Loading...
Logo TinLit
Read Story - FaraDigma
MENU
About Us  

Pukul 6 pagi, sekolah masih sepi. Saat udara dingin masih terasa, Digma sudah tiba di sekolah. Sebenarnya sejak semalam ia tidak bisa tidur karena memikirkan ucapan Atha. Namun hal itu tak mengurungkan niatnya untuk membuktikan lebih awal ucapan cowok itu. Digma melangkah cepat nyaris berlari menuju ruang pemantauan CCTV. raut wajahnya sangat serius. Jaket hitamnya sedikit berkibar saat dia menabrak beberapa siswa yang baru datang.

"Eh, hati-hati, Bro!" seru salah satu anak.

Digma tak cuh. Ia sedang tak punya waktu lebih untuk sekedar basa-basi. Begitu sampai di depan pintu ruang pemantauan, dia mengintip ke dalam. Petugas CCTV sekolah, Pak Arman, lagi asyik duduk sambil meminum secangkir kopi. Namun tak lama kemudian, pria itu berdiri dan menuju toilet.

Sebuah kesempatan.

Dengan cekatan, Digma masuk. Tangannya langsung cekatan membuka file rekaman hari kamis kemarin. Sete;ah mencoba membuka beberapa file dengan nomor acak, ia pun menemukan gambar yang sama yang menunjukan lapangan utama. Matanya bergerak cepat membaca timeline rekaman. Namun ...

Tidak ditemukan.

Digma mengernyit. Jari-jarinya mengetik ulang perintah pencarian. Tetap nihil. Hanya ada satu rekaman dari pukul 12 malam hingga jam 6 pagi. Sisanya hilang entah ke mana.

"Gila..." Digma mengerang pelan, rahangnya mengeras. Dia tahu pasti ini bukan sebuah kebetulan.

Tangannya mengepal di meja. Satu-satunya bukti yang bisa cowok itu pakai untuk menjatuhkan Gery—lenyap. Dan cowok itu tahu persis siapa dalangnya.

"Benar kata lo,Tha, mereka udah hapus rekaman itu..." gumamnya dengan mata dipenuhi api amarah.

Digma keluar dari ruangan itu dengan langkah tegap, penuh emosi. Ia terus berjalan tanpa memedulikan lorong-lorong sekolah yang kini sudah mulai ramai berdatangan para siswa. Tujuannya kini hanya satu, warung pojok Bu Eya.

Dari kejauhan, cowok itu sudah dapat melihat Gery dan gengnya. Gery sedang duduk santai di bangku panjang dengan rokok terselip di bibirnya. Sementara Alex, Reksa, dan Deta masih sibuk mengobrol. Beberapa anak nakal lain juga sudah nangkring di sana, sibuk minum kopi dan melempar lelucon garing.

Tanpa basa-basi, Digma langsung menarik kerah Gery, memaksa cowok itu berdiri. Membuat beberapa anak buah Gery di belakang mereka berseru kaget dan hendak menyerang Digma balik. Mereka semua terkejut, baru kali ini ada yang berani menyentuh kerah sang penguasa sekolah.

"Anjing lo!" seru Alex mendelik bersiap maju.

Namun Gery mengangkat tangan, memberi kode agar Alex menahan serangannya.

Dagu Gery terangkat tinggi, matanya menatap Digma tajam.

"Kenapa? Lo udah berani sama gue?" tanya Gery, nada bicaranya tetap santai, namun sangat dingin.

Digma mendengus, rahangnya mengeras. "Sampai kapan lo mau jadi anak papi? Kenapa lo selalu sembunyi di belakang bokap lo?"

Gery mengangkat sebelah alis. Masih mencerna ucapan cowok itu.

"Ternyata selama ini lo tuh cuma pecundang!"

Gery tertawa sinis. "Ngga salah denger?" Gery semakin mendekatkan wajahnya. "Perlu gue hajar berapa kali sampai lo mau sujud di kaki gue sekarang?"

Kalimat itu mengundang emosi Digma yang sejak tadi memang sudah di ujung. Ia segera mengepalkan tangannya dan mulai melayangkan tinjuan hingga sebuah sosok muncul dari kejauhan. Fara.

Gadis itu berdiri tak jauh dari mereka. Matanya membulat panik. Dia menggelengkan kepala, berusaha menghentikan pukulan Digma.

Digma menggertak rahangnya kuat. Fara benar. Kalau dia ninju Gery sekarang, semuanya misinya akan berantakan. Gery akan tahu dia jago bela diri. Dan lebih parahnya lagi, bisa-bisa Gery mulai curiga dengan tujuan sebenarnya cowok itu ada di sekolah ini.

Perlahan, Digma melepaskan kerah Gery. Cowok itu mundur satu langkah, matanya masih menatap tajam.

Melihat Digma yang mulai melemah, Alex dan Reksa maju untuk membalas perbuatan Digma.

"Bangsat, lo kira bisa seenaknya main tarik-tarik ketua kita?!"

Mereka hampir maju, hingga tiba-tiba...

"HEI! APA YANG KALIAN LAKUKAN DI SINI?!"

Suara lantang itu datang dari seorang guru yang baru muncul dari arah parkiran.

Digma menarik napas lega. Dia selamat. Setidaknya untuk sekarang.

Dengan sedikit celah, Fara datang dan langsung menarik lengan cowok itu. "Ayo ikut gue!"

Tak ada perlawanan, Digma pun mengikuti Fara masuk ke sekolah, melewati lorong-lorong yang mulai ramai, sampai mereka akhirnya sampai di balkon lantai dua.

Digma bersandar di pagar balkon, menatap kosong ke lapangan sekolah di bawah. Napasnya masih berat, pikirannya masih kacau.

"Jangan bilang... lo gagal dapetin rekamannya?" tanya Fara pelan.

Digma belum mau menjawab. Namun dari ekspresinya, gadis itu sudah tahu jawabannya.

Fara menghela napas panjang, lalu menatap Digma dengan ekspresi kesal. "Tapi tadi itu gila banget Dig!? Lo hampir mukul Gery! Lo pikir kalo lo nonjok dia terus semua bakal kelar?"

Digma masih terdiam.

"Lo tuh ceroboh banget, Dig. Lo tau kan kalo kalian sampai berantem tadi dan Gery sadar lo jago bela diri, dia pasti bakal mulai curiga sama lo. Bisa-bisa dia tau tujuan lo yang sebenernya ada di sini!"

Digma masih membisu. Rahangnya mengeras, matanya berkaca-kaca menahan emosi.

Fara yang tadinya masih ingin berdebat, akhirnya tersadar. Digma bukan marah. Cowok itu hanya sedang kecewa. Menahan kesedihannya.

Dari awal, semua yang cowok itu lakuin cuma buat satu tujuan: menjatuhkan Gery dan membalaskan dendam Abian. Namun sekarang, bukti satu-satunya gagal ia dapatkan. Lagi-lagi, Gery menang.

Fara perlahan melangkah lebih dekat. Tangannya terangkat, lalu dengan lembut, cewek itu mengelus pundak Digma.

"Sorry ... tapi tenang, lo bakal baik-baik aja, Dig," bisiknya pelan. "Lo pasti bisa nemuin bukti lain. Gue janji, gue bakal bantu lo, oke?"

Digma perlahan mendongak, menatap Fara dengan mata yang dipenuhi kesedihan. Tanpa diduga, ia maju ... dan memeluk Fara.

Fara membeku. Jantungnya berdetak kencang. Kehangatan tubuh Digma terasa nyata, membuat gadis itu kehilangan kata-kata. Jari-jarinya mengepal di samping tubuhnya, bingung hendak merespon apa.

Tapi, anehnya ... gadis itu tak menolak dan membiarkan tubuhnya tetap dipeluk.

Hingga tanpa sepengetahuan mereka, dari lantai bawah, seseorang memperhatikan sejak tadi. Cowok itu menyeringai. Senyum jahatnya muncul sebelum akhirnya dia berbalik dan pergi.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
DocDetec
239      178     1     
Mystery
Bagi Arin Tarim, hidup hanya memiliki satu tujuan: menjadi seorang dokter. Identitas dirinya sepenuhnya terpaku pada mimpi itu. Namun, sebuah tragedi menghancurkan harapannya, membuatnya harus menerima kenyataan pahit bahwa cita-citanya tak lagi mungkin terwujud. Dunia Arin terasa runtuh, dan sebagai akibatnya, ia mengundurkan diri dari klub biologi dua minggu sebelum pameran penting penelitian y...
Dua Warna
645      444     0     
Romance
Dewangga dan Jingga adalah lelaki kembar identik Namun keduanya hanya dianggap satu Jingga sebagai raga sementara Dewangga hanyalah jiwa yang tersembunyi dibalik raga Apapun yang Jingga lakukan dan katakan maka Dewangga tidak bisa menolak ia bertugas mengikuti adik kembarnya Hingga saat Jingga harus bertunangan Dewanggalah yang menggantikannya Lantas bagaimana nasib sang gadis yang tid...
PUZZLE - Mencari Jati Diri Yang Hilang
453      351     0     
Fan Fiction
Dazzle Lee Ghayari Rozh lahir dari keluarga Lee Han yang tuntun untuk menjadi fotokopi sang Kakak Danzel Lee Ghayari yang sempurna di segala sisi. Kehidupannya yang gemerlap ternyata membuatnya terjebak dalam lorong yang paling gelap. Pencarian jati diri nya di mulai setelah ia di nyatakan mengidap gangguan mental. Ingin sembuh dan menyembuhkan mereka yang sama. Demi melanjutkan misinya mencari k...
Seharusnya Aku Yang Menyerah
114      98     0     
Inspirational
"Aku ingin menyerah. Tapi dunia tak membiarkanku pergi dan keluarga tak pernah benar-benar menginginkanku tinggal." Menjadi anak bungsu katanya menyenangkan dimanja, dicintai, dan selalu dimaafkan. Tapi bagi Mutia, dongeng itu tak pernah berlaku. Sejak kecil, bayang-bayang sang kakak, Asmara, terus menghantuinya: cantik, pintar, hafidzah, dan kebanggaan keluarga. Sementara Mutia? Ia hanya mer...
Glitch Mind
44      41     0     
Inspirational
Apa reaksi kamu ketika tahu bahwa orang-orang disekitar mu memiliki penyakit mental? Memakinya? Mengatakan bahwa dia gila? Atau berempati kepadanya? Itulah yang dialami oleh Askala Chandhi, seorang chef muda pemilik restoran rumahan Aroma Chandhi yang menderita Anxiety Disorder......
Katamu
3024      1149     40     
Romance
Cerita bermula dari seorang cewek Jakarta bernama Fulangi Janya yang begitu ceroboh sehingga sering kali melukai dirinya sendiri tanpa sengaja, sering menumpahkan minuman, sering terjatuh, sering terluka karena kecerobohannya sendiri. Saat itu, tahun 2016 Fulangi Janya secara tidak sengaja menubruk seorang cowok jangkung ketika berada di sebuah restoran di Jakarta sebelum dirinya mengambil beasis...
DarkLove 2
1299      619     5     
Romance
DarkLove 2 adalah lanjutan dari kisah cinta yang belum usai antara Clara Pamela, Rain Wijaya, dan Jaenn Wijaya. Kisah cinta yang semakin rumit, membuat para pembaca DarkLove 1 tidak sabar untuk menunggu kedatangan Novel DarkLove 2. Jika dalam DarkLove 1 Clara menjadi milik Rain, apakah pada DarkLove 2 akan tetap sama? atau akan berubah? Simak kelanjutannya disini!!!
Diary of Rana
183      155     1     
Fan Fiction
“Broken home isn’t broken kids.” Kalimat itulah yang akhirnya mengubah hidup Nara, seorang remaja SMA yang tumbuh di tengah kehancuran rumah tangga orang tuanya. Tiap malam, ia harus mendengar teriakan dan pecahan benda-benda di dalam rumah yang dulu terasa hangat. Tak ada tempat aman selain sebuah buku diary yang ia jadikan tempat untuk melarikan segala rasa: kecewa, takut, marah. Hidu...
The DARK SWEET
671      489     2     
Romance
°The love triangle of a love story between the mafia, secret agents and the FBI° VELOVE AGNIESZKA GOVYADINOV. Anggota secret agent yang terkenal badas dan tidak terkalahkan. Perempuan dingin dengan segala kelebihan; Taekwondo • Karate • Judo • Boxing. Namun, seperti kebanyakan gadis pada umumnya Velove juga memiliki kelemahan. Masa lalu. Satu kata yang cukup mampu melemahk...
LINN
13525      2034     2     
Romance
“Mungkin benar adanya kita disatukan oleh emosi, senjata dan darah. Tapi karena itulah aku sadar jika aku benar-benar mencintaimu? Aku tidak menyesakarena kita harus dipertemukan tapi aku menyesal kenapa kita pernah besama. Meski begitu, kenangan itu menjadi senjata ampuh untuk banggkit” Sara menyakinkan hatinya. Sara merasa terpuruk karena Adrin harus memilih Tahtanya. Padahal ia rela unt...