Loading...
Logo TinLit
Read Story - Sebelah Hati
MENU
About Us  

Alfian : Di rumah, Nay?

Kanaya : Di jogja, Al.

Alfian : Ada apa?

Kanaya : Pertemuan keluarga rutin

Alfian : kapan pulang?

Kanaya : sabtu sore

Alfian : Oke, Nay

Kanaya : kenapa, Al?

Alfian : kangen J

Kanaya : yakin?

Alfian : of course

Kanaya: thanks, Al. Salam sayang buat Rifa.

Alfian : Papapnya?

Kanaya : Salam timpuk :P

Aku sadar betul. Ini hanya membuat harapannya melambung. Tapi, aku sendiri pun belum bisa menentukan sikap.

Mana yang benar?

 

>.<

 

Malioboro cukup ramai sore ini. Praja mengajakku ke sini, setelah istirahat panjang tadi. Kami naik motor Cipto. Aku tak tahu kalau Praja bisa nyetir motor. Karena yang kutahu hanya mobil saja.

Saat lampu merah tadi, Ia berseru, “Pegangan, Aya.” Praja mengambil tanganku, dan ditaruh di perutnya. Apa-apaan ini. ini bagian dari modusnya ya? “Bisa jatuh, kalau engga pegangan.” Sepertinya ia bisa membaca pikiranku.

Siapa suruh motornya Cipto jenis motor laki-laki begini, yang harus nungging naiknya. Wah pegel kuadrat.

“Jangan jauh-jauh.” Aku kaget bukan main, saat kurasakan tanganku digenggam Praja. Ia menarikku dengan acuh, mengharuskanku membuntutinya.

Saat melewati depan pasar, memang ramai orang. Hingga harus empet-empetan untuk berjalan saja. Mungkin sudah mau closing, jadi ramainya kelewatan.

Praja mengajakku duduk, setelah memesan es dawet.

“Kak,” kataku, sambil menggoyangkan tanganku yang masih digenggamnya.

Ia hanya melirikku sekilas. “Engga apa. Daripada hilang.”

Aku menghela nafas. “Kak, hilang apanya? Aku-“ Praja melepaskan cepat. Lalu bangkit mengambil pesanan dawetnya. Apa-apaan  dia itu?

Sepertinya aku harus menjelaskan perasaanku padanya.

“Makasi.” Ia mengangsurkan dawetku. Kemudian duduk dan mulai minum dengan khidmat. Walau hanya berkaos oblong begini, kenapa tetap banyak cewek yang lihatin Praja. Apa dia ini jenis manusia langka ya?

“Maaf, Aya,” katanya setelah menandaskan dawet dengan cepat. Haus ya?

 “Kenapa, Kak?” tanyaku.     

“Aku tak mau kehilanganmu.” Ia mengatakannya dengan lugas. Memandangiku dengan intens.

“Kok tiba-tiba bilang begitu?” Aku mengatakannya hanya untuk mengalihkan debar jantungku tiba-tiba.

“Ya itu kenyataannya, Aya. Aku sudah menjabarkan tadi pagi. Aku sampai sejauh ini, bukan cuma untuk dengar penolakan.”

Waduh, geer sekali diaaaaa

Aku menghela nafasku. “Kak, aku belum bisa membahas soal ini sekarang. Please, kasih waktu.”

Tatapan matanya mencari kebenaran omonganku. Saat ini memang aku belum bisa memberi jawaban.

“Baik. Tapi berjanjilah padaku,” katanya.

“Apa itu?”

“Jangan menghilang dariku,” ucapnya tandas. Penuh penekanan. Pasti mengingat yang dulu. Aku pernah menghindarinya.

 

>.<

 

Acara pertemuan keluarga berjalan riuh. Apalagi kalau bukan keberadaan Praja yang membuat itu semua. Ia sibuk diwawancarai semua anggota keluarga. Aku jadi bulan-bulanan Bude Rah dan Tante Lisa.

“Waduh, sayang ganteng-ganteng begitu dianggurin, Kanaya,” celetuk Tante Lisa genit, saat aku melipir mengambil es buah.

“Apaan sih, Tan,” gerutuku. Sok engga menanggapi. Sibuk memasukkan buah melon, nangka kedalam gelas.

“Tante sudah dengar beritanya, dia kemari karena kamu kan? Hayo ngaku aja. Udah kesini, berati ya sudah mau perkenalan keluarga dong ya. Tinggal tanggalnya aja.” Tante gendutku satu ini, memang paling suka mengkritisi aku yang belum menikah di umur 28 ini.

“Yah, anggep aja begitu, Tan.” Jujur, aku malas menanggapi lebih jauh.

“Eh, katanya teman Redho ya? Berati udah 32 dong? Wah udah matang sekali. Kerja dimana dia?” Tuh, mulai lagi nanyanya rinci amat.

“Tan, coba tanya sendiri sana deh, biar jelas interogasinya,” kataku sambil berlalu.    

Mama pun sama. Sama saja promosinya kemana-mana. Bagaimana sih, apa tak lihat tampangku yang tak karuan begini?

“Heh, kapan?” Radit, sepupuku yang lain, menowel bahuku, saat aku duduk di halaman belakang. Ia duduk disampingku, membawa gelas buah juga.

“Apanya yang kapan?”

“Itu, acaranya dong. Udah ditodong nentuin tanggal kan?” Aku ingat, Radit ini pun belum menikah di usia 30 tahun. Masih santai berkarya, katanya. Dia fotografer lepas majalah.

“Ah, entahlah. Kok semuanya maksa sih?”

“Yaelah, kan kamu tahu sendiri bagaimana para bude bulik. Kebelet bikin acara.” Radit tertawa.

“Nasha gimana?” Ini nama pacarnya. Mereka pacaran sudah lama, tapi engga pernah kedengaran gaungnya.

Muka Radit berubah keruh. “Minggat,”

Aku melotot. “Apa?”

“Dia pergi. Kerja, mengejar karier di Jakarta.”

“Trus kalian?”

“Ya bubar.”

“Lho, kenapa? Jakarta ini kok, masih bisa dijangkau.”

“Itu cuma alasan. Aslinya, dia sudah punya yang lain.” Radit tampak menerawang. “Sudah beberapa kali aku nge-gap dia sama manajernya. Tapi aku masih terlalu sayang padanya. Jadi tutup mata. Tapi kelamaan, udah engga bisa ditahan lagi, Nay. Ya sudah harus relakan.” Aku hanya bisa menepuk bahunya.

“Semangat ya, cewek engga cuma dia kok,” hiburku.

“Makanya, segeralah tentukan tanggal. Biar aku engga ditanya terus.”

“Memang belum ada yang tahu?” tanyaku.

Radit menggeleng. “Baru seminggu lalu kok.”

Yaampunnn…

“Hei.” Ndari bergabung dengan kami, dengan duduk disampingku. Sosoknya masih sama sejauh yang kuingat. Tinggi menjulang dengan kemeja garis dan celana bahan.  

“Kemana aja, dicariin dari kapan tahun,” gerutuku.

“Maaf, maaf, aku sibuk sekali,” katanya centil. Masih Ndari yang lama. Masih suka simpan rahasia.

“Yakin sibuk?” tanyaku sok selidik.

“Iyalah, apalagi. Banyak proyek yang di handle.”

Aku memicingkan mata. “Yakin? Bukan punya pacar bule lagi?”

Matanya melotot seketika. “eh ngarang,” degusnya. “Mas Praja-mu itu nanti digeret mbokde Sanah lho, kalo engga diambil,” kikihnya.

Ganti aku yang melotot.

 

>.<

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Sweet Punishment
170      105     9     
Mystery
Aku tak menyangka wanita yang ku cintai ternyata seorang wanita yang menganggap ku hanya pria yang di dapatkannya dari taruhan kecil bersama dengan kelima teman wanitanya. Setelah selesai mempermainkan ku, dia minta putus padaku terlebih dahulu. Aku sebenarnya juga sudah muak dengannya, apalagi Selama berpacaran dengan ku ternyata dia masih berhubungan dengan mantannya yaitu Jackson Wilder seo...
Semesta Berbicara
1060      649     10     
Romance
Suci adalah wanita sederhana yang bekerja sebagai office girl di PT RumahWaktu, perusahaan di bidang restorasi gedung tua. Karena suatu kejadian, ia menjauh dari Tougo, calon tunangannya sejak kecil. Pada suatu malam Suci memergoki Tougo berselingkuh dengan Anya di suatu klub malam. Secara kebetulan Fabian, arsitek asal Belanda yang juga bekerja di RumahWaktu, ada di tempat yang sama. Ia bersedia...
CERITA MERAH UNTUK BIDADARIKU NAN HIJAU
90      83     1     
Inspirational
Aina Awa Seorang Gadis Muda yang Cantik dan Ceria, Beberapa saat lagi ia akan Lulus SMA. Kehidupannya sangat sempurna dengan kedua orang tua yang sangat menyayanginya. Sampai Sebuah Buku membuka tabir masa lalu yang membuatnya terseret dalam arus pencarian jati diri. Akankah Aina menemukan berhasil kebenarannya ? Akankah hidup Aina akan sama seperti sebelum cerita merah itu menghancurkannya?
Ada Apa Esok Hari
202      156     0     
Romance
Tarissa tak pernah benar-benar tahu ke mana hidup akan membawanya. Di tengah hiruk-pikuk dunia yang sering kali tak ramah, ia hanya punya satu pegangan: harapan yang tak pernah ia lepaskan, meski pelan-pelan mulai retak. Di balik wajah yang tampak kuat, bersembunyi luka yang belum sembuh, rindu yang tak sempat disampaikan, dan cinta yang tumbuh diam-diamtenang, tapi menggema dalam diam. Ada Apa E...
Glitch Mind
45      42     0     
Inspirational
Apa reaksi kamu ketika tahu bahwa orang-orang disekitar mu memiliki penyakit mental? Memakinya? Mengatakan bahwa dia gila? Atau berempati kepadanya? Itulah yang dialami oleh Askala Chandhi, seorang chef muda pemilik restoran rumahan Aroma Chandhi yang menderita Anxiety Disorder......
Dear Future Me: To The Me I'm Yet To Be
354      260     2     
Inspirational
Bagaimana rasanya jika satu-satunya tempat pulang adalah dirimu sendiri—yang belum lahir? Inara, mahasiswi Psikologi berusia 19 tahun, hidup di antara luka yang diwariskan dan harapan yang nyaris padam. Ayahnya meninggal, ibunya diam terhadap kekerasan, dan dunia serasa sunyi meski riuh. Dalam keputusasaan, ia menemukan satu cara untuk tetap bernapas—menulis email ke dirinya di masa dep...
FLOW : The life story
91      81     0     
Inspirational
Dalam riuh pikuknya dunia hiduplah seorang gadis bernama Sara. Seorang gadis yang berasal dari keluarga sederhana, pekerja keras dan mandiri, gadis yang memiliki ambisi untuk mencari tujuannya dalam berkehidupan. Namun, dalam perjalanan hidupnya Sara selalu mendapatkan tantangan, masalah dan tekanan yang membuatnya mempertanyakan "Apa itu kebahagiaan ?, di mana itu ketenangan ? dan seperti apa h...
God, why me?
190      155     5     
True Story
Andine seorang gadis polos yang selalu hidup dalam kerajaan kasih sayang yang berlimpah ruah. Sosoknya yang selalu penuh tawa ceria akan kebahagiaan adalah idaman banyak anak. Dimana semua andai akan mereka sematkan untuk diri mereka. Kebahagiaan yang tak bias semua anak miliki ada di andine. Sosoknya yang tak pernah kenal kesulitan dan penderitaan terlambat untuk menyadari badai itu datang. And...
Melihat Tanpamu
141      115     1     
Fantasy
Ashley Gizella lahir tanpa penglihatan dan tumbuh dalam dunia yang tak pernah memberinya cahaya, bahkan dalam bentuk cinta. Setelah ibunya meninggal saat ia masih kecil, hidupnya perlahan runtuh. Ayahnya dulu sosok yang hangat tapi kini berubah menjadi pria keras yang memperlakukannya seperti beban, bahkan budak. Di sekolah, ia duduk sendiri. Anak-anak lain takut padanya. Katanya, kebutaannya...
Kini Hidup Kembali
72      62     1     
Inspirational
Sebenarnya apa makna rumah bagi seorang anak? Tempat mengadu luka? Bangunan yang selalu ada ketika kamu lelah dengan dunia? Atau jelmaan neraka? Barangkali, Lesta pikir pilihan terakhir adalah yang paling mendekati dunianya. Rumah adalah tempat yang inginnya selalu dihindari. Namun, ia tidak bisa pergi ke mana-mana lagi.