Loading...
Logo TinLit
Read Story - Only One
MENU
About Us  

πŸ’•πŸ’•πŸ’•

Mau berusaha sekuat apapun menghindar, bila takdir memang menakdirkan kita untuk bertemu. Maka, kita akan selalu tanpa direncanakan. Sekalipun, memang tidak menyukai pertemuan itu. Akan tetapi, pasti ada sesuatu hal penting dibalik kejadian itu.

 

πŸ’•πŸ’•πŸ’•

 

Caramel benar-benar mendengarkan sekaligus akan melakukan saran dari Angel. Karena, ingin memastikan perasaan Javian yang sebenarnya. Ia memang masih memiliki rasa pada cowok yang kini sudah mempunyai kekasih.

 

"Oke. Nggak ada salahnya gue lakuin hal itu. Lagipula, itu nggak akan nyakitin Auretta. Selama cewek itu nggak tahu pembicaraan itu." Caramel harap, tidak ada yang tahu rencananya. Tak mau, banyak yang salah paham ke depannya.

 

Angel mengangguk, senang sarannya diterima oleh Caramel.

 

πŸ’•πŸ’•πŸ’•

 

Sesuai janji Javian, kini ia sudah berada di depan rumah Januar untuk menjemput Auretta. Karena, mereka akan berangkat ke sekolah bersama.

 

Senyuman manis terpancar dari Auretta. Senang, mulai sekarang bisa berangkat serta pulang sekolah bersama Javian. Kekasihnya. Sehingga, ia menjadi miliki waktu lebih banyak dengan kekasihnya itu. Karena, sedari dulu belum pernah satu sekolah. Bahkan, pertemuan pertamanya saja secara tidak sengaja saat dirinya sedang berjalan-jalan dengan Januar. Kemudian, bertemu sekaligus diperkenalkan Januar kepada Javian.

 

Pertama bertemu, Javian terlihat seperti sosok dingin. Namun, perlahan pandangan Auretta berbeda kepada cowok itu. Karena, pertemuan berikutnya Javian sudah mulai menunjukan senyuman manisnya. Hingga, sampai di pertemuan ketiga ketika Mamanya meninggal. Di sana, Auretta merasakan bila Javian merupakan sosok yang mendekati sempurna di matanya. Itu membuat dirinya tertarik, lalu memiliki hubungan spesial dengan Javian.

 

Entah siapa duluan yang memiliki ketertarikan diantara Auretta serta Javian. Yang jelas, dua minggu setelah kepergian Mama Auretta mereka berdua memutuskan untuk menjalin hubungan lebih dari teman.

 

Hubungan itu bertahan sampai sekarang, sudah berjalan cukup lama bagi Auretta. Ia harap, Javian benar-benar menjadikan dirinya sebagai kekasih atas dasar kasih sayang dan cinta. Bukan hanya, karena kasihan melihat kondisinya terpuruk.

 

"Hai... Udah nunggu lama ya, Kak? Maaf... Ya. Soalnya, tadi harus sarapan bareng Mama, Papa, sama Kak Januar dulu. Atau, Kakak juga mau sarapan. Biar, nanti--" Auretta merasa tak enak hati pada Javian, yang terlihat sudah menunggunya.

 

"Belum lama, kok. Mungkin, baru lima menitan deh kayaknya. Nggak usah, kebetulan aku tadi udah sarapan kok di rumah." Javian menolak secara halus tawaran dari Auretta. Kekasihnya. Karena, ia memang selalu melakukan sarapan lebih dulu sebelum pergi ke sekolah. Orang tuanya, selalu mengajarkan untuk sarapan di rumah. Agar, bisa berkonsentrasi saat sudah di kelas.

 

Auretta mengangguk, sedikit lega mendengar kekasihnya sudah sarapan. Ia pikir, Javian belum sarapan. Sehingga, ia menawarkan sarapan pada cowok itu. Atau, mungkin bisa membawakan bekal untuk Javian.

 

"Hm... Kalo gitu, langsung berangkat aja sekarang, Kak. Mumpung belum terlalu siang. Takut, nanti kena macet terus kita malah telat sampai di sekolah." Auretta tak mau sampai terlalu lama di jalan, lalu terlambat datang ke tempat tujuannya.

 

"Oke siap, laksanakan tuan puteri." Javian tersenyum, lalu mengelus kepala Auretta dengan lembut. Bahagia bisa melihat senyum manis penuh ketulusan dari Auretta.

 

Auretta tersipu malu, mendapatkan perhatian manis seperti itu dari Javian. Kekasihnya. Meskipun, itu perlakuan yang biasa dilakukan bila sudah menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih. Akan tetapi, tetap saja membuat Auretta malu. Belum terbiasa dengan hal itu. Terlebih, bisa baru pertama kali mendapatkannya dari lelaki yang bukan anggota keluarganya.

 

Hatinya tersentuh, benar-benar merasa bahagia bisa bersama Javian. Ia beruntung, karena Javian sangat perhatian padanya. Ia harap, hal itu tidak akan pernah berubah. Meskipun, sebuah hubungan pasti ada masalah maupun rintangannya. Namun, ia yakin bisa melewati itu asal bersama Javian.

 

Kini, mereka sudah dalam perjalanan menuju sekolahnya. Auretta akan menikmati waktu berdua dengan Javian. Karena, sedari dulu memang cukup jarang memiliki waktu bersama kekasihnya. Lantaran, ada jarak yang menjadi penghalang. Serta, kesibukan masing-masing.

 

"Aku harap kita bisa selalu kayak gini, ya, Kak. Soalnya, aku bahagia banget bisa punya banyak waktu sama kamu." Auretta memulai pembicaraan, mengatakan apa yang selama ini diinginkannya. "Tolong... Jangan bikin aku kecewa. Kalo ada apa-apa bilang, ya. Mungkin, kakak bosen sama hubungan ini. Atau, nggak suka sama sifat-sifat aku bilang aja. Aku bakalan berusaha mengubahnya lebih baik sesuai keinginan kakak."

 

Javian mengangguk, seraya menyunggingkan senyum. "Nggak perlu lakuin itu. Kita jalani ini seperti air mengalir aja. Jangan dengerin perkataan orang lain tentang hubungan kita. Kamu harus tau, kalo aku sayang banget sama kamu."

 

Perkataan Javian, lagi-lagi membuat Auretta tersentuh dan bahagia. "Oke. Terima kasih."

 

Memang tidak membutuhkan banyak waktu. Mereka sudah sampai di parkiran. Kemudian, saat hendak keluar dari mobil itu Javian menahan lengan Auretta. "Tunggu disitu, jangan kemana-mana. Biar, aku bukain pintunya. Oke."

 

Auretta tersenyum, sembari menganggukkan kepalanya. Itu sangat terlihat romantis di mata Auretta.

 

Benar. Javian membuka pintu untuk Auretta. Seperti di drama-drama, itu membuat semua mata tertuju pada Auretta serta Javian. Tanpa diduga, mereka menjadi pusat perhatian satu sekolah.

 

Kemudian, Javian berjalan di sebelah Auretta menuju kelas X IPA 2. Kedua remaja itu terlihat sangat serasi ketika dipandang orang-orang. Banyak pasang mata, merasa sedikit iri dengan apa yang didapatkan oleh Auretta. Bagaimana tidak, Javian sedari dulu bukan cowok yang mudah didekati. Namun, tiba-tiba Auretta muncul sebagai kekasih Javian. Bahkan, diperlakukan sangat romantis Javian. Itu cukup membuat siswa maupun siswi sekolah kaget.


Dari kejauhan ada dua orang memperhatikan lekat kebersamaan Javian bersama Auretta. Dengan tatapan seperti tidak suka dengan hubungan Javian dan Auretta.

"Hari ini, lo harus bisa ajak Javian ngobrol, Caramel." Angel memperingatkan Caramel, karena mereka memang sudah merencanakan hal itu sebelumnya.

Caramel menghela napas, cukup ragu dengan apa rencana yang sudah disusun rapih. Karena, ia takut akan membuatnya semakin jauh dengan Javian. Padahal, ia masih bisa berada di dekat cowok itu. Meskipun, dengan status teman sekelas serta sahabat Javian. Akan tetapi, sepertinya ia sudah tidak bisa mundur. Hatinya ingin mengetahui kejelasan tentang perasaan Javian.

"Oke. Tolong, nanti bantu gue ya. Temenin gue, dari jarak jauh nggak apa-apa, deh." Caramel ingin ikut bersamanya. Meskipun, tidak terlalu dekat dengan posisinya nanti.

Angel tersenyum sembari menganggukkan kepalanya tampak semangat mendengar perkataan Caramel. Karena, ia memiliki niat terselubung di sana. Itu akan membuat dirinya lebih mudah mendapatkan informasi akurat tentang perasaan Javian kepada Caramel.

Beberapa menit kemudian. Saat Javian baru saja sampai di kelasnya Caramel menghampiri cowok itu. Itu membuat Javian kaget, lalu melirik kanan serta kirinya.

"Nanti pas jam istirahat ada yang pengin gue omongin sama lo. Bisa kan kita ngobrol berdua?" Caramel berharap, Javian mau menerima ajakannya.

Javian terdiam sejenak, lalu menganggukkan kepalanya tanda menyetujui permintaan dari Caramel. Ia pikir, sepertinya memang ada sesuatu penting ingin dibicarakan Caramel terlihat dari mata gadis itu.

Caramel tersenyum, merasa lega tidak ada yang berubah dari Javian. Sedari dulu, cowok itu memang selalu baik sekaligus ramah padanya. Meskipun, sempat marah beberapa waktu. Namun, seiring berjalannya waktu Javian kembali mau berteman dengannya.

Setelah itu, Caramel memutuskan kembali ke bangkunya. Karena, sebentar lagi bel masuk akan berbunyi serta jam pelajaran segera dimulai.

Seperti biasa, setelah bel masuk berbunyi mereka fokus dengan pelajaran yang ada. Karena, kelas itu terkenal kelas unggulan sekaligus siswa maupun siswinya cukup ambisius. Mungkin terkecuali sosok Semesta. Soalnya, cowok itu terlihat santai dalam segala hal. Akan tetapi, tetap memiliki sifat terkadang serius serta misterius. Tak hanya itu, Semesta cukup memiliki banyak bakat. Hanya saja, cowok itu tidak terlalu menunjukannya di depan umum.

Beberapa jam kemudian.

Jam istirahat dimulai, sesuai perjanjian yang sudah terjadi. Javian memutuskan ikut pergi bersama Caramel. Karena, ingin membicarakan sesuatu penting.

Semesta menoleh ke arah kedua orang yang sudah cukup lama tidak terlihat bersama. Akan tetapi, sekarang ia lihat seperti Javian serta Caramel akan meninggalkan kelas bersama. Seperti ada sesuatu akan terjadi. Namun, ia menghilangkan beberapa pemikiran itu. Karena, itu bukan merupakan urusannya.

Kini, Semesta memutuskan untuk tidak pergi ke kantin. Ia memilih pergi ke taman belakang sekolah. Tanpa diduga, ia melihat sosok Auretta sedang duduk sembari menikmati udara di sana. Itulah yang ada di pikiran Semesta. Sehingga, berniat menghampiri adik kelasnya itu. Meskipun, ia tahu kalau gadis itu tidak akan menyukai kehadirannya.

Sepertinya, takdir memang selalu berpihak pada Semesta serta Auretta. Karena, keduanya sering bertemu tanpa direncanakan.

"Pemandangan di taman ini emang indah banget. Apalagi, udaranya segar bisa bikin kepala adem. Kayak, bikin kita lebih nyaman menikmati alam." Semesta sudah berada di samping Auretta.

Auretta menoleh saat mendengar suara tak asing oleh pendengarannya. Kemudian, menatap tajam ke arah Semesta. "Kakak ngapain di sini, sih? Sengaja ngikutin gue, ya? Padahal--"

Semesta tersenyum, lalu memperhatikan area sekitar melirik kanan serta kirinya. Memang cukup sepi. "Kebetulan aja pengin nikmati udara taman. Eh... Gue malah liat lo udah ada di sini. Taman ini tempat umum lho, Dek. Jadi, nggak ada larangan buat gue ke sini. Dan, gue sama sekali nggak ngikutin lo. Kayaknya, takdir emang selalu mempertemukan kita berdua."

"Malas banget harus ketemu lo di tempat adem ini. Padahal, niatnya gue sengaja ke sini biar nggak dapat gangguan orang lain. Tapi, malah lo datang kayak setan." Auretta kesal dengan kehadiran Semesta di sana.

Pun, Semesta mengetahui ketidaksukaan Auretta padanya. Akan tetapi, ia memang ingin menghabiskan waktu istirahatnya di taman itu. Seakan tidak mendengarkan perkataan Auretta. Semesta tetap duduk di sana, menikmati hamparan rumput hijau yang terlihat indah.

Auretta benar-benar kesal melihat tingkah Semesta yang seakan tidak mendengarkan perkataannya. Padahal, cowok itu jelas tahu apa yang diinginkan Auretta. "Mending lo pergi dari sini deh, Kak. Gue pengin menikmati udara di sini tanpa lo."

Semesta hanya diam, seperti tidak mendengar apapun yang dikatakan Auretta. Kini, Semesta sudah memejamkan mata sembari berbaring pada rerumputan di sana.

"Kak... Lo nggak dengerin kata-kata gue, ya!" Auretta semakin kesal dengan Semesta, lalu menyentuh serta menggoyangkan bahu Semesta.

Semesta merasakan guncangan dari Auretta, tapi ia juga ingin berada di taman itu. Membuat, Auretta mendengkus kesal sembari mengerucutkan bibirnya.

"Kak... Bangun! Sana pergi dari sini!" Auretta kembali menyentuh bahu Semesta, berusaha membangunkan kakak kelasnya. Tahu, bila Semesta tidak benar-benar tidur.

Diam-diam, Semesta menghela napas sedikit terganggu pada tindakan Auretta. Kemudian, ia membuka mata, bangun dari rumput dengan cepat menahan tangan adik kelasnya itu seraya menatapnya lekat. Kini, keduanya saling tatap satu sama lain.

Tanpa sadar, jantung mereka berdua berdetak lebih cepat dari biasanya. Terlebih, mungkin posisi mereka bertatapan benar-benar dekat.







 

- To Be Continue -

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Begitulah Cinta?
17545      2637     5     
Romance
Majid Syahputra adalah seorang pelajar SMA yang baru berkenalan dengan sebuah kata, yakni CINTA. Dia baru akan menjabat betapa hangatnya, betapa merdu suaranya dan betapa panasnya api cemburu. Namun, waktu yang singkat itu mengenalkan pula betapa rapuhnya CINTA ketika PATAH HATI menderu. Seakan-akan dunia hanya tanah gersang tanpa ada pohon yang meneduhkan. Bagaimana dia menempuh hari-harinya dar...
Dimension of desire
214      179     0     
Inspirational
Bianna tidak menyangka dirinya dapat menemukan Diamonds In White Zone, sebuah tempat mistis bin ajaib yang dapat mewujudkan imajinasi siapapun yang masuk ke dalamnya. Dengan keajaiban yang dia temukan di sana, Bianna memutuskan untuk mencari jati dirinya dan mengalami kisah paling menyenangkan dalam hidupnya
Cinta Pertama Bikin Dilema
5017      1383     3     
Romance
Bagaimana jadinya kalau cinta pertamamu adalah sahabatmu sendiri? Diperjuangkan atau ... diikhlaskan dengan kata "sahabatan" saja? Inilah yang dirasakan oleh Ravi. Ravi menyukai salah satu anggota K'DER yang sudah menjadi sahabatnya sejak SMP. Sepulangnya Ravi dari Yogyakarta, dia harus dihadapkan dengan situasi yang tidak mendukung sama sekali. Termasuk kenyataan tentang ayahnya. "Jangan ...
Orang Ladang
973      588     5     
Short Story
Aku khawatir bukan main, Mak Nah tak kunjung terlihat juga. Segera kudatangi pintu belakang rumahnya. Semua nampak normal, hingga akhirnya kutemukan Mak Nah dengan sesuatu yang mengerikan.
MALAM DALAM PELUKAN
635      456     3     
Humor
Apakah warna cinta, merah seperti kilauannya ataukah gelap seperti kehilangannya ?
When Magenta Write Their Destiny
6028      1636     0     
Romance
Magenta=Marina, Aini, Gabriella, Erika, dan Benita. 5 gadis cantik dengan kisah cintanya masing-masing. Mereka adalah lima sahabat yang memiliki kisah cinta tak biasa. Marina mencintai ayah angkatnya sendiri. Gabriella, anak sultan yang angkuh itu, nyatanya jatuh ke pelukan sopir bus yang juga kehilangan ketampanannya. Aini dengan sifat dingin dan tomboynya malah jatuh hati pada pria penyintas d...
FLOW in YOU (Just Play the Song...!)
3404      973     2     
Romance
Allexa Haruna memutuskan untuk tidak mengikuti kompetisi piano tahun ini. Alasan utamanya adalah, ia tak lagi memiliki kepercayaan diri untuk mengikuti kompetisi. Selain itu ia tak ingin Mama dan kakaknya selalu khawatir karenanya. Keputusan itu justru membuatnya dipertemukan dengan banyak orang. Okka bersama band-nya, Four, yang terdiri dari Misca, Okka, dan Reza. Saat Misca, sahabat dekat A...
10 Reasons Why
2458      1069     0     
Romance
Bagi Keira, Andre adalah sahabat sekaligus pahlawannya. Di titik terendahnya, hanya Andrelah yang setia menemani di sampingnya. Wajar jika benih-benih cinta itu mulai muncul. Sayang, ada orang lain yang sudah mengisi hati Andre. Cowok itu pun tak pernah menganggap Keira lebih dari sekadar sahabat. Hingga suatu hari datanglah Gavin, cowok usil bin aneh yang penuh dengan kejutan. Gavin selalu pu...
My X Idol
15697      2475     5     
Romance
Bagaimana ya rasanya punya mantan yang ternyata seorang artis terkenal? Merasa bangga, atau harus menutupi masa lalu itu mati-matian. Seterkenal apapun Rangga, di mata Nila ia hanya mantan yang menghilang ketika lagi sayang-sayangnya. Meski bagi Rangga, Nila membuat hidupnya berwarna. Namun bagi Nila, Rangga hanya menghitam putihkan hatinya. Lalu, apa yang akan mereka ceritakan di kemudian hari d...
Imperfect Rotation
155      136     0     
Inspirational
Entah berapa kali Sheina merasa bahwa pilihannya menggeluti bidang fisika itu salah, dia selalu mencapai titik lelahnya. Padahal kata orang, saat kamu melakukan sesuatu yang kamu sukai, kamu enggak akan pernah merasa lelah akan hal itu. Tapi Sheina tidak, dia bilang 'aku suka fisika' hanya berkali-kali dia sering merasa lelah saat mengerjakan apapun yang berhubungan dengan hal itu. Berkali-ka...