Loading...
Logo TinLit
Read Story - Abay Dirgantara
MENU
About Us  

“Yang semalam, siapa lo?”

Zoella langsung menoleh ketika mendengar suara manusia paling menyebalkan sejagat raya. “Apaan sih,” katanya acuh dan melanjutkan langkahnya.

“Yang semalam, siapa lo?” Abay mulai menyamakan langkahnya dengan perempuan berambut pirang ini. Abay sadar kalau Zoella menghindarinya.

Zoella enggan menjawab, ia terus saja melangkah sampai akhirnya sampai di depan kelasnya. Ia berhenti sejenak lalu melihat Abay. Memandangnya dari atas sampai bawah. “Ngapain sih, lo?!”

“Yang semalam, di supermarket, siapa lo?” Abay gemas sendiri. Sudah tiga kali ia menanyakan pertanyaan itu, namun Zoella malah mengabaikannya.

“Lo tahu?” Zoella balik bertanya. Sama sekali nggak ada ke-khawatiran di wajahnya.

Abay berdecak. “Kalau nggak tahu, ngapain gue nanya? Lagian, gue kan punya mata,”

“Oh,”

Abay langsung melongo mendengar jawaban Zoella. Perempuan ini memang benar-benar menyebalkan. “Ya ampun! Zoella yang cantik dan imut, dari tadi gue nanya itu siapa, tapi kenapa lo nggak jawab sih?!”

Zoella memutar bola matanya. “Mantan,” jawabnya singkat lalu langsung masuk ke dalam kelasnya. Meninggalkan Abay yang mematung entah karena apa.

Abay mematung cukup lama, sampai akhirnya ada seseorang yang menepuk pundaknya,

“Abay? Ngapain lo?” tanyanya dengan nada ceria seperti biasanya.

“Ha? Eh—anu—eh, enggak, kebetulan berhenti aja,” jawabnya grogi lalu seketika langsung pergi menuju kelasnya yang berada di ujung.

Perempuan dengan name tag ­Bulan Aurelia Permata hanya mengedikkan bahu lalu amsuk ke dalam kelasnya. Di lain sisi, Abay Dirgantara ini malah mengusap-usap dadanya yang tiba-tiba berdetak lebih cepat setiap kali bertemu dengan Bulan.

***

Zoella memang sepertinya sangat suka kesendirian. Buktinya, di saat yang lainnya pergi ke kantin, ia malah berhijrah menuju perpustakaan. Ia memang ingin sekali memiliki teman dekat, namun disatu sisi, ia memang lebih suka kesendirian. Zoella yang misterius.

“Hai,”

Zoella yang sedang membaca buku langsung menoleh ke sumber suara. Nggak biasanya ada yang menyapanya seperti ini. Ya, walaupun Zoella lebih sering disapa oleh kaum adam, tapi Zoella nggak haus perhatian dari kaum adam. Ia hanya membalas sapaan mereka dengan senyumannya. Yang tentunya sangat manis.

“Hai?” Zoella agak ragu menjawab sapaan itu. Karena yang menyapanya adalah seorang ketua kelas galak dan terkenal memiliki ucapan yang sangat pedas. Seantero murid Angkasa sudah tahu semua.

“Gue boleh duduk di sini?” tanyanya dengan raut wajah yang memang sepertinya berusaha akrab dengan Zoella.

Zoella mengangguk. “Bebas kok,”

Perempuan itu pun akhirnya duduk di samping Zoella dan melanjutkan bacaannya. Zoella pun melanjutkan membaca. Namun ia sama sekali nggak bisa fokus. Pikirannya melayang pada perempuan di sampingnya ini. Kenapa tumben banget dia duduk di sini? Walaupun samping Zoella kosong, yang lain juga kan banyak yang kosong. Kenapa harus di samping Zoella?

“Lo nggak fokus ya ada gue?” seketika pertanyaan oitu muncul dari perempuan di samping Zoella.

Zoella langsung mengerjap. “Hah? Engga kok, biasa aja,” jawabnya berbohong.

“Oh gitu, soalnya kaki lo nggak bisa diam,” katanya dengan senyum kecil.

Astaga! Kenapa Zoella jadi bego begini sih? Kalau ia sedang panik atau merasa ada yang aneh, ia pasti selalu mengetukan kakinya ke lantai. Benar-benar memalukan!

“Sori ya, gue cuma kaget aja,” akhrinya Zoella mengaku.

Perempuan itu terkekeh. Astaga! Manis sekali. Kok Zoella baru sadar sekarang sih? Pantas saja Abay betah sahabatan sama perempuan ini. “Ngga pa-pa kok, kalau gue jadi lo juga akan kaget tiba-tiba didatengin sama orang asing,”

“Eh, lo nggak asing kok,” Zoella membantah ucapannya. Mereka kan sudah berkenalan, tentu saja Zoella nggak menganggap perempuan ini orang asing.

“Waktu itu perkenalannya nggak begitu bagus. Mungkin sekarang bisa diulang,” katanya lalu mengulurkan tangan kanannya ke arah Zoella. “Hai, gue Serina Riandra. Banyak yang bilang sih gue galak dan punya mulut pedes. Tapi, ya, kenyataan sih, hehe,” ia terkekeh sendiri dengan perkataannya.

Zoella menjabat tangan itu. “Hai, gue Zoella Alexia. Banyak yang bilang gue murah senyum. Padahal itu hanya bentuk sebuah kesopanan aja,” Zoella juga ikut terkekeh.

“Wah, kita bertolak belakang banget ya. Omong-omong, gue mau minta maaf karena pertemuan kita yang lalu-lalu itu nggak enak banget,” Serina merasa nggak enak hati karena terlalu menilai buruk seorang Zoella.

“Nggak apa-apa kok, gue juga nggak teralalu mikirin itu,”

Serina mengangguk. Ternyata Zoella cukup baik. “Gue, boleh daftar jadi teman lo?”

“Ha?” Zoella terkejut mendengar ucapan Serina. “Kok daftar? Gue udah anggap lo teman kok,” katanya diiringi senyuman indahnya.

Serina tersenyum senang. Akhirnya ia memilki teman baru.

***

Sore ini Serina kembali diantar pulang oleh Abay. Memang sepertinya ini akan menjadi kebiasannya mulai sekarang. Kini keduanya sedang berjalan menuju parkiran.

“Gue temenan sama Zoella,” ucap Serina spontan.

Abay menoleh namun tetap melanjutkan langkahnya. “Tumben, biasanya nggak mau tuh yang soken-soken gitu,”

Serina memukul lengan Abay. “Nggak papa dicoba. Lagian, dia baik kok!”

“Ya-ya-ya, tapi pastinya lebih baik gue sih,” sahut Abay menyombongkan diri.

Serina lagi-lagi memukul lengan Abay. Anak ini memang selalu besar kepala. Baru saja ingin memasuki mobil. Keduanya dikagetkan dengan kedatangan seorang perempuan yang napasnya terdengar ngos-ngosan.

“BAY!”

Abay dan Serina pun refleks menoleh.

“E—eh, Bulan, kenapa ya?” seketika suara Abay yang biasanya langsung ciut.

Bulan mengatur napasnya lalu menatap Abay. “Lo lihat Bintang nggak?”

Bukannya menjawab, Abay malah memandangi mata Bulan yang baginya sangat luar biasa indah. Serina yang sadar kalau Abay tiba-tiba berubah jadi aneh begini langsung menyahut ucapan Bulan.

“Tadi sih gue lihat masuk ruang OSIS,”

Bulan langsung menepuk keningnya. “Ah iya! Bintang kan ada rapat OSIS. Gue pamit ya, makasih ya pacarnya Abay!” serunya lalu langsung berlari menuju ruang OSIS.

Abay masih saja melongo sampai nggak sadar kalau Bulan sudah hilang dari pandangannya.

“Udah Bay udah, seru amat kayaknya,” Serina menyenggol bahu Abay kencang lalu masuk ke dalam mobil Abay.

Abay terperangah lalu seketika rasa malu menjalar diseluruh tubuhnya. Sialan, apa-apaan ini! Belajar jurus hipnotis dari mana si Bulan itu?!

“Bay, itu bukannya Zoella ya?” Serina menyipitkan matanya ingin melihat jelas apa yang dilihatnya benar atau salah.

Abay pun ikut-ikutan menyipitkan matanya. Lalu ia menepuk-nepuk pundak Serina berkali-kali.

“Apaan sih!” Serina kesal sendiri karena pundaknya yang nggak bersalah seketika jadi korban.

“Ituu....” Abay heboh sendiri menunjuk-nunjuk orang yang sedang menjemput Zoella di sana. Sedangkan Serina serius menunggu ucapan Abay berikutnya. “Itu mantannya Zoella, Na!” hebohnya.

“Ya terus, kenapa?” tanya Seina heran sendiri dengan tingkah Abay.

“Kita harus ikutin!” seru Abay. Lalu Abay menarik Serina ke dalam mobilnya dan mengikuti motor yang membawa Zoella.

Selama diperjalanan, Abay tak henti-hentinya berseru heboh mengatakan ini-itu, menganggap kalau orang yang membawa Zoella itu akan berlaku jahat padanya. Karena perasaannya dari tadi sungguh nggak enak. Sedangkan Serina hanya memutar bola matanya malas. Sebenarnya Abay ini suka sama siapa sih? Bulan atau Zoella? Kenapa rasa pedulinya pada Zoella besar sekali? Bukannya cemburu, hanya saja, aneh. Mobil Abay berhenti agak jauh dari motor itu yang ternyata berhenti tepat di depan rumah Zoella. Mereka menyaksikan keduanya sedang bercakap-cakap. Walaupun nggak terdengar, tapi itu sepertinya percakapan yang biasanya.

“Tuh, nggak kenapa-napa kan?” Serina berkata puas. Karena kekhawatiran Abay itu nggak ada benarnya sama sekali.

“Tapi firasat gue tuh nggak enak Na,” Abay masih saja teguh pada pendiriannya.

Serina berdecak. “Emangnya lo cenayang!”

“Tuh, lihat!” Abay menunjuk ke arah Zoella dan Leon yang tiba-tiba saja percakapannya menjadi aneh. Zoella berusaha menarik tangannya dari Leon, namun Leon malah terus menahannya.

“Bay, Zoella kayaknya kesakitan deh,” kini Serina juga ikut panik. Percakapan yang ia kira biasa saja malah berujung pertengkaran seperti ini. “Bay mending lo—sialan!” Serina menoleh ke sampingnya dan Abay nggak ada di sana. Abay malah sudah menghampiri keduanya dan berdiri di hadapan Leon.

“Lepasin!” Abay berseru menatap tajam ke arah Leon.

“Abay?” Zoella terkejut setengah mati mengetahui ada manusia nyebelin ini di sini.

Tangan Leon masih terus mencengkram kuat lengan Zoella. Abay yang melihat itu tambah geram. “Lo nggak denger? Lepasin!”

“Lo siapa? Tiba-tiba muncul nggak jelas,” Leon berujar sinis. Ia juga sama sekali nggak takut dengan gertakan Abay.

“Gue temennya Zoella,” balas Abay menantang. “Dan sebagai kaum adam, gue nggak terima kalau ada yang menyakiti perempuan. Jadi, lepasin dia!” tambahnya.

Leon malah tertawa renyah. “Tahu apa lo tentang dia?” katanya menunjuk Zoella dengan dagunya.

Abay diam. Ia nggak tahu ingin mengatakan apa, karena sejujurnya ia belum tahu sama sekali tentang kehidupan Zoella.

“Diem kan, lo?!” Leon tertawa puas, merasa menang. “Makanya, kalau lo nggak tahu tentang cewek murahan ini, nggak usah ikut campur!” bentaknya.

Abay yang mendengar itu langsung emosi. “Maksud lo apa ngomong gitu? Lo Cuma mau ngerendahin dia doang kan?!” Abay sudah mengepal tangannya kuat-kuat. Sedangkan Zoella sudah menunduk menangis. Ia nggak sanggup lagi kalau Leon terus berbicara yang macam-macam pada Abay. Ingin sekali mulutnya berbicara, tapi rasanya sulit. Hatinya sudah remuk.

“Apa untungnya gue ngerendahin cewek yang emang aslinya udah rendah?” Leon tersenyum mengejek. “Kalau lo pengin tahu, tanyain sama dia, sebenarnya, dia itu virgin apa enggak?!”

Dan kalimat terakhir Leon seketika menusuk jantung Abay. Abay benar-benar lemas.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Bulan dan Bintang
5994      1597     1     
Romance
Orang bilang, setiap usaha yang sudah kita lakukan itu tidak akan pernah mengecewakan hasil. Orang bilang, menaklukan laki-laki bersikap dingin itu sangat sulit. Dan, orang bilang lagi, berpura-pura bahagia itu lebih baik. Jadi... apa yang dibilang kebanyakan orang itu sudah pasti benar? Kali ini Bulan harus menolaknya. Karena belum tentu semua yang orang bilang itu benar, dan Bulan akan m...
Be My Girlfriend?
16847      2627     1     
Fan Fiction
DO KYUNGSOO FANFICTION Untuk kamu, Walaupun kita hidup di dunia yang berbeda, Walaupun kita tinggal di negara yang berbeda, Walaupun kau hanya seorang fans dan aku idolamu, Aku akan tetap mencintaimu. - DKS "Two people don't have to be together right now, In a month, Or in a year. If those two people are meant to be, Then they will be together, Somehow at sometime in life&q...
Unlosing You
452      312     4     
Romance
... Naas nya, Kiran harus menerima keputusan guru untuk duduk sebangku dengan Aldo--cowok dingin itu. Lambat laun menjalin persahabatan, membuat Kiran sadar bahwa dia terus penasaran dengan cerita tentang Aldo dan tercebur ke dalam lubang perasaan di antara mereka. Bisakah Kiran melepaskannya?
BACALAH, yang TERSIRAT
9877      2063     4     
Romance
Mamat dan Vonni adalah teman dekat. Mereka berteman sejak kelas 1 sma. Sebagai seorang teman, mereka menjalani kehidupan di SMA xx layaknya muda mudi yang mempunyai teman, baik untuk mengerjakan tugas bersama, menghadapi ulangan - ulangan dan UAS maupun saling mengingatkan satu sama lain. Kekonyolan terjadi saat Vonni mulai menginginkan sosok seorang pacar. Dalam kata - kata sesumbarnya, bahwa di...
Sahara
22611      3409     6     
Romance
Bagi Yura, mimpi adalah angan yang cuman buang-buang waktu. Untuk apa punya mimpi kalau yang menang cuman orang-orang yang berbakat? Bagi Hara, mimpi adalah sesuatu yang membuatnya semangat tiap hari. Nggak peduli sebanyak apapun dia kalah, yang penting dia harus terus berlatih dan semangat. Dia percaya, bahwa usaha gak pernah menghianati hasil. Buktinya, meski tubuh dia pendek, dia dapat menja...
Late Night Stuffs
1740      831     2     
Inspirational
Biar aku ceritakan. Tentang tengah malam yang terlalu bengis untuk membuat pudar, namun menghentikan keluhan dunia tentang siang dimana semua masalah seakan menjajah hari. Juga kisah tentang bintang terpecah yang terlalu redup bagi bulan, dan matahari yang membiarkan dirinya mati agar bulan berpendar.
Innocence
5527      1810     3     
Romance
Cinta selalu punya jalannya sendiri untuk menetap pada hati sebagai rumah terakhirnya. Innocence. Tak ada yang salah dalam cinta.
Alice : The Circle Blood
2701      935     3     
Fantasy
Penelitian baru dan kejam membuat murid di Munnart University dipenuhi dengan ketakutan. Pihak Kerajaan Mtyh telah mengubah segala sistem kerajaan dengan sekejap mata, membuat makhluk-makhluk di luar teritori Negeri Alfambell bertanya-tanya akan sikap Sang Ratu. Alice adalah makhluk setengah penyihir. Perempuan itu salah satu yang berbeda di Munnart, hingga membuat dirinya menjadi sorotan murid-...
LANGIT
27555      4029     13     
Romance
'Seperti Langit yang selalu menjadi tempat bertenggernya Bulan.' Tentang gadis yang selalu ceria bernama Bulan, namun menyimpan sesuatu yang hitam di dalamnya. Hidup dalam keluarga yang berantakan bukanlah perkara mudah baginya untuk tetap bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Seperti istilah yang menyatakan bahwa orang yang sering tertawalah yang banyak menyimpan luka. Bahkan, Langit pun ...
Intuisi Revolusi Bumi
1111      569     2     
Science Fiction
Kisah petualangan tiga peneliti muda