Loading...
Logo TinLit
Read Story - Simfoni Rindu Zindy
MENU
About Us  

Minggu pagi itu suasana rumah sudah rusuh. Zindy sibuk menyiapkan jualan buah potong. Dia ingin segera memulai usahanya. Tidak ada lelah dalam benaknya, hanya teringat dana agar dia bisa kuliah. 

“Zean! Jangan makan banyak-banyak itu buat dijual!” Zindy gemas melihat Zindy terus mencomot potongan buah melon. 

“Aku cuma mencoba. Siapa tahu nggak enak.” Zean mencari alasan. 

“Aku juga mau ikut.” Kalib keluar dari kamarnya. Dia membawa stiker yang dipesan Zindy. “Untung di kota ini ada tempat print stiker yang buka 24 jam. Ide kayak tahu bulat dadakan mana bisa terwujud.” Kalib mulai membantu memasang stiker di cup buah yang sudah disusun rapi. 

“Iya, Bang. Maaf kalo dadakan hehehe. Mau jualan sekalian refreshing. Sama jogging juga.” Zindy mulai memasang stiker juga. 

“Zean mau ikut!” Rengek Zean pada Zindy. 

“Kakak mau jualan. Kamu nanti belum apa-apa udah minta pulang!” Zindy cemberut nampak tak suka. 

“Dia bisa jadi kameramen. Aku juga mau bikin vlog buat upload di akun Yutub-ku. Iya, kan Dek? Nanti bantu Abang take video ya?” Kalib berusaha menengahi. 

“Iya, Kak. Aku nggak nakal. Janji nggak bakal minta jajan. Nggak bakal minta pulang!” Zean menyodorkan janji jari kelingking. 

“Baiklah, nanti boncengan sama kakak bawa buah. Janji ya nggak nakal!” Zindy membuat janji jari kelingking dengan adiknya. 

Zindy berangkat menuju ke area sunday morning. Dia berangkat dengan motor usang berboncengan dengan adiknya. Kalib juga ikut dengan membawa motornya. Suasana sunday morning sudah nampak ramai. Banyak orang lalu lalang di area itu. 

“Tunggu, harus pake ini dulu biar ada penarik perhatian!” Zindy mengeluarkan bando pita fragile yang jadi ciri khasnya pada saat live. Dia memakai pita tersebut. 

“Aku juga mau pake, Kak!” Rengek Zean. 

“Kamu cowok. Pakenya di tangan aja.” Pergelangan tangan Zean dipakaikan pita fragile. Itu adalah pita yang pernah diberikan oleh Rara. 

“Aku juga pakai deh, hihihi.” Kalib memasang pita fragile merah itu di salah satu tangannya. 

“Aku gugup ini pertama kalinya jualan di sunmor (sunday morning). Laku nggak ya?” Zindy ragu. 

“Usaha dulu. Rejeki pasti akan datang. Oh ya, jangan lupa berdoa!” Kalib memgingatkan. 

Ya Tuhan, tolong izinkan dagangan hari ini laku. Zindy butuh uang buat masuk kuliah. Tolong mudahkan, izinkan dan wujudkan. 

“Ayok!” Kalib mengajak masuk. “Ramai juga ya. Banyak pedagang makanan. Ada juga yang jualan aksesoris, tas dan pakaian.” Matanya antusias mengamati suasana pagi itu. Kalib mengabadikan suasana itu dengan kamera smartphone-nya. 

“Dek, bantu Kakak ambil video buat vlog!” Zindy menyerahkan smartphone-nya pada Zean. 

“Siap, Kak!” Zean nampak antusias. Dia mengarahkan smartphone itu dalam mode kamera depan. “Hay Gaes, welcome to … ah, kakakku vlog. Hari ini Kak Zindy barh jualan di sunmor. Ini Gaes, pasangan sunmor of the day. Kak Zindy dan Bang Kalib. Liat tuh …. chemistry-nya kayak sambel dan keripik! Hehehe!” Zean dengan kocak dan lantang membuat vlog itu. 

“Zean!” Suara Zindy meninggi. Dia merasa canggung dengan kelakukan adiknya itu. Rasanya ingin menghilang saja dari hadapan Kalib. 

“Lucu,nih. Ide bagus buat dimasukin akun Toktok. Sudut pandang yang berbeda versi adeknya. Sini, aku aja yang bantuin!” Kalib mengambil alih. 

“Buah-buah. Ayo Kak yang mau sehat yang mah semangat! Ada buah potong! Harga henat nggak bikin kantong kering. Buah-buah, segar seperti diambil dari kebun!” Zindy berusaha menawarkan dagangannya. 

“Wah, Kakak Pita Fragile ya!” Seseorang remaja mengenali Zindy. 

“Halo Kak. Iya, aku Zindy. Si Kakak Pita Fragile. Ayo kak dibeli buahnya. Dijamin menghempas semua lelah di hati!” Zindy menawarkan dengan gaya kocaknya.

“Mau deh kak! Stikernya lucu. Buat semangat hari ini!” Remaja itu membeli dagangan Zindy. Ada stiker bertuliskan buah sehat, buat semangat. 

“Makasih. Murah kok lima ribu rupiah aja! Semangat buat hari ini!” Zindy tersenyum. 

“Wah, Kakak Pita Fragile. Jualan juga ya di sunmor.” Nampak remaja lain ikut menghampiri Zindy. 

“Iya, Kak. Masih ada banyak pilihan untuk menghempas gundah hari Senin. Ada melon, semangka dan buah naga. Murah, Kak. Nggak bikin kantong jebol!” Zindy antusias menawarkan dagangannya. 

“Aku mau, Kak. Beli tiga, deh.” Remaja itu turut membeli dagangan Zindy. 

“Kayaknya kalo mau dimasukkan ke mini vlog segini aja cukup deh. Udah ada part yang beli buah. Sama scene kamu jualan pakai pita.” Kalib berhenti merekam video. 

“Iya, Bang. Nanti ditambahin lagi aja. Kalo ada ide.” Zindy berhenti sejenak. Dia menatap video di smartphone-nya. “Lanjut lagi deh. Tanggung nih. Baru berapa langkah juga!” 

“Iya, tapi capek juga nggak pernah jalan. Biasanya naik motor terus.” Kalib meminum air yang ada di tumblernya. 

“Harus rajin olahraga sedari muda makanya!” Zindy lanjut berjalan lagi. 

“Kamu nggak pernah kehabisan ide ya, Nona Wirausahawan Muda!” Terdengar suara yang familiar. 

“Leon!” Zindy langsung mengenali suara itu. Nampak Leon datang dengan keringat keluar dari wajahnya. Dia datang dengan jersey abu-abu yang basah karena keringat. Senyumnya tetap menawan seperti biasanya. “Wah, takdir ya. Bisa ketemu kamu di sini. Padahal niatku cuma jogging di sunmor!” 

“Zindy, kamu capek ya. Keringatmu di lap dulu!” Kalib tak menghiraukan kedatangan Leon. Dia dengan santai menyeka keringat di dahi Zindy dengan tisu. 

Aih, ada saingan. Dia kayaknya cowok yang nemenin Zindy di YBL waktu itu. Siapa sih cowok ini. Sok perhatian banget. 

“Makasih, Bang.” Zindy merasa dag dig dug dengan perhatian yang diberikan Kalib. 

“Cie cie cie. So sweet deh, Kak. Kapan Kakak jadian sama Bang Kalib?” Goda Zean melihat peristiwa itu. 

“ZEAN!” Mata Zindy melotot ke arah Zean. 

Sumpah malu banget. Rasanya pengen menghilang ke dalam tanah aja. Aduh, mana ada Leon juga. 

“Kamu fokus aja makan es krimmu! Nanti meleleh!” Kalib menyeka mulut Zean yang kotor penuh es krim. 

“Dia adik dan kakakmu?” Tanya Leon santai. 

“Iya. Dia Zean, adik kandungku. Oh ya, dia Bang Kalib, ehm … anaknya sahabat ibuku.” Zindy berusaha menjelaskan dengan kalimat paling sederhana. 

“Kakak ini temennya kakakku ya?” Zean menatap Leon. “Kalo teman aku izinkan. Kalo gebetan, nggak boleh. Kakakku udah punya Bang Kalib!” 

“ZEAN!” Teriak Zindy lagi. “Maaf ya, Adekku emang suka gitu. Bercanda nggak jelas.” Zindy semakin canggung. 

“Namanya juga anak-anak. Buahnya manis kayak kamu kan? Aku beli, deh!” Leon menyodorkan uang kepada Zindy. 

“Buahnya dijamin manis. Segar habis beli dari pasar.” Kalib mengambil uang dari tangan Leon. “Mau buah apa? Tangan Zindy baru sibuk bawa nampan.” 

“Aku mau melon, semangka sama naga. Kenalin, aku Leon. Kita belum pernah ketemu. Kamu nemenin jualan ya?” Leon ingin tahu. 

“Mungkin nemenin mungkin juga jagain….” Kalib memberikan uang kembalian kepada Leon. 

“Oh, jagain. Jagain dari apa? Di sunmor ramai. Harusnya aman sih kalau mau jualan. Nggak bakal ada preman yang ganggu.” Leon menatap tajam Kalib. 

Jagain dari cowok sok imut sepertimu. Zindy itu rapuh. Tidak cocok jika hanya jadi pelarian. 

“Jagain hatinya kakakku lah. Kakakku kan cantik. Pasti banyak yang naksir!” Ujar Zean.

Astaga, mau ditaruh mana wajahku. Ingin rasanya kubawa pulang anak ini. Zean, kau membuat kakak malu!

“Adekmu lucu, Zin. Eh, ada topi lucu. Aku beliin ya buat kamu!” Leon membeli sebuah topi warna hitam untuk Zindy. “Biar nggak panas kena matahari….” Leon hendak memakaikan topi itu di kepala Zindy. 

“Zindy tangannya sibuk bawa nampan. Aku udah siapin payung. Jaga-jaga kalau kepanasan.” Kalib mengeluarkan payung lipat dari dalam tasnya. Dia lalu memayungi Zindy. Makasih topinya, sini aku bantu bawain!” 

Ini cuma perasaanku aja. Atau memang Leon dan Bang Kalib memperebutkanku? Ibu, Zindy pengen hilang aja. 

“Makasih Leon. Aku mau lanjut jualan dulu.” Sahut Zindy netral. 

“Oke, semangat jualannya. Nona Wirausahawan Muda, aku balik dulu ya. Jangan lupa makan cemilan dariku kemarin ya. Aku tunggu review-nya!” Leon mengedipkan mata sebelah kanannya pada Zindy. 


“Kamu dapat apa dari Leon?” Tanya Kalib dengan tatapan tak suka. 

“Hah?” Zindy begong. 

“Ah, maksudku dapat berapa jualannya hari ini?” Kalib mengalihkan pembicaraan. 

“Ehm, udah ada separuh lebih sih yang terjual. Makasih, Bang. Udah ngasih payung ke Zindy. Kayaknya nggak begitu terik kok.” 

“Ah, ya. Kalau begitu aku lipat aja. Kamu capek kan bawa nampannua? Aku bantu bawa ya!” Kalib mengambil nampan di tangan Zindy.

“Padahal nggak terlalu capek. Abang pasti kepanasan ya? Topinya dipake aja.” Zindy memakaikan topi pemberian Leon ke kepala Kalib. 

“Nanti fans kamu protes nggak?” Kalib ragu memakai topi itu.

“Nggak. Kan barangnya emang buat aku. Dia nggak bakalan protes.” Zindy memakaikan topi itu ke kepala Kalib. 

“Tuh kan, bener. Pasangan sunmor of the day. Udah, Bang. Tembak kakakku sekarang!” Goda Zean. 

Ini anak! Pengen aku bawa pulang aja. Malu banget sumpah.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
One-Week Lover
1829      929     0     
Romance
Walter Hoffman, mahasiswa yang kebosanan saat liburan kuliahnya, mendapati dirinya mengasuh seorang gadis yang entah dari mana saja muncul dan menduduki dirinya. Yang ia tak tahu, adalah fakta bahwa gadis itu bukan manusia, melainkan iblis yang terlempar dari dunia lain setelah bertarung sengit melawan pahlawan dunia lain. Morrigan, gadis bertinggi badan anak SD dengan gigi taring yang lucu, meng...
My Rival Was Crazy
135      118     0     
Romance
Setelah terlahir kedunia ini, Syakia sudah memiliki musuh yang sangat sulit untuk dikalahkan. Musuh itu entah kenapa selalu mendapatkan nilai yang sangat bagus baik di bidang akademi, seni maupun olahraga, sehingga membuat Syakia bertanya-tanya apakah musuhnya itu seorang monster atau protagonist yang selalu beregresi seperti di novel-novel yang pernah dia baca?. Namun, seiring dengan berjalannya...
Coneflower
4131      1683     3     
True Story
Coneflower (echinacea) atau bunga kerucut dikaitkan dengan kesehatan, kekuatan, dan penyembuhan. Oleh karenanya, coneflower bermakna agar lekas sembuh. Kemudian dapat mencerahkan hari seseorang saat sembuh. Saat diberikan sebagai hadiah, coneflower akan berkata, "Aku harap kamu merasa lebih baik." — — — Violin, gadis anti-sosial yang baru saja masuk di lingkungan SMA. Dia ber...
Heartbeat
221      174     1     
Romance
Jika kau kembali bertemu dengan seseorang setelah lima tahun berpisah, bukankah itu pertanda? Bagi Jian, perjumpaan dengan Aksa setelah lima tahun adalah sebuah isyarat. Tanda bahwa gadis itu berhak memperjuangkan kembali cintanya. Meyakinkan Aksa sekali lagi, bahwa detakan manis yang selalu ia rasakan adalah benar sebuah rasa yang nyata. Lantas, berhasilkah Jian kali ini? Atau sama seper...
In Her Place
812      549     21     
Mystery
Rei hanya ingin menyampaikan kebenaran—bahwa Ema, gadis yang wajahnya sangat mirip dengannya, telah dibunuh. Namun, niat baiknya disalahartikan. Keluarga Ema mengira Rei mengalami trauma dan membawanya pulang, yakin bahwa dia adalah Ema yang hilang. Terjebak dalam kesalahpahaman dan godaan kehidupan mewah, Rei memilih untuk tetap diam dan menjalani peran barunya sebagai putri keluarga konglomer...
I\'m Too Shy To Say
464      318     0     
Short Story
Joshua mencintai Natasha, namun ia selalu malu untuk mengungkapkannya. Tapi bagaimana bila suatu hari sebuah masalah menimpa Joshua dan Natasha? Akan masalah tersebut dapat membantu Joshua menyatakan perasaannya pada Natasha.
ALL MY LOVE
554      380     7     
Short Story
can a person just love, too much?
MANGKU BUMI
153      143     2     
Horror
Setelah kehilangan Ibu nya, Aruna dan Gayatri pergi menemui ayahnya di kampung halaman. Namun sayangnya, sang ayah bersikap tidak baik saat mereka datang ke kampung halamannya. Aruna dan adiknya juga mengalami kejadian-kejadian horor dan sampai Aruna tahu kenapa ayahnya bersikap begitu kasar padanya. Ada sebuah rahasia di keluarga besar ayahnya. Rahasia yang membawa Aruna sebagai korban...
Percikan Semangat
904      502     1     
Short Story
Kisah cinta tak perlu dramatis. Tapi mau bagaimana lagi ini drama yang terjadi dalam masa remajaku. Cinta yang mengajarkan aku tentang kebaikan. Terima kasih karena dia yang selalu memberikan percikan semangat untuk merubahku menjadi lebih baik :)
V'Stars'
1476      675     2     
Inspirational
Sahabat adalah orang yang berdiri di samping kita. Orang yang akan selalu ada ketika dunia membenci kita. Yang menjadi tempat sandaran kita ketika kita susah. Yang rela mempertaruhkan cintanya demi kita. Dan kita akan selalu bersama sampai akhir hayat. Meraih kesuksesan bersama. Dan, bersama-sama meraih surga yang kita rindukan. Ini kisah tentang kami berlima, Tentang aku dan para sahabatku. ...