Loading...
Logo TinLit
Read Story - Reandra
MENU
About Us  

Dunia Andra rasanya seperti awan kelabu. Tidak banyak hal menyenangkan yang hadir dihidupnya. Semenjak perceraian kedua orang tuanya. Hidup Andra tidak baik-baik saja.

Segala hal yang ia lakukan dimata kedua orang tuanya adalah sebuah kesalahan . Padahal Andra sendiri adalah seorang anak yang masih membutuhkan banyak arahan dari kedua orang tuanya. Banyak sekali rasa ketakutan dan kecemasan yang melanda pikirannya.

Rasa takut dan kecemasan itu terkadang hadir dalam rasa sepi. Sepi yang berkepanjangan di dalam hati Andra.

“Andra, kita ngapain di sini?” Tiba-tiba suara seesorang mengganggu lamunannya.

“Andra?” Lagi suara itu terdengar seperti dari kejauhan, namun cukup jelas untuk membuat Andra tersadar. Ia menoleh, melihat Luna-temannya sedang menatapnya dengan penuh rasa keheranan. Andra menganggat alis.

“ kenapa lo ajak gua ke sini?”

“Ah iya!”

“Gua ada saran buat, lo!”

“Apa?”

“Karena lo udah ga bisa jualan di sekolah lagi. Jadi gua ajakin lo buat ke warkop mang ijal.”

“Warkop mang Ijal?untuk?” Luna menatapnya bingung.

“Untuk titip jualan lo di sana. Jadi, gini lo bisa titip jualan lo di sana. Berhubung warkop mang Ijal dekat sekolahan kejuruan dan yang gua tau di sana gak ada kantin. Biasanya mereka jajan di warkop mang Ijal. Jadi lo bisa titip jualan lo di sana siapa tau di sana laku," jelas Andra.

“oh, jadi lo mikir gua bisa begitu jualan di sana?”

“hmmm, bisa menarik! Tapi lo yakin mang ijal mau dititipin julan gua?”

“Ya coba aja dulu. Mang Ijal selalu bantu orang yang lagi butuh. Contohnya gua. Gua sering utang di mang ijal kalo lagi ga ada uang," pungkas Andra.

“Oke gua terima saran lu. Semoga beneran bisa bantu,” kata Luna sambil tersenyum meski masih ada sedikit keruaguan akan penolakan dalam dirinya.

“Lo bisa samaain aja harga jualannya kaya yang biasa lo jual. Terus nanti mang ijal yang tentuin harga akhirnya mau dia jual berapa. Lo kan jualan seblak sama moci gua yakin si pasti laku. Secarakan samping warung mang ijal itu SMK mereka bisa jajan di sana dan kebanyakan anak cewek.”

Luna merasa lega mendengar penjelasan Andra. Ia tidak perlu bingung harus kemana ia menjajakan jualannya. Namun, disisi lain ia ketakutan sebab dagangannya hanya laku sedikit terlebih hampir semua sudah dibuang oleh Bu Yuyun.

Meskipun begitu Luna senang ada Andra yang tidak segan membantu dirinya padahal mereka baru saling mengenal. Di sisi lain Andra yang juga merasa senang bisa membantu Luna. Setidaknya ia bisa sedikit lebih berguna untuk orang lain. Karena ketika melihat orang lain kesusahan dan tidak ada yang membantu Andra teringat akan dirinya sendiri yang hidupa dalam bayang-bayang kesusahan dan ketakutan.

Saat hendak masuk ke warung Mang Ijal. Luna menghentikan langkaj kakinya. Ia melihat Arka—kakanya berada di sana sedang asik mengontrol dengan teman-temannya.

"Kenapa?" tanya Andra heran. Karena Luna tiba-tiba tidak ingin masuk.

"Gua kayaknya berubah pikiran deh."

"Lah kenapa?"

Andra memandang warung Mang Ijal. Dan seketika ia paham alasan mengapa Luna tak ingin masuk. Karena di sana banyak anak cowok pasti Luna malu dan tidak mau masuk ke sana. Jika ia masuk maka ia akan menjadi pusat perhatian lantaran ia cewek sendiri.

"Ya udah lo tunggu di sini. Biar gua yang coba ngomong sama Mang Ijal." Luna mengangguk senang. Ia pun memberikan beberapa makanan yang masih tersisa dan layak sebagai tester untuk dicoba Mang Ijal.

Sementara itu, Luna segera bersembunyi di belakang tembok warung Mang Ijal sambil sesekali mengintip ke dalam. Ketika Andra masuk ia menyapa beberapa anak cowok di sana meskipun berbeda seragam dan sekolah ternyata mereka saling mengenal. Dan Luna pun yerkejut saat Andra juga bersalaman dengan Arka.

Lima belas menit waktu menunggu Andra. Luna hampor sedikit bosan ia sesekali memainkan ponsel untuk melihat aplikasi hiburan.

"Yuk!" Andra menepuk bahu Luna. Hal itu membuat Luna kaget dan hampir menjatuhkan ponselnya.

"Sorry.. Sorry.. Gua gak bermaksud ngagetin lo."

"Iya gak apa-apa. Jadinya gimana?" tanya Luna penasaran dengan hasilnya.

"Mang Ijal mau. Besok lo bisa langsung nitip dagangan lo di sini. Dan kalo bisa sebelum istirahat pertama dagangan lo untuk siap di sini."

"Aaaa... Makasih ya!!"

Luna memeluk Andra erat. Ia senang sekali mendengar perkataan Andra. Saat sedang asik memeluk Andra tiba-tiba saja Luna mendorong tubuh Andra. Cowok itu hampir terjatuh jika tidak sigap.

"Sorry.. Sorry... Gua gak sengaja saking senangnya gua peluk lo." ujar Luna tidak enak hati.

Andra yang melihat itu merasa gemas dengan tingkah Luna. "Gak apa-apa kalo mau lagi juga boleh."

Luna langsung memukul lengan Andra kencang. "Apa?! Coba ngomong sekali lagi!"

"Aduh! Ampun gak gak!"

Mendengar perkataan Andra, Luna lantas melepas cubitannya.

"Gua kira pendiem. Mana pura-pura ga bisa ngomong waktu itu," ujar Andra.

"Apa?!" kata Luna yang mendengar suara Andra.

"Gak gua lagi ngomong sama daun."

"Gua denger ya!"

"Kalo denger, kenapa lo pura-pura bisu waktu itu!" protes Andra kesal. Ia merasa dibohongi.

Luna menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ia bingung harus menjawab apa.

"Maaf gua bohong. Soalnya gua takut sama lo. Muka lo serem, jadi gua pura-pura bisu."

Andra melotot dibuatnya. Tidak habis pikir, manusia seganteng ini dibilang seram.

***


Di sisi lain, Luna tidak bisa berhenti tersenyum sepanjang jalan menuju rumah. Keberhasilan menitipkan jualannya di warung Mang Ijal membuat nya merasa lega. Ia tahu hidupnya tak akan selalu mudah, namun dengan sedikit bantuan dari Andra. Luna merasa tidak sendirian. Meskipun ia masih merasa cemas karena tidak tahu  pasti apakah dagangannya akan laku. Tetapi, setidaknya ia sudah mencoba untuk membantu ibunya.

Luna sudah sampai di depan rumah. Rumah sederhana aman dan nyaman baginya. Tetapi, saat tiba di rumah ketika hendak masuk ke dalam rumah ketegangan kembali muncul. Ada Arka di sana sedang duduk di ruang tamu menatapnya dengan tatapan tajam. Luna merasa takut sebab jika Arka sudah seperti itu sesuatu pasti akan terjadi. Mengingat sifat Arka yang sangat emosian dan tak suka diatur.

Arka berdiri dari tempat duduknya ia mendekat ke arah Luna. Sementara Luna perlahan melangkah mundur sambil mengeratkan pegangan tangan pada box kotak dagangannya.

"Wih, laku banyak hari ini? Pasti duit lo banyak juga kan?" Arka mengambil kotak dagangan Luna dengan paksa.

"Jangan!"

"Lepas!"

"Arka!"

"Mana duitnya! Segini doang?! Sisanya mana?!"

"Gak ada. Cuma itu."

"Bohong banget lo. Mana? Pasti lo umpetin kan? Mana sini," ujar Arka lembut supaya Luna bisa luluh.

"Gua bilang gak ada ya gak ada Arka!" Arka tersulut emosi ia meradang. Mengambil paksa tas sekolah Luna. Membuka dan mengeluarkan buku-buku Luna mencari uang hasil jualan Luna.

"Balikin! Gua bilang gak ada ya gak ada!" Luna mendorong tubuh Arka dan mengambil tas miliknya.

"Ada apa ini!" Lisna—ibu Luna datang dari dapur langsung melerai pertengkaran Luna dan Arka.

"Kenapa Arka?" tanya Lisna lembut.

"Ini bu. Dia umpetin uang dagangan gak mau kasih ke aku! Mana uang yang lain sini!"

Arka masih berusaha menarik tas Luna untuk mencari sisa uang yang menurut Arka disembunyikan Luna. Lisna kembali melerai dan memeluk Luna.

"Sudah Arka sudah!" Lisna langsung mengambil dompet dan memberikan sedikit uang yang ia punya untuk Arka.

"Sudah ini ibu kasih. Jangan ganggu adik kamu lagi." Arka menerima uang dari Lisna dengan kasar. Dan mengambil jaket yang berada di kursi ruang tamu.

"Dasar gak tau diri. Bisanya nyusahin!" teriak Luna. Perkataan Luna membuat Arka menghentikan langkah dan berbalik.

"Ngomong apa lo!"

"Dasar gak tau diri. Bisanya nyusahin!" Arka menampar pipi Luna kesal.

"Ngomong sekali gua tambahin. Atau bakal lebih dari ini!" ujar Arka. Kemudian ia pergi.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Flyover
456      329     0     
Short Story
Aku berlimpah kasih sayang, tapi mengapa aku tetap merasa kesepian?
MANITO
1369      936     14     
Romance
Dalam hidup, terkadang kita mempunyai rahasia yang perlu disembunyikan. Akan tetapi, kita juga butuh tempat untuk menampung serta mencurahkan hal itu. Agar, tidak terlalu menjadi beban pikiran. Hidup Libby tidaklah seindah kisah dalam dongeng. Bahkan, banyak beban yang harus dirasakan. Itu menyebabkan dirinya tidak mudah berbagi kisah dengan orang lain. Namun, ia akan berusaha untuk bertahan....
Lost Daddy
5302      1200     8     
Romance
Aku kira hidup bersama ayahku adalah keberuntungan tetapi tidak. Semua kebahagiaan telah sirna semenjak kepergian ibuku. Ayah menghilang tanpa alasan. Kakek berkata bahwa ayah sangat mencintai ibu. Oleh sebab itu, ia perlu waktu untuk menyendiri dan menenangkan pikirannya. Namun alasan itu tidak sesuai fakta. AYAH TIDAK LAGI MENCINTAIKU! (Aulia) Dari awal tidak ada niat bagiku untuk mendekati...
Nuraga Kika
35      32     0     
Inspirational
Seorang idola sekolah menembak fangirlnya. Tazkia awalnya tidak ingin melibatkan diri dengan kasus semacam itu. Namun, karena fangirl kali ini adalah Trika—sahabatnya, dan si idola adalah Harsa—orang dari masa lalunya, Tazkia merasa harus menyelamatkan Trika. Dalam usaha penyelamatan itu, Tazkia menemukan fakta tentang luka-luka yang ditelan Harsa, yang salah satunya adalah karena dia. Taz...
Dimensi Kupu-kupu
14363      2783     4     
Romance
Katakanlah Raras adalah remaja yang tidak punya cita-cita, memangnya hal apa yang akan dia lakukan ke depan selain mengikuti alur kehidupan? Usaha? Sudah. Tapi hanya gagal yang dia dapat. Hingga Raras bertemu Arja, laki-laki perfeksionis yang selalu mengaitkan tujuan hidup Raras dengan kematian.
"Mereka" adalah Sebelah Sayap
476      337     1     
Short Story
Cinta adalah bahasan yang sangat luas dan kompleks, apakah itu pula yang menyebabkan sangat sulit untuk menemukanmu ? Tidak kah sekali saja kau berpihak kepadaku ?
Because I Love You
1391      771     2     
Romance
The Ocean Cafe napak ramai seperti biasanya. Tempat itu selalu dijadikan tongkrongan oleh para muda mudi untuk melepas lelah atau bahkan untuk menghabiskan waktu bersama sang kekasih. Termasuk pasangan yang sudah duduk saling berhadapan selama lima belas menit disana, namun tak satupun membuka suara. Hingga kemudian seorang lelaki dari pasangan itu memulai pembicaraan sepuluh menit kemudian. "K...
Monday vs Sunday
216      173     0     
Romance
Bagi Nara, hidup itu dinikmati, bukan dilomba-lombakan. Meski sering dibandingkan dengan kakaknya yang nyaris sempurna, dia tetap menjadi dirinya sendiricerewet, ceria, dan ranking terakhir di sekolah. Sementara itu, Rei adalah definisi murid teladan. Selalu duduk di bangku depan, selalu ranking satu, dan selalu tampak tak peduli pada dunia luartermasuk Nara yang duduk beberapa meja di belaka...
Mimpi & Co.
1191      770     2     
Fantasy
Ini kisah tentang mimpi yang menjelma nyata. Mimpi-mimpi yang datang ke kenyataan membantunya menemukan keberanian. Akankah keberaniannya menetap saat mimpinya berakhir?
Lantunan Ayat Cinta Azra
997      613     3     
Romance
Perjalanan hidup seorang hafidzah yang dilema dalam menentukan pilihan hatinya. Lamaran dari dua insan terbaik dari Allah membuatnya begitu bingung. Antara Azmi Seorang hafidz yang sukses dalam berbisnis dan Zakky sepupunya yang juga merupakan seorang hafidz pemilik pesantren yang terkenal. Siapakah diantara mereka yang akan Azra pilih? Azmi atau Zakky? Mungkinkah Azra menerima Zakky sepupunya s...