Kata-kata Angga membuatku merasa bagai disambar petir. Aku hanya diam sambil berusaha menenangkan perasaanku yang tak karuan saat itu karena kata-kata Angga.
“Aku pamit pulang ya, Dit,” ujar Angga tanpa penjelasan apapun setelah mengucapkan kata-kata itu ditelingaku tanpa dosa. Aku merasa harapanku pupus sudah. “Pelukan tadi dan juga semua kata sayangnya itu, ternyata …. Akh, adik. Ah sudahlah,” ujarku dalam hati sambil berusaha tuk tersenyum.
***
“Tante, aku pamit,” ujar Angga menghampiri ibu di dapur. Angga mencium tangan ibu dan memeluknya dengan hangat. Melihat wajah ibu yang tersenyum seperti itu, sungguh membuat hatiku bergetar. Melihat ibu membalas pelukan hangat Angga dengan begitu antusias, membuatku mengerti bahwa ibu juga sangat menyayangi Angga layaknya anak sendiri. “Ahh ibu …,” ujarku miris dalam hati.
Ibu mengantar Angga sampai ke depan rumah.
“Dit, sampai ketemu besok di sekolah ya,” ujar Angga sambil menstater motornya. Aku hanya mengangguk.
“Hati-hati di jalan ya, Nak Angga,” ujar ibu sambil melambaikan tangan. Kulihat ibu terus berdiri, sampai akhirnya motor Angga menghilang di ujung jalan sana.
“Yuk masuk, Dit,” ujar ibu sambil mengandengku.
"Ibu mau bicara sebentar, sama kamu," ujarnya.
“Bicara tentang apa, Bu?” tanyaku penasaran.
"Tentang kamu dan Angga," jawab ibu.
"Oh," ujarku singkat sambil berusaha menahan rasa dag dig dug di hati.
“Duduklah sayang,” ujar ibu. Kami lalu duduk saling menghadap. Ibu memandangku lekat dengan wajah serius, membuatku bergidik.
"Kamu suka sama Angga?" tanya ibu to the point . Jderrr… rasanya seperti sambar petir. Aku mengerti cukup lama karena bingung harus menjawab apa, hingga akhirnya aku mengangguk tanpa berani memandang wajah ibu.
"Sayang, menyukai seseorang itu, hal yang wajar. Ibu nggak ada masalah dengan hal itu. Hanya saja kalau bisa fokuslah dulu dengan belajar sampai kamu lulus sekolah dan kuliah nanti. Dengan begitu ibu tidak akan merasa khawatir akan masa depanmu kelak. Jangan seperti ibu, yang hanya tamatan SMA dan berjualan kue saja. Aku tertunduk, diam tanpa kata. Hanya mengangguk lalu memeluk ibu dengan erat.