Sintia , wanita yang mempunyai gelar sebagai seorang ibu itu sedang terduduk manis dengan tatapan kosongnya . Entah apa yang sedang ia fikirkan hingga ia tak menyadari jika putrinya sudah pulang dari sekolahnya .
"Assalamualaikum , Killa pulang " seru Syakilla , namun tak ada sahutan
"Ibu.." panggil Syakilla
Wanita paruh baya yang dipanggil ibu itu pun kembali ke alam sadar nya .
"Ah..putri ibu sudah pulang " ucap Sintia
"Iya bu , ibu kenapa ? " tanya Syakilla
"Emang ibu kenapa ? " tanya balik Sintia
"Ibu melamun dari tadi "jawab Syakilla
"Ibu tidak apa apa sayang , ganti baju gih terus makan , ibu ke kamar dulu " pamit Sintia sebelum meninggalkan putrinya yang sedang kebingungan .
Syakilla memperhatikan punggung ibu nya yang semakin menjauh dan menghilang dibalik pintu kamarnya .
"Huh..ada apa dengan ibu ? " monolog Syakilla , lalu pergi menuju kamarnya untuk berganti baju .
Gadis itu sudah siap dengan kaos pendek bergambar doraemon dan hotspant dengan rambut yang digerai da melepaskan kacamata nya , ia menuruni tangga berniat untuk makan karena perutnya yang mulai protes . Baru saja ia hendak mengambil piring , suara bell pintu membuatnya mengurungkan niatnya untuk mengambil nasi .
Ting tong ..
"Sebentar " teriak Syakilla , ia berjalan menuju pintu .
Ceklek...
"Suprise..Syak..illa..." seru Ana dan Faeyza yang awalnya hendak memberikan suprise untuk Syakilla sekarang malah mereka yang diberi kejutan . Mereka menurup mulut mereka dengan ekspresi tak percaya .
Dia siapa ? Kenapa mirip gue . batin Ana
"Na..kok lo ada du..a.." kini Faeyza angkat bicara karena dirinya benar benar terkejut . Sementara Ana menggeleng cepat .
"Maaf kamu siapa ? " tanya Ana
Aduh..mampus gue.batin Syakilla
"Killa , siapa yang datang ? " tanya Sintia yang menghampiri Syakilla .
"Oh Ana , dan Eza masuk " ucap Sintia
"Bentar tante , dia siapa ? " tunjuk Ana kepada Syakilla
"Kamu ini kenapa Ana , dia Syakilla ,sama temen sendiri kok nggak kenal "
"Hah..!?" pekik Ana dan Faeyza , mereka memasang wajah cengo nya dan saling menatap .
"Kalian ini kenapa , ayo masuk "seru Sintia , mereka semua pun masuk ke dalam rumah dan Syakilla berlari menuju kamarnya untuk mengambil rok panjangnya dan tak lupa kacamatanya , karena tak mau membuat mereka kebingungan . Syakilla sudah tau apa yang membuat mereka bingung , karena awalnya Syakilla pun seperti itu .
"Na , serius kayaknya lo emang punya kembaran deh " bisik Faeyza , sedangkan Ana menghendikan bahunya , ia juga tak tau kenapa wajahnya dengan Syakilla sangat mirip hanya saja Syakilla terkesan feminim dan anggun tak seperti dirinya yang terkesan tomboy . Dan yahh , Syakilla lebih memiliki pipi Chubby , dan Ana sedikit tirus .
Ana terlarut dalam fikiranya , bagaimana bisa Syakilla mirip denganya , dan awalnya Ibunya Syakilla pun beranggapan kalau dirinya adalah Syakilla .
Bagaimana bisa ? Batin Ana bertanya
Beda halnya dengan Faeyza dirinya tersenyum , mengingat wajah Syakilla yang sangat cantik dibalik kacamata nya dan penampilan cupu nya selama ini , Syakilla terlihat sangat berbeda , lebih manis dan yah cantik .
Jantung Faeyza selalu berdetak kencang saat bersama Syakilla yang berpenampilan cupu , dan sekarang ia melihat Syakilla yang berbeda , dan itu membuat dirinya tersenyum bahagia , ia berfikir ia memang tak salah mengagumi Syakilla karena Syakilla benar benar cantik , selain hatinya yang lembut ternyata wajahnya pun bagai bidadari . Tapi senyuman itu memudar ketika ia kembali mengingat bahwa wajahnya Syakilla terlihat mirip dengan Ana , bagaimana mungkin ?
"Maaf lama.." ucap Syakilla memecahkan keheningan diantara Ana dan Faeyza
"Kelamaan baby.." jawab Faeyza asal , Syakilla menatap tajam Faeyza , entah kenapa Faeyza sangat suka mengganggu nya dan memanggil dirinya dengan sebutan sebutan tak jelas . Ana hanya memutar matanya jengah , ia sangat kesal ketika Faeyza mulai menjahili Syakilla .
Ingin sekali Ana menanyakan sesuatu pada Syakilla tapi ia merasa gengsi .
"Oh iya , kalian kenapa kesini nggak bilang bilang " tanya Syakilla
"Numpang makan ..hehe" Ana memasang cengiran kuda nya .
"Iya , mau numpang makan di rumahnya calon pacar " jawab Faeyza
"Zaza ! " seru Syakilla dan Ana bersamaan .
"Killa , ajak teman teman mu makan "seru Sintia
" iya bu " jawab Syakilla
"Yuk makan " ajak Syakilla kepada Ana dan Faeyza .
"Siap bosque" jawab Ana dengan girang .
Mereka makan bersama dengan bahagia , sesekali Faeyza dan Ana memuji dan juga bercanda , hal itu membuat hati Syakilla bahagia tapi juga terselip rasa yang aneh , ia tertarik pada sebuah tawa seseorang . Meski orang itu selalu mengganggunya tapi tawanya membuat hati Syakilla bahagia seolah ia juga merasakan tawa bahagia itu .
Setelah acara makan siang selesai , mereka beranjak menuju kamar Syakilla untuk saling mengobrol dan bercanda .
"Sya .. Btw lo cantik juga ya " ucap Faeyza
Blush..
Kenapa ini ? .batin Syakilla , pujian itu membuat pipinya memerah .
"Ya iyalah cantik , dia kan sobat gue " ucap Ana bangga
"Ye..lo mah cantik kagak tomboy iya " ejek Faeyza
Ana hanya mengembungkan pipi nya .
"Mau dikembungin juga gak akan chubby kaya Syakilla , pipi tirus gitu " sekali lagi Faeyza mengejek Ana , karena kesal Ana pun membaringkan tubuh nya di kasur Syakilla tapi sebelum itu ia memukul Faeyza dengan bantal .
"Yee..ngambek dede gue , cup cup jangan nangis " ucap Faeyza menghampiri Ana
Syakilla terkekeh karena ulah mereka , sahabatnya memang lucu , mereka sering bertengkar dan saling mengejek tapi disisi lain mereka saling meyayangi dan saling melindungi . Membuat Syakilla takjub akan persahabatan Ana dan Faeyza .
Apa mereka memilik perasaan lebih dari sahabat ? .batin Syakilla
Syakilla membayangkan jika Ana dan Faeyza saling mencintai . Entah kenapa hanya membayangkanya saja membuatnya sakit . Apakah Syakilla menyukai Faeyza ? Dengan cepat Syakilla menggeleng kan kepalanya . Menepis setiap rasa dan pertanyaan yang selalu muncul akhir akhir ini .
----
Seorang wanita paruh baya sedang melamun berdiri menghadap jendela kamarnya . Memikirkan semuanya, semenjak kejadian itu , membuatnya penasaran , ia sangat berharap bahwa putrinya masih hidup .
Kenapa gadis itu sangat mirip dengan Syakilla . Fikiran itu terus terngiang di kepala nya . Sebuah ketukan pintu membuatnya kembali ke dalam kenyataan .
"Ibu , apa ibu sudah tidur " ucap seseorang yang berada diluar pintu .
Wanita paruh baya itu pun membuka pintu dan membiarkan putrinya masuk .
"Ada apa sayang ? " tanya Sintia
"Aku mau menanyakan sesuatu , boleh ? " jawab Syakilla
"Tentu saja boleh sayang , ayo masuk " Sintia menuntun Syakilla memasuki kamarnya .
"Kamu mau tanya apa sayang ? "
"Emm..bu apa aku benar benar anak tunggal ? " tanya Syakilla ,
Nafas Sintia tercekat , mendengar pertanyaan putrinya itu .
"Bu , kenapa ibu diam saja ? Kalau ibu diam seperti itu berarti aku punya saudara ? "
"Kenapa kamu menanyakan hal itu sayang " ucap Sintia lembut
"Sebenarnya aku merasa bingung ,ibu tau , Ana sangat mirip denganku , aku sangat menyadari jika kami sangat mirip , begitu juga dengan Ana , dia juga merasa bingung " ucap Syakilla
Sintia nampak berfikir , apakah ini saatnya ia mengatakan yang sejujurnya pada Syakilla . Tapi ia sangat takut jika Syakilla kecewa padanya ketika mengetahui yang sebenarnya , tapi ia juga penasaran kenapa Ana sangat mirip dengan Syakilla . Ia nampak sedang mempertimbangkan semua nya . Ia menghela nafas berat .
"Kamu punya saudara kembar , tapi ibu tidak tau dimana dia sekarang " jawab Sintia
"Kenapa ibu tidak tau ? Dia dimana bu ? " ucap Syakilla
"Ibu juga tidak tau nak , dia terpisah dengan kita dan sekarang ibu tidak tau dia dimana sekarang " jawab Sintia
"Siapa namanya ? " tanya Syakilla
"Syailla Andreana " Air mata Sintia mengalir begitu saja , ia sangat merindukan Syailla , gadis mungil yang terpisah denganya akibat sesuatu , ya sesuatu .
Sementara Syakilla menangkup wajahnya sendiri , Syailla Andreana , jadi apakah benar bahwa Ana adalah saudaranya , jika di hubungkan mungkin saja semua itu benar . Ana sangat mirip denganya , makanan favorit mereka pun sama , dan ya Ana tak pernah bersama kedua orang tuanya dari kecil karena dia sudah ditinggalkan di sebuah panti asuhan .
Hingga sampai besar pun Ana tak pernah merasakan kasih sayang orang tua , hidupnya sangat menyedihkan , selain itu rasa nyaman diantara mereka sangat cepat meskipun baru bertemu beberapa jam dan mereka sudah sangat dekat sampai saat ini . Apakah rasa nyaman itu karena mereka bersaudara ? Syakilla terus berfikir menghubungkan semuanya agar menemukan jawabanya . Ia sudah sangat lama ingin mencari tau semua ini karena ia merasa janggal dengan Ana .
"Apa ibu membuangnya di panti asuhan ? " tanya Syakilla dengan lirih , ia berusaha menahan tangisnya . Dengan cepat Sintia mendongakan kepalanya menatap Syakilla dengan intens , seolah mengatakan ' bagaimana Syakilla bisa tau ? '
"Bu jawab! " seru Syakilla ,
Sintia mengangguk sebagai jawaban , ia sudah tak sanggup mengingat semuanya . Dan tangis Syakilla pecah , ia menghela nafas tak percaya .
"Kenapa ibu tega ! Karena ibu hidupnya menderita ! " teriak Syakilla , ia tak memperdulikan tata krama yang diajarkan kedua orang tuanya selama ini .
"Kamu tau darimana nak ? " tanya Sintia yang masih menangisi semuanya .
"Karena orang itu adalah Ana ! Nama lengkapnya adalah Syailla Andreana ! " teriak Syakilla lalu meninggalkan ibunya yang mematung mendengar perkataan nya , ia sudah tak sanggup lagi mendapatkan kenyataan yang sebenarnya , kenapa orang tuanya tega membuang Ana dan memisahkan mereka .
Saat ini hujan deras tapi Syakilla tak memperdulikan semuanya , ia butuh ketenangan ia ingin sendiri . Gadis itu berlari frustasi sesekali tubuhnya hampir tumbang karena menggigil kedinginan akibat ulah nekatnya dan menerobos hujan di malam hari .
Hingga sebuah sinar membuatnya terdiam karena silau .
Tin ... tin...
Bruk..
Tubuh Syakilla terhempas karena sebuah mobil menabrak tubuh gadis itu . Darah bercucuran , tapi gadis itu tersenyum tipis , membandingkan betapa sakitnya saudara kembarnya selama ini berjuang sendirian .
Pemilik mobil itu turun dengan rasa takut dan khawatir , ia sudah menabrak seseorang . Dan ternyata orang itu adalah orang yang ia sayangi .
"Syakilla " orang itu langsung menghampiri Syakilla yang sudah tergeletak lemah di jalan . Direngkuhnya tubuh mungil itu dan memeluknya erat , air matanya menetes begitu deras namun tertutupi air hujan .
Gadis itu menatap lama orang yang memeluknya . Ia tersenyum tipis .
"Faeyza .." ucapnya lirih lalu matanya tertutup perlahan menandakan Syakilla sudah tak sadarkan diri .
Dengan sigap Faeyza membopong Syakilla dan membawanya kedalam mobilnya , ia segera menancap gas mobilnya meninggalkan tempat itu.
"Sya..lo harus kuat ,maafin gue " Faeyza terus meracau dalam perjalanan . Ia sangat khawatir jika terjadi apa apa dengan Syakilla .
Sesampainya di rumah sakit , Syakilla langsung di bawa ke UGD untuk pemeriksaan . Faeyza terduduk lemas di lantai . Hatinya hancur melihat orang yang ia sayangi terluka terlebih lagi karena ini karena ulahnya .
"Maafin gue , lo harus bertahan Sya , lo harus hidup , gue sayang sama lo Sya " Faeyza terus meracau tak jelas
"Keluarga Syakilla " seru seorang dokter
"Saya temanya dok , keluarga Syakilla masih di jalan " ucap Faeyza
"Baiklah , bisa bicara sebentar " ucap Dokter
"Baik dok " jawab Faeyza lalu mengikuti langkah dokter itu hingga tiba disebuah ruangan .
"Jadi , bagaimana keadaan teman saya dok " tanya Faeyza
"Teman anda kehilangan banyak darah dikepalanya dan teman anda mengalami geger otak " ucap Dokter
Perkataan itu bagaikan ribuan panah yang menusuk hati Faeyza . Karena ulahnya orang yang sangat ia sayang mengalami semua itu . Ia sudah menghancurkan hidupnya , hidup orang yang sangat ia sayangi .
Langkah kaki Faeyza lunglai , ia meratapi semuanya , andai saja ia tak menjawab telpon dari ibu nya sudah pasti ia bisa fokus dalam mengendarai mobil nya . Andai saja ia berhenti dulu disaat ia menjawab telpon itu semua ini tak akan terjadi , tapi semua itu hanya andai saja .
Langkah kaki itu terhenti di sebuah ruangan , ia memasuki ruangan itu , terlihat gadis itu sedang terbaring dan tak sadarkan diri . Ia menghampiri Syakilla dan menggenggam erat tangan Syakilla .
"Bangunlah baby , aku tak bisa hidup tanpa mu , aku menyayangimu " ucap Faeyza lirih .
Tak lama kemudian , tangan kecil Syakilla bergerak dan mata nya terbuka perlahan , gadis itu sedikit mengerutkan keningnya melihat semuanya putih dan kepalanya terasa sakit .
"Eugh..." lengguh Syakilla , dengan cepat Faeyza menoleh dan langsung memeluk Syakilla . Ia bersyukur karena Syakilla sudah sadar .
"Syukurlah kamu sudah sadar Sya , jangan buat aku khawatir , maafkan aku " ucap Faeyza
"Aku kenapa ? " tanya Syakilla
"Maafkan aku , gara gara aku kamu mengalami geger otak , maafkan aku Sya " ucap Faeyza dengan rasa bersalah .
Syakilka tersenyum tipis .
"Tak apa ,Aku memang pantas mendapatkanya " ucap Syakilla lirih
"Maksudmu apa ? " tanya Faeyza
"Ah tidak aku hanya haus " ucap Syakilla
Dengan cepat Faeyza mengambil air minum , dan memberikan nya kepada Syakilla . Faeyza membantu Syakilla duduk agar Syakilla tidak kesusahan minum .
"Makasih " ucap Syakilla
"Berhubung kamu sudah sadar , aku akan menghubungi orang tuamu dulu " cetus Faeyza
"Tidak ! ..eum maksudku jangan beritahu mereka nanti mereka khawatir oh ya satu lagi jangan beritahu siapapun kalau aku kecelakaan dan mengalami geger otak " ucap Syakilla yang mengandalkan puppy eyesnya .
"Tapi kenapa ? " tanya Faeyza
"Aku ingin sendiri Za , ku mohon biarkan aku sendiri disini , "
"Kamu ada masalah Sya ? Sini cerita " seru Faeyza
Ada sedikit keraguan bagi Syakilla untuk menceritakan semuanya .
"Tidak apa apa Za hanya masalah kecil , tak perlu khawatir aku hanya ingin sendiri " ucap Syakilla
"Baiklah , tapi kalau kamu membutuhkan sesuatu panggil aku saja " ucap Faeyza ,
Cup
"Ya sudah , istirahat lah , aku keluar sebentar "ucap Faeyza lalu meninggalkan Syakilla yang mematung karena sikap Faeyza yang begitu lembut , dan apa tadi ? Faeyza mencium keningnya . Semburat warna merah muda muncul dipipi gadis itu . Ia menggeleng pelan lalu kembali meratapi kenyataan yang baru saja ia dapatkan .
Disisi lain orang tua Syakilla nampak khawatir karena tak menemukan Syakilla di kamarnya dan sekarang sudah larut malam . Bahkan handphone Syakilla berada di kamarnya , itu berarti Syakilla pergi tanpa membawa handphone itu , membuat Sintia dan Hendra semakin khawatir , apalagi Hendra yang baru mengetahui fakta yang sebenarnya bahwa putrinya yang satu lagi masih hidup .
" hubungi Ana sekarang bu , bisa jadi Killa di rumah Ana " usul Hendra
"Iya " ucap Sintia lalu menghubungi Ana .
"Ehm...kenapa Sya malem malem gini nelpon " ucap Ana
"Ana , ini tante apa Syakilla bersama Ana sekarang ? " tanya Ana
"Tidak tante , memangnya Syakilla kenapa ? " tanya Ana
"Syakilla pergi dari rumah dan sampai sekarang belum pulang " ucap Sintia
"Astagfirullah , ya sudah Ana akan mencari Syakilla tante "
" maaf merepotkanmu Ana "
" tidak apa apa tante , lagi pula Syakilla sahabatku , aku tutup ya tante Assalamualaikum "
"Walaikumsalam"
----
Keesokan harinya Ana menuju sebuah rumah sakit karena Faeyza yang mengatakan bahwa Syakilla kecelakaan .
Sebelum itu Ana menghubungi Sintia dan Hendra , memberi kabar bahwa Syakilla sudah ditemukan . Reaksi orang tua Syakilla sangat terkejut bahwa putrinya kecelakaan , terlebih lagi Sintia yang merasa bersalah karena malam itu Syakilla dan dirinya saling berbicara yang menyebabka putrinya meninggalkan rumah .
Ceklek..
Setelah membuka pintu Ana melihat Faeyza yang sedang menyuapi bubur pada Syakilla dan oh ya mereka nampak bahagia sehingga tak menyadari kedatangan Ana . Entah kenapa ada rasa sakit melihat mereka bahagia bersama , tatapan mata mereka seakan mereka telah jatuh cinta .
Tapi Ana menepis perasaan itu lalu tersenyum meskipun harus ia paksakan .
"Ekhemm..elah seneng banget deh , gue datang gak ada yang nyadar " cibir Ana
Mendengar itu Faeyza menghentikan aktivitasnya dan juga Syakilla yang langsung tersenyum kepada Ana .
"Gimana keadaan lo Sya ? " tanya Ana
"Em..aku baik " jawab Syakilla canggung , membuat Ana bingung dan menaikan satu alisnya .
"Lo kenapa kabur dari rumah ?Kekanakan tau nggak !? " tanya Ana khawatir
Faeyza menatap Syakilla tajam , kini ia tahu kenapa Syakilla berlari di malam hari yang saat itu sedang hujan deras .
"Emm..waktu itu aku merasa kecewa setelah aku tau kalau aku punya saudara kembar " ucap Syakilla .
Ana dan Faeyza memasang wajah cengo nya , dan saling melemparkan padangan . Ana menggelengkan kepalanya seolah tahu reaksi Faeyza .
"Dan ternyata.. Saudara kembarku itu kamu Ana " guman Syakilla yang terdengar Ana dan Faeyza .
Mereka , lebih tepatnya Faeyza dan Ana sama sama terkejut akan hal itu . Terlebih Ana , ia menggelengkan kepalanya .
"Hah !? Lo bohong ! Lo bilang lo anak tunggal kan Sya ! " seru Ana
"Nggak Na , aku jujur , semenjak kita kenal aku selalu penasaran sama kamu , bagaimana bisa wajahmu sangat mirip denganku dan nama kita juga mirip . Hanya saja aku berpenampilan berbeda , selama itu aku penasaran , aku terus dibuat kaget dengan persamaan yang kita miliki dan juga ibu yang sempat menyangka bahwa kamu itu aku . Tapi ternyata semuanya memang benar , kamu saudara kembarku Na ! " sahut Syakilla
"Tapi , kenapa bisa kita pisah ? Kenapa gue pisah dari keluarga gue ! Apa salah gue " Air mata Ana meluncur seketika , ada apa dengan hari ini , kenapa ia mendapatkan sebuah kenyataan yang menyakitkan sekaligus menyenangkan karena akhirnya ia tahu tentang keluarga nya . Ayah dan ibu kandungnya . Tapi kenapa mereka membuang Ana ke panti asuhan .
Orang tua Ana dan Syakilla datang , Sintia menangis melihat Syakilla yang menyatakan kebenaranya bahwa Ana adalah saudara kembar Syakilla yang berarti itu adalah putrinya yang telah lama ia cari . Hendra mengelus pundak istrinya berusaha menenangkanya .
"Siapa namamu Ana ? " tanya Hendrawan yang memecahkan keheningan
"Namaku Syailla Andreana " jawab Ana yang masih menangis .
Tubuh Hendra menegang rahangnya mengeras , setetes air mata mengalir di pipi nya .
"Benarkah itu ? Kamu Syailla ? Putriku " ucapnya
Ana mengangguk sebagai jawaban .
"Kemarilah nak " ucap Hendra yang merentangkan tanganya begitu juga dengan Sintia , mereka menangis kebahagiaan .
Melihat itu , Ana melemparkan padanganya pada Syakilla dan Syakilla mengangguk , setelah itu Ana berlari kedalam pelukan orang tuanya , ya orang tua kandungnya yang selama ini ia cari .
"Ayah...Ibu...hiks " Ana menangis dalam pelukan Hendra dan Sintia , mereka menangis bersama , begitu juga dengan Syakilla yang menangis didalam pelukan Faeyza .
Hendra mencium kening Ana lama dan mempererat pelukanya , ia rindu , rindu gadis kecilnya itu , gadis mungil yang tak sempat ia rawat karena sesuatu yang mengharuskan ia berpisah dengan gadis kecilnya itu . Selama ini ia terus tersiksa karena semua itu , ia sangat menyesali keputusanya yang meninggalkan Ana begitu saja membuat hidup Ana kesusahan . Putrinya yang malang berjuang hidup sendiri tanpa dirinya dan juga istrinya .
Tangis haru itu kini mereda , Ana masih tidak menyangka bahwa dirinya sudah dekat dengan saudaranya selama satu tahun ini , dia sama sekali tak menyadari itu , tapi Syakilla memiliki rasa penasaran yang tinggi , Ana sangat bersyukur ternyata kakaknya itu yahh Sintia mengatakan bahwa Syakilla lahir lebih dahulu mereka hanya berbeda waktu selang 5 menit .
Semua telah bahagia , namun beberapa waktu kemudian Hendra memeluk Syakilla , ia merasa khawatir kepada putrinya itu .
"Kenapa bisa seperti ini sayang ? " tanya Hendra
"Ah ayah , ini hanya kecelakaan dan sekarang aku tidak apa apa " jawab Syakilla
"Siapa yang menabrakmu ? "
"Maaf om tante , aku yang menabrak Syakilla , malam itu hujan dan tiba tiba Syakilla berlari ke tengah jalan dan terjadilah kecelakaan , maafkan saya om tante "
"Siapa namamu ? " tanya Hendra
"Dia Faeyza yah , temenya Syakilla dan Syailla " jawab Sintia
"Nama lengkapmu ! "
"Faeyza Abraham om " jawab Faeyza
Rahang Hendra mengeras , tatapanya menjadi tajam .
"Kau anak dari Abraham ? Pengusaha terbesar di Indonesia ?! " ucap Hendra
"Iya om "
"Keluar kau ! Anak sama ayah sama saja , sama sama menghancurkan ! Dulu ayahmu menghancurkan ku dan kau sekarang menyakiti Syakilla ! " bentak Hendra ,
Semuanya tercengang terlebih lagi Faeyza , dia tidak tau jika papa nya telah menghancurkan ayahnya Syakilla .
"Tapi om "
"Keluar ! Dan pergi jangan dekati anak anakku lagi ! " bentak Hendra .
Faeyza menunduk lalu mengangguk sebagai jawaban . Ia menatap Syakilla dengan rasa bersalah dan meninggalkan ruangan itu .
"Kenapa ayah mengusir Faeyza ! " ujar Ana
"Karena ayahnya yang membuat kita terpisah " ujar Hendra
"Tapi dia tidak tau apa apa yah , bahkan selama ini dia yang membantuku , dia sahabatku sekaligus cinta pertamaku " isak Ana , gadis itu kembali menangis , sedangkan Syakilla terlonjak kaget . Ana sangat mencintai Faeyza begitu juga dengan dirinya . Sepertinya Syakilla harus mengalah . Yah , selama ini ia bahagia bersama kedua orang tua nya kali ini , biarkan Ana bahagia dengan cinta pertamanya . Tentu saja Syakilla harus melepaskan semua rasa yang berada di hatinya ini semua demi saudara kembarnya .
"Aku merelakanya " batin Syakilla lalu tersenyum tulus .
nice story :)
Comment on chapter prolog