Loading...
Logo TinLit
Read Story - Tok! Tok! Magazine!
MENU
About Us  

Apa yang muncul di kepalamu pertama kali saat mendengar tentang tengah malam? Hantu di kolong ranjang? Atau Cinderella dan sepatu kacanya yang tertinggal?

Di kepala Marie yang baru berusia delapan tahun, tengah malam adalah saatnya membuka buku gambar sambil mengulang kosakata bahasa Inggris yang ia pelajari di sekolah. Ia akan menggoreskan krayon dengan sabar sampai terbentuk pemandangan sekolah yang berwarna-warni sambil menyetor hafalannya pada diri sendiri.

Mata bulatnya terhenti pada almari kayu jati yang bagian atasnya dipenuhi buku. “Books.”

Kemudian tatapannya beralih pada koran milik Oma yang ia pinjam untuk membaca kolom cerpen. “Newspaper!”

Tatapan penasaran itu kini bergulir ke majalah anak di hadapannya. Namun, kali ini Marie menggaruk kepala yang tak gatal. Mendadak ia lupa apa bahasa Inggris dari majalah.

Gadis itu beranjak dari tempat tidur menuju meja belajar, hendak mencari buku tulis bahasa Inggris. Tepat saat ia memegang tas, terdengar suara ketukan dari jendela.

Tok! Tok!

Marie memicingkan mata. Rasa penasaran membujuknya untuk membuka tirai jendela.

“Siapa?”

Tidak ada jawaban. Marie meneguk ludah, tiba-tiba teringat akan komik horor yang teman-temannya beli di sekolah. Jangan-jangan itu sosok permen sugus yang ingin talinya dibuka?

Marie menggelengkan kepala kuat-kuat, mengingat kembali nasihat Oma bahwa derajat manusia lebih tinggi dari hal semacam itu. Lagi pula, Marie lebih percaya akan kehadiran peri baik hati daripada roh jahat yang suka mengganggu tanpa alasan. Dia kan anak baik!

“Siapa?” tanya Marie sekali lagi. Tangannya sudah menyekal tirai. Mencoba tidak takut pada bayangan si permen sugus.

Magazine!

Suara itu terdengar seperti milik anak-anak. Namun, nadanya persis seperti suara loper koran langganan Oma saat melemparkan koran ke teras.

Magazine itu....” Jemari Marie mengetuk dagu. Bayangan permen sugus telah raib selepas ia menyadari bahwa kata dari si pemilik suara adalah bahasa Inggris yang seperti ia tahu artinya.

“Majalah. Majalah itu magazine.”

Brak!

Tangan Marie menggebrak lemari di sampingnya saat menyadari jawaban pertanyaannya tadi. Dengan semangat ia langsung menyibak tirai lalu menunjukkan senyum terbaik.

“Aaaa terima kasih, ya! Aku tadi lagi bingung soal bahasa Inggrisnya majalah!”

Sosok di balik jendela itu tersenyum. Bukan permen sugus yang seram, melainkan anak lelaki sebaya Marie dengan mata merah marun. Rambut biru tuanya yang ikal bergoyang diterpa angin malam. Ia tersenyum ramah sambil mendekap sebuah majalah bersampul bulan purnama.

Jemari Marie bergerak membuka jendela sambil mengamati kembali si anak lelaki. Marie merasa iba, ia teringat tetangganya yang selalu berganti warna rambut tiap bulan dan tidur di emperan toko. Kata Bunda orang seperti itu adalah orang dewasa yang gagal.

“Kamu anak kecil yang gagal ya?” Marie menelengkan kepala. Ia kebingungan sendiri setelah teringat bahwa Oma pernah bilang anak kecil tidak pernah gagal, hanya belum berhasil.

Anak itu ikut menelengkan kepala. Mata merah marun itu tampak sama bingungnya.

“Ah, lupakan.” Marie menggelengkan kepala. “Kenapa malam-malam ke sini?”

Senyum hangat kembali terpulas di wajah anak itu. Diserahkannya majalah kepada Marie dengan tangan yang putih bak pualam.

“Majalah untuk kamu. Dibaca, ya.”

Mata Marie berbinar. Buku adalah hal yang paling tidak bisa ia tolak selain susu kotak.

“Wah, terima kasih! Kamu loper majalah, ya?” Marie mendekap majalah itu dengan erat.

Anak itu mengangguk ragu. “Ya ... boleh dianggap begitu.”

“Sebentar, ya. Jangan pergi dulu!”

Marie bergegas meletakkan majalah itu di meja belajar kemudian membuka laci. Ia mengambil satu bungkus susu kotak dan menyerahkannya pada si anak dengan bahagia.

“Untukmu. Ngomong-ngomong namaku Marie.”

Kembali anak itu menelengkan kepala, mengamati benda yang diberikan Marie dengan tatapan penasaran. Namun, detik berikutnya ia mengambil pemberian Marie tanpa sepatah kata.

Mata bulat Marie kembali mengamati rambut dan mata anak di hadapannya. “Namamu?”

“F.”

“Ha?” Marie menyipitkan mata. Ia yakin tidak salah dengar.

Anak itu mengulang dengan jawaban yang sama. “F.”

Marie ternganga. Ia mengedip-ngedipkan mata.

“Lengkapnya nanti. Kalau kamu tertarik dengan iklan.”

Belum sempat Marie bertanya, anak lelaki itu sudah mengenakan tudung jaketnya lalu berlari menembus gelapnya malam. Marie ternganga, tangannya masih menggantung di udara seolah ingin meraih si anak berambut biru. Detik berikutnya, hawa dingin mulai mengenai jemari Marie. Anak perempuan itu beringsut lalu menutup jendela dan membenahi tirai. Harus cepat ditutup agar si permen sugus tidak datang!

Marie mengambil majalah yang tadi ia ambil kemudian melompat ke ranjang, mengabaikan pemandangan sekolah yang belum selesai ia gambar. Si ‘F’ dan iklan yang disebut tadi terdengar lebih menarik daripada mewarnai malam ini.

Sampul majalah itu bergambar bulan purnama yang bersinar terang dengan tulisan ‘Wizard Word dan beberapa info lain mengenai artikel-artikel yang dimuat dalam majalah. Persis seperti sampul majalah pada umumnya, hanya saja yang ini tidak memiliki label harga.

Marie meringis. “Padahal itu hal yang pertama kali Bunda lihat saat aku minta dibelikan majalah.”

Halaman pertama majalah terdapat daftar isi yang menerangkan bahwa majalah itu memuat tiga cerita pendek, dua halaman penuh berisi puisi dan pantun, dua jenis cerita bergambar, satu komik, dua artikel populer, serta kolom pesan pembaca. Persis seperti isi majalah pada umumnya.

Waktu berlalu, Marie terlena dengan majalah tersebut setelah membaca cerpen mengenai seorang anak yang bisa menyulap katak menjadi seekor pegasus yang bisa ia naiki ke sekolah. Ada pula yang menyulap batu menjadi emas untuk membeli cokelat. Serta menembus dinding agar dapat masuk rumah meski dikunci semalaman.

Cerita-cerita itu tidak masuk akal, tapi Marie senang larut di dalamnya. Kalau boleh ia juga ingin hidup sebagai seorang penyihir dunia fantasi di masa depan. Pasti menyenangkan bisa berbuat sesuatu yang tidak sewajarnya dilakukan orang di dunia ini.

Kokok ayam terdengar. Marie membulatkan mata dan segera menengok jam dinding. Pukul tiga pagi! Buru-buru ia membereskan buku dan alat tulis lalu kembali menyelimuti diri dengan selimut begitu samar-samar terdengar suara berisik dari dapur.

Di balik selimut diam-diam Marie membuka lagi majalahnya. Sebuah iklan mengenai penerimaan murid baru dari Wizard Academy memenuhi dua halaman majalah. Tertera pula formulir pendaftaran yang hanya perlu menyertakan informasi singkat.

Mata hazel Marie berbinar. Ia menyingkap selimut dan hendak mengambil bolpoin tepat ketika pintu kamarnya dibuka, sempurna menampilkan Bunda yang berkacak pinggang.

“Marie, kamu tidak tidur?” []

 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Untuk Takdir dan Kehidupan Yang Seolah Mengancam
792      533     0     
Romance
Untuk takdir dan kehidupan yang seolah mengancam. Aku berdiri, tegak menatap ke arah langit yang awalnya biru lalu jadi kelabu. Ini kehidupanku, yang Tuhan berikan padaku, bukan, bukan diberikan tetapi dititipkan. Aku tahu. Juga, warna kelabu yang kau selipkan pada setiap langkah yang kuambil. Di balik gorden yang tadinya aku kira emas, ternyata lebih gelap dari perunggu. Afeksi yang kautuju...
Pacarku Arwah Gentayangan
6058      1790     0     
Mystery
Aras terlonjak dari tidur ketika melihat seorang gadis duduk di kursi meja belajar sambil tersenyum menatapnya. Bagaimana bisa orang yang telah meninggal kini duduk manis dan menyapa? Aras bahkan sudah mengucek mata berkali-kali, bisa jadi dia hanya berhalusinasi sebab merindukan pacarnya yang sudah tiada. Namun, makhluk itu nyata. Senja, pacarnya kembali. Gadis itu bahkan berdiri di depannya,...
Behind Friendship
4657      1346     9     
Romance
Lo harus siap kalau rasa sahabat ini bermetamorfosis jadi cinta. "Kalau gue cinta sama lo? Gue salah? Mencintai seseorang itu kan hak masing masing orang. Termasuk gue yang sekarang cinta sama lo," Tiga cowok most wanted dan dua cewek receh yang tergabung dalam sebuah squad bernama Squad Delight. Sudah menjadi hal biasa jika kakak kelas atau teman seangkatannya meminta nomor pon...
Between Earth and Sky
1994      582     0     
Romance
Nazla, siswi SMA yang benci musik. Saking bencinya, sampe anti banget sama yang namanya musik. Hal ini bermula semenjak penyebab kematian kakaknya terungkap. Kakak yang paling dicintainya itu asik dengan headsetnya sampai sampai tidak menyadari kalau lampu penyebrangan sudah menunjukkan warna merah. Gadis itu tidak tau, dan tidak pernah mau tahu apapun yang berhubungan dengan dunia musik, kecuali...
Navia and Magical Planet
580      400     2     
Fantasy
Navia terbangun di tempat asing tak berpenghuni. Pikirnya sebelum dia dikejar oleh sekelompok orang bersenjata dan kemudian diselamatkan oleh pemuda kapal terbang tak terlihat bernama Wilton. Ah, jangan lupa juga burung kecil penuh warna yang mengikutinya dan amat berisik. Navia kaget ketika katanya dia adalah orang terpilih. Pasalnya Navia harus berurusan dengan raja kejam dan licik negeri ters...
DestinaRE: The Destination
133      108     5     
Fantasy
Naito Midoriya awalnya hanya pemuda biasa yang menjalani kesehariannya hanya pergi kuliah pagi-pagi, kemudian pulang saat sudah tidak ada jadwal. Tidak suka merepotkan diri, mottonya hanya kuliah, lulus tepat waktu, dan dapat pekerjaan layak. Tapi semua berubah sejak hari di mana dia mendengar suara aneh. Dunianya dalam sekejap terbalik, berpindah ke tempat dimana tidak ada kedamaian. Situasi dun...
Late Night Butterfly
35      32     0     
Mystery
Maka sejenak, keinginan sederhana Rebecca Hahnemann adalah untuk membebaskan jiwa Amigdala yang membisu di sebuah belenggu bernama Violetis, acap kali ia memanjatkan harap agar dunia bisa kembali sama meski ia tahu itu tidak akan serupa. "Pulanglah dengan tenang bersama semua harapanmu yang pupus itu, Amigdala..." ucapnya singkat, lalu meletupkan permen karet saat langkah kakinya kian menjauh....
ONE SIDED LOVE
1536      681     10     
Romance
Pernah gak sih ngalamin yang namanya cinta bertepuk sebelah tangan?? Gue, FADESA AIRA SALMA, pernah!. Sering malah! iih pediih!, pedih banget rasanya!. Di saat gue seneng banget ngeliat cowok yang gue suka, tapi di sisi lain dianya biasa aja!. Saat gue baperan sama perlakuannya ke gue, dianya malah begitu juga ke cewek lain. Ya mungkin emang guenya aja yang baper! Tapi, ya ampun!, ini mah b...
When I\'m With You (I Have Fun)
672      390     0     
Short Story
They said first impression is the key of a success relationship, but maybe sometimes it\'s not. That\'s what Miles felt upon discovering a hidden cafe far from her city, along with a grumpy man she met there.
Batagor (Menu tawa hari ini)
387      250     4     
Short Story
Dodong mengajarkan pada kita semua untuk berterus terang dengan cara yang lucu.