Loading...
Logo TinLit
Read Story - Hello, Me (30)
MENU
About Us  

Satu tahun berlalu.

Aku disibukkan dengan segala hal yang datang bertubi-tubi: menjadi sekretaris direktur di kantor cabang baru, menjadi ibu dari anak laki-laki yang sedang aktif-aktifnya bertanya, dan menjadi istri dari seorang suami yang pelan-pelan belajar lebih hadir.

Hidupku tak pernah benar-benar diam.

Tapi entah kenapa, ada bagian dari diriku yang merasa tetap... di tempat.

Dan tahun ini, aku resmi berusia 30 tahun.

Tiga puluh. Angka yang cukup bulat untuk memaksa seseorang menoleh ke belakang. Melihat jejak, menghitung pencapaian, dan mulai bertanya: “Aku sudah sampai mana?”

Jam dinding di kantor menunjukkan pukul 07.22 saat aku membuka website resmi penerimaan CPNS. Notifikasi pengumuman seleksi ujian tertulis terpampang jelas di halaman utama.

Seketika tanganku dingin.

Aku sempat daftar lagi tahun ini. Diam-diam. Tak ada yang tahu, bahkan Radit. Aku bilang padanya kalau aku sudah menyerah pada impian masa lalu. Tapi ternyata, aku tidak benar-benar menyerah. Hanya menyimpannya diam-diam seperti luka lama yang belum sembuh, tapi terus kusentuh sendiri—pelan-pelan, sambil berharap entah apa.

Kutatap layar laptop lebih lama dari seharusnya.

“Mohon maaf, Anda tidak lolos tahap seleksi ujian tertulis.”

Tanganku gemetar. Aku menutup browser. Menatap meja kantor yang rapi tapi terasa hampa. Aku tahu dunia tidak runtuh. Tapi sesuatu di dalam diriku terasa retak—lagi.

Aku mengalihkan pandangan ke luar jendela. Cahaya pagi masih lembut. Tapi tidak cukup untuk menghangatkan ruang kosong di dada.

***

Siang harinya, saat aku sedang sendirian di pantry, aku membuka Instagram. Mencoba mengalihkan pikiran, malah terbentur kenyataan.

Di story seorang teman kuliah, ada foto dirinya memakai seragam dinas. Caption-nya berbunyi, “Alhamdulillah, hari pertama ngantor sebagai dosen PNS.”

Yang lain baru saja lulus pendidikan polwan, satu lagi membagikan foto ruang kelas tempat dia mengajar. Semuanya terlihat melangkah. Meninggalkan.

Dan aku?

Masih di sini. Di meja kerja yang sama. Dengan rutinitas yang sudah hapal bahkan tanpa perlu berpikir.

Apa aku iri? Nggak. Rasanya bukan itu. Aku bahagia untuk mereka.

Tapi tetap ada ruang kosong yang menganga di dalam. Bukan karena aku tidak suka hidupku—aku mencintai banyak bagian dari hari-hariku. Tapi ada sisi lain, sisi kecil dalam diri ini, yang terus bertanya: “Kapan aku maju? Kenapa semua orang terlihat lanjut?”

Aku tahu, media sosial cuma potongan kecil. Tapi rasanya tetap menyesakkan.

Mungkin ini manusiawi. Mungkin ini cuma momen lelah yang harus dilewati.

Tapi rasanya, untuk sesaat, aku ingin berhenti jadi kuat. Ingin jujur bahwa gagal lagi kali ini... sakit juga.

***

Waktu istirahat siang, aku sengaja turun ke taman kecil di belakang gedung kantor. Duduk di bangku yang jarang dipakai siapa-siapa. Kubuka catatan digital di ponsel. Jari-jariku berhenti di folder bernama “Rencana Hidup Versi Mama”. Isinya? List mimpi yang tak semuanya milikku.

Lulus kuliah sebelum umur 23 ✔️

Jadi PNS sebelum 30 ✘

Studi lanjut sebelum 30 ✘

Punya rumah sendiri ✘

Satu per satu kutandai mana yang kuturuti, mana yang kulepaskan.

Kenapa tidak ada daftar seperti:

Bahagia di jalan sendiri

Bekerja dengan hati

Memaafkan diri sendiri saat gagal

Kenapa tidak pernah ada ruang untuk itu?

***

Malamnya, aku berdiam lama di ruang tengah. Tak menyalakan TV, tak juga menggulir ponsel. Hanya diam sambil memandangi tumpukan kertas lamaran kerja yang dulu pernah kutulis dengan penuh semangat.

Radit keluar dari kamar membawa dua cangkir teh hangat. Duduk di sebelahku, diam, lalu menoleh pelan.

“Kamu kelihatan... murung hari ini.”

Aku mengangguk. “Kayaknya aku capek terus jadi versi orang lain, Dit.”

Ia menghela napas. “Aku nggak tahu harus jawab apa, tapi... kamu nggak harus jadi siapa-siapa buat aku. Kamu cukup.”

Aku menunduk, menahan air mata yang terlalu malu untuk jatuh.

“Aku daftar CPNS diam-diam. Aku gagal lagi.”

Radit tidak terlihat kaget. Hanya mengangguk. “Kamu masih mau terus coba?”

Aku mengangkat bahu. “Aku nggak tahu. Kadang aku pengen, kadang aku benci. Aku bahkan nggak tahu ini impianku atau cuma sisa dari harapan orangtuaku.”

Dia menggenggam tanganku. Lama. Diam. Tapi hangat.

“Aku pengen kamu tahu, meski kamu gagal, meski kamu berhenti, aku tetap dukung. Bahkan kalau kamu besok bilang mau jualan souvenir lagi, aku akan bantu.”

Aku tertawa kecil. Sakit dan hangat itu anehnya bisa datang bersamaan.

***

Dan sebelum tidur, aku menulis satu catatan baru di jurnal digitalku:

Hari ini aku gagal lagi. Tapi hari ini juga aku sadar, aku nggak harus menang lomba mimpi orang lain. Cukup menang untuk diriku sendiri. Pelan-pelan. Tapi pasti.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Kembali ke diri kakak yang dulu
834      635     10     
Fantasy
Naln adalah seorang anak laki-laki yang hidup dalam penderitaan dan penolakan. Sejak kecil, ia dijauhi oleh ibunya sendiri dan penduduk desa karena sebuah retakan hitam di keningnya tanda misterius yang dianggap pertanda keburukan. Hanya sang adik, Lenard, dan sang paman yang memperlakukannya dengan kasih dan kehangatan. Ini menceritakan tentang dua saudara yang hidup di dunia penuh misteri. ...
Yang Tertinggal dari Rika
1576      903     10     
Mystery
YANG TERTINGGAL DARI RIKA Dulu, Rika tahu caranya bersuara. Ia tahu bagaimana menyampaikan isi hatinya. Tapi semuanya perlahan pudar sejak kehilangan sosok paling penting dalam hidupnya. Dalam waktu singkat, rumah yang dulu terasa hangat berubah jadi tempat yang membuatnya mengecil, diam, dan terlalu banyak mengalah. Kini, di usianya yang seharusnya menjadi masa pencarian jati diri, Rika ju...
Wilted Flower
288      216     3     
Romance
Antara luka, salah paham, dan kehilangan yang sunyi, seorang gadis remaja bernama Adhira berjuang memahami arti persahabatan, cinta, dan menerima dirinya yang sebenarnya. Memiliki latar belakang keluarga miskin dengan ayah penjudi menjadikan Adhira berjuang keras untuk pendidikannya. Di sisi lain, pertemuannya dengan Bimantara membawa sesuatu hal yang tidak pernah dia kira terjadi di hidupnya...
Solita Residen
1457      806     11     
Mystery
Kalau kamu bisa melihat hal-hal yang orang lain tidak bisa... bukan berarti kau harus menunjukkannya pada semua orang. Dunia ini belum tentu siap untuk itu. Rembulan tidak memilih untuk menjadi berbeda. Sejak kecil, ia bisa melihat yang tak kasatmata, mendengar yang tak bersuara, dan memahami sunyi lebih dari siapa pun. Dunia menolaknya, menertawakannya, menyebutnya aneh. Tapi semua berubah seja...
Izinkan Aku Menggapai Mimpiku
116      93     1     
Mystery
Bagaikan malam yang sunyi dan gelap, namun itu membuat tenang seakan tidak ada ketakutan dalam jiwa. Mengapa? Hanya satu jawaban, karena kita tahu esok pagi akan kembali dan matahari akan kembali menerangi bumi. Tapi ini bukan tentang malam dan pagi.
One Milligram's Love
1047      804     46     
Inspirational
Satu keluarga ribut mendapati Mili Gram ketahuan berpacaran dengan cowok chindo nonmuslim, Layden Giovani. Keluarga Mili menentang keras dan memaksa gadis itu untuk putus segera. Hanya saja, baik Mili maupun Layden bersikukuh mempertahankan hubungan mereka. Keduanya tak peduli dengan pandangan teman, keluarga, bahkan Tuhan masing-masing. Hingga kemudian, satu tragedi menimpa hidup mereka. Layden...
Kamu Tidak Harus Kuat Setiap Hari
1930      1173     0     
Inspirational
Judul ini bukan hanya sekadar kalimat, tapi pelukan hangat yang kamu butuhkan di hari-hari paling berat. "Kamu Tidak Harus Kuat Setiap Hari" adalah pengingat lembut bahwa menjadi manusia tidak berarti harus selalu tersenyum, selalu tegar, atau selalu punya jawaban atas segalanya. Ada hari-hari ketika kamu ingin diam saja di sudut kamar, menangis sebentar, atau sekadar mengeluh karena semua teras...
GEANDRA
401      316     1     
Romance
Gean, remaja 17 tahun yang tengah memperjuangkan tiga cinta dalam hidupnya. Cinta sang papa yang hilang karena hadirnya wanita ketiga dalam keluarganya. Cinta seorang anak Kiayi tempatnya mencari jati diri. Dan cinta Ilahi yang selama ini dia cari. Dalam masa perjuangan itu, ia harus mendapat beragam tekanan dan gangguan dari orang-orang yang membencinya. Apakah Gean berhasil mencapai tuj...
Lost & Found Club
363      302     2     
Mystery
Walaupun tidak berniat sama sekali, Windi Permata mau tidak mau harus mengumpulkan formulir pendaftaran ekstrakurikuler yang wajib diikuti oleh semua murid SMA Mentari. Di antara banyaknya pilihan, Windi menuliskan nama Klub Lost & Found, satu-satunya klub yang membuatnya penasaran. Namun, di hari pertamanya mengikuti kegiatan, Windi langsung disuguhi oleh kemisteriusan klub dan para senior ya...
Perjalanan Tanpa Peta
52      47     1     
Inspirational
Abayomi, aktif di sosial media dengan kata-kata mutiaranya dan memiliki cukup banyak penggemar. Setelah lulus sekolah, Abayomi tak mampu menentukan pilihan hidupnya, dia kehilangan arah. Hingga sebuah event menggiurkan, berlalu lalang di sosial medianya. Abayomi tertarik dan pergi ke luar kota untuk mengikutinya. Akan tetapi, ekspektasinya tak mampu menampung realita. Ada berbagai macam k...