Loading...
Logo TinLit
Read Story - Reandra
MENU
About Us  

Sementara itu, Andra yang pulang ke rumahnya merasakan hal yang sama. Meskipun masalahnya dengan kedua orang tuanya belum selesai, hari itu memberikan sedikit cahaya di tengah kegelapan hidupnya. Ia merasa sedikit lebih percaya diri setelah bisa membantu Luna. Kadang, membantu orang lain membuat kita merasa lebih baik tentang diri kita sendiri.

Dunia Andra memang masih penuh awan kelabu, tapi setidaknya hari itu, awan-awan itu sedikit terangkat, memberikan ruang untuk sinar matahari masuk. Tetapi, baru saja ia merasa senang. Wajah Andra tiba-tiba berubah saat mendapati Abangnya—Cakka berada di dalam kamarnya. Suasana kamar Andra saat itu sungguh berantakan.

"Lo ngapain di kamar gua?!" Andra menarik tubuh Cakka kebelakang mencoba untuk mengeluarkan Cakka dari kamarnya.

Cakka yang merasa tak suka dengan hal itu langsung menepis tangga Andra.

"Lo yang sopan sama yang lebih tua!"

Andra terkekeh. "Sopan?"

"Gak usah ngomongin sopan. Kalo lo sendiri aja gak bisa sopan!" pekik Andra.

"LO MASUK KE KAMAR GUA. BERANTAKIN KAMAR GUA. ITU YANG NAMANYA SOPAN? HAH?!" Andra mencengkram kerah baju Cakka.

Cakka terdiam sejenak, tatapan matanya tajam menatap Andra yang kini penuh amarah. Suasana di kamar itu semakin tegang, dan suara derap napas Andra yang berat semakin jelas terdengar.

"Jangan cuma ngomongin hal-hal kecil kayak gini!" kata Cakka dengan nada yang lebih rendah, berusaha menenangkan dirinya. Namun, nada suaranya yang tak biasa itu justru membuat Andra semakin geram.

"Hal kecil? Lo pikir gue lupa sama hal yang udah lo lakuin ke gua? Itu bukan hal kecil!" Andra menggertakkan giginya, hampir tidak bisa menahan diri. Tangannya masih mencengkram kerah baju Cakka dengan erat.

"Lo nyuri uang tabungan gua. Itu hal kecil buat lo?!"

"BANGSAT!" Andra memukul Cakka bibir Cakka sedikit berdarah.

Cakka tersenyum sinis. "Uang lo itu. Hak gua!"

"Papa udah gak kasih uang bulanan ke gua kayal biasanya. Itu pasti gara-gara lo!"

"Uang dua juta gua perbulan. Berkurang jadi satu juta dan gua yakin sejutanya lagi Papa kasih ke lo, kan?! Mana, mana uangnya!" Andra menepis tangan Cakka yang mencengkram kerah bajunya.

"Gak ada! Gak ada sama gua! Asal lo tau ya. Gua, cuma dikasih Papa uang jajan dua ratus ribu. Dan uang yang lo ambil itu uang tabungan gua sama gua belom tinggal sama Papa!"

Andra kembali memukul Cakka. Ia sudah muak dengan semua perkataan Cakka. Semua tuduhan yang tidak ada kebenarannya. Kalau dikata sejujurnya Andra sungguh iri dengan Cakka. Diberi fasilitas terbaik dari Papa serta uang jajan yang banyak yang selama ini tak pernah ia dapatkan. Andra masih memukul Cakka dengan penuh emosi. Sementara Cakka tidak bisa mengelak kekuatan Andra saat itu sungguh besar karena emosi yang meluap-luap.

"Apa-apaan ini Andra!"

"STOP HENTIKAN!" Kelakar Bara yang baru saja datang hentak masuk ke dalam kamarnya. Namun, ia malah mendapati kedua anaknya sedang berkelahi.

PLAK!

Satu tamparan keras mendarat di pipi Andra akibat ulah Bara. Andra merasakan kepedihan yang seketika menyelimuti wajahnya, matanya yang terbuka lebar melihat Bara yang sudah kepalang penuh amarah. Napas Bara terasa berat, tubuhnya bergemetar, tak hanya karena apa yang baru terjadi, tapi juga karena ketegangan yang sudah lama membelenggu hati mereka.

"Apa yang kamu lakukan ke anak saya!" Bara berteriak dengan suara penuh amarah, tubuh Andra didorong hingga jatuh berlutut.

"Papa, maaf, ini nggak seperti yang papa lihat. Andra bisa jelasin," suara Andra bergetar, matanya penuh dengan ketakutan dan kebingungan.

Bara menatap Andra dengan tatapan tajam. Amarahnya meluap, tak hanya karena perkelahian antara Andra dan Cakka, tapi juga karena ketegangan yang sudah lama menggantung dalam keluarga mereka. Selama ini, dia merasa kehilangan kendali, dan melihat anak-anaknya terlibat pertengkaran fisik hanya membuatnya merasa lebih tertekan.

"Andra!" suara Bara menggema, penuh kekesalan.
"Kamu sudah cukup besar untuk tahu apa yang benar dan salah! Apa yang kamu lakukan sama Cakka itu salah! Dan Papa gak bisa maafin itu!"

Andra terdiam, napasnya berat, wajahnya dipenuhi kemarahan dan kebingungannya. Ia menunduk, berusaha menahan air mata yang sudah di ujung kelopak matanya. Selama ini, ia merasa terperangkap dalam bayang-bayang ketidakadilan, diperlakukan seperti orang yang selalu harus mengalah. Ia merasa lelah dengan semua itu.

Bara menarik Andra ke dalam kamar menutup pintu itu rapat. Ia meminta Andra untuk menghadap kebelakang dengan posisi duduk. Sementara itu, Bara sedang melepas ikat pinggang untuk digunakan sebagai alat memberi hukuman pada Andra.

Suasana di dalam kamar itu  begitu sunyi, hanya ikat pinggang yang dilayangkan oada tubuh Andra. Andra merasa punggungnya perih dan hatinya sesak. Rasanya seperti terjebak dalam ruang yang tak bisa keluar, di antara tuntutan dari orang tuanya, kebencian terhadap Cakka, dan perasaan yang sudah lama ia pendam.

"Andra ngelakuin ini karena ada alasannya Pa."

"Cakka masuk ke dalam kamar Andra. Dia ambil uang tabungan Andra. Kalau itu terjadi sama Papa tapi orang lain yang melakukan. Andra yakin Papa juga melakukan hal yang sama," jelas Andra pelan disela hukuman yang ia terima. Ia tidak tahu apakah Bara mendengarnya atau tidak.

Disisi lain Bara menatap anaknya dengan ekspresi yang perlahan berubah. Di balik kemarahannya, ia merasa ada sesuatu yang hilang dalam hubungan mereka. Ada kesalahpahaman yang seharusnya tidak terjadi.

Sementara itu Cakka yang mendengar ucapan Andra dari balik pintu hanya diam, seolah menyadari bahwa dia juga bukanlah pihak yang benar-benar bebas dari kesalahan.

***


Keesokan paginya Andra terbangun dengan punggung yang begitu sakit dan perih. Andra mengerakkan tubuhnya perlahan pukulan yang diberikan pada Bara masih sangat terasa bahkan gerakan sekecil apapun itu terasa.

Andra melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi. Ia melirik dengan malas tersadar jika ia sudah terlambat dan tak bisa masuk sekolah.

Tiba-tiba perutnya berbunyi nyaring disusul rasa perih yang terasa. Ia pun kini memegang perutnya yang semakin terasa sakit. Rasa lapar dan perih itu seperti menambah beban dalam pikirannya yang sudah penuh dengan pertanyaan tentang apa yang salah dalam hidupnya.

Perlahan Andra menuju meja belajarnya mencari keberadaan obat maag yang ia punya. Namun, ternyata obat tersebut sudah habis. Sebelum semua uangnya diambil oleh Cakka, Ia berniat untuk membeli obat maag. Tapi takdir berkata lain. Kini, ia tidak tahu harus apa.

Andra berjalan terburu-buru  sambil memegangi perutnya yang semakin perih tanpa sadar ia menginjak sebuah totebag kecil yang tergeletak di lantai. Teringat jika totebag itu berisi makanan pemberian Luna kemarin. Dengan perasaan senang Andra mengambil totebag itu dan membawanya menuju dapur yang terletak di lantai satu.

Suasana rumah sepi. Bara pasti sudah berangkat kerja sedangkan Cakka memungkin besar sedang pergi keluar bersama teman-temannya. Andra membuka lemari mengambil gelas dan menuangkan air putih hangat untuk diminum. Ia meminumnya perlahan barangkali dengan air putih hangat bisa sedikit meredakan rasa perih perutnya.

Andra memandang obat maag cair yang sudah terasa sangat ringan. Perlahan ia menuangkan air hangat sedikit dan mengocok botol obat maag tersebut supaya obat yang masih tersisa bisa tercpur dengan air. Dan air bisa minum obat dari sisa obat yang dicampur dengan air.

Andra meminum air itu, berharap sedikit obat yang tersisa bisa meredakan rasa sakitnya. Meski hanya sedikit, Andra merasa itu adalah satu-satunya jalan untuk bertahan dari rasa sakit yang semakin menyiksa.

Dengan perut yang masih lapar dan hati yang penuh dengan kebingungannya, Andra duduk di dapur, merenung. Setiap hari, hidupnya terasa semakin berat. Tapi, di tengah semua itu, ia sadar bahwa ia masih harus bertahan. Entah bagaimana caranya, ia harus bisa terus melangkah meski segala sesuatunya terasa begitu sulit.
 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
SI IKAN PAUS YANG MENYIMPAN SAMPAH DALAM PERUTNYA (Sudah Terbit / Open PO)
5723      1913     8     
Inspirational
(Keluarga/romansa) Ibuk menyuruhku selalu mengalah demi si Bungsu, menentang usaha makananku, sampai memaksaku melepas kisah percintaan pertamaku demi Kak Mala. Lama-lama, aku menjelma menjadi ikan paus yang meraup semua sampah uneg-uneg tanpa bisa aku keluarkan dengan bebas. Aku khawatir, semua sampah itu bakal meledak, bak perut ikan paus mati yang pecah di tengah laut. Apa aku ma...
Lost Daddy
5301      1200     8     
Romance
Aku kira hidup bersama ayahku adalah keberuntungan tetapi tidak. Semua kebahagiaan telah sirna semenjak kepergian ibuku. Ayah menghilang tanpa alasan. Kakek berkata bahwa ayah sangat mencintai ibu. Oleh sebab itu, ia perlu waktu untuk menyendiri dan menenangkan pikirannya. Namun alasan itu tidak sesuai fakta. AYAH TIDAK LAGI MENCINTAIKU! (Aulia) Dari awal tidak ada niat bagiku untuk mendekati...
It Takes Two to Tango
472      346     1     
Romance
Bertahun-tahun Dalmar sama sekali tidak pernah menginjakkan kaki di kota kelahirannya. Kini, ia hanya punya waktu dua minggu untuk bebas sejenak dari tanggung jawab-khas-lelaki-yang-beranjak-dewasa di Balikpapan, dan kenangan masa kecilnya mengatakan bahwa ia harus mencari anak perempuan penyuka binatang yang dulu menyelamatkan kucing kakeknya dari gilasan roda sepeda. Zura tidak merasa sese...
Pacarku Pergi ke Surga, Tapi Dia Lupa Membawa Buku Catatan Biru Tua Itu
1108      397     7     
Fantasy
Lily adalah siswa kelas 12 yang ambisius, seluruh hidupnya berputar pada orbit Adit, kekasih sekaligus bintang pemandunya. Bersama Adit, yang sudah diterima di Harvard, Lily merajut setiap kata dalam personal statement-nya, sebuah janji masa depan yang terukir di atas kertas. Namun, di penghujung Juli, takdir berkhianat. Sebuah kecelakaan tragis merenggut Adit, meninggalkan Lily dalam kehampaan y...
Gilan(G)ia
505      279     3     
Romance
Membangun perubahan diri, agar menciptakan kenangan indah bersama teman sekelas mungkin bisa membuat Gia melupakan seseorang dari masa lalunya. Namun, ia harus menghadapi Gilang, teman sebangkunya yang terkesan dingin dan antisosial.
Monokrom
113      93     1     
Science Fiction
Tergerogoti wabah yang mendekonstruksi tubuh menjadi serpihan tak terpulihkan, Ra hanya ingin menjalani kehidupan rapuh bersama keluarganya tanpa memikirkan masa depan. Namun, saat sosok misterius bertopeng burung muncul dan mengaku mampu menyembuhkan penyakitnya, dunia yang Ra kenal mendadak memudar. Tidak banyak yang Ra tahu tentang sosok di balik kedok berparuh panjang itu, tidak banyak ju...
Hey, I Love You!
1190      512     7     
Romance
Daru kalau ketemu Sunny itu amit-amit. Tapi Sunny kalau ketemu Daru itu senang banget. Sunny menyukai Daru. Sedangkan Daru ogah banget dekat-dekat sama Sunny. Masalahnya Sunny itu cewek yang nggak tahu malu. Hobinya bilang 'I Love You' tanpa tahu tempat. Belum lagi gayanya nyentrik banget dengan aksesoris berwarna kuning. Terus Sunny juga nggak ada kapok-kapoknya dekatin Daru walaupun sudah d...
Di Balik Jeruji Penjara Suci
10096      2134     5     
Inspirational
Sebuah konfrontasi antara hati dan kenyataan sangat berbeda. Sepenggal jalan hidup yang dipijak Lufita Safira membawanya ke lubang pemikiran panjang. Sisi kehidupan lain yang ia temui di perantauan membuatnya semakin mengerti arti kehidupan. Akankah ia menemukan titik puncak perjalanannya itu?
Sampai Kau Jadi Miliku
1705      799     0     
Romance
Ini cerita tentang para penghuni SMA Citra Buana dalam mengejar apa yang mereka inginkan. Tidak hanya tentang asmara tentunya, namun juga cita-cita, kebanggaan, persahabatan, dan keluarga. Rena terjebak di antara dua pangeran sekolah, Al terjebak dalam kesakitan masa lalu nya, Rama terjebak dalam dirinya yang sekarang, Beny terjebak dalam cinta sepihak, Melly terjebak dalam prinsipnya, Karina ...
Memoreset (Sudah Terbit)
3907      1470     2     
Romance
Memoreset adalah sebuah cara agar seluruh ingatan buruk manusia dihilangkan. Melalui Memoreset inilah seorang gadis 15 tahun bernama Nita memberanikan diri untuk kabur dari masa-masa kelamnya, hingga ia tidak sadar melupakan sosok laki-laki bernama Fathir yang menyayanginya. Lalu, setelah sepuluh tahun berlalu dan mereka dipertemukan lagi, apakah yang akan dilakukan keduanya? Akankah Fathir t...