Loading...
Logo TinLit
Read Story - Teater
MENU
About Us  

Rangga menepuk tangannya dan hal itu membuat seorang orang yang berada di belakang panggung memperhatikannya. Kemudian rangga naik ke atas sebuah kotak.

"Oke karena empat hari lagi kita bakalan tampil, jadi saya mau semuanya besok udah ngambil properti dan semua yang kita perlukan ke tempat pak Rian, nanti saya share alamatnya pada setiap ketua. Dan mulai besok kita latihan di sana. Oke, segitu aja pengumumannya. Selebihnya bakalan di share di grup."

Rangga turun dari atas kotak tadi dan kebisingan mulai mengisi ruangan itu lagi. Ia meraih tas yang tadi ia simpan. Berjalan keluar dari dalam gedung, ia menemukan Jean yang tengah berada di sebuah warung di seberang gedung. Dengan cepat Rangga menghampiri Jean.

"Pulang bareng, yuk?" ajak Rangga begitu sampai dihadapan Jean.

Jean mengangkat sebelah halisnya sambil terus menyedot minuman dinginnya. "Ada kerja kelompok dulu, kak."

"Udah mau malem juga." Rangga menatap langit yang sudah berubah warna menjadi jingga.

"Harusnya tadi abis Ashar tapi karena masih ada latihan jadi aku datangnya belakangan."

"Jauh gak?"

"Mau nganterin?" Jean mengibaskan kertas ditangannya pada leher dan wajahnya yang berkeringat.

"Gak, sih. Soalnya gak bawa motor juga." Rangga menggaruk belakang kepalanya. "Tapi nanti kalo mau pulang bilang aja ya, biar aku jemput."

"Gak usah, kak." Jean mengambil jeda. "Kakak juga pasti capek. Tadi kata Dias kakak bulak balik ke tempat pak Rian, istirahat aja." Jean menyeruput habis minumannya.

Rangga tersenyum kecil. Ia mengulurkan tangannya dan menepuk pelan puncak kepala Jean. "Pacar gue emang yang paling pengertian." Ujarnya bangga.

Jean memandang sewot Rangga. "Idihhh."

Rangga terkekeh pelan. "Aku duluan gak papa?" Jean menganggukkan kepala.

Rangga menghentikan sebuah angkot dan masuk ke dalamnya. Melalui kaca angkot Rangga melambaikan tangannya pada Jean yang dibalas demikian juga oleh Jean.

Tak lama, teman Jean datang menjemput.

>>>>><<<<<

"Kok rame banget?" Tanya Jean begitu mereka sampai di halaman rumah Tami, teman sekelompok Jean.

"Itu temen-temen kakaknya Tami lagi pada ngumpul." Indri meletakkan helmnya di atas stang motor. Ia kemudian membenarkan sedikit tatanan rambutnya.

"Yuk masuk!" Saat Jean hendak melangkah masuk ke dalam rumah terdengar suara pagar rumah Tami yang di buka.

Dion?

Ya pelakunya adalah Dion. Dia menatap Jean sebentar sebelum menundukkan wajahnya. "Temen kakaknya Tami, ya?" Tanya Indri yang dibalas anggukan oleh Dion.

"Masuk aja kak di dalem udah banyak orang." Lagi, Dion menganggukan kepalanya.

Indri membalikkan tubuhnya dan melangkah masuk ke dalam dengan Jean yang membuntutinya.

~

"Lo mau nginep sini?" Tawar Tami begitu mereka selesai membereskan peralatan untuk kerja kelompok. Indri tadi baru saja pergi, karena ibunya sudah menelponnya sedari tadi.

"Gak, besok ada kerjaan." Tolak Jean.

"Loh bukannya lo kerjanya siang, ya?"

"Tiga hari lagi gue tampil, jadi besok gue ambil shif penuh. Mumpung kampus juga libur setelah UTS."

"Gak capek apa kuliah-kerja-teater. Kalo gue udah gak bernapas kali." Ujar Tami berlebihan. Jean hanya membalasnya dengan senyuman. "Eh, tapi lo kan bisa aja keluar dari teater biar lo bisa fokus sama kuliah dan kerja."

Jean menggelengkan kepala kecil. "Teater itu udah bagian dari diri gue, susah dilepasinnya. Lagi pula ngehasilin juga."

"Iya sih. Cuman gue liatnya capek aja gitu."

"Namanya juga manusia, pasti ada capeknya juga."

Tok tok tok

Tami bangit dan nerjalan ke arah pintu kamarnya. Sedangkan Jean sibuk memasukkan barang-barangnya ke dalam tas.

"Jean," panggil Tami. "Dipanggil tuh!"

Jean menatap Tami penuh tanya. Memangnya siapa yang ingin bertemu dengannya. Meletakkan tasnya, Jean bangkit dan berjalan ke arah pintu yang terbuka setengah.

"Dion?"

~

Oleh Luthfita A.S.

How do you feel about this chapter?

0 0 1 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
My Teaser Devil Prince
6012      1460     2     
Romance
Leonel Stevano._CEO tampan pemilik perusahaan Ternama. seorang yang nyaris sempurna. terlahir dan di besarkan dengan kemewahan sebagai pewaris di perusahaan Stevano corp, membuatnya menjadi pribadi yang dingin, angkuh dan arogan. Sorot matanya yang mengintimidasi membuatnya menjadi sosok yang di segani di kalangan masyarakat. Namun siapa sangka. Sosok nyaris sempurna sepertinya tidak pernah me...
Suara Kala
6693      2156     8     
Fantasy
"Kamu akan meninggal 30 hari lagi!" Anggap saja Ardy tipe cowok masokis karena menikmati hidupnya yang buruk. Pembulian secara verbal di sekolah, hidup tanpa afeksi dari orang tua, hingga pertengkaran yang selalu menyeret ketidak bergunaannya sebagai seorang anak. Untunglah ada Kana yang yang masih peduli padanya, meski cewek itu lebih sering marah-marah ketimbang menghibur. Da...
Senja (Ceritamu, Milikmu)
6282      1556     1     
Romance
Semuanya telah sirna, begitu mudah untuk terlupakan. Namun, rasa itu tak pernah hilang hingga saat ini. Walaupun dayana berusaha untuk membuka hatinya, semuanya tak sama saat dia bersama dito. Hingga suatu hari dayana dipertemukan kembali dengan dito. Dayana sangat merindukan dito hingga air matanya menetes tak berhenti. Dayana selalu berpikir Semua ini adalah pelajaran, segalanya tak ada yang ta...
My Soul
157      120     1     
Fantasy
Apa aku terlihat lezat dimatamu? Meski begitu,jiwaku hanya milikku bukan untuk siapapun. ---- -Inaya- Jika dikira hidupku ini sangat sempurna dan menyenangkan,memiliki banyak teman,keluarga dan hidup enak,tidak semua benar,aku masih harus bersembunyi dari para Soul Hunter,aku masih harus berlari dari kejaran mereka setiap saat,aku juga harus kabur dari setiap kejadian yang melibatkan So...
My Secret Wedding
1418      636     2     
Romance
Pernikahan yang berakhir bahagia adalah impian semua orang. Tetapi kali ini berbeda dengan pernikahan Nanda dan Endi. Nanda, gadis berusia 18 tahun, baru saja menyelesaikan sekolah menengah atasnya. Sedangkan Endi, mahasiswa angkatan terakhir yang tak kunjung lulus karena jurusan yang ia tempuh tidak sesuai dengan nuraninya. Kedua nya sepakat memutuskan menikah sesuai perjodohan orang tua. Masin...
EXPOST
10938      2273     3     
Humor
Excecutive people of science two, mungkin itu sebutan yang sering dilayangkan dengan cuma-cuma oleh orang-orang untuk kelas gue. Kelasnya excecutive people, orang-orang unik yang kerjaannya di depan laptop sambil ngapalin rumus kimia. So hard. Tapi, mereka semua ngga tau ada cerita tersembunyi di dalam kelas ini. Di sini ada banyak species-species langka yang hampir ngga pernah gue temuin di b...
BANADIS 2
10222      1802     6     
Fantasy
Banadis, sebuah kerajaan imajiner yang berdiri pada abad pertengahan di Nusantara. Kerajaan Banadis begitu melegenda, merupakan pusat perdagangan yang maju, Dengan kemampuan militer yang tiada tandingannya. Orang - orang Banadis hidup sejahtera, aman dan penuh rasa cinta. Sungguh kerajaan Banadis menjadi sebuah kerajaan yang sangat ideal pada masa itu, Hingga ketidakberuntungan dialami kerajaan ...
Sweet Sound of Love
476      314     2     
Romance
"Itu suaramu?" Budi terbelalak tak percaya. Wia membekap mulutnya tak kalah terkejut. "Kamu mendengarnya? Itu isi hatiku!" "Ya sudah, gak usah lebay." "Hei, siapa yang gak khawatir kalau ada orang yang bisa membaca isi hati?" Wia memanyunkan bibirnya. "Bilang saja kalau kamu juga senang." "Eh kok?" "Barusan aku mendengarnya, ap...
Kyna X Faye
4078      1178     2     
Romance
Keiko Kyna adalah seorang gadis muda pemilik toko bunga. Masa lalu yang kelam telah membuat gadis itu menjauhi dunia keramaian dan segala pergaulan. Namun siapa sangka, gadis pendiam itu ternyata adalah seorang penulis novel terkenal dengan nama pena Faye. Faye sama sekali tak pernah mau dipublikasikan apa pun tentang dirinya, termasuk foto dan data pribadinya Namun ketika Kenzie Alcander, seo...
Malaikat Hati
10987      2029     1     
Romance
Sebuah persinggahan dalam menjalin sebuah ikatan tidak lagi terasa dan bersemayam dihati. Malaikat hati yang mengajarkan betapa pentingnya sebuah senyuman dan pelukan. Mengenalkan arti bahagia dan arti kenyamanan hati. Disaat itu, aku sadar bahwa hidup bukan untuk menentukan sebuah pilihan tapi hidup untuk menjalin sebuah kepercayaan.