"Payah! Dewa Mimpi nggak kreatif!”
Julie kesal karena lagi-lagi dia bermimpi yang sama. Ini sudah yang ketujuh kalinya.
Dalam mimpinya, dia berada di tengah taman bunga mawar putih yang luas. Perlahan lahan lautan bunga mawar itu berubah menjadi hitam dan kelopaknya berguguran. Serentak, kelopak-kelopak itu berhamburan ke atas langit bagaikan hujan yang terbalik, kemudian sirna.
"Lagi-lagi siaran ulang!"
Julie menuruni anak tangga dengan gaya meloncat-loncat seperti kodok. Namun loncatannya mengerem mendadak saat ayah dan ibunya muncul dengan berpakaian serba hitam. Sungguh terlihat serasi dengan wajah mereka yang suram.
"Sepupumu Kayla meninggal dunia," kata ibunya.
“Tadi pagi sekitar jam 3.”
Papan bunga bertuliskan Selamat Jalan Kayla Rosa Ananta mulai berdatangan dan menghiasi halaman rumah duka itu.
Rosa?
Julie baru tahu kalau nama tengah Kayla itu Rosa, yang artinya bunga mawar.
Saat masuk ke dalam, rangkaian bunga mawar putih pun terlihat mendominasi ruangan. Suasananya sama seperti dalam mimpinya.
Tiba-tiba bulu kuduknya meremang. Hawa dingin yang aneh mulai dirasakan tubuh kecilnya. Mimpi yang muncul berturut-turut seolah berusaha memberinya sebuah pesan. Pesan kematian!
Dan ini merupakan pesan pertama yang ia terima.
Ini nggak ada tombol reply ya?
Comment on chapter Bab 6@Juliartidewi, makasih kak atas masukannya, nanti direvisi pas masa lombanya selesai. Thank youu...