Loading...
Logo TinLit
Read Story - Hello, Me (30)
MENU
About Us  

Setelah hari itu, waktu terasa berjalan lambat.

Pagi datang tanpa alarm. Aku tak lagi bangun terburu-buru, tak perlu menyiapkan baju kerja, tak harus menyetel wajah netral di depan cermin. Tapi justru di saat segalanya melambat, pikiranku berisik tak karuan.

Aku sering duduk diam berjam-jam di ujung tempat tidur, memandangi dinding kosong. Kadang membuka ponsel hanya untuk menutupnya kembali. Tidak ada notifikasi darinya. Tidak ada pesan dari siapa-siapa. Hanya sunyi—dan aku yang tak tahu harus berbuat apa.

Hari-hariku berubah jadi daftar kecil hal-hal yang kulakukan hanya agar tidak hancur total: mencuci piring, mencuci baju, membersihkan rumah. Kegiatan-kegiatan sederhana yang dulunya terasa membosankan, kini menjadi satu-satunya jangkar agar aku tetap waras.

Aku tak punya pekerjaan. Tapi anehnya, bukan itu yang paling menyakitkan.

Yang paling terasa menyiksa justru kehilangan sosok yang selama ini kujadikan pijakan.

Arya.

Aku sering memikirkan dia. Wajahnya. Suaranya. Caranya bilang, “Kamu pasti bisa,” saat aku sedang kesulitan menyusun laporan. Cara dia mencuri pandang ketika aku terlalu sibuk mengetik. Bahkan caranya diam pun, kini terasa lebih keras daripada keramaian mana pun.

Aku masih ingat suatu sore di pantai, saat kami berjalan pelan menyusuri bibir pantai. Pasir yang hangat menyentuh kaki, angin laut yang lembut membelai wajah, dan suara ombak yang menenangkan.

Kami tidak banyak bicara, hanya sesekali bertukar senyum lepas yang membuat dunia terasa berhenti sejenak. Waktu itu, aku merasa seolah jatuh cinta untuk pertama kali—tanpa dramatis, tanpa gegap gempita, tapi penuh ketulusan dan kehangatan yang sulit aku ungkapkan.

Momen itu terasa begitu nyata, seakan mengingatkanku bahwa ada saat-saat di mana aku benar-benar bahagia, benar-benar merasa berarti.

Namun kini, kenangan itu menjadi luka yang manis sekaligus perih, mengingatkan aku pada apa yang pernah kami miliki dan kini mulai hilang di antara jarak dan keheningan.

Kadang aku bertanya-tanya, apakah dia juga memikirkanku?

Tapi aku tak punya keberanian untuk mencari tahu jawabannya.

Karena aku tahu, ini bukan tentang siapa yang lebih dulu melupakan. Tapi tentang siapa yang lebih dulu memilih sembuh.

Dan aku... harus mulai memilih.

**

Satu bulan setelah keluar dari kantor, aku mencoba mengisi hidupku kembali.

Tak kuduga, doa-doa yang sempat kupanjatkan di tengah lelah dan putus asa akhirnya menemukan jawabannya. Aku mendapat pekerjaan baru. Sebuah tempat yang lebih kecil, tapi katanya, lebih manusiawi. Aku diterima—meski masa efektif bekerjanya masih sebulan lagi.

Namun masa transisi itu tidak semudah yang kubayangkan.

Karena aku resign secara mendadak, banyak pekerjaan lamaku yang terbengkalai. Dan penggantiku... masih kebingungan. Ia bahkan belum sepenuhnya paham sistem pelaporan yang dulu kubangun dari nol. Mau tidak mau, aku harus bolak-balik ke kantor lama—meski statusku sudah bukan pegawai.

Aneh rasanya. Datang ke tempat yang pernah membuatku ingin menghilang, tapi kini harus kusambangi lagi dengan senyum pura-pura. Menyapa rekan kerja yang dulu sempat menatapku seolah aku gagal, menjawab pertanyaan-pertanyaan teknis seolah aku tidak sedang menyembuhkan diri sendiri.

Di antara hari-hari itu, aku mulai menulis.

Bukan tulisan panjang, bukan cerita penuh warna. Hanya catatan kecil yang kutulis di buku harian—tentang perasaan hari itu, tentang satu lagu yang membuatku menangis, atau tentang matahari pagi yang entah kenapa terasa lebih hangat.

Ternyata, ada sesuatu yang menyembuhkan dari merangkai kata.

Menulis membuatku merasa masih ada yang bisa kugenggam di tengah hancurnya yang lain. Bahwa meski hidupku tidak sempurna, aku tetap bisa mencintai sesuatu. Dan saat aku menulis, aku tidak lagi merasa sendirian.

Suatu hari, aku menemukan kutipan lama yang pernah kutempel di dinding kos:

“Seseorang tidak pernah benar-benar hancur. Mereka hanya sedang belajar menyusun ulang serpihan dirinya.”

Aku tersenyum kecil.

Mungkin aku sedang di fase itu.

How do you feel about this chapter?

0 0 1 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Taruhan
79      76     0     
Humor
Sasha tahu dia malas. Tapi siapa sangka, sebuah taruhan konyol membuatnya ingin menembus PTN impian—sesuatu yang bahkan tak pernah masuk daftar mimpinya. Riko terbiasa hidup dalam kekacauan. Label “bad boy madesu” melekat padanya. Tapi saat cewek malas penuh tekad itu menantangnya, Riko justru tergoda untuk berubah—bukan demi siapa-siapa, tapi demi membuktikan bahwa hidupnya belum tama...
Unframed
1263      744     4     
Inspirational
Abimanyu dan teman-temannya menggabungkan Tugas Akhir mereka ke dalam sebuah dokumenter. Namun, semakin lama, dokumenter yang mereka kerjakan justru menyorot kehidupan pribadi masing-masing, hingga mereka bertemu di satu persimpangan yang sama; tidak ada satu orang pun yang benar-benar baik-baik saja. Andin: Gue percaya kalau cinta bisa nyembuhin luka lama. Tapi, gue juga menyadari kalau cinta...
Let me be cruel
6983      3267     545     
Inspirational
Menjadi people pleaser itu melelahkan terutama saat kau adalah anak sulung. Terbiasa memendam, terbiasa mengalah, dan terlalu sering bilang iya meski hati sebenarnya ingin menolak. Lara Serina Pratama tahu rasanya. Dikenal sebagai anak baik, tapi tak pernah ditanya apakah ia bahagia menjalaninya. Semua sibuk menerima senyumnya, tak ada yang sadar kalau ia mulai kehilangan dirinya sendiri.
Is it Your Diary?
228      182     0     
Romance
Kehidupan terus berjalan meski perpisahan datang yang entah untuk saling menemukan atau justru saling menghilang. Selalu ada alasan mengapa dua insan dipertemukan. Begitulah Khandra pikir, ia selalu jalan ke depan tanpa melihat betapa luas masa lalu nya yang belum selesai. Sampai akhirnya, Khandra balik ke sekolah lamanya sebagai mahasiswa PPL. Seketika ingatan lama itu mampir di kepala. Tanpa s...
Layar Surya
2157      1189     17     
Romance
Lokasi tersembunyi: panggung auditorium SMA Surya Cendekia di saat musim liburan, atau saat jam bimbel palsu. Pemeran: sejumlah remaja yang berkutat dengan ekspektasi, terutama Soya yang gagal memenuhi janji kepada orang tuanya! Gara-gara ini, Soya dipaksa mengabdikan seluruh waktunya untuk belajar. Namun, Teater Layar Surya justru menculiknya untuk menjadi peserta terakhir demi kuota ikut lomb...
Rania: Melebur Trauma, Menyambut Bahagia
254      200     0     
Inspirational
Rania tumbuh dalam bayang-bayang seorang ayah yang otoriter, yang membatasi langkahnya hingga ia tak pernah benar-benar mengenal apa itu cinta. Trauma masa kecil membuatnya menjadi pribadi yang cemas, takut mengambil keputusan, dan merasa tidak layak untuk dicintai. Baginya, pernikahan hanyalah sebuah mimpi yang terlalu mewah untuk diraih. Hingga suatu hari, takdir mempertemukannya dengan Raihan...
Simfoni Rindu Zindy
1368      843     0     
Inspirational
Zindy, siswi SMA yang ceria dan gigih, terpaksa tumbuh lebih cepat sejak ayahnya pergi dari rumah tanpa kabar. Di tengah kesulitan ekonomi dan luka keluarga yang belum sembuh, Zindy berjualan di sekolah demi membantu ibunya membayar SPP. Bermodal keranjang jinjing dan tekad baja, ia menjadi pusat perhatian terkadang diejek, tapi perlahan disukai. Dukungan sahabatnya, Rara, menjadi pondasi awal...
Segitiga Sama Kaki
1102      607     2     
Inspirational
Menurut Phiko, dua kakak kembarnya itu bodoh. Maka Phiko yang harus pintar. Namun, kedatangan guru baru membuat nilainya anjlok, sampai merembet ke semua mata pelajaran. Ditambah kecelakaan yang menimpa dua kakaknya, menjadikan Phiko terpuruk dan nelangsa. Selayaknya segitiga sama kaki, sisi Phiko tak pernah bisa sama seperti sisi kedua kakaknya. Phiko ingin seperti kedua kakaknya yang mendahu...
Finding the Star
1648      1144     9     
Inspirational
"Kamu sangat berharga. Kamu istimewa. Hanya saja, mungkin kamu belum menyadarinya." --- Nilam tak pernah bisa menolak permintaan orang lain, apalagi yang butuh bantuan. Ia percaya kalau hidupnya akan tenang jika menuruti semua orang dan tak membuat orang lain marah. Namun, untuk pertama kali, ia ingin menolak ajakan Naura, sahabatnya, untuk ikut OSIS. Ia terlalu malu dan tak bisa bergaul ...
My Private Driver Is My Ex
623      426     10     
Romance
Neyra Amelia Dirgantara adalah seorang gadis cantik dengan mata Belo dan rambut pendek sebahu, serta paras cantiknya bak boneka jepang. Neyra adalah siswi pintar di kelas 12 IPA 1 dengan julukan si wanita bermulut pedas. Wanita yang seperti singa betina itu dulunya adalah mantan Bagas yaitu ketua geng motor God riders, berandal-berandal yang paling sadis pada geng lawannya. Setelahnya neyra di...