Read More >>"> Kamu (Bab 15 - Pupus) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Kamu
MENU 0
About Us  

Dita melangkah dengan gontai memasuki gerbang sekolah pagi itu. Ia merasa tidak bersemangat. Dari pintu gerbang sekolah terlihat Angga penandatanganan tangan ke sequencer, namun ia tak membalasnya sama sekali. Angga lalu mendekatinya sambil tersenyum.

“Hai Dit, bagaimana kabarmu pagi ini?” sapa Angga sambil berusaha menggandeng tangannya. Secepat kilat Dita mengempaskannya, lalu buru-buru melangkah masuk ke dalam kelasnya dan duduk di samping Stella.

“Hai Dit,” sapa Stella sambil tersenyum, namun Dita juga tak menggubrisnya. Moodnya benar-benar berantakan pagi ini. Pikirannya kacau balau gara-gara ucapan ibu kemarin. Ia masih mencoba untuk menerima kenyataan bahwa ia harus memendam rasa yang baru saja ia ucapkan pada Angga kemarin. Bahwa ia tak bisa melakukan apa-apa kecuali menerima kenyataan bahwa ia sama sekali tak boleh pacaran hingga nanti ia lulus kuliah.

“Bisa kita bicara sebentar,” ucap Angga setengah berbisik di sampingnya. Segera ia melirik jam di tangannya. Masih pukul 6.45, ia masih punya waktu sekitar lima belas menit lagi untuk berbicara dengan Angga. Ia mengangguk lalu segera melangkah ke luar menuju ruang perpustakaan yang ada di ujung lorong lantai dua. Stella memandangi Dita dan Angga dengan tanda tanya hingga hilang di ujung lorong.

Mereka berdiri di antara rak-rak buku.

“Kita cuma punya waktu sepuluh menit,” ujar Dita sambil melirik Angga yang berada disebelahnya.

"Apa yang Tante Hesti katakan padamu tentang kita setelah aku pulang kemarin?" tanya Angga dengan nada serius.

"Bagaimana kau tahu kalau ibu bicara denganku mengenai kita kemarin?" tanya Dita penasaran.

"Aku sudah bisa menebaknya. Ada sesuatu hal yang belum bisa aku ceritakan padamu sekarang. Tapi aku mohon percayalah padaku. Karena itulah kemarin aku katakan padamu untuk bertahan sebentar dan tetap berada di sampingku," ucap Angga.

"Apa maksudmu? Apakah menurutmu aku harus menunggu tanpa kepastian hingga kita lulus sekolah, bahkan lulus kuliah nanti. Itu bukan sebentar, Ngga. Kamu gila!" ujarku kesal.

"Sedangkan perasaanmu padaku saja belum jelas. Sesaat kau katakan cinta, tapi sesaat kemudian kau menganggapku adik. Ah kau, jangan menanyakan ataupun meminta sesuatu hal yang tidak mungkin dan terasa ambigu seperti itu," ujarku lirih.

Teng... Teng... Teng... Suara bel sekolah pun berbunyi. 

“Sudah bel, aku harus kembali ke kelas,” ujarku meninggalkan Angga yang masih tertunduk diam. Ia tak mengucapkan sepatah kata pun, entah mengapa.

Hatiku jadi makin teriris-iris rasanya. Angga tiba-tiba diam seribu bahasa. Tidak ada kata benci ... tidak juga suka ... apalagi cinta. Ah Angga, jangan begini padaku!

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Chrisola
806      504     3     
Romance
Ola dan piala. Sebenarnya sudah tidak asing. Tapi untuk kali ini mungkin akan sedikit berbeda. Piala umum Olimpiade Sains Nasional bidang Matematika. Piala pertama yang diraih sekolah. Sebenarnya dari awal Viola terpilih mewakili SMA Nusa Cendekia, warga sekolah sudah dibuat geger duluan. Pasalnya, ia berhasil menyingkirkan seorang Etma. "Semua karena Papa!" Ola mencuci tangannya lalu membasuh...
Premium
Mari Kita Menulis
1157      686     2     
Non Fiction
Ada banyak di Indonesia Pilih saja yang sekiranya cocok mau indie ataupun mayor Untuk pembayaran royalti dari penerbit ada yang beli putus ada yang sistem royalti 10 atau lebih Kalau royalti 10 itu tandanya dapat persepuluh dari harga buku yang terjual Pembayaran umumnya dilakukan 6 bulan setelah percetakan Kalau untuk penulis baru biasanya posisi tawarnya rendah belum bisa negosiasi karena b...
Campus Love Story
6615      1629     1     
Romance
Dua anak remaja, yang tiap hari bertengkar tanpa alasan hingga dipanggil sebagai pasangan drama. Awal sebab Henan yang mempermasalahkan cara Gina makan bubur ayam, beranjak menjadi lebih sering bertemu karena boneka koleksi kesukaannya yang hilang ada pada gadis itu. Berangkat ke kampus bersama sebagai bentuk terima kasih, malah merambat menjadi ingin menjalin kasih. Lantas, semulus apa perjal...
Kisah Kemarin
5156      1502     2     
Romance
Ini kisah tentang Alfred dan Zoe. Kemarin Alfred baru putus dengan pacarnya, kemarin juga Zoe tidak tertarik dengan yang namanya pacaran. Tidak butuh waktu lama untuk Alfred dan Zoe bersama. Sampai suatu waktu, karena impian, jarak membentang di antara keduanya. Di sana, ada lelaki yang lebih perhatian kepada Zoe. Di sini, ada perempuan yang selalu hadir untuk Alfred. Zoe berpikir, kemarin wak...
Kamu
251      202     0     
Short Story
Untuk kalian semua yang mempunyai seorang kamu.
Into The Sky
420      268     0     
Romance
Thalia Adiswara Soeharisman (Thalia) tidak mempercayai cinta. Namun, demi mempertahankan rumah di Pantai Indah, Thalia harus menerima syarat menikahi Cakrawala Langit Candra (Langit). Meski selamanya dia tidak akan pernah siap mengulang luka yang sama. Langit, yang merasa hidup sebatang kara di dunia. Bertemu Thalia, membawanya pada harapan baru. Langit menginginkan keluarga yang sesungguhnya....
Your Moments
8127      2278     0     
Romance
Buku ini adalah kumpulan cerita mini random tentang cinta, yang akan mengajakmu menjelajahi cinta melalui tulisan sederhana, yang cocok dibaca sembari menikmati secangkir kopi di dekat jendelamu. Karena cinta adalah sesuatu yang membuat hidupmu berwarna.
Maroon Ribbon
475      336     1     
Short Story
Ribbon. Not as beautiful as it looks. The ribbon were tied so tight by scars and tears till it can\'t breathe. It walking towards the street to never ending circle.
Dia & Cokelat
557      396     3     
Short Story
Masa-masa masuk kuliah akan menjadi hal yang menyenangkan bagi gue. Gue akan terbebas dari segala peraturan semasa SMA dulu dan cerita gue dimulai dengan masa-masa awal gue di MOS, lalu berbagai pertemuan aneh gue dengan seorang pria berkulit cokelat itu sampai insiden jari kelingking gue yang selalu membutuhkan cokelat. Memang aneh!
Yang Terlupa
427      235     4     
Short Story
Saat terbangun dari lelap, yang aku tahu selanjutnya adalah aku telah mati.