Loading...
Logo TinLit
Read Story - Sweet Seventeen
MENU
About Us  

Tadinya aku pikir sudah bisa hidup dengan tenang. Seminggu berlalu, dan belum ada video balasan dari Dafa. Malah sebaliknya, dia seperti sedang menahan diri. Dia juga jarang update, which is itu sesuatu yang enggak Dafa banget. Biasanya dia selalu update, sampai jadi titik-tiitk saking banyaknya, meski isinya enggak penting sama sekali.

Jadi, ketika Arisha mengirimkan link video di akun YouTube Dafa, aku terkejut. Dia enggak sendirian, melainkan bareng Ghania.

Aku memasang headset dan menonton video itu.

Dafa masih bergeming dengan cerita ngaco versi dia. Kali ini, dia menyalahkanku dan menuduhku mengada-ada.

“Key bilang cuma setting-an? Itu bohong, karena gue sayang sama Key. Lo juga tahu itu, kan, Ghe?”

Rasanya ingin muntah ketika mendengar penuturan Dafa.

Juga Ghania, yang mendukung Dafa.

“Gue juga mau lurusin soal hubungan gue dan Dafa. Sejak awal gue udah curiga sama Key, soalnya dia enggak pernah nunjukin kalau dia sayang sama Dafa. Sebagai temannya Key dan Dafa, gue mau bantu. Makanya, gue dan Dafa bikin rencana buat nyari tahu yang sebenarnya. Soal cerita gue dicium Dafa, itu bohong. Itu cuma buat bikin Key cemburu. Tapi, dia enggak cemburu sekalipun teman baiknya ciuman sama pacarnya. Now I know the reason. She likes Ansel, not Dafa. Jadi, siapa yang munafik di sini?” Ghania terdengar berapi-api, membuatku semakin ingin muntah.

“Kalau ngomongin korban, ya korbannya gue dan Ghania yang difitnah kayak gini. Terus sekarang Key deactivate akun, menghilang setelah menyakiti gue dan Ghania. Ada ya orang setega itu?”

Aku membuka headset dengan napas memburu. Ada untungnya juga Dafa dan Ghania enggak ada di sini, karena aku enggak yakin bisa menahan diri buat enggak menonjok mereka.

“Kenapa lo?” tanya Ansel, yang menghampiriku di depan kedai kopi yang terletak di seberang tokonya. Ansel mengambil kopi miliknya yang tadi ditinggalkan karena harus kembali ke toko saat ada pelanggan.

“Ghania bikin video sama Dafa. Narasinya ngaco, makin mojokin gue. But people buy it,” semburku.

Ansel menyeruput kopi smabil meliriknya. “Mau bikin video tandingan?”

Aku mendengus. “Kalau nurutin emosi, sih, mau. Tapi kalau nurutin akal sehat, buat apa? Ntar dibalas lagi. Gitu aja terus. Yang ada gue capek, Dafa senang karena stok kontennya makin banyak. Malah dia sengaja kayaknya mancing gue, biar gue bikin video tandingan. Males banget ngasih duit ke dia lewat konten enggak penting.”

Di sampingku, Ansel tertawa kecil. “Udah bener begini. Biarin aja dia drama sendiri sampai capek.”

“Enggak bakal capek. Kan hidupnya buat konten. But at least, udah enggak ada hubungan lagi sama gue.” Aku menyahut pelan.

“Nyesel udah deactivate akun?” tanya Ansel.

Aku enggak langsung menjawab, alih-alih menanyakan pertanyaan itu ke dalam hatiku. Bukan kali ini aku mendapat pertanyaan yang sama dari orang berbeda. Bahkan, aku juga mempertanyakan hal yang sama.

Seperti yang sudah-sudah, enggak ada penyesalan seditikit pun.

“Enggak. Mungkin ini ya yang namanya peaceful. Gue bisa nikmatin waktu tanpa mikir harus bikin konten apa. Gue bisa jalan ke mana tanpa mikirin OOTD. Gue bisa makan apa aja tanpa mikir makanannya cukup Instagram friendly atau enggak. Oh, gue bisa bikin PR tanpa keganggu syuting vlog.” Aku terkekeh.

“Lo bisa nemenin gue jaga toko tanpa pusing mikirin angle selfie.” Ansel ikut terkekeh.

“Enggak sesering itu juga, An,” bantahku.

Ansel tertawa dengan ekspresi geli di wajahnya. “Sering banget sampai kuping gue panas dengerin keluhan lo soal angle kiri yang kurang oke.”

“Memang iya, kan?”

Bukannya menjawab, Ansel mengambil handphone. Tangannya bergulir membuka galeri foto, hingga dia berhenti di salah satu foto. Ansel meyodorkan handphone itu ke arahku.

Di depanku, ada foto hitam putih dengan aku sebagai objek foto.

“Ini angle kiri lo.”

Foto itu memang dipotret dari angle kiri. Kalau melihat foto ini, enggak akan ada yang complain atau mengejek bentuk rahangku.

“Ini, sih, karena yang motret jago,” tukasku.

Ansel menyimpan handphone itu ke dalam saku baju seragamnya dan kembali menyeruput kopi. “Ini foto yang gue submit dan menang lomba.”

Ucapannya membuatku tertegun. Aku mengurungkan niat untuk meminum kopi, dan memilih untuk menataonya.

“Foto gue banget?”

Ansel menunduk, tapi aku bisa menangkap semu merah di wajahnya. “Ini yang paling bagus. Makanya gue submit ini. Thanks, lho. Karena foto lo, gue menang. Lo enggak ngerasa dimanfaatin, kan?”

Aku menyikut lengannya. “Ngapain bilang makasih ke gue? Itu karena lo yang berbakat di foto. Dan gue sama sekali enggak ngerasa dimanfaatin. Malah gue cukup tersanjung.”

Selama beberapa saat, suasana terdengar hening. Namun, aku enggak merasa canggung. Malah sebaliknya, aku merasa menikmati keheningan ini. Sambil menyeruput kopi, aku memainkan kakiku dan menatap nanar ke kejauhan.

This is so peaceful.

“An, soal kita…”

Aku menoleh ke arah Ansel, menunggunya menyelesaikan ucapannya. Kenapa aku malah jadi deg-degan begini?

Ansel menghela napas panjang. “Kalau lo udah selesai menata hidup lo, kasih tahu gue ya.”

“Buat apa?” timpalku.

Ansel melirikku sekilas dengan senyum dikulum. “Biar gue nyiapin diri buat nembak lo.”

“Lo mau nembak gue?”

Alih-alih menjawab, Ansel malah melirikku. Ada yang berbeda di balik tatapannya, meski aku masih menangkap kelembutan di balik tatapan itu.

“Kind of,” jawabnya.

He’s too cute.

Aku mengalihkan wajah dari Ansel, meski itu percuma karena Ansel pasti sudah menangkap wajahku yang memerah. Kalau dia lebih peka, dia pasti bisa dengerin jantungku yang berdetak sangat cepat saat ini.

“Oke,” sahutku akhirnya.

Ansel enggak berkata apa-apa lagi, tapi aku bisa menangkap senyum di wajahnya.

Senyum itu menyadarkanku kalau aku enggak bisa terima Ansel cuma jadi temanku. Mungkin aku belum bisa menatap hidupku jadi lebih baik, tapi aku sedang menuju ke sana.

Jadi, setelah satu tarikan napas, akhirnya aku angkat suara.

“Sekarang juga udah boleh, An,” ujarku.

Ada rasa lega di hatiku begitu mengutarakan keinginan terpendam itu.

Ansel melirikku. “Perlu dibikin jadi konten enggak?”

Refleks aku menyikut rusuknya, membuat Ansel mengaduh. Namun, dia langsung terbahak setelahnya.

Seperti biasa, tawa Ansel menular. Pun kali ini, karena untuk pertama kalinya setelah sekian lama, aku bisa ikut tertawa tanpa beban apa-apa.

This is very peaceful.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
A Missing Piece of Harmony
229      182     3     
Inspirational
Namaku Takasaki Ruriko, seorang gadis yang sangat menyukai musik. Seorang piano yang mempunyai mimpi besar ingin menjadi pianis dari grup orkestera Jepang. Namun mimpiku pupus ketika duniaku berubah tiba-tiba kehilangan suara dan tak lagi memiliki warna. Aku... kehilangan hampir semua indraku... Satu sore yang cerah selepas pulang sekolah, aku tak sengaja bertemu seorang gadis yang hampir terbunu...
Monday vs Sunday
112      97     0     
Romance
Bagi Nara, hidup itu dinikmati, bukan dilomba-lombakan. Meski sering dibandingkan dengan kakaknya yang nyaris sempurna, dia tetap menjadi dirinya sendiricerewet, ceria, dan ranking terakhir di sekolah. Sementara itu, Rei adalah definisi murid teladan. Selalu duduk di bangku depan, selalu ranking satu, dan selalu tampak tak peduli pada dunia luartermasuk Nara yang duduk beberapa meja di belaka...
I'il Find You, LOVE
6140      1675     16     
Romance
Seharusnya tidak ada cinta dalam sebuah persahabatan. Dia hanya akan menjadi orang ketiga dan mengubah segalanya menjadi tidak sama.
Our Different Way
5309      2047     0     
Romance
Novel ini mengisahkan tokoh utama bernama Haira, seorang siswa SMA berusia tujuh belas tahun yang baru saja rujuk kembali dengan pacarnya, Gian. Mereka berdua tentu senang karena bisa kembali merajut kasih setelah tidak pernah bertemu lebih dari setahun akibat putus. Namun, di tengah hubungan yang sedang hangat-hangatnya, mereka diterpa oleh permasalahan pelik yang tidak pernah mereka bayangk...
Langit Tak Selalu Biru
69      59     4     
Inspirational
Biru dan Senja adalah kembar identik yang tidak bisa dibedakan, hanya keluarga yang tahu kalau Biru memiliki tanda lahir seperti awan berwarna kecoklatan di pipi kanannya, sedangkan Senja hanya memiliki tahi lalat kecil di pipi dekat hidung. Suatu ketika Senja meminta Biru untuk menutupi tanda lahirnya dan bertukar posisi menjadi dirinya. Biru tidak tahu kalau permintaan Senja adalah permintaan...
Nemeea Finch dan Misteri Hutan Annora
197      138     0     
Fantasy
Nemeea Finch seorang huma penyembuh, hidup sederhana mengelola toko ramuan penyembuh bersama adik kandungnya Pafeta Finch di dalam lingkungan negeri Stredelon pasca invasi negeri Obedient. Peraturan pajak yang mencekik, membuat huma penyembuh harus menyerahkan anggota keluarga sebagai jaminan! Nemeea Finch bersedia menjadi jaminan desanya. Akan tetapi, Pafeta dengan keinginannya sendiri mencari I...
Deep Sequence
588      468     1     
Fantasy
Nurani, biasa dipanggil Nura, seorang editor buku yang iseng memulai debut tulisannya di salah satu laman kepenulisan daring. Berkat bantuan para penulis yang pernah bekerja sama dengannya, karya perdana Nura cepat mengisi deretan novel terpopuler di sana. Bisa jadi karena terlalu penat menghadapi kehidupan nyata, bisa juga lelah atas tetek bengek tuntutan target di usia hampir kepala tiga. N...
Sweet Punishment
170      105     9     
Mystery
Aku tak menyangka wanita yang ku cintai ternyata seorang wanita yang menganggap ku hanya pria yang di dapatkannya dari taruhan kecil bersama dengan kelima teman wanitanya. Setelah selesai mempermainkan ku, dia minta putus padaku terlebih dahulu. Aku sebenarnya juga sudah muak dengannya, apalagi Selama berpacaran dengan ku ternyata dia masih berhubungan dengan mantannya yaitu Jackson Wilder seo...
Darah Dibalas Dara
620      351     0     
Romance
Kematian Bapak yang disebabkan permainan Adu Doro membuat Dara hidup dengan dihantui trauma masa lalu. Dara yang dahulu dikenal sebagai pribadi periang yang bercita-cita menjadi dokter hewan telah merelakan mimpinya terbang jauh layaknya merpati. Kini Dara hanya ingin hidup damai tanpa ada merpati dan kebahagiaan yang tiada arti. Namun tiba-tiba Zaki datang memberikan kebahagiaan yang tidak pe...
GEANDRA
401      316     1     
Romance
Gean, remaja 17 tahun yang tengah memperjuangkan tiga cinta dalam hidupnya. Cinta sang papa yang hilang karena hadirnya wanita ketiga dalam keluarganya. Cinta seorang anak Kiayi tempatnya mencari jati diri. Dan cinta Ilahi yang selama ini dia cari. Dalam masa perjuangan itu, ia harus mendapat beragam tekanan dan gangguan dari orang-orang yang membencinya. Apakah Gean berhasil mencapai tuj...