesturnya kayak yang lagi nyembunyiin sesuatu.” Jean memilih menggelengkan kepalanya untuk menjawab. “Kamu selingkuh, ya?”
Jean tidak langsung menjawab. Mendengar kata selingkuh membuatnya merasa ketakutan. “Selingkuh sama siapa?” gumam Jean yang masih terdengar oleh Rangga.
Rangga mengangkat kedua bahunya. “Mana aku tahu.”
Sebenarnya pertanyaan yang ia lontarkan tadi adalah untuk dirinya sendiri. Sebenarnya ia tengah selingkuh dengan Rangga atau tengah selingkuh dengan Dion.
“Di warung depan aja gimana?” Tanya Rangga begitu mendapati sebuah warung yang menarik perhatiannya.
Jean mengerjapkan matanya, keluar dari lamunannya. Ia melirik ke arah warung yang dimaksud oleh Rangga. Kemudian menganggukkan kepalanya.
“Kenapa wedangnya gak diminum? Keburu dingin nanti.” Jean mengerjapkan matanya, lagi-lagi ia melamun. Menatap Rangga sekilas sebelum meraih wedangnya.
“Eh iya, gimana kabar orang tua kamu?”
“Baik.”
“Maaf, baru nanyain. Ya, kamu kan tahu aku kemarin cukup sibuk.” Jean menganggukkan kepalanya. “Kamu lagi gak enak badan?”
“Enggak kok.”
“Tapi kok lemes gitu, terus ngelamun terus.” Rangga melirik ke arah Jean sambil meminum minumannya.
Jean mengeluarkan kembali ponselnya. Sebuah pesan dari orang yang sama kembali masuk.
‘Kamu sibuk?’
Melirik Rangga yang tengah sibuk dengan makanannya, Jean membalas pesan dari Dion.
‘Maaf aku lagi di luar.’
“Jadi kepo kamu lagi chatan sama siapa.” Jean buru-buru menyembunyikan ponselnya ke dalam saku. Melihat gelagat aneh Jean, Rangga mengulurkan tangannya untuk menarik tangan Jean yang berada di dalam saku.
“Apaan sih!”
“Jawab dulu kamu lagi chat-an sama siapa?”
“Kepo banget sih! Aku juga gak penasaran sama siapa aja kakak chat-an!”
Rangga mengeluarkan ponselnya dan meletakkannya di atas meja. “Nih, kamu bebas buka HP aku.”
“Gak perlu!” tolak Jean.
Ponsel Jean kembali bergetar. Ia menepis tangan Rangga dan berjalan menjauhi Rangga.
‘Aku juga lagi di luar. Kamu di mana? Mau aku susul?’
Saat akan membalas, sebuah tangan terulur dari belakangnya. Mengambil ponsel Jean yang membuat siempunya segera membalikkan badan dan berusaha mengambilnya kembali.
“Kak! Balikin ih!”
“Enggak sebelum aku tahu siap-“ Seketika tubuh Rangga tidak bertenaga setelah ia menatap sebuah nama di layar ponsel Jean.
Melihat Rangga yang tidak lagi menghalanginya, Jean menarik ponselnya dan memasukkannya kembali ke dalam saku. Jean kembali duduk di tempatnya sebelumnya. Sedangkan Rangga masih dalam keterdiamannya.
“Kalian ada hubungan apa?” Rangga mendudukkan dirinya kembali dan melontarkan pertanyaan yang mulai mengusik dirinya.
Jean tidak menjawab dan memilih meminum wedangnya hingga tandas. Kemudian beralih fokus pada makanannya.
“Jean-“
“Jean?” Ucapan Rangga terpotong oleh seseorang yang juga memanggil Jean.Jean dan Rangga kompak menoleh ke arah sumber suara.
~
Bantu klik tanda suka, kasih komentar, bagiin cerita ini ke teman, dan jangan lupa tinggalkan kesan pesan dan bintang untuk cerita ini.
Sampai jumpa di episode selanjutnya,
Luthfita A.S