Satu persatu murid keluar dari dalam bus yang ada lebih dari 2 bus, dengan masing-masing murid membawa tas daypack. Berjalan bersama ke arah lahan kosong yang berada di pegunungan itu. Lahan yang akan menjadi tempat mereka bermalam. Semua anggota osis termasuk Mireya yang memakai jaket biru kebanggaan osis, berdiri berjejer menyambut teman-teman mereka yang baru datang. Saat manik mata Mireya dan Kinanti bertemu, mereka tersenyum, senyum yang lebih tepatnya seperti menahan tawa.
Begitu pun saat manik mata Mireya dan Leo bertemu, Mireya tersenyum tipis sementara Leo hanya berwajah datar. Setelah semuanya berkumpul, Mireya pun membuka acara itu dengan melakukan sambutan.
"Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua. Pertama-tama, aku ingin mengucapkan terima kasih atas kehadiran teman-teman semua dalam acara camping sekolah kita tahun ini. Setelah melewati banyak persiapan dan kerja sama tim yang luar biasa, akhirnya hari yang kita tunggu-tunggu tiba juga!Camping ini bukan cuma soal tidur di alam terbuka atau bermain game seru. Ini adalah momen kita untuk belajar saling percaya, bekerja sama, dan menciptakan kenangan yang suatu hari nanti akan kita ceritakan dengan senyuman. Aku berharap selama acara ini berlangsung, kita semua bisa menjaga satu sama lain, mematuhi peraturan, dan tentu saja, menikmati setiap detiknya. Jangan ragu untuk membantu teman, menyapa yang belum kamu kenal, dan yang paling penting: tetap semangat dan jaga kesehatan! Mari kita buat camping kali ini menyenangkan, hangat, dan aman untuk semua. Selamat menikmati petualangan kecil kita ini!"
Setelahnya Salsa berbicara, memberitahu pada seluruh murid untuk bergegas memasang tenda yang sudah disediakan. Satu persatu murid melangkah pergi dari sana. Kinanti menghampiri Mireya yang sejak beberapa hari lalu sangat sibuk dengan kegiatan camping itu. "Kamu gak akan bantu aku?"
"Tentu saja, nggak. Kamu memiliki grup yang akan membantu!" ucap Mireya yang sengaja dibuat tegas.
"Cihh." Kinanti melangkah pergi dari sana dengan wajah sengaja dibuat cemberut.
Mireya berkeliling, melihat teman-temannya membangun tenda. Ada yang dengan mudahnya memasang, ada juga yang kesulitan seperti itu pertama kalinya. Sampai langkah Mireya ke tempat Leo yang sedang memasang tenda bersama Andrea, dan Willy yang hanya memperhatikan, seolah lelaki itu seorang bos.
"Gimana? Susah gak?" tanya Mireya sembari menatap Leo dan Andrea.
"Tentu saja mudah," ucap Willy seolah dia yang sedang membangun tenda itu.
"Kalau mudah, sini bantu!" kata Leo sembari menatap tajam Willy yang langsung menatap ke arah lain.
"Kalau ada apa-apa kalian bisa menemui aku atau anggota osis yang lain." Mireya melangkah dari sana dengan Leo yang sibuk dengan tenda sampai menatap Mireya saja tidak.
Sekitar 1 jam telah berlalu, Salsa yang memegang megaphone, berbicara dengan suara tegas dan sedikit keras agar bisa didengar semua orang. Salsa mengatakan jika mereka akan melakukan survival challenge! Di mana yang menang akan mendapat suatu cemilan yang anggota osis sudah siapkan.
Mereka yang mendengar itu, terlihat ada yang tertarik ada yang tidak. Masing-masing dari grup camping hanya dibekali selembar plastik terpal berwarna biru, seutas tali tambang, dan kayu kecil.
"15 menit dimulai dari sekarang!" ucap Salsa.
Setiap grup langsung melakukan aksinya dengan waktu terbatas, terkecuali grup Kakak kelas yang isinya Leo, Andrea, Willy, dan satu lelaki lainnya yang berada di kelas yang sama. Sepertinya mereka para sultan yang tak butuh cemilan gratis, bukan?
Mireya mengamati di mana challenge itu terlihat seru. Sampai 15 menit telah selesai, dan Mireya serta Salsa berkeliling melakukan penilaian.
"Setelah kita menimbang siapa yang membuat tenda darurat terbaik, yaitu dari kelompok Kinanti!" ujar Salsa.
Kinanti dan teman kelompoknya yang lain sungguh tak menyangka. Padahal mereka pikir mereka tidak akan menang. "Ayo tepuk tangan untuk mereka yang menang!" ujar Salsa dan semua orang bertepuk tangan.
Setelahnya mereka diberi waktu istirahat selama 2 jam sebelum melakukan kegiatan lainnya. Mireya pun berada di tenda anggota osis yang hanya ada Salsa dan dua orang perempuan lainnya.
"Mi, aku mau buat mie, kamu mau?" tanya Salsa yang duduk di samping Mireya di mana hanya mereka berdua.
"Boleh, Sa." Salsa pun keluar meninggalkan Mireya. Namun, baru saja Salsa pergi, datang Kinanti yang langsung duduk di samping Mireya.
"Kamu gak bawa cokelat bites yang biasa kamu bawa pas camping?" tanha Kinanti yang sepertinya menginginkan cokelat itu.
Mireya mengambil sesuatu dari tas yang ternyata sekotak cokelat bites kesukkannya. Memberikan pada Kinanti yang langsung memakan. "Pas tadi jalan ke sini aku lihat beberapa siswi yang berada di depan tenda Leo. Kamu tahu mereka ngapain?" Sembari menatap Mireya di tengah acara mengunyahnya.
"Lah, ya buat ketemu trio cowok hits itu lah."
"Mereka seterkenal itu sih. Rasanya kayak beruntung perempuan yang bisa mendapati salah satu dari mereka." Kinanti ambil satu cokelat lagi yang dimasukkan ke mulut.
"Kamu mau sama salah satu dari mereka?"
Kinanti langsung menggelengkan kepala. "Aku cuma bicara, Mi. Bukan berarti aku berharap bisa bersama salah satu dari mereka. Oh ya, btw Salsa ke mana?"
"Lagi masak mie."
Di tenda Leo, siswi-siswi itu telah pergi setelah Leo menyuruh mereka istirahat sebelum melakukan kegiatan lainnya dengan nada tegas dan wajah dingin. "Lo gak ke tenda Mireya?" tanya Willy yang duduk di depan pintu masuk tenda.
"Untuk apa?" tanya Leo dengan wajah tak mengerti maksud Willy.
"Ngapelin calon pacar!" ucap Willy, asal.
Audry menghentikan langkah di depan tenda, di mana Audry sempat mendengar ucapan Willy itu. "Ada apa, Dry?" tanya Leo dengan nada sedikit lembut.
Sebenarnya Audry ingin mengajak Leo mengobrol sehingga mereka memiliki waktu berdua, namun mengingat ucapan Willy yang membuat moodnya buruk, Audry pun mengajak Andrea untuk ikut dengannya.
"Kayaknya Andrea sama Audry makin dekat saja. Sering banget gue lihat mereka berdua," kata Willy sembari menatap kepergian kedua A itu.
"Bagus kalau gitu, Wil. Semakin banyak Audry mempunyai seseorang yang bisa membuatnya terbuka, semakin bagus untuk kondisi mentalnya."
Dari dalam tenda, Leo bisa lihat Mireya yang sedang jalan bersama Kinanti. Leo hanya memperhatikan di tengah rasa ingin menemui Mireya. Willy yang semula duduk pun tiduran di samping Leo, tanpa menyadari ke mana perginya pandangan Leo itu.
2 jam telah berlalu dan semua orang telah berkumpul di depan tenda untuk mendengarkan game selanjutnya yaitu estafel alam. Seperti sebelumnya Salsa menjelaskan soal aturan main game. Untuk yang pertama mereka akan memindahkan air dengan spons.
"Kalian saja yang ikut," ucap Leo yang enggan ikut permainan seperti itu.
"Nggak, lo harus ikut!" ujar Willy yang berdiri di samping Leo, dengan wajah tegas. Leo terlihat sungguh malas jika harus mengikutinya. Bagi Leo lebih baik dia bermain basket.