Loading...
Logo TinLit
Read Story - Jadi Diri Sendiri Itu Capek, Tapi Lucu
MENU
About Us  

Aku adalah orang yang kalau lagi di tongkrongan, bisa dibilang cukup ramai.
Bisa bikin teman ketawa, bisa ngelucu dadakan, bahkan kadang jadi MC dadakan di ulang tahun yang nggak direncanakan.

Tapi begitu pulang ke rumah, lepas celana jeans dan ganti daster, semua tawa itu langsung menguap.

Yang tersisa cuma satu: otak yang mulai ngebahas hal-hal yang nggak ditanyain.

^"Tadi aku terlalu bawel nggak, ya?"

^"Kok tadi dia diem pas aku ngomong? Apa aku nyebelin?"

^"Kenapa aku ngomong itu sih? Aduh, kenapa nggak diem aja?"

^"Apa mereka sebenarnya nggak suka aku ikut?"

Dan selamat datang di dunia overthinking, tempat di mana bahkan ekspresi orang saat garuk-garuk kepala bisa ditafsirkan sebagai tanda bahwa mereka ilfeel sama kita.

Lucunya, banyak orang nggak tahu sisi ini dari aku.
Karena yang mereka lihat selalu:
“Aku yang ceria.”
“Aku yang suka becanda.”
“Aku yang selalu punya bahan ngobrol.”

Padahal kenyataannya, begitu aku sendiri...
Pikiranku kayak grup WhatsApp keluarga: rame tapi isinya absurd dan bikin stres.

Suatu malam, aku nonton ulang video aku sendiri yang lagi ngelawak di ulang tahun teman.
Semua orang ketawa. Aku juga ketawa—pas di video.

Tapi saat itu aku sedang duduk sendiri di kamar, dengan mata yang udah capek dan hati yang nggak tahu kenapa… hampa.

Tiba-tiba muncul satu kalimat di kepala:

“Aku capek jadi lucu, kalau yang aku rasain sebenarnya sedih.”

Overthinking itu kayak sahabat toxic.
Dia nemenin kamu terus, tapi bikin kamu ngerasa kecil, bodoh, dan nggak cukup.

Kamu bisa keliatan bahagia di depan orang lain, tapi di dalam pikiranmu, kamu lagi ngebedah ulang semua percakapan dari tiga hari yang lalu.

"Aku bales 'haha' doang, terlalu dingin nggak ya?"
"Aku ngomong 'iya sih' pas dia cerita, dia mikir aku nggak peduli nggak ya?"
"Aduh, aku lupa bilang makasih! Dia pasti ngerasa aku nggak sopan!"

Dan overthinking itu nggak kenal waktu.
Lagi makan—muncul.
Lagi nonton—muncul.
Lagi mau tidur—muncul, dan dia bilang,
“Eh, inget nggak kejadian 2017 yang bikin kamu malu?”

Aku pernah duduk sendirian di angkot, ngebayangin ekspresi orang-orang waktu aku ngomong satu hal yang agak nggak nyambung di tongkrongan.
Rasanya malu banget.
Padahal mereka semua ketawa saat itu.
Mereka mungkin bahkan udah lupa.

Tapi otakku belum.
Dan itu yang melelahkan.

Aku sempat mikir, mungkin aku lebay.
Terlalu sensitif.
Tapi ternyata, banyak orang juga mengalami hal yang sama.

Mereka yang ketawa keras di tongkrongan,
Yang keliatan pede banget di depan umum,
Yang bisa ngelawak dan bikin semua orang nyaman…

Kadang mereka juga yang paling sering mempertanyakan dirinya sendiri.
Karena untuk bisa bikin orang lain nyaman, mereka harus terus menyesuaikan diri.
Dan setiap penyesuaian itu kadang mengikis keaslian diri mereka sendiri.

Aku mulai belajar satu hal penting:

Jadi orang yang lucu, bukan berarti nggak boleh sedih.
Jadi orang yang menyenangkan, bukan berarti selalu baik-baik saja.

Dan overthinking bukan sesuatu yang harus disembunyikan.
Itu bagian dari diriku.
Bagian dari kamu juga, mungkin.

Suatu hari, aku ngobrol sama sahabatku, si Fani.
Dia tahu aku suka overthinking, dan dia bilang sesuatu yang cukup menyentuh:

“Nggak apa-apa mikir banyak hal, asal jangan sampai kamu jadi lupa sayang sama diri kamu sendiri.”

Aku diem.
Karena kalimat itu sederhana, tapi kena banget.

Selama ini aku terlalu fokus mikirin pandangan orang, sampai lupa nanya ke diriku:
“Kamu baik-baik aja nggak?”
“Kamu butuh dipeluk nggak?”
“Kamu capek ya jadi orang yang selalu ngerti semua orang?”

Dan kamu tahu nggak yang lebih lucu dari overthinking?

Berusaha menenangkan overthinking dengan overthinking juga.

Contohnya kayak gini:

"Aku pasti nyebelin deh tadi…"
→ "Tapi masa sih nyebelin? Tadi dia ketawa kok."
→ "Tapi bisa aja dia ketawa sopan aja, pura-pura…"
→ "Tapi kenapa aku mikir sejauh ini sih? Aduh aku kenapa sih gini banget?"
→ "Nah, aku overthinking lagi nih. Aku bener-bener parah deh."

Dan ujung-ujungnya?
Kamu overthinking karena kamu overthinking.
Siklus setan.

Tapi aku mulai latihan.
Pelan-pelan.

Aku mulai belajar nggak langsung percaya sama semua isi kepalaku sendiri.
Karena kadang pikiran bisa bohong.
Bisa berlebihan.
Bisa terlalu jahat ke diri sendiri.

Jadi setiap muncul pikiran kayak:
“Aku nyebelin deh.”
Aku tanya balik,
“Emang kenapa? Apa buktinya? Emang semua orang harus suka?”

Atau saat aku mikir:
“Aku harusnya diem aja tadi.”
Aku jawab,
“Nggak juga. Kamu cuma ngomong. Wajar. Manusia.”

Dan ternyata, ngobrol sama diri sendiri dengan lebih lembut itu bisa bikin tenang.

Aku juga mulai coba sesuatu yang baru.
Yaitu… jadi jujur sama teman.

Pas aku lagi bareng mereka, terus tiba-tiba aku overthinking, aku bilang aja,
“Eh maaf ya kalau aku tadi terlalu heboh. Aku kadang suka mikir berlebihan.”

Dan mereka jawab,
“Lah, biasa aja kali! Lucu kok. Santai aja.”

Dan tahu nggak?
Itu kayak air di padang gurun.
Sesederhana itu, tapi menyelamatkan banget.

Kadang kita cuma butuh diyakinkan.
Dan nggak apa-apa minta diyakinkan, asal kita juga tetap belajar buat pelan-pelan yakin sama diri sendiri.

Jadi, kalau kamu adalah orang yang suka tertawa di depan tapi overthinking di dalam,
Kalau kamu sering merasa harus jadi orang yang menyenangkan padahal lagi pengen diem aja,
Kalau kamu capek banget mikir semua kata-kata yang kamu ucapkan…

Duduk bentar.
Tarik napas.
Dan bilang ke diri sendiri:

“Nggak semua orang harus suka aku.
Nggak semua hal harus sempurna.
Dan aku tetap layak dicintai, bahkan kalau aku nggak lucu hari ini.”

Jangan terlalu keras sama diri sendiri.
Karena kamu udah cukup baik, cukup perhatian, cukup hangat.
Dan kalaupun kadang kamu ngerasa kacau…
Itu manusiawi.
Itu kamu.
Dan itu tetap oke.

Tertawa itu bagus.
Tapi jangan lupa, kamu juga boleh nangis. Kamu boleh istirahat.
Kamu boleh bilang, “Aku capek jadi kuat. Aku capek mikir semua hal.”

Dan kita di sini, bareng-bareng,
Belajar jadi manusia yang bisa ketawa dan bisa jujur sama rasa takutnya.

Karena hidup ini bukan soal tampil sempurna,
Tapi soal bisa bilang:

“Aku mungkin masih overthinking,
Tapi aku juga sedang belajar tenangin diri.
Dan itu udah jadi pencapaian.”

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
The Best Gift
69      66     1     
Inspirational
Tidak ada cinta, tidak ada keluarga yang selalu ada, tidak ada pekerjaan yang pasti, dan juga teman dekat. Nada Naira, gadis 20 tahun yang merasa tidak pernah beruntung dalam hal apapun. Hidupnya hanya dipenuhi dengan tokoh-tokoh fiksi dalam  novel-novel dan drama  kesukaannya. Tak seperti manusia yang lain, hidup Ara sangat monoton seakan tak punya mimpi dan ambisi. Hingga pertemuan dengan ...
Diary of Rana
459      389     1     
Fan Fiction
“Broken home isn’t broken kids.” Kalimat itulah yang akhirnya mengubah hidup Nara, seorang remaja SMA yang tumbuh di tengah kehancuran rumah tangga orang tuanya. Tiap malam, ia harus mendengar teriakan dan pecahan benda-benda di dalam rumah yang dulu terasa hangat. Tak ada tempat aman selain sebuah buku diary yang ia jadikan tempat untuk melarikan segala rasa: kecewa, takut, marah. Hidu...
Yu & Way
329      253     5     
Science Fiction
Pemuda itu bernama Alvin. Pendiam, terpinggirkan, dan terbebani oleh kemiskinan yang membentuk masa mudanya. Ia tak pernah menyangka bahwa selembar brosur misterius di malam hari akan menuntunnya pada sebuah tempat yang tak terpetakan—tempat sunyi yang menawarkan kerahasiaan, pengakuan, dan mungkin jawaban. Di antara warna-warna glitch dan suara-suara tanpa wajah, Alvin harus memilih: tet...
No Longer the Same
1153      844     1     
True Story
Sejak ibunya pergi, dunia Hafa terasa runtuh pelan-pelan. Rumah yang dulu hangat dan penuh tawa kini hanya menyisakan gema langkah yang dingin. Ayah tirinya membawa perempuan lain ke dalam rumah, seolah menghapus jejak kenangan yang pernah hidup bersama ibunya yang wafat karena kanker. Kakak dan abang yang dulu ia andalkan kini sibuk dengan urusan mereka sendiri, dan ayah kandungnya terlalu jauh ...
Help Me Help You
4247      1989     56     
Inspirational
Dua rival akademik di sebuah sekolah menengah atas bergengsi, Aditya dan Vania, berebut beasiswa kampus ternama yang sama. Pasalnya, sekolah hanya dapat memberikan surat rekomendasi kepada satu siswa unggul saja. Kepala Sekolah pun memberikan proyek mustahil bagi Aditya dan Vania: barangsiapa dapat memastikan Bari lulus ujian nasional, dialah yang akan direkomendasikan. Siapa sangka proyek mus...
FAMILY? Apakah ini yang dimaksud keluarga, eyang?
496      387     2     
Inspirational
Kehidupan bahagia Fira di kota runtuh akibat kebangkrutan, membawanya ke rumah kuno Eyang di desa. Berpisah dari orang tua yang merantau dan menghadapi lingkungan baru yang asing, Fira mencari jawaban tentang arti "family" yang dulu terasa pasti. Dalam kehangatan Eyang dan persahabatan tulus dari Anas, Fira menemukan secercah harapan. Namun, kerinduan dan ketidakpastian terus menghantuinya, mendo...
Finding the Star
2828      1704     9     
Inspirational
"Kamu sangat berharga. Kamu istimewa. Hanya saja, mungkin kamu belum menyadarinya." --- Nilam tak pernah bisa menolak permintaan orang lain, apalagi yang butuh bantuan. Ia percaya kalau hidupnya akan tenang jika menuruti semua orang dan tak membuat orang lain marah. Namun, untuk pertama kali, ia ingin menolak ajakan Naura, sahabatnya, untuk ikut OSIS. Ia terlalu malu dan tak bisa bergaul ...
Andai Kita Bicara
1714      1074     3     
Romance
Revan selalu terlihat tenang, padahal ia tak pernah benar-benar tahu siapa dirinya. Alea selalu terlihat ceria, padahal ia terus melawan luka yang tak kasat mata. Dua jiwa yang sama-sama hilang arah, bertemu dalam keheningan yang tak banyak bicaratetapi cukup untuk saling menyentuh. Ketika luka mulai terbuka dan kenyataan tak bisa lagi disembunyikan, mereka dihadapkan pada satu pilihan: tetap ...
Kembali ke diri kakak yang dulu
3005      1643     10     
Fantasy
Naln adalah seorang anak laki-laki yang hidup dalam penderitaan dan penolakan. Sejak kecil, ia dijauhi oleh ibunya sendiri dan penduduk desa karena sebuah retakan hitam di keningnya tanda misterius yang dianggap pertanda keburukan. Hanya sang adik, Lenard, dan sang paman yang memperlakukannya dengan kasih dan kehangatan. Ini menceritakan tentang dua saudara yang hidup di dunia penuh misteri. ...
Tic Tac Toe
1018      811     2     
Mystery
"Wo do you want to die today?" Kikan hanya seorang gadis biasa yang tidak punya selera humor, tetapi bagi teman-temannya, dia menyenangkan. Menyenangkan untuk dimainkan. Berulang kali Kikan mencoba bunuh diri karena tidak tahan dengan perundungannya. Akan tetapi, pikirannya berubah ketika menemukan sebuah aplikasi game Tic Tac Toe (SOS) di smartphone-nya. Tak disangka, ternyata aplikasi itu b...