“Broken home isn’t broken kids.”
Kalimat itulah yang akhirnya mengubah hidup Nara, seorang remaja SMA yang tumbuh di tengah kehancuran rumah tangga orang tuanya. Tiap malam, ia harus mendengar teriakan dan pecahan benda-benda di dalam rumah yang dulu terasa hangat. Tak ada tempat aman selain sebuah buku diary yang ia jadikan tempat untuk melarikan segala rasa: kecewa, takut, marah.

Hidup Nara mulai berubah saat tulisannya ditemukan oleh Tante Sari, satu-satunya orang dewasa yang benar-benar melihat luka di balik diamnya. Tanpa diduga, tulisan diary itu berkembang menjadi sebuah naskah novel yang tak hanya menyembuhkan Nara—tapi juga menyentuh ribuan pembaca muda.

Namun, hatinya kian berdebat dan menciptakan konflik batin. Apakah ia menulis untuk balas dendam, atau untuk memaafkan? Apakah ia benar-benar “sembuh”, atau hanya pandai menyembunyikan luka?

Dalam perjalanan emosional yang realistis dan menyentuh ini, Nara belajar bahwa menjadi kuat bukan berarti tidak terluka. Dan dari setiap halaman yang ia tulis, Nara ingin membuktikan bahwa keluarga boleh hancur, tapi masa depan tidak harus ikut runtuh.