Loading...
Logo TinLit
Read Story - YANG PERNAH HILANG
MENU
About Us  

SIANG hari yang damai di Rumah Singgah.

“A-apa!?” Teriak Tara, Leon, dan Dion secara bersamaan. Memandang penuh tanya pada Johni yang berdiri di depan mereka. Beberapa saat yang lalu Johni memberitahu mereka mengenai kabar yang baru saja dia dapatkan dari Pak Yus, pelayan setia Naru. 

Ya. Sejak Naru menghilang setahun yang lalu. Anggota Perfect Gank diam-diam mencari dan bertukar informasi dengannya. Dan saat ini dia mendapat info jika salah satu detektif suruhan orang tua Naru yang selama satu tahun ini telah mencari keberadaan Naru. Melihat sosoknya berada di sebuah bandara Internasional ternama di negara ini. 

“Apakah mereka benar-benar melihatnya? Mungkin saja dia bukan Naru atau mereka salah melihat.” Balas Tara tertahan.  

“Atau mungkin itu sengaja di buat oleh detektif itu agar mendapat imbalan.” Sambung Leon asal. Namun setelah itu mereka semuau saling melempar pandang. Hingga setelah itu…

“Tenang teman-teman. Aku juga belum tahu pasti. Ini hanya baru kabar saja. Namun yang pasti kita tak tahu apakah mereka benar-benar telah melihatnya atau tidak. Kebenaran itu hanya bisa diterima ketika kita benar-benar melihatnya secara langsung bukan? 

Lalu, informasi yang di dapat dari detektif itu haruslah perlu di pertimbangkan karena orang tua Naru tidak main-main jika menyangkut anak semata wayangnya. Dan juga, ada yang aneh dari info yang aku terima dari Pak Yus siang tadi saat aku diam-diam tak sengaja bertemu dengannya di tempat biasa.” Kata Johni sambil memegang kacamatanya. Mencoba menganalisa dan berpikir. 

“Apa!? Cepat katakan Johni!?” Kata Tara tak sabar yang di aminkan semua orang.

“Pak Yus mengatakan bahwa apa yang dia lihat dari foto yang ia curi dari detektif itu adalah benar-benar Naru. Tapi ada yang berbeda darinya. Dia terlihat bukan seperti Naru yang kita kenal, tapi terlihat seperti seorang yakuza.” 

“A-apaa!?” Lagi-lagi mereka bertiga berteriak tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar dari sang ahli informasi Perfect GankJohni. 

“Satu hal lagi yang ingin aku beritahu pada kalian semua. Aku ingin kalian tak menceritakan hal ini pada Eri untuk sementara.” Anggukan pasti dari Leon dan Dion pertanda mengiyakan ucapan Johni. Kecuali Tara yang memandang Johni dengan penuh tanya. Menanyakan pada dirinya sendiri jika Johni menyembunyikan sesuatu dari mereka. Lalu, setelah itu dia pun mengikuti mereka dengan anggukan untuk menghindari kecurigaan.

Sore hari yang hangat. Tara pergi diam-diam menemui Eri yang lebih sering mengurung diri di kamar. Sejak setahun yang lalu Eri terlihat murung. Tentu saja karena kehilangan ketua Perfect Gank dan semua peristiwa yang telah terjadi membuatnya tidak bisa berbuat banyak selain terus berharap keajaiban terjadi. Maka Tara pun berpikir untuk memberitahu berita ajaib itu padanya. 

Sore itu langit terlihat cerah menenangkan. Semburat cahaya jingganya memancarkan sinar hangat yang membuat perasaan setiap orang yang melihatnya terasa nyaman. Namun, kenyamanan itu harus terhenti ketika Eri mendengar cerita Tara beberapa saat yang lalu. Mengenai keberadaan Naru yang diyakini masih hidup dan berada di sebuah bandara dua hari yang lalu. 

“Maafkan aku yang diam-diam memberitahukannya padamu Eri. Sebenarnya Johni melarang kami untuk memberitahumu. Dia berpikir akan memberitahumu ketika kabar itu bukanlah kebohongan. Tapi entah kenapa kau harus mendengar berita ini juga. Bagaimana pun juga semua berharap bisa menemukan Naru setelah dia menghilang selama setahun bukan?”

“Tidak apa-apa Tara. Mungkin dia memiliki alasannya sendiri. Terima kasih sudah memberitahuku mengenai kabar bahagia ini. Aku sangat senang dan juga bersyukur mendengarnya. Semoga apa yang kita dengar ini sungguh terjadi.” Eri terlihat tersenyum. Senyuman lega seseorang yang telah menunggu lama. 

Entah kenapa Tara merasakan kehangatan itu darinya. Dia juga sering berpikir bahwa Naru beruntung mendapat perhatian yang istimewa dari seorang gadis berkerudung bernama Eri.

“Tara. Bolehkah aku minta tolong padamu?” 

“Tentu saja, dengan senang hati.” 

“Bisakah kau antarkan aku ke sebuah tempat. Tempat yang sangat ingin sekali aku kunjungi sejak lama.” Entah kenapa Eri merasa ingin sekali mengunjungi sebuah tempat. Dia ingin sekali bercerita disana, menceritakan apa yang sedang ia rasakan saat itu. 

“Hanya kita berdua?” 

“Tentu saja tidak. Aku akan mengajak Ibu juga. Ku kira kau bisa menjadi supir yang baik.” Eri hanya tersenyum menanggapi pertanyaannya. Tara pun membalasnya hanya dengan senyuman tipis.

Seperti permintaan Eri. Sore itu Tara, Eri dan Ibunya menggunakan mobil ke sebuah tempat yang ternyata adalah sebuah pemakaman. Pemakaman itu terlihat sudah lama, tapi sangat rapi dan bersih. 

Tara dan Ibunya hanya menurut ketika Eri memintanya tetap menunggunya di mobil. Beberapa meter dari pintu pemakaman. Eri berjalan sendiri ke sebuah pusara yang berada di tengah pemakaman. Sebuah nama terukir disana. 

“Ayah kabarku baik-baik saja. Hari ini aku mendapat kabar bahagia. Ku rasa kabarku menjadi baik karena kabar bahagia itu.” Lirih Eri berkata sambil mengusap pusara itu dan menyiramnya dengan air serta menaburkan beberapa bunga di atasnya. Sesaat setelah itu ia berdoa sebentar dan beranjak dari pusara itu. Karena hari sudah semakin gelap. Eri pun berniat untuk meninggalkan pemakaman itu segera. 

Di perjalanan tak sengaja dia berpapasan dengan segerombolan orang-orang berbaju jas rapi. Penampilan mereka sedikit mencolok ketika berada di pemakaman. 

Eri tak sempat melihat mereka dengan jelas. Namun sesuatu yang berkilau membuatnya mengalihkan perhatiannya pada salah satu diantara tiga orang itu. Tepatnya di sebuah pergelangan tangannya. Sebuah gelang tasbih yang memantulkan cahaya matahari sore. 

Lalu, seakan waktu berhenti, saat itu juga Eri merasakan sesuatu yang berbeda yang sesak memenuhi dadanya. Perasaan yang pernah dia rasakan setahun yang lalu. Perlahan kedua matanya berembun, tubuhnya bergetar hebat, dan dia tak bisa mengucapkan kata-kata selain, “Naru!” Ucapnya membuat langkahnya berhenti seketika. Begitu pula dengan tiga orang tersebut yang juga berhenti tepat berada dua meter di belakang tubuh Eri. 

“K-kau… A-Apakah kau Naru?” Tanya Eri lagi kini berbalik melihatnya. Mencoba memastikan. Merekapun saling berhadapan satu sama lain. 

“Ya, benar. Apakah aku mengenalmu?” Tanyanya membuat Eri seketika tak bisa berkata-kata. Dia memandang lekat tanpa henti ke arah kedua mata laki-laki berjas merah darah dengan rambut yang tertata rapi. 

Penampilannya memang terlihat berbeda. Jauh berbeda dengan Naru yang selama ini dia kenal. Namun yang menjadi kesamaan diantara mereka adalah logat bicara dan tatapan matanya. Walaupun hanya dari melihat tatapan matanya saja Eri sudah menduga bahwa apa yang dikatannya adalah jujur. Dia benar-benar tak mengenali Eri. Seseorang yang sangat menunggu kehadirannya.

“Bagaimana bisa kau melupakanku? Bukankah kau memiliki janji padaku untuk mengembalikan gelang tasbih itu?” Tanya Eri menunjuk sebuah gelang yang melekat di pergelangan tangan laki-laki itu. 

“Ee, maaf, apa yang kau maksud dengan janji? Tunggu, apakah kita pernah bertemu? Apakah kau mengenalku? Apakah aku mengenalmu?” Tanya Naru beruntun. Wajahnya terlihat benar-benar bingung.

“Apakah kau benar-benar melupakannya? Apakah kau bukan Naru yang aku kenal?” Tanya Eri memastikan lagi. Naru yang ada di hadapannya hanya mengangguk seraya berkedip. Dia tidak berbohong. 

“Ah. Maaf. Sepertinya aku salah orang. Maafkan aku.” Jawab Eri akhirnya. dia tersenyum tipis seraya meninggalkannya pergi. Eri terlalu lelah dengan hari ini.

“Nanika atano? Onna no hitowa, dare desuka? Narusama, shiteru itadakenaidesuyouka?”[17]Tanya Hayasi yang penasaran. Kamaru hanya mengangguk-angguk mengerutkan kening. 

“Sudah kubilang gunakan bahasa santai saja. Tidak perlu formal segala Hayasi!” Pekik Naru sedikit kesal. Membuat mereka berdua langsung menunduk meminta maaf. 

Kini di tengah pemakaman yang semakin gelap. Mereka bertiga hanya berdiri mematung melihat kepergian Eri yang benar-benar telah menghilang dari pandangan. 

Gommen[18]. Aku tak bermaksud untuk memarahi kalian. Hanya saja, aku sedang berpikir siapa gadis berpakaian aneh itu? Kenapa dia bisa mengenalku dan mengetahui namaku? Tidak hanya itu, bagaimana bisa dia bisa tahu tentang gelang ini? Semua itu membuatku berpikir keras. Oh tidak! Kepalaku mulai pusing. Aku harap aku tidak pingsan di tempat seperti ini.” 

Naru terlihat mengeluh memegang kepalanya. Tiba-tiba juga langkah Naru terhuyung hendak terjatuh. Namun dengan sigap Hayasi menangkap tubuhnya. Melihat hal itu Kamaru pun langsung membantu Hayasi untuk membawa Naru ke dalam mobil yang telah di tunggu Pak Kobe.

“Ada apa? Apa yang terjadi dengan Tuan Muda Naru?!” Teriak Pak Kobe histeris.

“Tenang Pak, kurasa sekarang aku tidak apa-apa. Aku hanya sedikit lelah. Dari pada itu, apakah bapak bisa membantuku? Kita tidak boleh kehilangan gadis itu.” Seru Naru membuat Hayasi dan Kamaru saling pandang tak mengerti. 

“Apa maksudmu Tuan Muda?” Tanya Pak Kobe melihat Naru yang justru duduk di bagian kemudi mobil. 

“Biarkan aku yang mengemudikan mobil ini. Sepertinya aku harus pergi ke suatu tempat.” Pak Kobe hanya bisa mengiyakan tanpa banyak bertanya. Hayasi dan Kamaru pun masih melihat satu sama lain dengan tatapan tak mengerti. Menuruti begitu saja permintaan Tuan Muda mereka.


 

Footnote:

[17] Ada apa? Siapa gadis/perempuan itu? Apakah Tuan Naru mengenalnya? (bentuk sopan)

[18] Maaf 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 1
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
BestfriEND
33      29     1     
True Story
Di tengah hedonisme kampus yang terasa asing, Iara Deanara memilih teguh pada kesederhanaannya. Berbekal mental kuat sejak sekolah. Dia tak gentar menghadapi perundungan dari teman kampusnya, Frada. Iara yakin, tanpa polesan makeup dan penampilan mewah. Dia akan menemukan orang tulus yang menerima hatinya. Keyakinannya bersemi saat bersahabat dengan Dea dan menjalin kasih dengan Emil, cowok b...
CERITA MERAH UNTUK BIDADARIKU NAN HIJAU
90      83     1     
Inspirational
Aina Awa Seorang Gadis Muda yang Cantik dan Ceria, Beberapa saat lagi ia akan Lulus SMA. Kehidupannya sangat sempurna dengan kedua orang tua yang sangat menyayanginya. Sampai Sebuah Buku membuka tabir masa lalu yang membuatnya terseret dalam arus pencarian jati diri. Akankah Aina menemukan berhasil kebenarannya ? Akankah hidup Aina akan sama seperti sebelum cerita merah itu menghancurkannya?
Perahu Jumpa
243      202     0     
Inspirational
Jevan hanya memiliki satu impian dalam hidupnya, yaitu membawa sang ayah kembali menghidupkan masa-masa bahagia dengan berlayar, memancing, dan berbahagia sambil menikmati angin laut yang menenangkan. Jevan bahkan tidak memikirkan apapun untuk hatinya sendiri karena baginya, ayahnya adalah yang penting. Sampai pada suatu hari, sebuah kabar dari kampung halaman mengacaukan segala upayanya. Kea...
Dalam Satu Ruang
133      87     2     
Inspirational
Dalam Satu Ruang kita akan mengikuti cerita Kalila—Seorang gadis SMA yang ditugaskan oleh guru BKnya untuk menjalankan suatu program. Bersama ketiga temannya, Kalila akan melalui suka duka selama menjadi konselor sebaya dan juga kejadian-kejadian yang tak pernah mereka bayangkan sebelumnya.
To the Bone S2
378      271     1     
Romance
Jangan lupa baca S1 nya yah.. Udah aku upload juga .... To the Bone (untuk yang penah menjadi segalanya) > Kita tidak salah, Chris. Kita hanya salah waktu. Salah takdir. Tapi cintamu, bukan sesuatu yang ingin aku lupakan. Aku hanya ingin menyimpannya. Di tempat yang tidak mengganggu langkahku ke depan. Christian menatap mata Nafa, yang dulu selalu membuatnya merasa pulang. > Kau ...
Spektrum Amalia
700      480     1     
Fantasy
Amalia hidup dalam dunia yang sunyi bukan karena ia tak ingin bicara, tapi karena setiap emosi orang lain muncul begitu nyata di matanya : sebagai warna, bentuk, dan kadang suara yang menghantui. Sebagai mahasiswi seni yang hidup dari beasiswa dan kenangan kelabu, Amalia mencoba bertahan. Sampai suatu hari, ia terlibat dalam proyek rahasia kampus yang mengubah cara pandangnya terhadap diri sendi...
Simfoni Rindu Zindy
569      476     0     
Inspirational
Zindy, siswi SMA yang ceria dan gigih, terpaksa tumbuh lebih cepat sejak ayahnya pergi dari rumah tanpa kabar. Di tengah kesulitan ekonomi dan luka keluarga yang belum sembuh, Zindy berjualan di sekolah demi membantu ibunya membayar SPP. Bermodal keranjang jinjing dan tekad baja, ia menjadi pusat perhatian terkadang diejek, tapi perlahan disukai. Dukungan sahabatnya, Rara, menjadi pondasi awal...
Let me be cruel
4455      2478     545     
Inspirational
Menjadi people pleaser itu melelahkan terutama saat kau adalah anak sulung. Terbiasa memendam, terbiasa mengalah, dan terlalu sering bilang iya meski hati sebenarnya ingin menolak. Lara Serina Pratama tahu rasanya. Dikenal sebagai anak baik, tapi tak pernah ditanya apakah ia bahagia menjalaninya. Semua sibuk menerima senyumnya, tak ada yang sadar kalau ia mulai kehilangan dirinya sendiri.
Unexpectedly Survived
97      86     0     
Inspirational
Namaku Echa, kependekan dari Namira Eccanthya. Kurang lebih 14 tahun lalu, aku divonis mengidap mental illness, tapi masih samar, karena dulu usiaku masih terlalu kecil untuk menerima itu semua, baru saja dinyatakan lulus SD dan sedang semangat-semangatnya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP. Karenanya, psikiater pun ngga menyarankan ortu untuk ngasih tau semuanya ke aku secara gamblang. ...
That's Why He My Man
763      538     9     
Romance
Jika ada penghargaan untuk perempuan paling sukar didekati, mungkin Arabella bisa saja masuk jajan orang yang patut dinominasikan. Perempuan berumur 27 tahun itu tidak pernah terlihat sedang menjalin asmara dengan laki-laki manapun. Rutinitasnya hanya bangun-bekerja-pulang-tidur. Tidak ada hal istimewa yang bisa ia lakukan di akhir pekan, kecuali rebahan seharian dan terbebas dari beban kerja. ...