Hidup tenang tanpa drama bersama kakak dan adiknya adalah impian hidup Molly, anak tengah dari tiga bersaudara. Dia tak menyangka saat Agatha, kakaknya, tiba-tiba menghilang dan melepas tanggung jawab hingga adik bungsu mereka, Pandia, menjadi pengantin pengganti dalam sebuah pernikahan yang tak diinginkan.
...Read More >>"> SECRET IN SILENCE (Bab 17) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - SECRET IN SILENCE
MENU 0
About Us  

Hujan gerimis turun malam itu, suara tetesan air yang menghantam permukaan dedaunan dan jendela menciptakan melodi yang bersahut-sahutan. Sejenak suasana dalam menara terasa hening, sebelum terputus oleh suara guntur dari kejauhan. Suaranya saling bersatu padu, membentuk sebuah balada kehidupan alam di bawah langit gelap. Tak lupa, aroma khas tanah basah menyeruak ke dalam.

Berbanding terbalik dengan apa yang ada di dalam pikiran Molly. Kini, ia duduk di kursi di dekat perapian dengan Moko yang tidur di pangkuannya. Sementara tangannya memegang buku tentang Keajaiban Bilena. Matanya menatap lurus ke arah buku, sebaliknya, pikirannya mengembara entah ke mana.

"Keberadaan Keajaiban Bilena masih diragukan sampai sekarang."

Membacanya menuai rasa frustrasi hingga menggigit bibir bawah. Pertama, Agatha tidak ada di sini. Kedua, Agatha membawa serta orang asing demi mencapai tujuannya sendiri. Perjalanan untuk mencari Keajaiban Bilena pastinya berbahaya yang mungkin dapat mencelakakan Adamus.

Untuk apa Agatha mencari benda itu?

Mengapa dia amat terobsesi dengan artefak yang bahkan tidak terbukti ada?

Pada akhirnya, keegoisan Agatha berhasil menyulut rasa kecewa dan marah dalam diri Molly, membuatnya tidak sadar mengumpat pelan.

"Aku tidak tahu kau gemar mengumpat," kata Rolan tiba-tiba, mengejutkan Molly, dan membangunkan Moko.

Lelaki berambut merah itu tengah mengamati sebuah papan buletin yang terbuat dari kulit hewan yang diproses.

"Mirip duri yang menempel pada tangkai bunga yang lembut," imbuhnya puitis.

"Kau sudah bangun, Rolan." Molly menyipitkan matanya, terganggu akibat tertangkap basah melakukan tindakan tidak sopan.

Bukannya menjawab, Rolan malah mengusap papan buletin itu perlahan, namun tak berencana untuk merespon ucapan Molly.

"Jadi, Agatha tidak ada di sini?" Rolan bertanya, memecah keheningan juga lamunan Molly.

Molly mengangguk kikuk. "Dia pergi bersama Adamus—"

"Oh." Rolan menyela datar. "Untuk apa Agatha mencari Keajaiban Bilena?"

Molly menaikkan kedua bahunya. "Tidak tahu, yang tahu hanyalah Agatha, Adamus, dan mungkin—" Suaranya perlahan-lahan menghilang, matanya menatap lantai sambil setengah membelalak lebar, seolah teringat sesuatu.

Beberapa hari yang lalu, ketika mereka membersihkan makam kedua orang tuanya, Agatha sempat menyebutkan: 'Kalau saja orang tua kami masih hidup, mereka tak akan setuju dengan perjodohan ini.'

Apa benar itu alasannya?

Sebab Molly tidak pernah mendapati Agatha menyebutkan keinginannya selain menjadi prajurit Nevervale dan hidup bebas dari kekangan paman dan bibi mereka. Mungkinkah Agatha ingin kembali ke masa lalu dan memperbaiki nasib kedua orang tuanya?

Sikap Molly yang tiba-tiba saja terdiam, menuai lirikan tajam dari Rolan. Mata mereka sempat bertemu, namun tak ada kata-kata yang keluar dari keduanya.

Molly mengubah posisi duduknya. "Apakah mungkin Keajaiban Bilena bisa membawa orang lain melampaui waktu?"

Rolan menaikkan kedua bahunya acuh tak acuh. "Keajaiban Bilena itu tidak bisa dibuktikan keberadaannya." Jarinya menunjuk buku yang sempat dibaca oleh Molly sekitar lima menit yang lalu. "Bukankah kau sudah membacanya?"

Tentu Molly sudah membacanya. "Tapi, bagaimana jika Keajaiban Bilena itu memang ada? Sampai-sampai membuat Agatha tergila-gila."

Pernyataan itu disampaikan penuh akan harapan dan berhasil menyulut kekesalan Rolan. Dia menaruh semua perhatiannya kepada Molly, seutuhnya menghadap seraya berkacak pinggang dengan satu tangan di pinggang.

"Aku pikir kau tidak percaya dongeng, mitos, dan sejarah, Mawar Merah," ujar Rolan, ada kecurigaan dalam perkataannya.

"Aku hanya berjaga-jaga untuk hal-hal yang tidak terduga." Molly menyanggah.

Rolan lantas mengatakan, "Baiklah, katakanlah Keajaiban Bilena itu memang ada, tapi di mana? Apakah Agatha meninggalkan petunjuk di kamarnya? Peta? Catatan kecil?"

Baiklah, untuk yang satu itu, Molly juga tak memiliki banyak. Pada buku yang dibacanya juga tidak memberitahukan selain 'wilayah yang diciptakan oleh Permaisuri Galenia.' Buku catatan Agatha juga telah dirobek-robek menjadi potongan-potongan kecil. Menyadari semua itu, bahu Molly merosot, kilauan harapan dalam matanya padam, ia kembali murung.

Ini tidak ada gunanya, Molly terlalu ceroboh, tak banyak persiapan. Modal nekat saja tidak cukup untuk melanjutkan perjalanan ini, dia terlalu emosional hingga mengaburkan perhitungannya sendiri.

"Tidak ada satu pun dari kita berdua yang tahu ke mana Agatha dan Adamus pergi. Aldir sendiri juga tidak bisa diharapkan. Yang artinya, pencarianmu mengalami jalan buntu. Urusan kita selesai di sini, Mawar Merah, kita kembali ke Nevervale besok pagi," kata Rolan, gaya bicaranya tenang namun tak menyisakan ruang bagi Molly untuk menyanggah.

Tidak. Molly sangat ingin meneriakkan kata itu keras-keras, hingga membuat Rolan berhenti melangkah pergi dari ruangan ini. Dia memang menemukan jalan buntu, serta tak pada petunjuk sedikit pun yang tersisa. Namun jauh dalam hatinya, dia meyakini ada cara lain yang luput dari perhatiannya.

"Rolan." Molly memanggil, sukses membuat laki-laki bermata hijau itu menghentikan langkah kaki. "Aku selalu berpikir kalau Agatha adalah perempuan yang memiliki tekad yang luar biasa kuat. Jika dia sampai nekat mencari Keajaiban Bilena, sudah pasti artefak itu memang ada."

Rolan menguatkan rahangnya dan mengatakan, "Dari mana kau bisa meyakini hal itu?" Sebelum Molly menjawab, Rolan menyela, "Dari perasaan?" Ia membalikkan badan, menatap dingin. "Memangnya kau memiliki literasi lain tentang keberadaan artefak itu selain buku yang kau baca?"

Molly mengepalkan tangannya, berusaha untuk menahan amarah yang mendidih di dalam dadanya. "Jika Agatha percaya, maka aku juga percaya. Pasti ada harapan."

Laki-laki itu meneliti wajah Molly dan berbicara sinis, "Sayang sekali, hal itu tidak bisa dibuktikan." Rolan berjalan mendekat, jarinya menunjuk hidung Molly saat mengatakan, "Kita. Tidak. Punya. Petunjuk." Setiap katanya menekankan posisi mereka saat ini. "Kau bisa berjuang sekuat tenaga, tapi itu tidak akan mengubah apa pun. Kau hanya akan semakin tersesat."

"Aku ingin mencoba, aku tidak bisa berdiam diri." Molly mengulum bibirnya, pandangannya tidak lepas dari Rolan. Sejenak dia merasakan pelupuk matanya memanas dan perih.

"Sudahlah, Mawar Merah," Rolan membalas seraya mengayunkan tangan kanannya, seolah memisah antara harapan dan kenyataan. "Kembalilah ke rumahmu. Adikmu lebih membutuhkan dukunganmu, ketimbang Agatha."

Molly tidak merespon. Dia menarik napasnya saat Rolan menundukkan tubuhnya dan menambahkan, "Kadang-kadang menyerah adalah keputusan yang bijak. Kau tak punya pilihan lain, tak ada jalan ataupun informasi lebih lanjut. Kita pulang besok, Pandia pasti mengkhawatirkanmu dan dia membutuhkan kehadiranmu sebagai kakaknya."

Tidak!

"Kau tidak mengerti," gumam Molly, masih tidak terima.

Dadanya berdebar tidak karuan, bukan karena Rolan yang berdiri menjulang dekat di hadapannya. Namun, lebih kepada ketakutan lain yang menyergap hatinya—ketakutan yang sama ketika Vince datang untuk yang kedua kalinya ke rumahnya waktu itu, tepat saat keluarganya tahu Agatha tidak ada di kamar.

Rolan menegakkan tubuhnya, lantas berkacak pinggang. "Apa? Tentang alasanmu mencari Agatha?" Suaranya terkesan mengejek. "Aku akui, aku memang tidak mengerti untuk kasus yang satu itu." Laki-laki itu mendengkus dan melanjutkan, "Aku tidak mengerti mengapa kau sangat menyayangi Agatha dan Pandia sampai rela bertindak seperti ini. Konyol sekali."

Jangan sampai aku gagal membawa Agatha pulang ke rumah.

Bayangan pernikahan Pandia dan Vince menghantui pandangannya. Ketakutan akan acara pernikahan itu semakin menguat dan membatu dalam hatinya. Terjebak dalam situasi yang tak diinginkan menciptakan kegelisahan yang semakin mengikis kewarasannya.

Pandia tidak pantas menggantikan Agatha, begitupun dengan diriku. Seharusnya yang menikah lebih dulu adalah yang tertua, bukannya yang bungsu.

Dengan tenang dan setengah menuntut Molly melanjutkan, "Pokoknya, aku harus membawa Agatha pulang, agar Pandia—"

"Biar kutebak." Rolan berkata.

Rolan membungkukkan tubuhnya lagi. Menyamakan posisi hidungnya dengan hidung Molly, mengirimkan gelombang kejut berantai pada tengkuk perempuan itu. Mata hijaunya berkilat di bawah sinar lilin ruangan yang redup.

"Mungkin, alasanmu mencari Agatha bukanlah semata-mata untuk menuntut tanggung jawab atas Pandia, yang telah menggantikan posisinya sebagai pengantin. Mungkin, di balik semua itu, kau melakukannya karena ingin memastikan pernikahan itu tak jatuh ke tanganmu."[]

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Dark Fantasia
4715      1433     2     
Fantasy
Suatu hari Robert, seorang pria paruh baya yang berprofesi sebagai pengusaha besar di bidang jasa dan dagang tiba-tiba jatuh sakit, dan dalam waktu yang singkat segala apa yang telah ia kumpulkan lenyap seketika untuk biaya pengobatannya. Robert yang jatuh miskin ditinggalkan istrinya, anaknya, kolega, dan semua orang terdekatnya karena dianggap sudah tidak berguna lagi. Harta dan koneksi yang...
Mic Drop
419      328     2     
Fan Fiction
Mic Drop (Ethereal/7 Raga 1 Asa) Ethereal adalah boy band ternama dari kahyangan (langit lapis ke-7) beranggotakan 7 pangeran tampan (MarJinny, MarYoonGa, MarJayHop, MarJooni, MarChimmy, MarTaeVi, dan MarJuki). Selain berparas tampan, mereka juga memiliki suara yang indah, sehingga dijuluki the golden voices alias suara emas. Masing-masing anggota memiliki mic dengan warna yang berbeda. Se...
Holiday In Thailand
75      70     1     
Inspirational
Akhirnya kita telah sampai juga di negara tujuan setelah melakukan perjalanan panjang dari Indonesia.Begitu landing di Bandara lalu kami menuju ke tempat ruang imigrasi untuk melakukan pengecekan dokumen kami pada petugas. Petugas Imigrasi Thailand pun bertanya,”Sawatdi khrap,Khoo duu nangsue Daan thaang nooi khrap?” “Khun chwy thwn khatham di him?” tanya penerjemah ke petugas Imigras...
BALTIC (Lost in Adventure)
4304      1440     9     
Romance
Traveling ke Eropa bagian Barat? Itu bukan lagi keinginan Sava yang belum terwujud. Mendapatkan beasiswa dan berhasil kuliah master di London? Itu keinginan Sava yang sudah menjadi kenyataan. Memiliki keluarga yang sangat menyanyanginya? Jangan ditanya, dia sudah dapatkan itu sejak kecil. Di usianya ke 25 tahun, ada dua keinginannya yang belum terkabul. 1. Menjelajah negara - negara Balti...
Beternak Ayam
202      171     1     
Fantasy
Cerita tentang Bimo dan temannya, yang belajar untuk beternak ayam dengan kakek Kutokuto. Mereka bisa mengetahui cara beternak ayam untuk menghasilkan uang.
Tentang Penyihir dan Warna yang Terabaikan
7387      2060     7     
Fantasy
Once upon a time .... Seorang bayi terlahir bersama telur dan dekapan pelangi. Seorang wanita baik hati menjadi hancur akibat iri dan dengki. Sebuah cermin harus menyesal karena kejujurannya. Seekor naga membeci dirinya sebagai naga. Seorang nenek tua bergelambir mengajarkan sihir pada cucunya. Sepasang kakak beradik memakan penyihir buta di rumah kue. Dan ... seluruh warna sihir tidak men...
HAMPA
388      268     1     
Short Story
Terkadang, cinta bisa membuat seseorang menjadi sekejam itu...
Pertualangan Titin dan Opa
3192      1244     5     
Science Fiction
Titin, seorang gadis muda jenius yang dilarang omanya untuk mendekati hal-hal berbau sains. Larangan sang oma justru membuat rasa penasarannya memuncak. Suatu malam Titin menemukan hal tak terduga....
The watchers other world
1818      735     2     
Fantasy
6 orang pelajar SMA terseret sebuah lingkarang sihir pemanggil ke dunia lain, 5 dari 6 orang pelajar itu memiliki tittle Hero dalam status mereka, namun 1 orang pelajar yang tersisa mendapatkan gelar lain yaitu observer (pengamat). 1 pelajar yang tersisih itu bernama rendi orang yang suka menyendiri dan senang belajar banyak hal. dia memutuskan untuk meninggalkan 5 orang teman sekelasnya yang ber...
Mahar Seribu Nadhom
4659      1603     7     
Fantasy
Sinopsis: Jea Ayuningtyas berusaha menemukan ayahnya yang dikabarkan hilang di hutan banawasa. Ketikdak percayaannya akan berita tersebut, membuat gadis itu memilih meninggalkan pesantren. Dia melakukan perjalanan antar dimensi demi menemukan jejak sang ayah. Namun, rasa tidak keyakin Jea justru membawanya membuka kisah kelam. Tentang masalalunya, dan tentang rahasia orang-orang yang selama in...