"Yah, duluan aja ke mobil. Aku mau natain boks-boks ini dulu." Ucap Ulya.
"Ya sudah. Kamu jangan kelamaan di sini. Biar ga ganggu petugasnya. Ayah duluan ya ke mobil."
Sesaat setelah ayahnya pergi Ulya melanjutkan penataan cake utama dan beberapa boks di meja banquet. Setelah selesai semuanya, Ulya lalu memotret untuk dokumentasi toko. Saat melangkah mundur Ulya tak sengaja menginjak gaun seorang wanita. "Eh, maaf bu...maaf nyonya...saya nggak sengaja ini lagi..."
Ulya perlahan mendongak setelah sebelumnya menunduk sangat rendah karena merasa bersalah. Anehnya dia seperti pernah bertemu dengan wanita berbusana serba mahal from top to toe ini.
"Kamu...kamu murid SMU Hibaraki, kan?"
Suara itu terdengar sangat familiar di telinga Ulya. Tiga tahun lalu. Selang beberapa detik Ulya baru menyadari jika itu Tante Frida. Pemilik butik kenamaan yang terletak beberapa langkah dari tempat Ulya berdiri. Butik yang belum pernah Ulya datangi karena ia belum siap.
"Ulya, kan? Kamu akhirnya datang. Bagus. Kamu bisa bantu tante, kan? Sekali ini saja...tapi kalau kamu berhasil bantu Hide kembali, kamu tante restui sungguhan."
Tawaran aneh tapi Ulya sangat tertarik.
***
"Gadis ini yang saya cari selama ini. Dia yang akan menjadi tunangan anak tunggal saya Hide Nataneo. Bukan Monica Drew."
Semua mata tertuju pada Ulya yang berpakaian sangat kasual di hari sepenting ini. Ulya tidak mengira perjanjian sederhana yang ia buat dengan Frida bakal seserius ini.
Monica yang baru mengumumkan pertunangannya di depan puluhan kolega pentingnya itu lantas tidak terima. Dia tahu jika Frida selama ini tidak menyukai dirinya secara personal. Frida tidak mau Hide menjalin hubungan terlalu serius dengan wanita bawaan ayah Hide. Apalagi Hide sedang mengalami amnesia akibat kecelakaan saat main ski tengah malam di hari terakhirnya di Jepang. Saat itu, Monica yang sedang patah hati lari ke resor ski milik keluarganya untuk berdiam diri. Tapi ia malah menemukan Hide yang terkapar di tengah bukit salju. Setelah mengetahui Hide anak dari seorang konglomerat, Monica berusaha bangkit. Setidaknya ia menemukan transit love yang berpotensi tinggi untuk mengembalikan kejayaan keluarganya.
"Ma, jangan seperti ini. Ini salah. Siapa dia? Hide bahkan tak mengenalnya. Mama jangan merusak acara kita. Mama nggak ingin Hide bahagia?"
Frida menyunggingkan senyum. Ia tahu betul akal busuk Monica. Apalagi wanita lulusan Harvard yang lima tahun lebih tua dari Hide itu sering terlihat di perusahaan suaminya.
"Seolah kamu dekat saja sama saya. Jangan kau panggil aku mama. Sekarang kamu minggir. Hide itu anak saya. Dan dia lagi sakit sekarang. Semuanya...dengarkan saya. Hide itu lagi sakit. Kecelakaan ski di Jepang tiga tahun lalu. Ia bahkan tak bisa mengingat apapun san wanita ini mencoba masuk ke keluarga kami dengan paksa."
Frida menunjuk hidung Monica. Monica terjepit. Rasanya malu sekali mengingat banyak jurnalis kawakan juga yang datang.
Monica berusaha terus mempertahankan argumennya namun Frida terus mematahkannya. Hide tidak tahan dengan perdebatan keduanya. Ia lantas mengambil tangan Ulya dari genggaman mamanya dan mengajaknya keluar.
"Nah, kalian lihat sendiri. Anak saya lebih memilih gadis yang cari selama ini. Seseorang yang punya banyak kenangan manis dengan Hide saat sama-sama sekolah dulu di Jepang. Hahahahaha..."
Gemparlah berita peluncuran skincare Morning Dew hari itu. Nama Ulya dan Hide Nataneo masuk dalam daftar pencarian teratas mesin pencari internet.
***
"Ulya sayang...kamu memang selalu kasih kejutan di keluarga. Sekarang kasih tau ibu...sejak kapan kamu berhubungan sama Hide? Kok ibu nggak tau sama sekali. Bahkan pas masih di Jepang..."
Ulya pusing. Sudah dua hari berlalu dari kejadian mengejutkan di kantor DrewHide Co. Keluarganya masih saja bertanya-tanya apa yang terjadi. Ayahnya juga tak kalah seru memborbardir pertanyaan padanya. Ulya sudah menjelaskan semuanya bahwa tak ada yang ia tutupi. Lama kelamaan dia jadi menyesal sudah melakukan perjanjian dengan Frida. Frida memang menjanjikan satu hal yang menarik dan berbagai hal lainnya termasuk akan memperluas bisnis keluarganya. Tapi Ulya merasakan kekosongan. Terlebih karena Hide yang ia kenal ternyata sedang limbung. Pantas saja ia tak mengenali Ulya sama sekali. Tak ada jejak Mr Tsundere dalam diri Hide sekarang. Namun, di hadapan Ulya dirinya bahkan lebih dingin dari dulu. Apalagi setelah tiba-tiba mamanya menyodorkan Ulya untuk bertunangan dengannya.
"Apa rencana yang sudah kamu buat sama mamaku?" Tanya Hide sesaat setelah melepaskan tangan Ulya usai keluar dari aula.
"Ng...aku nggak ada apa-apa...aku...tapi kamu kenal aku, kan?" Ulya sudah tidak tahan untuk mengungkapkannya. Hide bereaksi mendengarnya. Ia berjalan mendekat ke Ulya hingga punggung Ulya menyentuh dinginnya dinding marmer. Wajah keduanya sangat dekat hingga nafas Ulya tercekat. 
"Kamu pikir itu penting sekarang?"
Tenggorokan Ulya terasa kering dan darahnya mendidih. Hide yang dulu meskipun dingin tak pernah merendahkan orang lain. Ia hanya diam berlalu pergi kalau tidak setuju.
Sementara itu, para paparazi yang mengejar keduanya mendapat tangkapan gambar menarik. Mereka pun menulis highlight besar pada headline beritanya.

PECAH KONGSI DrewHide Co. SIAPA GADIS 'U' YANG MEMBUAT HIDE NATANEO BERPALING DARI SI SEKSI MONICA DREW??
***