Loading...
Logo TinLit
Read Story - Only One
MENU
About Us  

πŸ’•πŸ’•πŸ’•

Aku harap, tidak ada hal buruk terjadi di kemudian hari. Karena, entah kenapa aku merasakan akan terjadi sesuatu hal tidak terduga. Dan, itu bukan merupakan hal baik yang kurasakan. Sehingga, butuh kewaspadaan dalam menjalani semua hal. Agar, pemikiran buruk tidak terjadi.

 

πŸ’•πŸ’•πŸ’•

 

Semesta semakin curiga, bila di dalam hubungan Auretta dengan Javian memang tidak didasari rasa cinta. Meskipun, keduanya terlihat mesra seperti saling pengertian sekaligus menyayangi. Apalagi, melihat reaksi Javian yang seperti bingung mengartikan perasaannya sendiri kepada Auretta.

 

Pun, Semesta berpikir tak mau terlalu ikut campur dengan hubungan Javian bersama Auretta. Karena, itu memang bukan merupakan urusannya. Akan tetapi, sepertinya kalau terjadi masalah diantara sepasang kekasih itu. Maka, mungkin Semesta akan berusaha membantu memberikan solusi.

 

Semesta melangkah berniat menghampiri sahabat-sahabatnya mumpung jam istirahat belum selesai. Karena, ia sudah berkata akan menyusul ketiga sahabatnya ke kantin. Sesampai di area kantin, Semesta sudah dipesannya makanan serta minuman. Akan tetapi, ia tadi menjahili Auretta terlebih dahulu di depan kantin. Tahu, bila Auretta memang mudah dijahili itulah yang membuat Semesta bersemangat untuk melakukannya. 

 

"Pengertian banget kalian, gue udah dipesenin. Padahal, gue nggak minta ke kalian. Thanks, ya." Semesta tersenyum, merasa senang memiliki sahabat sebaik ketiga cowok itu.

 

Haikal, Hansean, serta Harlan tersenyum. Tak masalah, bila berbuat baik pada Semesta. Karena, Semesta pun sering melakukan hal seperti itu pada mereka. Sehingga, mereka memang harus saling pengertian sekaligus mendukung satu sama lain.

 

"Kayaknya, tadi lo habis ngobrol sama ceweknya Javian, ya? Terus, habis itu sama Javian. Kalian ada masalah apaan?" Hansean merasa penasaran, dengan apa yang sempat dilihatnya.

 

Semesta menyunggingkan senyum, sembari mencari alasan. Agar, ketiga sahabatnya tidak curiga sempat ada pembicaraan cukup serius diantara dirinya bersama Javian."Nggak ada apa-apa, kok. Kebetulan aja ketemu di depan kantin. Jadi, ngobrol bentar deh sama Auretta. Soalnya, asik jahilin tuh cewek. Terus, kalo sama Javian kayaknya dia tadinya mau ke kantin. Tapi, berhubung ceweknya nggak jadi ke sini, dia putar balik deh."

 

Hansean mengangguk, paham dengan apa yang diceritakan Semesta. Meskipun, mungkin tidak persis seperti perkiraannya. Karena, sedikit terlihat berbeda dengan apa yang ia lihat dari kejauhan.

 

Pun, Semesta tahu Auretta memiliki pesona kuat. Sehingga, sering tanpa sadar menjadi pusat perhatian. Meskipun, mungkin Auretta tak menginginkan posisi itu. Akan tetapi, sepertinya takdir selalu membawa Auretta memiliki aura bintang yang tidak dimiliki orang lain.

 

"Nanti pulang sekolah jadi nongkrong di kafe dekat sekolah, nggak? Soalnya, di sana lagi ada promo." Kini, Harlan memulai pembicaraan. Karena, mereka tadi sudah sibuk dengan pemikiran masing-masing.

 

"Jadilah, tapi kayaknya kita main basket dulu kali ya di lapangan kompleks rumah Semesta. Soalnya, di sana tempatnya tuh sejuk. Di bawah pohon rindang." Hansean memberikan saran tempat untuk bermain basket sebelum pergi ke kafe.

 

"Gas aja kalo emang pada bisa buat main basket. Lagian, tempatnya juga nggak jauh dari rumah kita masing-masing." Haikal ikut berkomentar mengenai lokasi itu. Cukup strategis untuk mereka bertiga. Tidak akan masalah bagi mereka.

 

Semesta menyunggingkan senyum, sembari mengangguk setuju dengan ide dari sahabatnya itu. Karena, sepertinya ia tidak ada pekerjaan hari ini dari Om-nya. "Kabarin aja nanti kalo kalian udah sampai. Biar, nanti gue nyusul."

 

"Oke udah fix ya kalo gitu. Nanti saling berkabar aja kalo udah sampai." Harlan senang akan bermain basket bersama sahabat-sahabatnya.

 

Semesta, Haikal, serta Hansean sudah menyetujui ide dari Harlan. Karena, mereka ingin konsisten dalam bermain basket sebelum ada kompetisi antar sekolah.

 

Semesta tidak bisa langsung datang ke lapangan. Karena, setiap pulang sekolah harus memantau keadaan Mamanya dulu. Berharap, bisa mengalami banyak perkembangan baik dari wanita paruh baya itu. Lantaran, hidup Semesta tidak akan ada gunanya tanpa kehadiran Mamanya.

 

Apapun, akan Semesta lakukan untuk kesembuhan Alena. Mamanya. Termasuk, selalu mengerjakan pekerjaan cukup berisiko tinggi. Bahkan, bisa membuat dirinya terancam hukuman berat. Namun, ia sebenarnya lindungi oleh Aksa. Om-nya. Sehingga, tidak perlu khawatir dengan apa yang akan terjadi. Meskipun begitu, Semesta tetap bermain aman. Tidak mau sampai membuat kesalahan saat membantu pekerjaan Aksa.

 

"Mah... Aku mau main basket ke lapangan kompleks bentar, ya." Semesta memegang tangan milik Alena. Meminta izin sekaligus berpamitan pergi ke luar rumah.

 

Walaupun, seperti biasa tidak mendapat respon apapun dari Mamanya. Semesta tetap masih memiliki harapan untuk kesembuhan wanita yang sangat disayanginya.

 

"Sus, saya cuma pergi bentar paling sampai jam lima sore. Kalo nggak, mungkin jam setengah enam. Jadi, tolong jagain Mama terus. Kalo ada apa-apa, langsung kabarin saya." Semesta beralih menatap ke arah Suster kepercayaannya untuk menjaga Alena. Mamanya.

 

Suster itu mengangguk, paham bila ada dari pasiennya tidak mungkin berkata bohong. Terlebih, tahu sifat yang dimiliki Semesta. Tidak pernah menyerah untuk selalu mengusahakan kesembuhan Alena.

Semesta mendapat kabar bila ketiga sahabatnya sudah sampai di lapangan kompleks rumahnya. Kemudian, cowok itu bergegas menaiki motor menuju tempat tujuan. Agar, sahabatnya tidak menunggu terlalu lama.

Lima menit kemudian, Semesta sudah sampai di lapangan kompleks. Kemudian, mereka langsung mulai bermain basket. Lagipula, mereka melakukannya hanya untuk berlatih secara rutin. Agar, saat ada pertandingan basket bisa dipakai dengan baik.

Mereka mulai mendribel, mengoper, serta melempar bola ke arah ring. Tak hanya itu, mereka mulai saling berebut bola basket. Seakan bersaing satu sama lain untuk mencetak skor terbanyak. Memang sudah bisa ditebak, orang yang paling banyak memasukan bola itu Semesta. Sepertinya, cowok itu memang memiliki basket lebih dari yang lain. Sehingga, sering dijadikan pemain inti bila ada pertandingan basket melawan sekolah lain. Haikal, Hansean, serta Harlan juga bagus dalam permainan basket tidak jauh berbeda dengan Semesta. Hanya saja, mungkin Semesta paling menonjol di antara mereka berempat. Akan tetapi, mereka akan saling mendukung satu sama lain. Tidak ada rasa iri dirasakan oleh mereka. Itulah yang membuat persahabatan mereka awet. Jarang mengalami perdebatan maupun pertengkaran.

Waktu memang cepat berlalu, kini matahari sudah hampir terbenam. Sehingga, Semesta berserta yang lain memutuskan untuk mengakhiri bermain basketnya. Agar, tidak terlalu malam saat pulang serta sampai di rumah masing-masing.

πŸ’•πŸ’•πŸ’•

Caramel sedang bersama salah satu teman sekelasnya. Angel. Diantara teman kelas lain, Angel memang paling dekat dengan Caramel. Mereka berdua cukup pandai, tapi tidak sepandai Yumika maupun Libby. Keduanya, ada di bawah kedua gadis teman sekelas Caramel. Kini, mereka sedang mengobrol di rumah Caramel.

"Caramel, lo nggak cemburu liat Javian lengket banget sama anak baru itu? Katanya, Javian pacaran sama tuh cewek, ya? Padahal, dulu Javian keliatan naksir banget sama lo. Bahkan, berusaha banget biar bisa jadian sama lo. Cuma,--" Angel memulai pembicaraan, seperti sengaja memanas-manasi Caramel. Tahu, bila temannya itu sempat menyukai Javian. Begitupun, Javian yang pernah mencoba dekat dengan Caramel. Hanya saja, Caramel memiliki tidak menerima perasaan Javian.

Caramel menolak perasaan Javian bukan tak suka pada cowok itu. Hanya saja, di sisi lain ia tak mau kehilangan sosok Semesta yang lebih dulu dekat dengannya. Meskipun, mereka hanya bersahabat tidak lebih dari itu. Sebut saja Caramel egois, karena sempat tak ingin kehilangan keduanya. Lantaran, ia juga memiliki perasaanya yang sama seperti Javian. Sehingga, Javian lah yang mengalah tidak mau dekat dengan Caramel maupun Semesta lagi. Padahal, sebelumnya ia berteman bersama keduanya. Kini, Javian masih memusuhi Semesta. Mengira Semesta menjadi penyebabnya tidak menerima perasaan Javian. Padahal, Semesta tidak tahu apa-apa.

Namun, nasi sudah menjadi bubur. Bagaimanapun, kini Javian sudah memiliki kekasih. Sepertinya, cowok itu cukup cepat move on. Sebenarnya, Caramel masih memiliki perasaan kepada Javian. Tidak ada yang berubah dari dulu sampai sekarang. Namun, perasaan itu juga ia rasakan pada Semesta. Sehingga, membuatnya sedari dulu tidak bisa memilih.

"Bagus dong. Artinya, itu lebih baik daripada Javian nunggu gue mulu. Padahal, sampai sekarang pun belum bisa nentuin keputusan apapun. Lagipula, Auretta cocok banget sama Javian. Sosok ceria, yang pasti bisa bikin Javian bahagia." Caramel menyunggingkan senyum. Meskipun, ada sedikit rasa sakit di hatinya. Namun, ia tidak mau orang lain mengetahuinya. Cukup dirinya yang tahu hal itu.

"Bisa-bisa lo kayak pasrah gitu. Padahal, gue masih bisa liat lo masih ada perasaan sama Javian. Lagipula, gue yakin pasti tuh cewek cuma jadi pelampiasan. Soalnya, lo nolak perasaan Javian dulu." Angel terus memanasi Caramel. Entah apa tujuannya, tapi seperti memiliki sesuatu terselubung. "Mending besok, lo tanya baik-baik sama Javian, deh. Gue yakin,  dia nggak cuma mau main-main sama tuh anak baru."

Caramel menghela napas, tak mau berharap apapun pada Javian. Karena, wajar bila Javian sudah melupakan perasaannya. "Kayaknya nggak perlu, deh. Soalnya, Javian keliatan sayang banget sama pacarnya. Gue nggak mau bikin orang lain salah paham kalo misal gue ajak Javian ngobrol."

"Lo harus lakuin itu, biar tau masih punya kesempatan buat dekat sama Javian apa, nggak? Kalo ada yang salah paham berarti emang terlalu berpikir berlebihan aja, sih. Kan, lo cuma pengin ngobrol doang sama Javian. Nanti, gue temenin deh." Angel berinisiatif ingin ikut bertemu Javian.

"Oke, deh." Caramel kini justru menyetujui saran serta perkataan dari Angel. Padahal, sedari tadi ia cukup bertahan tak mau mengharapkan apapun lagi dari Javian. Namun, entah kenapa hatinya ingin memastikan tentang perasaannya untuk Javian.

Angel menyunggingkan senyum puas, seperti senang rencananya berhasil. Memang benar, Caramel cukup mudah dipengaruhi. Meskipun, butuh waktu mengubah jalan pikiran gadis itu. Namun, akhirnya ia berhasil membujuk Caramel.

"Lo besok harus pastiin sebenernya perasaan Javian ke cewek itu gimana? Kasihan, sayang, atau cinta. Biar, hati lo lega pas tau faktanya langsung dari Javian. Kalo feeling gue, Javian nggak cinta sama tuh cewek. Dia masih cinta sama lo. Cuma, mungkin udah terlanjur komitmen sama pacarnya sekarang." Angel kembali memberikan saran pada Caramel.

Caramel mengangguk, sepertinya memang benar ia harus memastikan Javian masih memiliki perasaan padanya atau tidak. Jujur, ia masih sedikit tak rela melihat Javian seperti melupakan dirinya. Akan tetapi, dari kemarin mencoba ikhlas menerima keadaan yang ada. Namun, hatinya ternyata tidak tenang.

Sedari dulu, ia memang tidak ingin jauh dari Javian maupun Semesta. Selalu ingin berada dekat dengan kedua cowok itu. Memang terkesan egois. Namun, itulah yang dirasakan Caramel. Mungkin, itu hal atau sifat buruk yang tidak seharusnya dimiliki manusia. Akan tetapi, manusia memang terkadang tidak puas dengan apa yang dimiliki.

 

- To Be Continue -

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Antara Depok dan Jatinangor
375      256     2     
Romance
"Kan waktu SMP aku pernah cerita kalau aku mau jadi PNS," katanya memulai. "Iya. Terus?" tanya Maria. Kevin menyodorkan iphone-nya ke arah Maria. "Nih baca," katanya. Kementrian Dalam Negeri Institut Pemerintahan Dalam Negeri Maria terperangah beberapa detik. Sejak kapan Kevin mendaftar ke IPDN? PrajaIPDN!Kevin Γ— MahasiswiUI!Maria
Yang Terlupa
478      280     4     
Short Story
Saat terbangun dari lelap, yang aku tahu selanjutnya adalah aku telah mati.
Chapter Dua – Puluh
4219      1724     3     
Romance
Ini bukan aku! Seorang "aku" tidak pernah tunduk pada emosi. Lagipula, apa - apaan sensasi berdebar dan perut bergejolak ini. Semuanya sangat mengganggu dan sangat tidak masuk akal. Sungguh, semua ini hanya karena mata yang selalu bertemu? Lagipula, ada apa dengan otakku? Hei, aku! Tidak ada satupun kata terlontar. Hanya saling bertukar tatap dan bagaimana bisa kalian berdua mengerti harus ap...
Segitiga Sama Kaki
2122      968     2     
Inspirational
Menurut Phiko, dua kakak kembarnya itu bodoh. Maka Phiko yang harus pintar. Namun, kedatangan guru baru membuat nilainya anjlok, sampai merembet ke semua mata pelajaran. Ditambah kecelakaan yang menimpa dua kakaknya, menjadikan Phiko terpuruk dan nelangsa. Selayaknya segitiga sama kaki, sisi Phiko tak pernah bisa sama seperti sisi kedua kakaknya. Phiko ingin seperti kedua kakaknya yang mendahu...
TANPA KATA
85      79     0     
True Story
"Tidak mudah bukan berarti tidak bisa bukan?" ucapnya saat itu, yang hingga kini masih terngiang di telingaku. Sulit sekali rasanya melupakan senyum terakhir yang kulihat di ujung peron stasiun kala itu ditahun 2018. Perpisahan yang sudah kita sepakati bersama tanpa tapi. Perpisahan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Yang memaksaku kembali menjadi "aku" sebelum mengenalmu.
Alumni Hati
2076      932     0     
Romance
SINOPSIS Alumni Hati: Suatu Saat Bisa Reuni Kembali Alumni Hati adalah kisah tentang cinta yang pernah tumbuh, tapi tak sempat mekar. Tentang hubungan yang berani dimulai, namun terlalu takut untuk diberi nama. Waktu berjalan, jarak meluas, dan rahasia-rahasia yang dahulu dikubur kini mulai terangkat satu per satu. Di balik pekerjaan, tanggung jawab, dan dunia profesional yang kaku, ada g...
Cinta Aja Nggak Cukup!
5154      1715     8     
Romance
Pernah denger soal 'Triangular theory of love' milik Robert Sternberg? The one that mentions consummate love are built upon three aspects: intimacy, passion, and commitment? No? Biar gue sederhanakan: Ini cerita tentang gue--Earlene--dan Gian dalam berusaha mewujudkan sebuah 'consummate love' (padahal waktu jalaninnya aja nggak tau ada istilah semacam itu!). Apa sih 'consummate love'? Penting...
40 Hari Terakhir
2778      1656     1     
Fantasy
Randy tidak pernah menyangka kalau hidupnya akan berakhir secepat ini. Setelah pertunangannya dengan Joana Dane gagal, dia dihadapkan pada kecelakaan yang mengancam nyawa. Pria itu sekarat, di tengah koma seorang malaikat maut datang dan memberinya kesempatan kedua. Randy akan dihidupkan kembali dengan catatan harus mengumpulkan permintaan maaf dari orang-orang yang telah dia sakiti selama hidup...
Asa
5022      1588     6     
Romance
"Tentang harapan, rasa nyaman, dan perpisahan." Saffa Keenan Aleyski, gadis yang tengah mencari kebahagiaannya sendiri, cinta pertama telah di hancurkan ayahnya sendiri. Di cerita inilah Saffa mencari cinta barunya, bertemu dengan seorang Adrian Yazid Alindra, lelaki paling sempurna dimatanya. Saffa dengan mudahnya menjatuhkan hatinya ke lubang tanpa dasar yang diciptakan oleh Adrian...
Da Capo al Fine
698      542     5     
Romance
Bagaimana jika kau bisa mengulang waktu? Maukah kau mengulangi kehidupanmu dari awal? Atau kau lebih memilih tetap pada akhir yang tragis? Meski itu berarti kematian orang yang kau sayangi? Da Capo al Fine = Dari awal sampai akhir