
True Story
God, why me?
By: scara
Andine seorang gadis polos yang selalu hidup dalam kerajaan kasih sayang yang berlimpah ruah. Sosoknya yang selalu penuh tawa ceria akan kebahagiaan adalah idaman banyak anak. Dimana semua andai akan mereka sematkan untuk diri mereka. Kebahagiaan yang tak bias semua anak miliki ada di andine.
Sosoknya yang tak pernah kenal kesulitan dan penderitaan terlambat untuk menyadari badai itu datang. Andine menatap dirinya yang rasanya sudah habis berdarah darah akibat badai penuh bebatuan, belum lagi jalan terjal yang ia jalani membuat telapak kakinya berdarah tangannya kasar dan lecet demi bisa berpegangan dengan bebatuan terjal agar ia tak jatuh ke belakang. Dengan gemetar ia lanjutkan perjalanan dengan tangis yang tak lagi ada air mata. Giginya bergemeletuk kedinginan tubuhnya demam hebat namun andine sadar ia harus terus melangkah maju. Meski kini darah ikut menetes dari tubuhnya menyisakan bercak di setiap perjalanannya.
“tak apa. Setidaknya aku masih melangkah maju.”
“tak apa. toh meskipun pelan langkahku tetap ada.”
Andine terus membisikkan kata kata itu ke dirinya. Bahwa semua akan selalu baik baik saja.
Andine tersenyum kecil.
Aku hanya berharap akan ada banyak perempuan yang terselamatkan meski aku tak begitu banyak membantu. Karena hidup selalu akan selalu ada drama menyebalkan.
Andine tertawa menertawakan semua langkah kakinya yang dulu. Kini hujan menghapus semua jejak kakinya yang berdarah. Ia tersenyum.
Terima. kasih Terima kasih sudah bertahan.
Andine menyentuh dadanya dan mengelus kepalanya sendiri sambil tersenyum bangga.
Aku akan selalu bangga sama kamu. Jadi maaf jika aku sering meremehkanmu ya.