Loading...
Logo TinLit
Read Story - Hello, Me (30)
MENU
About Us  

Aku pikir kami sudah cukup mengenal satu sama lain. Tapi ternyata, duduk berhadapan di ruang konseling pranikah justru seperti membuka pintu-pintu yang belum pernah disentuh sebelumnya.

"Jadi, kalian mau menikah kapan?" tanya Mbak Rika, konselor yang direkomendasikan salah satu teman Radit.

Kami saling pandang. Aku menarik napas duluan.

"Belum ada tanggal pasti. Tapi kami sudah lamaran dan mulai menabung."

Mbak Rika mengangguk. “Bagus. Biasanya banyak pasangan yang terlalu fokus ke hari H, lupa bahwa kehidupan setelahnya jauh lebih kompleks.”

Radit tertawa kecil. Aku hanya menunduk.

Pertemuan pertama itu lebih banyak membahas soal prinsip hidup, masa kecil, dan luka-luka yang belum sepenuhnya pulih. Di ruangan ber-AC dengan cahaya lampu kekuningan itu, suara kami lebih jujur dari biasanya.

Radit bercerita duluan. Tentang ayahnya yang jarang di rumah. Tentang bagaimana dia merasa harus selalu jadi anak yang sempurna agar dapat pengakuan. “Kayak harus ranking terus, harus nggak pernah nyusahin. Kalau nggak, ya... invisible,” katanya, pelan.

Hatiku mencelos. Mungkin itu sebabnya ia selalu tampak ingin pernikahan kami ini berjalan ‘ideal’. Mungkin itu alasan dia begitu ingin segera menikah—karena akhirnya dia bisa memulai ulang dengan keluarga baru yang ia bentuk sendiri. Keluarga versi dia.

Lalu giliranku.

Aku diam cukup lama. Jantungku berdebar. Kata-kata seperti tertahan di tenggorokan.

“Saya… anak dari keluarga yang nggak utuh,” kataku pelan. “Ayah saya pergi waktu saya masih kecil. Nggak pernah benar-benar hadir sejak itu.”

Mbak Rika tidak menyela. Ia hanya menatapku dengan empati. Dan Radit, duduk di sampingku, tak bergerak.

“Ibu saya… single fighter. Dia kuat. Terlalu kuat, kadang-kadang. Sampai saya tumbuh besar dengan pikiran bahwa cinta itu melelahkan. Pernikahan itu seperti arena pertarungan yang satu orang selalu harus kalah agar yang lain bisa tetap berdiri.”

Suara di dalam ruangan sunyi. Aku tidak tahu kapan air mataku mulai jatuh, tapi aku tidak menahannya.

“Aku takut,” aku beralih ke Radit. “Takut kehilangan diriku sendiri. Takut mengulang cerita yang sama. Takut... jadi perempuan yang harus menelan semuanya sendirian demi ‘rumah tangga’.”

Matanya memerah. “Nara… aku bukan ayahmu.”

“Aku tahu,” jawabku cepat. “Tapi lukanya kadang lebih keras dari logikaku sendiri.”

Mbak Rika kemudian pelan berkata, “Nara, perasaanmu valid. Dan justru dari kesadaran itulah kamu bisa tumbuh jadi versi dirimu yang lebih kuat. Bukan untuk menolak pernikahan, tapi untuk memilihnya dengan sadar—bukan karena tekanan, bukan karena ketakutan, tapi karena keyakinan.”

Aku mengangguk pelan. Hari itu kami tidak menemukan semua jawaban. Tapi setidaknya, kami mulai menggali pertanyaan-pertanyaan yang selama ini kami hindari.

Dan saat Radit menggenggam jaketku, bukan tanganku, saat kami berjalan ke parkiran, aku merasa... dimengerti. Diterima. Tanpa dipaksa sembuh dalam sekali pertemuan.

Hari itu kami pulang dengan hati lelah, tapi entah kenapa terasa ringan.

***

Beberapa minggu berikutnya, kami menjalani sesi lanjutan. Kadang ngobrol soal uang, soal ekspektasi, soal siapa yang akan tinggal di mana, soal anak. Tidak semua diskusi berlangsung lancar, ada saja perdebatan kecil. Tapi konseling membuat kami punya ruang aman untuk belajar berkata jujur—tanpa takut ditinggal.

"Jadi, menikah itu bukan tentang menyatukan dua kepala yang sama," kata Mbak Rika. "Tapi dua kepala yang bersedia belajar untuk jalan bersama, meskipun kadang nggak seirama."

Aku mencatat kalimat itu di jurnal. Seperti halnya aku mencatat pesanan sabun bunga dari pelanggan baru di Surabaya, atau soal warna pita yang lagi susah dicari.

Semua sedang bertumbuh. Usahaku, hatiku, dan hubunganku dengan Radit.

Mungkin, ini caraku belajar menjadi dua. Tanpa kehilangan yang satu: diriku sendiri.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Seharusnya Aku Yang Menyerah
138      116     0     
Inspirational
"Aku ingin menyerah. Tapi dunia tak membiarkanku pergi dan keluarga tak pernah benar-benar menginginkanku tinggal." Menjadi anak bungsu katanya menyenangkan dimanja, dicintai, dan selalu dimaafkan. Tapi bagi Mutia, dongeng itu tak pernah berlaku. Sejak kecil, bayang-bayang sang kakak, Asmara, terus menghantuinya: cantik, pintar, hafidzah, dan kebanggaan keluarga. Sementara Mutia? Ia hanya mer...
Sebelah Hati
1097      669     0     
Romance
Sudah bertahun-tahun Kanaya memendam perasaan pada Praja. Sejak masih berseragam biru-putih, hingga kini, yah sudah terlalu lama berkubang dengan penantian yang tak tentu. Kini saat Praja tiba-tiba muncul, membutuhkan bantuan Kanaya, akankah Kanaya kembali membuka hatinya yang sudah babak belur oleh perasaan bertepuk sebelah tangannya pada Praja?
Jalan Menuju Braga
514      374     4     
Romance
Berly rasa, kehidupannya baik-baik saja saat itu. Tentunya itu sebelum ia harus merasakan pahitnya kehilangan dan membuat hidupnya berubah. Hal-hal yang selalu ia dapatkan, tak bisa lagi ia genggam. Hal-hal yang sejalan dengannya, bahkan menyakitinya tanpa ragu. Segala hal yang terjadi dalam hidupnya, membuat Berly menutup mata akan perasaannya, termasuk pada Jhagad Braga Utama--Kakak kelasnya...
DocDetec
470      290     1     
Mystery
Bagi Arin Tarim, hidup hanya memiliki satu tujuan: menjadi seorang dokter. Identitas dirinya sepenuhnya terpaku pada mimpi itu. Namun, sebuah tragedi menghancurkan harapannya, membuatnya harus menerima kenyataan pahit bahwa cita-citanya tak lagi mungkin terwujud. Dunia Arin terasa runtuh, dan sebagai akibatnya, ia mengundurkan diri dari klub biologi dua minggu sebelum pameran penting penelitian y...
Imperfect Rotation
190      165     0     
Inspirational
Entah berapa kali Sheina merasa bahwa pilihannya menggeluti bidang fisika itu salah, dia selalu mencapai titik lelahnya. Padahal kata orang, saat kamu melakukan sesuatu yang kamu sukai, kamu enggak akan pernah merasa lelah akan hal itu. Tapi Sheina tidak, dia bilang 'aku suka fisika' hanya berkali-kali dia sering merasa lelah saat mengerjakan apapun yang berhubungan dengan hal itu. Berkali-ka...
Bittersweet Memories
48      48     1     
Mystery
Sejak kecil, Aksa selalu berbagi segalanya dengan Arka. Tawa, rahasia, bahkan bisikan di benaknya. Hanya Aksa yang bisa melihat dan merasakan kehadirannya yang begitu nyata. Arka adalah kembarannya yang tak kasatmata, sahabat sekaligus bayangan yang selalu mengikuti. Namun, realitas Aksa mulai retak. Ingatan-ingatan kabur, tindakan-tindakan di luar kendali, dan mimpi-mimpi aneh yang terasa lebih...
Trying Other People's World
157      133     0     
Romance
Lara punya dendam kesumat sama kakak kelas yang melarangnya gabung OSIS. Ia iri dan ingin merasakan serunya pakai ID card, dapat dispensasi, dan sibuk di luar kelas. Demi membalas semuanya, ia mencoba berbagai hidup milik orang lain—pura-pura ikut ekskul jurnalistik, latihan teater, bahkan sampai gabung jam tambahan olimpiade MIPA. Kebiasan mencoba hidup-hidup orang lain mempertemukannya Ric...
FINDING THE SUN
546      262     15     
Action
Orang-orang memanggilku Affa. Aku cewek normal biasa. Seperti kebanyakan orang aku juga punya mimpi. Mimpiku pun juga biasa. Ingin menjadi seorang mahasiswi di universitas nomor satu di negeri ini. Biasa kan? Tapi kok banyak banget rintangannya. Tidak cukupkah dengan berhenti dua tahun hanya demi lolos seleksi ketat hingga menghabiskan banyak uang dan waktu? Justru saat akhirnya aku diterima di k...
CERITA MERAH UNTUK BIDADARIKU NAN HIJAU
99      87     1     
Inspirational
Aina Awa Seorang Gadis Muda yang Cantik dan Ceria, Beberapa saat lagi ia akan Lulus SMA. Kehidupannya sangat sempurna dengan kedua orang tua yang sangat menyayanginya. Sampai Sebuah Buku membuka tabir masa lalu yang membuatnya terseret dalam arus pencarian jati diri. Akankah Aina menemukan berhasil kebenarannya ? Akankah hidup Aina akan sama seperti sebelum cerita merah itu menghancurkannya?
FaraDigma
1406      705     1     
Romance
Digma, atlet taekwondo terbaik di sekolah, siap menghadapi segala risiko untuk membalas dendam sahabatnya. Dia rela menjadi korban bully Gery dan gengnya-dicaci maki, dihina, bahkan dipukuli di depan umum-semata-mata untuk mengumpulkan bukti kejahatan mereka. Namun, misi Digma berubah total saat Fara, gadis pemalu yang juga Ketua Patroli Keamanan Sekolah, tiba-tiba membela dia. Kekacauan tak terh...