Impian serta masa depan Malaka harus hancur hanya dalam satu malam saja. Dia harus menerima takdirnya. Mengandung seorang bayi—dari salah satu pelaku yang sudah melecehkan dirinya.

Tidak mau dinikahkan dengan salah satu pelaku, karena yakin hidupnya akan semakin malang, Malaka kabur hingga ke Jakarta dalam kondisi perut yang telah membesar.

Dia ditemukan oleh dua orang teman baik dari mendiang Kakak perempuannya. Melihat Malaka semakin tertekan, Dimar dengan berbesar hati menyodorkan dirinya untuk bertanggungjawab atas bayi yang di kandung oleh perempuan berusia tujuh belas tahun itu.

Semua orang terkejut tanpa terkecuali. Bahkan Malaka sendiri—menanyakan perihal ini kepada Dimar. Apakah pria itu sudah yakin dengan keputusannya? Karena bagaimanapun, Malaka sudah kotor. Dia sudah tidak memiliki masa depan lagi.

Dimar meyakinkan kedua orang tua Malaka. Dan pernikahan mereka akan dilangsungkan setelah bayi yang di kandung Malaka lahir.