Loading...
Logo TinLit
Read Story - Abay Dirgantara
MENU
About Us  

“Lo marah Na?”

“...”

“Gue minta maaf deh,”

“...”

“Na!”

“Serina!”

Perempuan yang dari tadi sibuk merapikan buku-bukunya langsung menatap kesal laki-laki di hadapannya. “Berisik banget sih, lo!”

“Ya nggak pa-pa lah berisik, kan udah pulang sekolah. Lagian, cuma ada lo doang kan,”

“Au ah!” serunya memutar bola matanya dan berusaha pergi meninggalkan laki-laki yang dari tadi sudah setia menunggu dan diabaikan oleh si perempuan.

Saat Serina baru sampai di ambang pintu, tiba-tiba Abay berteriak dan membuat Serina bungkam seketika.

“NA! LO BERDARAH!” Abay panik sendiri dan langsung berlari menghampiri Serina.

Abay membuka jaketnya lalu memakaikannya di pinggang Serina. Serina yang merasa jaraknya sangat dekat dengan Abay langsung merasa kalau jantungnya ini berdebar cepat. Astaga! Jangan sampai perasaan itu muncul lagi!

“Pantesan murung mulu, ternyata ini penyebabnya,”  gumam Abay diiringi kekehan manisnya. Ia menarik Serina lalu membawanya menuju rumah Abay.

***

Sesampainya di rumah Abay, Serina sudah mengganti semuanya. Serina juga dipinjamkan baju oleh Erta. Saking sakitnya perut Serina, ia tertidur nyenyak sekali. Kini ia sudah membuka matanya. Serina senyum-senyum sendiri ketika menyadari dirinya berada di kamar Abay. Kamar yang dulu ia sering datangi untuk bermain bersama Abay. Ah, seketika kenangan itu muncul kembali.

Pintu kamar terbuka menampakkan Abay dan Erta berjalan berdampingan. Erta duduk di tepi kasur dan Abay menaruh teh hangat lalu duduk di sofa besar itu.

"Gimana Na? Udah enakan?" tanya Erta khawatir.

"Alhamdulillah, udah agak enakan kok,"

Erta melirik teh yang Abay bawa, lalu menyodorkannya pada Serina. "Nih diminum dulu, Abay yang buatin lho,"

Serina refleks menoleh pada Abay. Yang ditatap seperti itu merasa malu lalu memalingkan wajahnya. Serina hanya tersenyum kecil lalu meminum minuman itu. Rasanya memang agak sedikit enakan.

"Ya udah, Mamih tinggal dulu ya? Kalian ngobrol dulu aja,"

"Iya, makasih Mih,"

Erta mengacungkan jempolnya seakan tidak masalah. Kini kamar besar ini terasa hampa lagi. Tidak ada suara yang beradu. Padahal ada dua makhluk di dalamnya.

Sampai akhirnya lima menit bungkam. Serina mulai bicara.

"Makasih. Gue ngerepotin lo terus,"

Abay terperangah. "Eh? Nggak papa kali, sans aja," katanya menggaruk tengkuknya. Gugup.

"Gue pulang aja kali ya," celetuknya. Serina melirik jam besar di kamar Abay. "Udah jam 10 tuh, nggak nyangka gue tidur lama banget,"

"Lo yakin mau pulang? Gue udah bilang ibu lo kok kalau lo di rumah gue,"

"Iya bener. Gue mau pulang aja. Gue baru inget kalau hari ini ibu lembur. Kasian Sandro di rumah sendirian,"

Ah benar juga. Ibunya Serina kan lembur, pasti Sandro--Nono sendirian. Kasihan dia.

"Ya udah gue anter," Abay bangkit mengambil kunci mobilnya.

Serina tersenyum mengangguk lalu dibantu Abay bangkit.

***

Abay sudah sampai di depan rumah Serina. Sebelum Serina benar-benar turun, Abay mencekal tangannya. Membuat Serina menoleh mengangkat satu alisnya.

"Maafin gue ya atas hal kemarin,"

Serina diam masih nggak menjawab. Ia sedang memikirkan apa yang kemarin terjadi.

"Tentang Zoella dan Bulan. Sori kalau lo cemburu," Abay berucap lagi seakan tahu isi kepala Serina.

Serina tersenyum tipis. "Apaan sih? Gue nggak marah karena hal gituan. Mungkin emang gue lagi bete aja. Sori kalau lo nangkepnya gue bete karena hal itu,"

Abay menggaruk tengkuknya. Sialan! Kenapa Abay merasa geer begini?

"Ya udah deh... lo hati-hati,"

Serina terkekeh. "Lo kali yang hati-hati. Jangan ngeluyur,"

Abay mengangguk. Serina keluar mobilnya lalu melambaikan tangan pada Abay. Abay pun membalasnya lalu langsung pergi melesat membelah dinginnya Jakarta. Ia akan mencari supermarket untuk makan mie sebentar.

***

Zoella merasa kelaparan. Ia berlalu menuju dapur, namun saat membuka kulkas, ia nggak menemukan apa-apa. Ah, pasti bibinya lupa belanja. Atau--mamihnya belum memberi uang belanja? Kalau begini ceritanya, pasti Zoella harus berangkat sendiri menuju supermarket.

Ia melirik jam dinding. Pukul 10 malam. Semoga saja supermarket masih ramai. Begini-begini ia takut dengan keadaan sepi di malam hari. Tunggu, bukannya itu hal yang normal?

Untungnya supermarket itu nggak terlalu jauh dari rumahnya. Jadi ia bisa berjalan kaki. Sesampainya di sana supermarket nggak seperti yang ia bayangkan. Supermarketnya terlihat sepi. Ah, Zoella jadi takut sendiri. Apalagi ini supermarket yang lumayan besar.

Tapi Zoella harus fokus mencari yang ingin ia cari. Ia ingin mengambil sebuah snack yang berada di paling atas. Baru saja ingin meminta tolong, ada tangan seseorang yang mengambilnya.

"Pasti mau ini kan?"

Seketika Zoella mematung. Suara itu. Astaga, kenapa manusia ini masih berada di sini. Kenapa manusia yang sudah ia kubur hidup-hidup ingatannya kembali datang? Astaga, Zoella ingin mati saja.

"Kok bengong? Nggak nyangka ngeliat gue lagi?" ucap suara berat itu.

Zoella kembali sadar. Bukannya menjawab, ia malah berusaha menjauh. Namun dengan cepat ia dicekal oleh si laki-laki.

"Mau kamu apa?" suara Zoella terbata-bata. Ia menunduk melihat sendalnya.

"Kamu takut sama aku?" katanya dengan nada yang lebih lembut dibanding dahulu.

Zoella nggak menjawab. Ia malah berusaha bergerak melepas tangannya yang dicekal oleh laki-laki itu.

"Aku udah berubah Zoe. Aku ke sini karena nyari kamu," katanya lagi membuat Zoella berhenti melakukan aktivitasnya melepas tangannya.

"Aku mau pulang... Leon..." seketika Zoella langsung menatap laki-laki yang bisa dibilang sangat tampan bagi kaum hawa. Karena memiliki warna bola mata yang sangat indah. Biru. Dan air mata Zoella jatuh.

Laki-laki bernama Leon itu langsung memeluk Zoella. Dipeluknya perempuan yang kini menjadi pribadi yang lebih dewasa. Walaupun ia tahu sebenarnya Zoella itu rapuh.

Dan bagai sedang menonton film. Abay menyaksikan itu semua dengan mulut yang menganga lebar. Untung saja nggak ada lalat di supermarket ini.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Story Of Me
3816      1443     6     
Humor
Sebut saja saya mawar .... Tidaak! yang terpenting dalam hidup adalah hidup itu sendiri, dan yang terpenting dari "Story Of me" adalah saya tentunya. akankah saya mampu menemukan sebuah hal yang saya sukai? atau mendapat pekerjaan baru? atau malah tidak? saksikan secara langsung di channel saya and jangan lupa subscribe, Loh!!! kenapa jadi berbau Youtube-an. yang terpenting satu "t...
Malaikat Hati
11542      2108     1     
Romance
Sebuah persinggahan dalam menjalin sebuah ikatan tidak lagi terasa dan bersemayam dihati. Malaikat hati yang mengajarkan betapa pentingnya sebuah senyuman dan pelukan. Mengenalkan arti bahagia dan arti kenyamanan hati. Disaat itu, aku sadar bahwa hidup bukan untuk menentukan sebuah pilihan tapi hidup untuk menjalin sebuah kepercayaan.
LANGIT
27550      4029     13     
Romance
'Seperti Langit yang selalu menjadi tempat bertenggernya Bulan.' Tentang gadis yang selalu ceria bernama Bulan, namun menyimpan sesuatu yang hitam di dalamnya. Hidup dalam keluarga yang berantakan bukanlah perkara mudah baginya untuk tetap bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Seperti istilah yang menyatakan bahwa orang yang sering tertawalah yang banyak menyimpan luka. Bahkan, Langit pun ...
SERENA (Terbit)
18174      3295     14     
Inspirational
Lahir dalam sebuah keluarga kaya raya tidak menjamin kebahagiaan. Hidup dalam lika-liku perebutan kekuasaan tidak selalu menyenangkan. Tuntutan untuk menjadi sosok sempurna luar dalam adalah suatu keharusan. Namun, ketika kau tak diinginkan. Segala kemewahan akan menghilang. Yang menunggu hanyalah penderitaan yang datang menghadang. Akankah serena bisa memutar roda kehidupan untuk beranjak keatas...
Confusing Letter
938      519     1     
Romance
Confusing Letter
Senja (Ceritamu, Milikmu)
6625      1648     1     
Romance
Semuanya telah sirna, begitu mudah untuk terlupakan. Namun, rasa itu tak pernah hilang hingga saat ini. Walaupun dayana berusaha untuk membuka hatinya, semuanya tak sama saat dia bersama dito. Hingga suatu hari dayana dipertemukan kembali dengan dito. Dayana sangat merindukan dito hingga air matanya menetes tak berhenti. Dayana selalu berpikir Semua ini adalah pelajaran, segalanya tak ada yang ta...
Kamu, Histeria, & Logika
62112      7175     58     
Romance
Isabel adalah gadis paling sinis, unik, misterius sekaligus memesona yang pernah ditemui Abriel, remaja idealis yang bercita-cita jadi seorang komikus. Kadang, Isabel bisa berpenampilan layaknya seorang balerina, model nan modis hingga pelayat yang paling berduka. Adakalanya, ia tampak begitu sensitif, tapi di lain waktu ia bisa begitu kejam. Berkat perkenalannya dengan gadis itu, hidup Abriel...
Diary of Time
1795      848     3     
Romance
Berkisah tentang sebuah catatan harian yang melintasi waktu yang ditulis oleh Danakitri Prameswari, seorang gadis remaja berusia 15 tahun. Dana berasal dari keluarga berada yang tinggal di perumahan elit Menteng, Jakarta. Ayahnya seorang dokter senior yang disegani dan memiliki pergaulan yang luas di kalangan pejabat pada era pemerintahan Presiden Soekarno. Ibunya seorang dosen di UI. Ia memiliki...
Kyna X Faye
4267      1246     2     
Romance
Keiko Kyna adalah seorang gadis muda pemilik toko bunga. Masa lalu yang kelam telah membuat gadis itu menjauhi dunia keramaian dan segala pergaulan. Namun siapa sangka, gadis pendiam itu ternyata adalah seorang penulis novel terkenal dengan nama pena Faye. Faye sama sekali tak pernah mau dipublikasikan apa pun tentang dirinya, termasuk foto dan data pribadinya Namun ketika Kenzie Alcander, seo...
Kisah Kemarin
6786      1673     2     
Romance
Ini kisah tentang Alfred dan Zoe. Kemarin Alfred baru putus dengan pacarnya, kemarin juga Zoe tidak tertarik dengan yang namanya pacaran. Tidak butuh waktu lama untuk Alfred dan Zoe bersama. Sampai suatu waktu, karena impian, jarak membentang di antara keduanya. Di sana, ada lelaki yang lebih perhatian kepada Zoe. Di sini, ada perempuan yang selalu hadir untuk Alfred. Zoe berpikir, kemarin wak...