Loading...
Logo TinLit
Read Story - Sweet Like Bubble Gum
MENU
About Us  

Sora memakan lollipopnya sambil menonton teman-teman kelasnya yang sudah bersama partner mereka keluar kelas. Anak-anak kelas yang tidak membawa kendaraan pribadi ke sekolah menumpang ke teman yang membawa kendaraan pribadi untuk menjenguk Anya yang sampai hari ini belum masuk sekolah.

"Jadi lo mau sama siapa, Ra?" tanya Yuan, ketua kelas.

"Sama gue aja!" tawar Juna.

"Gue aja lah, Ra," sahut Chiko.

"Dah, tuh lo milih sama siapa?" tanya Yuan.

"Sama dia." Tanpa menoleh Sora menunjuk Rai dengan jempolnya. Rai sedang membereskan bukunya.

Dahi Rai berkerut ketika ketiga teman kelasnya menatapnya. "Lo bareng Sora ke rumah Anya. Jangan turunin anak orang di tengah jalan, ya," jelas Yuan.

"Ya udah kalau gitu. Kita duluan," pamit Chiko.

"Lo ada sesuatu ya sama Rai?" tanya Juna berbisik pada Sora.

"Dia ada utang sama gue," jawab Sora sambil berbisik juga.

Juna terkekeh. "Oalah, hubungan kalian rentenir dan penghutang. Gue kira lebih spesial dari itu."

"Seperti?"

"Romeo dan Juliet?"

"Eyy!" Sora menepuk bahu Juna. "Itu mah lo sama Anya."

"Haha!" Juna tertawa sarkas.

"Gue tahu kali lo nunggak uang kas mulu biar didatangi Anya terus. Cara cepat menarik perhatian Anya."

"Kelihatan jelas banget?"

"Di mata gue sih kelihatan jelas, Jun. Pas Anya tumbang juga lo kalang kabut banget. Mana ikut nungguin dia di UKS."

Juna mengalihkan wajahnya yang memerah agar tak dapat di lihat Sora. "Dah, lo diem-diem aja."

"Oke."

"Gue cabut dulu deh. Cowok lo udah siap tuh." Juna pergi menyusul Chiko dan Yuan yang sudah jalan lebih dulu.

Interaksi Sora dan Juna tidak luput dari mata Rai. Ia juga dapat melihat Juna yang salah tingkah. Jangan bilang Sora menggoda cowok itu?!

Rai menghampiri Sora sepergian Juna. "Ayo berangkat."

Sora bangkit dari duduknya, kemudian mengambil lollipop dari saku seragamnya. Dikasihnya lolipop itu pada Rai. "Makan," ucap Sora.

Tanpa protes Rai langsung membuka bungkus lollipop itu dan melahapnya.

Mereka berjalan beriringan menuju parkiran sekolah. Sora menikmati bunyi renyah Rai mengunyah lollipop. Tak butuh waktu lama lollipop itu lenyap dari tangan Rai.

Rai membuang tusuk lollipop ke tempat sampah di koridor yang ia lewati. "Kenapa lo nggak bareng sama Chiko atau Juna?"

Sora mengedikkan bahunya. "Gue maunya bareng lo."

Sikap Sora yang seperti ini menurut Rai sangat berbahaya dan menjadi salah satu alasan kenapa ia harus menghindari Sora.

Tapi meskipun niat untuk menjauh dari Sora sudah tercetus dari lama tapi ia tidak banyak berusaha jadi ia masih selalu bersinggungan dengan cewek itu.

Setelah kerja kelompok mereka selesai kemarin Rai sempat mengukuhkan niatnya kembali menghindari sikap Sora.

Namun, di pagi tadi ketika ia masuk kelas Sora sudah menjamunya dengan roti bakar yang meskipun tampilannya biasa tapi rasanya memanjakan lidahnya. Lalu dengan mudah niat itu terlupakan.

Dan sekarang Sora memberikannya lollipop. Entah, dirinya ini lemah oleh makanan atau Sora.

Ia berharap ia lemah kepada makanan.

"Kenapa gue?"

"Gue udah sering bareng Chiko pas kumpul ekskul teater dan gue udah pernah satu kelas sama Juna di kelas sepuluh. Gue merasa cukup sulit mendekati lo, Rai. Jadi yah bisa dibilang gue memanfaatkan kesempatan yang ada."

Apalagi dulu lo kabur-kaburan pas sadar gue ada di sekitar gue. Udah macam virus gue di mata lo mah!

"Gue introvert," balas Rai.

"Ahh, maksud lo, gue menyedot energi lo gitu?"

"Bisa dibilang gitu."

"Alasan macam apa itu?" Sora berjinjit untuk mensejajarkan wajahnya dengan Rai yang lebih tinggi darinya. Satu alis Sora terangkat.

Rai menekan dahi Sora agar cewek itu berhenti berjinjit dan agar wajah mereka tidak terlalu dekat.

"Setidaknya gue nggak menganggap lo kuman."

Sora berdecak sebal. "Tapi dulu lo memperlakukan gue seperti itu."

"Ya, Sori."

"Awal gue tahu kita satu kelas gue udah buat rencana buat nerkam saking sebalnya gue sama lo!"

Rai bergidik dan sedikit memberi jarak antara dirinya dan Sora. Sedang Sora tertawa puas ketika melihat reaksi Rai. Seperti yang ia harapkan.

🍬🍬🍬

Anya sudah pulih dan katanya besok akan kembali masuk sekolah. Saat dijenguk teman-temannya tadi bendahara kelas itu sedang tidur dan dibangunkan ibundanya.

Rumah Anya ramai kedatangan mereka. Anya yang biasanya galak jadi bersahabat. Bahkan cewek itu menimpali candaan Juna, melupakan fakta Juna adalah salah seorang cowok di kelasnya yang jarang bayar kas.

Satu persatu mereka baru pulang ketika senja menyapa. Juna menjadi orang terakhir pulang.

Rai dan Sora pulang berboncengan tanpa saling berbicara. Salahkan helm Milo yang dipakai Sora, membuat Sora budek tiba-tiba.

Sora mengajak Rai mampir ke minimarket untuk belanja beberapa barang yang akan ia masak nanti malam dan esok hari. Rai ikut tanpa banyak bicara.

Sebagai ucapan terima kasih Sora membelikan Rai dua es krim dan dua dorayaki.

"Lo terlalu memanjakan gue hari ini, Ra."

"Ha?"

"Pagi tadi lo kasih gue roti bakar, tadi lo kasih lollipop, sekarang lo gue jajanin banyak gini. Lain kali gue traktir."

Tentu saja Rai merasa tidak enak. Walau kadang Sora bersikap menyebalkan ada sisi lain cewek itu yang baiknya kebangetan. Sekarang Rai sedang melihat sisi baik Sora.

Cewek di sampingnya ini juga bukan pendendam. Sora tidak mengungkit-ungkit ucapan nyelekitnya tempo hari. Kecuali sikapnya yang menganggap Sora kuman, Sora akan mengingatnya terus.

"Jadi hubungan kita ini apa sih, Rai? Lo mau ajak gue jalan?"

Rai menyemburkan es krim yang ia kunyah. Sora lega tidak ada di depan Rai.

Sora random saja bertanya seperti itu. Soalnya hubungan mereka itu absurd sekali menurutnya. Kadang akrab, meskipun sebenarnya dia yang sok akrab. Di bilang teman si Rai juga kayaknya ogah mengakui.

Mereka baru bisa interaksi wajar sejak satu kelas. Sebelum-sebelumnya jangan harap. Benar kata Juna ia dan Rai itu udah seperti ratenir dan penghutang, di kelas 10 ia sering kali mengejar-ngejar Rai hanya untuk mengajak cowok itu mengobrol tapi Rai selalu lari darinya.

Satu kelas pun tak jarang Rai masih menghindar darinya. Jangan lupakan cowok itu tidak mau satu kelompok dengannya.

"Hubungan kita, ya?" tanya Rai setelah menenangkan diri dari pertanyaan kejutan yang dilontarkan Sora.

Sora mengangguk. "Yup."

"Macan-macanan?"

Sora melongo menatap Rai. Ia tidak berekspektasi akan mendapat jawaban itu. Ia menduga Rai paling parah menjawab musuh bebuyutan, tapi ternyata macan-macanan. Hubungan macam itu?

"Ha? Sejak kapan ada hubungan antar manusia yang disebut macan-macanan?! Lo habis ikut nyemil kecubung sama si Alvin, ya?!"

"Alvin siapa?"

"Pemain keyboard di band gue. Kok lo salfok sih! Jadi macan-macanan itu hubungan macam apa?"

"Macan-macanan itu permainan kucing-kucingan yang sudah di upgrade, soalnya lebih ganas lagi. Milo pernah bilang ke gue kalau kita itu kayak kucing-kucingan, karena setiap lo deketin gue, gue langsung lari. Padahal macan-macanan lebih tepat. Kadang setiap lo mendekat selalu ada aja hal yang mengejutkan."

Sora tertawa mendengar perjelasan Rai, sampai-sampai perutnya sakit.

Jadi sebenarnya Rai udah sadar kalau gue berusaha deket sama dia! Hahaha, lucu banget dia malah menjauh. Seseram itukah gue! Hahah lucu sekali. Macan-macanan!

 

[ ]

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Bunga Hortensia
1939      308     0     
Mystery
Nathaniel adalah laki-laki penyendiri. Ia lebih suka aroma buku di perpustakaan ketimbang teman perempuan di sekolahnya. Tapi suatu waktu, ada gadis aneh masuk ke dalam lingkarannya yang tenang itu. Gadis yang sulit dikendalikan, memaksanya ini dan itu, maniak misteri dan teka-teki, yang menurut Nate itu tidak penting. Namun kemudian, ketika mereka sudah bisa menerima satu sama lain dan mulai m...
Premium
Akai Ito (Complete)
6828      1390     2     
Romance
Apakah kalian percaya takdir? tanya Raka. Dua gadis kecil di sampingnya hanya terbengong mendengar pertanyaan yang terlontar dari mulut Raka. Seorang gadis kecil dengan rambut sebahu dan pita kecil yang menghiasi sisi kanan rambutnya itupun menjawab. Aku percaya Raka. Aku percaya bahwa takdir itu ada sama dengan bagaimana aku percaya bahwa Allah itu ada. Suatu saat nanti jika kita bertiga nant...
Rembulan
1366      796     2     
Romance
Orang-orang acap kali berkata, "orang yang gagal dalam keluarga, dia akan berhasil dalam percintaan." Hal itu tidak berlaku bagi Luna. Gadis mungil dengan paras seindah peri namun memiliki kehidupan seperti sihir. Luna selalu percaya akan cahaya rembulan yang setiap malam menyinari, tetapi sebenarnya dia ditipu oleh alam semesta. Bagaimana rasanya memiliki keluarga namun tak bisa dianggap ...
Special
1723      925     1     
Romance
Setiap orang pasti punya orang-orang yang dispesialkan. Mungkin itu sahabat, keluarga, atau bahkan kekasih. Namun, bagaimana jika orang yang dispesialkan tidak mampu kita miliki? Bertahan atau menyerah adalah pilihan. Tentang hati yang masih saja bertahan pada cinta pertama walaupun kenyataan pahit selalu menerpa. Hingga lupa bahwa ada yang lebih pantas dispesialkan.
Cinderella And The Bad Prince
3341      1928     11     
Romance
Prince merasa hidupnya tidak sebebas dulu sejak kedatangan Sindy ke rumah. Pasalnya, cewek pintar di sekolahnya itu mengemban tugas dari sang mami untuk mengawasi dan memberinya les privat. Dia yang tidak suka belajar pun cari cara agar bisa mengusir Sindy dari rumahnya. Sindy pun sama saja. Dia merasa sial luar biasa karena harus ngemong bocah bertubuh besar yang bangornya nggak ketul...
Apakah Kehidupan SMAku Akan Hancur Hanya Karena RomCom?
4363      1296     1     
Romance
Kisaragi Yuuichi seorang murid SMA Kagamihara yang merupakan seseorang yang anti dengan hal-hal yang berbau masa muda karena ia selalu dikucilkan oleh orang-orang di sekitarnya akibat luka bakar yang dideritanya itu. Suatu hari di kelasnya kedatangan murid baru, saat Yuuichi melihat wajah murid pindahan itu, Yuuichi merasakan sakit di kepalanya dan tak lama kemudian dia pingsan. Ada apa dengan m...
Bimbang (Segera Terbit / Open PO)
6761      2220     1     
Romance
Namanya Elisa saat ini ia sedang menempuh pendidikan S1 Ekonomi di salah satu perguruan tinggi di Bandung Dia merupakan anak terakhir dari tiga bersaudara dalam keluarganya Tetapi walaupun dia anak terakhir dia bukan tipe anak yang manja trust me Dia cukup mandiri dalam mengurus dirinya dan kehidupannya sendiri mungkin karena sudah terbiasa jauh dari orang tua dan keluarganya sejak kecil juga ja...
Throwback Thursday - The Novel
17254      2774     11     
Romance
Kenangan masa muda adalah sesuatu yang seharusnya menggembirakan, membuat darah menjadi merah karena cinta. Namun, tidak halnya untuk Katarina, seorang gadis yang darahnya menghitam sebelum sempat memerah. Masa lalu yang telah lama dikuburnya bangkit kembali, seakan merobek kain kafan dan menggelar mayatnya diatas tanah. Menghantuinya dan memporakporandakan hidupnya yang telah tertata rapih.
Sebab Pria Tidak Berduka
248      207     1     
Inspirational
Semua orang mengatakan jika seorang pria tidak boleh menunjukkan air mata. Sebab itu adalah simbol dari sebuah kelemahan. Kakinya harus tetap menapak ke tanah yang dipijak walau seluruh dunianya runtuh. Bahunya harus tetap kokoh walau badai kehidupan menamparnya dengan keras. Hanya karena dia seorang pria. Mungkin semuanya lupa jika pria juga manusia. Mereka bisa berduka manakala seluruh isi s...
7°49′S 112°0′E: Titik Nol dari Sebuah Awal yang Besar
984      656     1     
Inspirational
Di masa depan ketika umat manusia menjelajah waktu dan ruang, seorang pemuda terbangun di dalam sebuah kapsul ruang-waktu yang terdampar di koordinat 7°49′S 112°0′E, sebuah titik di Bumi yang tampaknya berasal dari Kota Kediri, Indonesia. Tanpa ingatan tentang siapa dirinya, tapi dengan suara dalam sistem kapal bernama "ORIGIN" yang terus membisikkan satu misi: "Temukan alasan kamu dikirim ...