Yuki membaca surat itu dengan seksama. “Mereka mengundang kita untuk mengirimkan dua kandidat terbaik dari kedai. Manajer hanya bisa mengantar mereka tanpa terlibat secara langsung dalam kompetisi.” Kata Yuki, membuat seluruh tim saling bertukar pandang dalam dia, “otomatis, selain diriku akan memiliki kesempatan itu.”
Estrella yang berdiri di dekatnya, menepuk lengan Yuki. “Ini kesempatan besar untuk menunjukkan kemampuan kita, Yuki. Siapa yang akan kita kirim?”
Yuki tersenyum, memikirkan siapa yang paling cocok untuk mewakili Nagisano Shizuka. “Aku akan mengirim dua dari kalian untuk mengikuti kompetisi ini yang paling ahli dalam kopetisi penyeduhan manual ini. Aku pikir Arlend sudah pasti satu di antaranya.”
Arlend, yang mendengar namanya disebut, tersenyum lebar. “Aku siap untuk tantangan ini. Bagaimana dengan yang satunya lagi, Yuki?”
Yuki mengangguk, lalu melihat ke arah Marlin yang berdiri dengan tatapan kosong ke arah surat undangan itu. “Marlin, bagaimana kalau kamu ikut juga? Keahlianmu dalam menyeduh kopi secara manual itu akan menjadi aset besar bagi kita.”
Marlin terkejut, memaksakan senyuman simpul, “saya akan melakukan yang terbaik, Yuki.” Di dalam Marlin, ia merasa gugup karena akan menghadapi kedai sebenarnya, Shiosai Kamome, milik Christopher, tempat ia bekerja sebelum di Nagisano Shizuka.
Persiapan untuk kompetisi pun dimulai dari awal bulan, dengan Arlend dan Marlin berlatih setiap hari untuk memastikan mereka siap menghadapi tantangan tersebut. Mereka terus meberikan yang terbaik bagi pelanggan dan menguatkan teknik penyeduhan kopi manual mereka, mendukung itu, Yuki memberikan diskon khusus untuk kopi yang diseduh manual sebesar 40 persen selama seminggu kedepan.
Sementara itu, kedai Nagisano Shizuka terus beroperasi dengan tiga shift, dimulai dari jam 08:00 hingga jam 02:00 dini hari. Haruki, Miyu, dan Riku mulai beradaptasi dengan lingkungan kerja baru mereka, masing-masing menunjukkan keahlian dan semangat yang membuat mereka diterima dengan baik oleh tim. Shift satu kini diisi oleh Shift Lead Ayase, menyisakan shift tiga yang diisi oleh Shift Lead Arlend setelah penyesuaian.
Hari-hari berlalu dengan cepat, dan semangat di kedai semakin tinggi, terlebih setelah penambahan barista baru, mereka memiliki waktu yang lebih efisien daripada sebelumnya, Yuki tidak perlu lagi turun langsung membantu shift. Semua orang bekerja keras untuk memastikan bahwa Nagisano Shizuka siap untuk bersinar di kompetisi yang akan datang.
Di shift satu, Ayase mulai mengajari Miyu tentang beberapa teknik dasar penyeduhan kopi, perempuan yang kini mengenakan nama dada “Ayase, Shift Lead” itu sangat percaya diri dengan promosi barunya itu dan bekerja dengan baik sebagai seorang pemimpin di dalam sebuah shift.
Estrella bertukar ide dengan Riku yang ternyata bisa mengimbanginya dalam membuat kopi, namun, Riku tahu bahwa dia saat ini sedang berbicara dengan seorang Shift Lead sehingga memilih untuk menyesuaikan diri alih-alih untuk menunjukkan siapa yang terbaik. Melihat itu, Estrella merasa lega karena anggota baru itu benar-benar seorang profesional yang mau mengubah semua budaya dari kedai lamanya untuk bisa belajar dari awal kembali di Nagisano Shizuka.
Saat malam, shift tiga berjalan dan Arlend menjalankan shift dengan memakai pakaian hangat. Ditemani oleh Haruki yang sedang dalam masa penyesuaian, mereka berdua kini menjadi semakin akrab semenjak festival penetasan Penyu dua bulan yang lalu. Untuk menambah kepercayaan diri Marlin, Yuki mengijinkannya untuk melakukan shift bersama Arlend khusus untuk membuat kopi dengan metode penyeduhan manual bersama-sama, agar komunikasi mereka juga menjadi semakin baik.
Saat ini, di balik meja bar saat seluruh shift selesai hari ini, Yuki memandang ke depan dengan keyakinan bahwa mereka akan membawa pulang kemenangan.