Loading...
Logo TinLit
Read Story - Main Character
MENU
About Us  

Waktunya pas sekali! Saat Mireya dan Kinanti baru saja keluar dari dalam uks, Leo muncul. Perhatian Leo langsung tertuju pada kantong kresek kecil di salah satu tangan Mireya. "Kamu belum meminumnya? Atau gak suka?" tanya Leo dengan wajah datar, padahal sedikit kecewa.

"Tadi aku sudah minum obat, jadi kunyit asamnya aku minum nanti di Rumah."

Leo pun tidak jadi kecewa. "Sudah mau pulang?"

"Iya, kebetulan aku sudah menyerahkan urusan beres-beres sama anggota yang lain." Mireya pun untuk kali pertama tidak memaksakan diri.

"Biar aku antar."

"Leo!" panggil Audry yang berhenti di samping Leo.

"Aku kira kamu sudah pulang," kata Leo.

"Kamu gak lupa kan kalau hari ini pulang bareng aku?" tanya Audry dengan wajah seperti mengkhawatirkan sesuatu.

Leo menatap sesaat Mireya, sebelum kembali menatap Audry. "Gimana kalau besok saja?"

Raut wajah Audry pun berubah kecewa. "Kenapa harus besok kalau hari ini kamu bisa?!"

"Aku gak bisa, Dry. Hari ini aku ...." Leo menoleh ke arah Mireya yang memasang wajah tidak enak terhadap Audry.

"Kak Leo bisa pulang sama Kak Audry," ujar Mireya yang dengan cepat menarik tangan Kinanti untuk pergi dari sana.

"Kenapa gak dikejar? Bukan kah kamu ingin pulang bareng Mireya?"

"Aku rasa Mireya gak menginginkannya hari ini."

Audry menggelengkan kepala, kecewa. Melangkah pergi tanpa berkata apa-apa lagi, dan Leo mencoba menyusul Audry.

"Kalau Bianca di posisi kamu sudah pasti dia gak akan memikirkan perasaan Audry," ucap Kinanti yang berjalan di samping Mireya, tanpa menatap Mireya.

"Saat kondisi seperti itu perasaan orang lain lebih penting dari perasaan aku sendiri."

Perkataan Mireya pun membuat Kinanti berhenti melangkah, dan Mireya pun melakukan hal yang sama. "Ada apa?" tanya Mireya yang sudah menghadap ke arah Kinanti.

"Itulah kenapa setiap hal baik yang kamu lakukan gak membuat kamu bahagia, Mi. Kamu melakukannya karena gak enak nolak, bukan karena kamu menginginkannya. Bukan kah seharusnya kita melakukan sesuatu yang membuat kita bahagia? Terlepas dari mungkin menyakiti hati seseorang."

Mireya selalu tahu bahwa Kinanti peduli padanya namun kebiasaan "terlalu baik" itu tidak semudah itu menghilangkannya. Mireya hanya ingin menjadi manusia yang berguna.

"Aku tahu, Kin."

"Kamu gak tahu, Mi! Kalau kamu tahu kamu gak akan terus mengorbankan diri kamu! Sampai kapan kamu mau terus berada di lingkungan yang toxic?"

"Kita bisa membicarakannya nanti, aku butuh istirahat."

Kinanti berakhir kecewa untuk obrolan hari ini. Melangkah meninggalkan Mireya yang sedih melihat Kinanti seperti itu. Mireya hanya berharap Kinanti lebih mengerti dirinya (atau Mireya yang harusnya mengerti dirinya?).
.
.

Sudah berada di Rumah yang hanya ia seorang, Mireya yang sudah membersihkan diri dan hendak tidur, sudah duduk di atas kasur, terdengar getar handphone. Mireya keluarkan hadphone dari dalam tas yang ada di atas nakas. Terdapat panggilan masuk dari Cyntia.

"Hallo, Kak."

"Hari ini sudah kamu bersihkan Kamar Kakak?"

Ahh, benar. Mireya lupa bahwa ia ada tugas di Rumah. "Belum, Kak. Aku lupa."

"Bersihkan sekarang Mire mumpung kamu ingat!"

"Iya."

"Okay, sudah dulu." Panggilan berakhir dengan Cyntia yang mematikan lebih dahulu.

Mireya pun bergegas ke Kamar sampingnya di mana Kamar Cyntia setelah sebelumnya sempat mengambil kunci Kamar di laci nakas. Setelah Kamar dibuka, Mireya mengambil alat-alat untuk membersihkan debu-debu yang hanya sedikit.

Setelah itu Mireya pun bisa istirahat, namun terdengar suara Ibu tiri-nya yang memanggil. Mireya pun hanya bisa menghela nafas, berat. Turun ke bawah di mana wanita itu tengah duduk di sofa panjang. "Buatkan Ibu makanan!"

"Mire gak bisa masak, Ibu tahu hal itu."

"Kalau gitu, buatkan mie instan saja dua bungkus!"

Mireya segera ke Dapur untuk membuat mie. Selama menunggu mie matang, Mireya duduk di salah satu kursi makan. Mireya lelah...

"Mireya, mana mie nya? Lama sekali."

Suara yang nyaring itu membuat Mireya terbangun dari tidurnya. Langsung bangun dari duduk, memeriksa mie yang airnya sudah kering. "Mana mie nya?" tanya Ibu tiri-nya, berjalan menghampiri Mireya.

Mireya kasih lihat mie dalam panci yang sudah lembek dan dikit lagi mungkin akan menjadi bubur. Wanita itu menghela nafas panjang. "Sudahlah! Biar Ibu pesan makanan saja." Wanita itu melangkah pergi dari sana tanpa bertanya apa Mireya sudah makan, atau Mireya mau makan apa.

Mireya cuci bersih panci dan setelahnya pergi ke Kamar, tidak mengganggu Ibu tiri-nya yang tengah nonton suatu acara di tv.

Akhirnya Mireya bisa istirahat dengan perut yang rasa nyerinya semakin sakit seperti waktu di Sekolah.

Di tempat lain lebih tepatnya di kediaman Leo, lelaki itu sedang memainkan handphone, duduk di sofa panjang Ruang Tamu seorang diri. Lalu, datang Mama-nya dengan handphone yang berada pada salah satu tangan. Ikut duduk di sofa.

Mama-nya menyentuh layar handphone beberapa kali, sebelum memperlihatkan layar handphone yang menampikan video saat Leo tampil dengan piano dan suara merdunya. "Di video ini kamu kayak beneran terlihat pangeran," ucap Mama-nya dengan wajah bahagia melihat anaknya.

"Biasa saja, Ma."

Mama-nya letakkan handphone dengan layar sudah mati di atas meja. "Bertambah ini para pecinta Leo," goda Mama-nya.

"Untuk apa banyak perempuan kalau satu saja yang kita inginkan susah didapatkan?" Sembari menatap layar handphone.

Mama-nya yang mendengar itu tersenyum. Merasa lucu dengan anak laki-lakinya itu yang semakin dewasa. "Jadi ceritanya anak Mama lagi jatuh cinta nih?"

"Nggak tahu," jawab datar Leo.

"Apa gadis yang terlalu baik itu?" tebak Mama-nya.

"Gimana Mama bisa tahu?" tanya Leo sembari menatap Mama-nya dengan tatapan tak menyangka.

"Tentu saja Mama tahu, Mama ini Mama kamu. Selama ini kamu gak pernah mengkhawatirkan seseorang segitunya, dan bukan kah sudah jelas kalau kamu menaruh hati?"

"Namanya Mireya, dia ketua osis." Akhirnya Leo mulai terbuka pada wanita yang selama ini menjadi pusat dunianya.

"Apa kamu punya fotonya? Mama ingin lihat dong."

Leo pun mencari sosial media Mireya yang selama ini ia tahu, namun tidak diikuti. Memberikan Mama-nya untuk melihat foto-foto Mireya yang kebanyakan foto pemandangan dari pada dirinya. Namun, ada satu, dua foto yang menampakkan jelas wajah Mireya.

"Cantik, terlihat manis," ucap Mama-nya seraya tersenyum. Leo yang melihat itu ikut tersenyum, senyum tipis.

Sudah cukup dengan tidurnya Mireya terbangun saat langit sudah gelap. Mengambil handphone yang ada di atas nakas, memesan makanan. Ketika menaruh kembali handphone, Mireya ambil botol kunyit asam itu yang belum ia minum. Mireya meminumnya dengan rasa terima kasih yang belum sempat ia ucapkan pada Leo.

"Kalau terus-terusan sebaik ini aku mungkin akan benar-benar menyukai kamu," gumam Mireya sembari menatap botol.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Liontin Semanggi
2172      1217     3     
Inspirational
Binar dan Ersa sama-sama cowok most wanted di sekolah. Mereka terkenal selain karena good looking, juga karena persaingan prestasi merebutkan ranking 1 paralel. Binar itu ramah meski hidupnya tidak mudah. Ersa itu dingin, hatinya dipenuhi dengki pada Binar. Sampai Ersa tidak sengaja melihat kalung dengan liontin Semanggi yang dipakai oleh Binar, sama persis dengan miliknya. Sejak saat...
Penantian Panjang Gadis Gila
392      285     5     
Romance
Aku kira semua akan baik-baik saja, tetapi pada kenyataannya hidupku semakin kacau. Andai dulu aku memilih bersama Papa, mungkin hidupku akan lebih baik. Bersama Mama, hidupku penuh tekanan dan aku harus merelakan masa remajaku.
Lost in Drama
1996      795     4     
Romance
"Drama itu hanya untuk perempuan, ceritanya terlalu manis dan terkesan dibuat-buat." Ujar seorang pemuda yang menatap cuek seorang gadis yang tengah bertolak pinggang di dekatnya itu. Si gadis mendengus. "Kau berkata begitu karena iri pada pemeran utama laki-laki yang lebih daripadamu." "Jangan berkata sembarangan." "Memang benar, kau tidak bisa berb...
Qodrat Merancang Tuhan Karyawala
1963      1106     0     
Inspirational
"Doa kami ingin terus bahagia" *** Kasih sayang dari Ibu, Ayah, Saudara, Sahabat dan Pacar adalah sesuatu yang kita inginkan, tapi bagaimana kalau 5 orang ini tidak mendapatkan kasih sayang dari mereka berlima, ditambah hidup mereka yang harus terus berjuang mencapai mimpi. Mereka juga harus berjuang mendapatkan cinta dan kasih sayang dari orang yang mereka sayangi. Apakah Zayn akan men...
Kainga
1797      971     12     
Romance
Sama-sama menyukai anime dan berada di kelas yang sama yaitu jurusan Animasi di sekolah menengah seni rupa, membuat Ren dan enam remaja lainnya bersahabat dan saling mendukung satu sama lain. Sebelumnya mereka hanya saling berbagi kegiatan menyenangkan saja dan tidak terlalu ikut mencampuri urusan pribadi masing-masing. Semua berubah ketika akhir kelas XI mereka dipertemukan di satu tempat ma...
My First love Is Dad Dead
74      70     0     
True Story
My First love Is Dad Dead Ketika anak perempuan memasuki usia remaja sekitar usia 13-15 tahun, biasanya orang tua mulai mengkhawatirkan anak-anak mereka yang mulai beranjak dewasa. Terutama anak perempuan, biasanya ayahnya akan lebih khawatir kepada anak perempuan. Dari mulai pergaulan, pertemanan, dan mulai mengenal cinta-cintaan di masa sekolah. Seorang ayah akan lebih protektif menjaga putr...
FaraDigma
2005      877     1     
Romance
Digma, atlet taekwondo terbaik di sekolah, siap menghadapi segala risiko untuk membalas dendam sahabatnya. Dia rela menjadi korban bully Gery dan gengnya-dicaci maki, dihina, bahkan dipukuli di depan umum-semata-mata untuk mengumpulkan bukti kejahatan mereka. Namun, misi Digma berubah total saat Fara, gadis pemalu yang juga Ketua Patroli Keamanan Sekolah, tiba-tiba membela dia. Kekacauan tak terh...
The Emergency Marriage Secret
925      421     0     
Romance
Raina tidak pernah berpikir bahwa hidupnya akan berubah drastis hanya karena satu permintaan terakhir dari sang Ayah. Permintaan yang sederhana namun berat, menikah. Calon suaminya adalah seorang dokter muda, anak dari sahabat lama Ayahnya. Raina tidak mencintai pria itu, bahkan nyaris tak mengenalnya. Tapi demi Ayah yang terbaring sakit dengan riwayat jantung melemah, Raina mengiyakan. ...
Is it Your Diary?
230      183     0     
Romance
Kehidupan terus berjalan meski perpisahan datang yang entah untuk saling menemukan atau justru saling menghilang. Selalu ada alasan mengapa dua insan dipertemukan. Begitulah Khandra pikir, ia selalu jalan ke depan tanpa melihat betapa luas masa lalu nya yang belum selesai. Sampai akhirnya, Khandra balik ke sekolah lamanya sebagai mahasiswa PPL. Seketika ingatan lama itu mampir di kepala. Tanpa s...
Tanpo Arang
77      66     1     
Fantasy
Roni mengira liburannya di desa Tanpo Arang bakal penuh dengan suara jangkrik, sinyal HP yang lemot, dan makanan santan yang bikin perut “melayang”. Tapi ternyata, yang lebih lemot justru dia sendiri — terutama dalam memahami apa yang sebenarnya terjadi di sekitar villa keluarga yang sudah mereka tinggali sejak kecil. Di desa yang terkenal dengan cahaya misterius dari sebuah tebing sunyi, ...