Tania adalah gadis cantik yang sangat disukai oleh guru dan teman-temannya. Dia aktif dalam mengikuti pelajaran dan ekskul terutama dibidang bela diri bahkan di setiap lomba dia selalu menjadi juara 1. Dia sangat dibanggakan oleh keluarga atas kepintarannya. Tania memiliki rasa ingin tahu dan rasa ingin tahunya pun menjadi contoh dari semua pelajaran yang ia dapatkan.
Suatu hari, Tania berjalan pulang dari sekolahnya. Tania biasa melewati jalan raya tapi hari ini Tania melewati jalan pintas yang tak begitu ramai. Wajah Tania murung karena hari ini dia mendapatkan hasil ulangan yang jelek.
Saat ditengah perjalanan, Tania mendengar suara berisik di salah satu rumah bobrok tersebut. Rumah tersebut ada semacam simbol yang ada di dinding tersebut.
Tania pun penasaran dan masuk untuk mengintip rumah tersebut. Ternyata suara berisik itu adalah suara gerombolan penjahat bertopeng yang sedang berdebat.
Tania melihat 1 penjahat yang membuka topengnya tak lain adalah Paman Tania. Tania kaget melihat Paman Tania yang ada disana. Tania menutup mulutnya karena takut ketahuan.
Tania berusaha keluar dari rumah tersebut dengan mengendap-endap tetapi dia tak sengaja menyenggol alat-alat perkakas dan membuat tempat tersebut menjadi berisik, Tania terjatuh dan tak sengaja bilang "aduh" dengan keras.
Penjahat-penjahat itu pun kaget. Mereka segera melihatnya dan akhirnya Tania kepergok oleh penjahat tersebut. Tania pun bangun dan mencoba untuk keluar dari rumah tersebut.
Tania merasa ketakutan hingga dia tak tahu harus berlari kemana dan dia pun tersesat di sebuah jalan buntu.
Dia berharap penjahat itu tidak mengetahui keberadaannya. Tania merasa kecapekan sehingga dia duduk di pojok jalan buntu tersebut.
Tak lama kemudian, Tania kepergok oleh salah satu penjahat tersebut. Tania kaget karena mereka sudah mengetahui keberadaannya.
Tania terpojok oleh penjahat-penjahat tersebut.
Tania ditangkap oleh penjahat itu tidak dengan memenjarakan tapi dianiaya dengan kejam. Salah satu penjahat tersebut mulai menjambak rambut Tania dan mendorong Tania ke tembok sehingga kepala Tania berdarah. Selain itu, Tania pun dipukul, didorong hingga tak sadarkan diri. Tubuh Tania penuh dengan darah.
Saat Tania mulai sadarkan diri dia mencoba untuk berdiri tapi penjahat itu menembak Tania dan akhirnya Tania pun meninggal.
" Hanya itulah yang kuingat, Aryan dan Aku tiba-tiba berada di jalan buntu itu entah kenapa." Aryan pun merasa kaget dan heran setelah mendengar cerita dari Tania.
" Kenapa penjahat itu bisa sadis dan kejam seperti itu?"
Dan saat itu pula Aryan memiliki ide yaitu dengan mencari tahu siapa penjahat itu.
" Tania apakah kamu melihat siapa penjahat-penjahat itu?"
" Aku tidak tahu, mereka mengenakan topeng. Tapi tunggu sepertinya aku ingat. Orang itu seperti..." sambil merenggutkan dahinya dan mengingat ingatan tersebut. " Itu.... PAMANKU!!!" .
" Pamanmu yang membunuhmu?" Aryan kaget.
" Bukan, Aryan. Dia mungkin melihat saat di rumah bobrok itu." Sahut Harris.
" Benarkah?" dengan wajah melotot.
" Iya benar. Makanya kalau ada pelajaran Bahasa Indonesia harus masuk jangan bolos."
" Emang ada ya materi begituan di pelajaran Bahasa Indonesia?"
" Dibilangin malah nyolot."
" Hehehehe...."
Tania tertawa melihat Aryan dan Harris berdebat.
" Sudah....Sudah jangan berteman... eh.... salah maksudku jangan bertengkar. Jadi bagaimana rencana selanjutnya?" sahut Tania.
" Besok kita akan menghampiri pamanmu."
" Benar kata Aryan, besok kita akan menghampiri pamanmu." Sahut Harris.
" Kamu ini ikut-ikut perkataanku aja."
" Hehehehe......"