Hidup tenang tanpa drama bersama kakak dan adiknya adalah impian hidup Molly, anak tengah dari tiga bersaudara. Dia tak menyangka saat Agatha, kakaknya, tiba-tiba menghilang dan melepas tanggung jawab hingga adik bungsu mereka, Pandia, menjadi pengantin pengganti dalam sebuah pernikahan yang tak diinginkan.
...Read More >>"> SECRET IN SILENCE (Bab 16) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - SECRET IN SILENCE
MENU 0
About Us  

"Kau menculik Ayahku!"

Jari telunjuknya hanya beberapa inci dari hidung Molly. Matanya membulat penuh keterkejutan, mulutnya menganga lebar ketika berseru. Sejenak, dia menggeram penuh kebencian, dan ujung jarinya mengeluarkan percikan api.

Rolan cepat-cepat mengulurkan tangan untuk menurunkan pergelangan tangan si tuan rumah. Sedangkan satu tangannya yang bebas melingkar protektif ke pinggang Molly. Mata hijaunya menatap tajam.

"Rileks, Aldir," Rolan berucap tenang, namun setengah menggeram.

Pandangan Aldir bertumbuk dengan mata Rolan. "Kau siapa? Mengapa kau membela perempuan kasar ini?"

Rolan mendekatkan dirinya tanpa memutus kontak mata. Suaranya rendah mengirimkan peringatan yang tegas. "Anggap saja aku adalah orang yang tidak akan menodongkan essentia-ku kepada seorang perempuan malang yang membutuhkan pertolongan."

Moko ikut menggertak, ekornya berdiri kaku.

Rolan dan Aldir tak berpindah dari posisi awal. Masing-masing beradu kekuatan, masing-masing beradu pandangan. Bagai bom waktu, tak ada yang tahu kapan akan meledak dan bagaimana efeknya. Ketegangan ini terasa menyesakkan daripada sengatan genggaman Rolan pada pinggang Molly.

"Mari kita hentikan hal ini." Suara Molly memecah keheningan. Dia melepaskan diri dari pegangan Rolan dan mengulurkan tangan untuk menurunkan tangan Aldir. "Tujuan kami hanya ingin mencari informasi—"

"Ya, kau juga mengatakan hal yang sama kemarin," dengus Aldir mengambil langkah mundur. Suaranya sinis tak bersahabat, kedua bahunya menegang, dan matanya masih menunjukkan kewaspadaan.

Molly mengatakan, "Siapa pun yang kau temui beberapa hari yang lalu, bukanlah aku—"

"Berhenti membual! Kau jelas-jelas kemari, memaksa Ayahku ke hutan bagian dalam demi mencari Keajaiban Bilena," sela Aldir. Ujung matanya menyipit.

Rahang Molly dikuatkan rapat-rapat. Menilai dari apa yang dinyatakan oleh Aldir, pastilah Agatha. Dia memang sering disebut mirip kakaknya, hanya mirip, bukan berarti mereka adalah orang yang sama.

"Orang yang kau temui adalah kakakku, namanya Agatha." Molly menjelaskan sungguh-sungguh. "Aku datang ke sini untuk menjemputnya pulang."

"Kau bukan perempuan kasar kemarin?" Aldir menjengit, tak percaya sekaligus kebingungan. "Kau begitu, kau siapa?"

"Aku adiknya, namaku Molly," jawab Molly mengambil langkah mendekat ke ambang pintu. "Kelihatannya kau kebingungan. Mungkin jika kau mengizinkan kami masuk, aku akan menjelaskan apa yang terjadi."

Aldir mengerjapkan matanya beberapa kali, masih kebingungan. Akhirnya, ia melangkah ke samping, memberikan ruang agar Molly dan Rolan dapat masuk ke dalam.

***

Petang itu dihabiskan untuk berbincang bersama Aldir di ruang tamu. Keduanya duduk berhadap-hadapan, dan saling mendengarkan satu sama lain. Sebisa mungkin, Molly menjelaskannya secara singkat, padat, dan jelas. Meskipun sempat terjadi ketegangan antara mereka, namun Aldir adalah sosok laki-laki yang sopan dan amat mengapresiasi orang berbicara. Dia tidak menyela, cenderung merefleksikan dirinya.

Molly mengganti posisi duduknya ke ujung kursi dan balik bertanya, "Kalau aku boleh tahu, bagaimana ceritanya Agatha bisa sampai di sini? Dan apa yang terjadi hingga membuatmu semarah itu kepada kakakku?"

Aldir mendengkus, lantas menjelaskan, "Sekitar empat hari yang lalu, Ayahku menemukan Agatha tergeletak tak jauh dari menara kami. Kondisinya memprihatinkan, dia pucat, kelaparan, dan terdapat dua gigitan semut api pada leher dan bahunya. Karena kasihan, Ayahku membawanya pulang kemari. Kami merawatnya, sampai dia pulih."

Molly melirik sekilas ke arah Rolan, yang kini duduk di kursi sambil menyandarkan tubuhnya. Dia melipat tangannya di dada, menundukkan kepala, serta memejamkan mata tertidur. Sedangkan Moko melompat menuju ke sandaran tangan di kursi Molly, ikut menyimak.

"Agatha mengaku kalau sedang mencari seseorang bernama Adamus Hyams, Ayahku." Aldir memaparkan, tangannya berayun ke kanan dan kiri ketika berbicara, seiringan tempo bicaranya.

Kemudian, Agatha meminta pada Adamus agar diantarkan menuju Labirin Hijau, tempat Keajaiban Bilena di simpan. Adamus mengaku tidak tahu, memberitahu agar Agatha menyerah mencarinya dengan alasan jika artefak itu telah dibawa mati bersama sang permaisuri Negeri Selatan.

"Lalu, apa yang dia lakukan? Apakah Agatha mengamuk?" tanya Molly penuh kekhawatiran.

Aldir mengangguk pelan. "Mereka sempat bertengkar, lalu dia mengamuk dan merusak meja kerja Ayahku. Esok paginya aku mendapati mereka tak di rumah. Mereka telah pergi selama dua hari lamanya, dan sampai sekarang tak kunjung kembali."

Tripel sial.

Molly menggigit bibir bawah. Jika harapan adalah sebuah cermin, maka sekarang cermin itu telah pecah berkeping-keping. Ia ingat jika kakaknya bukanlah tipikal orang yang pantang menyerah, sudah pasti Agatha pergi ke tempat yang lain sebelum adiknya datang menjemput.

Molly mengerang frustrasi, khawatir, dan lelah—bercampur menjadi satu. Ia lantas menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi seraya memijat kening. Jauh-jauh dia pergi ke Hutan Dar, namun Agatha malah semakin menggila gara-gara artefak itu.

"Aku bertanya-tanya, apa sebenarnya manfaat Keajaiban Bilena itu?" geram Molly jengkel. Tangannya yang dikepalkan memukul-mukul sandaran tangan.

Aldir mengangkat kepalanya, terheran. "Kau tidak tahu?"

Molly menggelengkan kepalanya singkat. "Aku pernah membacanya dari buku kakakku, sayangnya dia tak menuliskannya secara rinci."

"Begitu." Aldir mengangguk mengerti. "Aku bisa menjelaskannya padamu. Sebelum itu, aku akan mengambilkan bukunya di atas."

Aldir bangkit dari duduknya dan berjalan melintasi ruang tamu menuju ke tangga di samping pintu.

Molly juga bangkit dari kursi, menggendong Moko di lengannya. Bunyi gesekan lembut tercipta kala Molly menaiki tangga, menyusul Aldir. Ia mengetuk, lantas mendorong pintu itu. Matanya membulat begitu mendapati meja kerja dari kayu ek yang berada di tengah-tengah ruangan telah terbelah menjadi dua.

Tangan Molly mengusap meja itu penasaran. Inikah perbuatan kakaknya? Mengamuk hingga merusak properti orang lain. Belahan mejanya terpantau rapi, menunjukkan jika Agatha tak membelahnya menggunakan pedang biasa.

Aldir menggeram ketika menarik sebuah buku besar bersampul merah tua berjudul: 10 Artefak Misterius Permaisuri Galenia Vakalyn.

Molly pernah mendengar nama permaisuri ini, istri satu-satunya Kaisar Edis Vakalyn ketika Negeri Selatan masih dipimpin oleh satu raja, sebelum akhirnya terbagi menjadi empat.

Konon, Permaisuri Galenia terkenal atas kecerdasannya. Beliau juga dikenal atas kegemarannya yang aneh: mengabdikan dirinya untuk mengamankan artefak-artefak magis itu dari tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab.

"Ini dia." Aldir membukakan halaman bertajuk Keajaiban Bilena. "Seperti yang dituliskan, Keajaiban Bilena tetap menjadi misteri besar, tak ada yang pernah melihatnya secara langsung, dan bentuk serta kekuatannya hanya terselubung dalam legenda. Keajaiban Bilena dikatakan memiliki potensi yang begitu luar biasa, hingga bisa mengabulkan semua keinginan dalam sekejap."

Molly menyelipkan rambutnya ke belakang telinga, ini adalah keterangan yang dituliskan oleh Agatha di buku catatannya. Dia menyimak penjelasan Aldir dengan saksama. Sesekali menganggukkan kepalanya sebagai respon mengerti.

"Ketika pemberontakan besar melawan kaisar pecah, saat itulah Permaisuri Galenia mengambil langkah drastis untuk melindungi artefak paling berharga miliknya. Dalam kegelisahan dan kekhawatiran, ia dikatakan telah menggunakan mantra kuno untuk menyembunyikan Keajaiban Bilena di sebuah wilayah yang hanya bisa dijangkau oleh mereka yang memiliki hati yang kuat dan tujuan yang murni," Aldir menambahkan.

Terakhir, setelah jatuhnya kekaisaran, Keajaiban Bilena menghilang dari ingatan dunia, terpendam di balik tabir sihir yang tak terpecahkan. Hingga kini, banyak yang masih mencarinya termasuk Agatha.

Mereka menilai artefak-artefak itu berkaitan erat dengan essentia milik sang permaisuri. Begitu beliau telah meninggal, maka artefak itu juga akan ikut hilang. Sampai sekarang, tak ada yang dapat membuktikan keberadaan Keajaiban Bilena.

"Malam itu, aku mendengar Agatha dan Ayahku berdebat hebat di ruangan ini," tutur Aldir. "Dia menuduh Ayahku memiliki bukti kuat kalau dia pernah menemukan Keajaiban Bilena. Padahal, kami tidak tidak pernah sekali pun pergi dari menara ini."[]

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
The Maiden from Doomsday
10303      2259     600     
Fantasy
Hal yang seorang buruh kasar mendapati pesawat kertas yang terus mengikutinya. Setiap kali ia mengambil pesawat kertas itu isinya selalu sama. Sebuah tulisan entah dari siapa yang berisi kata-kata rindu padanya. Ia yakin itu hanya keisengan orang. Sampai ia menemukan tulisan tetangganya yang persis dengan yang ada di surat. Tetangganya, Milly, malah menyalahkan dirinya yang mengirimi surat cin...
Lusi dan Kot Ajaib
7644      1269     7     
Fantasy
Mantel itu telah hilang! Ramalan yang telah di buat berabad-abad tahun lamanya akan segera terlaksana. Kerajaan Qirollik akan segera di hancurkan! Oleh siapa?! Delapan orang asing yang kuat akan segera menghancurkan kerajaan itu. Seorang remaja perempuan yang sedang berlari karena siraman air hujan yang mengguyur suatu daerah yang di lewatinya, melihat ada seorang nenek yang sedang menjual jas h...
Paw On The Path To Joy
163      102     4     
Inspirational
Ini adalah kisah Molly, anjing dari ras mini pomeranian yang menceritakan seluruh kehidupannya. Dimulai saat dia tinggal di tempat penampungan hewan, rumah Nona Rambut Ikal, hingga akhirnya dia bisa tinggal di rumah baru sekaligus rumah terakhirnya. Bagaimanakah kisah perjalanan Molly? Ikuti selengkapnya dalam cerita ini.
Beternak Ayam
202      171     1     
Fantasy
Cerita tentang Bimo dan temannya, yang belajar untuk beternak ayam dengan kakek Kutokuto. Mereka bisa mengetahui cara beternak ayam untuk menghasilkan uang.
Gadis Kecil Air Tawar
469      333     0     
Short Story
Mulailah berbuat baik terhadap hal-hal di sekelilingmu.
Asmara Mahawira (Volume 1): Putri yang Terbuang
5710      1090     1     
Romance
A novel from Momoy Tuanku Mahawira, orang yang sangat dingin dan cuek. Padahal, aku ini pelayannya yang sangat setia. Tuanku itu orang yang sangat gemar memanah, termasuk juga memanah hatiku. Di suatu malam, Tuan Mahawira datang ke kamarku ketika mataku sedikit lagi terpejam. "Temani aku tidur malam ini," bisiknya di telingaku. Aku terkejut bukan main. Kenapa Tuan Mahawira meng...
Pertualangan Titin dan Opa
3192      1244     5     
Science Fiction
Titin, seorang gadis muda jenius yang dilarang omanya untuk mendekati hal-hal berbau sains. Larangan sang oma justru membuat rasa penasarannya memuncak. Suatu malam Titin menemukan hal tak terduga....
Secret Garden
260      220     0     
Romance
Bagi Rani, Bima yang kaya raya sangat sulit untuk digapai tangannya yang rapuh. Bagi Bima, Rani yang tegar dan terlahir dari keluarga sederhana sangat sulit untuk dia rengkuh. Tapi, apa jadinya kalau dua manusia berbeda kutub ini bertukar jiwa?
The Red Eyes
21785      3089     4     
Fantasy
Nicholas Lincoln adalah anak yang lari dari kenyataan. Dia merasa dirinya cacat, dia gagal melindungi orang tuanya, dan dia takut mati. Suatu hari, ia ditugaskan oleh organisasinya, Konfederasi Mata Merah, untuk menyelidiki kasus sebuah perkumpulan misterius yang berkaitan dengan keterlibatan Jessica Raymond sebagai gadis yang harus disadarkan pola pikirnya oleh Nick. Nick dan Ferus Jones, sau...
My Perfect Stranger
9174      3394     2     
Romance
Eleanor dan Cedric terpaksa menjalin hubungan kontrak selama dua bulan dikarenakan skandal aneh mengenai hubungan satu malam mereka di hari Valentine. Mereka mencurigai pelaku yang menyebarkan gosip itu adalah penguntit yang mengincar mereka semenjak masih remaja, meski mereka tidak memiliki hubungan apa pun sejak dulu. Sebelum insiden itu terjadi, Eleanor mengunjungi sebuah toko buku misteri...