Di sebuah rumah yang sederhana, tampak seorang lelaki yang sibuk berkutat di dalam gudang. Rupanya, ia sedang mencari barang-barang bekas yang masih bagus namun tidak di pakai kembali. Di tengah-tengah kesibukannya, si Bapak menghampiri ingin mengetahui apa yang sedang dikerjakan oleh anak lelakinya.
"Rio, kamu cari apa sih, kok keliatannya serius banget?" tanya beliau sambil mengerutkan keningnya.
Sontak sang anak lelaki menoleh ke arah tempat Bapaknya berdiri.
"Oh, ini Pak. Rio lagi cari barang-barang bekas yang udah nggak kepake lagi", jelas Rio sambil tetap melakukan aktivitasnya.
Beliau merasa heran untuk apa ia repot-repot mencari benda tersebut.
"Emang, kamu mau bikin apa toh?" tanya beliau lagi.
"Mau bikin kandang untuk kucing", jawab Rio enteng.
Bapak yang mendengar terlihat kaget, karena sejauh yang beliau tahu, Dalam keluarganya tidak ada yang memelihara kucing. Lalu kucing milik siapa yang akan dibangun kandangnya?
"Sejak kapan kamu punya kucing, Nak. Kok Bapak gak tahu kalau kamu punya binatang peliharaan?"
Seketika, Rio menghentikan aktivitasnya dan menghadap ke arah Bapaknya yang sedang berdiri termangu.
"Pak, ada kucing liar yang sekarang menempati kios milik Ibu. Nah karena tempatnya yang tidak layak, akhirnya Rio yang mengusulkan ide untuk membangun kandang biar aman. Lagipula masih ada tiga anaknya yang masih kecil. Kasihan kalau mereka kedinginan", jelas Rio.
Bapak yang mendengar hanya mengangguk mengerti. Ternyata istrinya selama ini mengijinkan kucing liar untuk menempati kiosnya. Tak selang berapa lama, si Ibu pun sedang melewati ruangan gudang tersebut dan penasaran apa yang dilakukan oleh mereka berdua.
"Bu, emang bener ya kalau selama ini ada kucing jalanan yang menempati kiosmu?" tanya Bapak saat mengetahui istrinya sedang menengok ke arah gudang.
Si ibu yang ditanya segera masuk ke dalam gudang.
"Iya Pak, kasihan lho. Kemarin, tempat tinggalnya yang lumayan nyaman itu sudah rusak karena terkena air hujan yang merembes ke bawah kardus. Akhirnya kucing itu memilih kiosku untuk dijadikan rumahnya", jawab Ibu.
"Kok ya dia milih kiosmu untuk dijadikan rumahnya ya?" tanya Bapak lagi.
Si ibu yang memang belum pernah bercerita tentang asal-usul kucing tersebut pun akhirnya menjelaskan kepada suami dan anak lelakinya. Beliau menjelaskan dari awal dengan runtut dan jelas. Rio yang mendengar dengan seksama merasa kasihan dengan nasib si induk yang malang. Untungnya ia memiliki ibu yang penyayang terhadap hewan yang lemah.
"Kukira Ibu tidak suka dengan kucing. Buktinya Ibu malah selalu beri dia makan", ucap Rio kemudian.
"Mentang-mentang melihat Ibu tidak pernah dekat sama kucing jadi kamu menganggap ibumu benci dengan hewan tersebut?"
Rio mengangguk pertanda mengiyakan jawaban yang diberikan oleh ibunya. Dan si ibu pedagang hanya tersenyum melihat anaknya yang sudah su'udzon kepadanya.
"Ya sudah kalau begitu. Rio mari kita mulai bikin kandang ini untuk si kucing jalanan itu!" seru Bapak yang sudah bersemangat untuk menjalankan misinya.
Rio yang mendengar perkataan dari Bapaknya hanya bisa terbengong-bengong karena kaget melihat beliau yang antusias.
"Hei kok diam aja. Ayo kita segera bekerja. Agar segera bisa digunakan!"
Rio segera sadar dari kekagetannya. Segera mereka bekerja sama untuk mengumpulkan bahan-bahan yang diperlukan. Bapak mengeluarkan koleksi alat-alat seperti obeng palu dan lain sebagainya. Sedangkan anaknya membaca petunjuk cara membangun kandang di handphonenya. Semua sudah kebagian tugas masing-masing. Si ibu yang melihat mereka sedang serius hanya bisa tersenyum.
"Kalau begitu, Ibu akan menggoreng pisang untuk kalian sebagai teman camilan", kata Ibu sambil menutup pintu gudang karena tidak ingin menganggu mereka.
"Pak, aku udah ngumpulin kayu nih. Kelihatannya cukup untuk kita bikin buat kandangnya".
"Baiklah, mari kita coba!"
Beberapa bahan yang dibutuhkan untuk membuat kandang kucing dari kayu antara lain seperti kayu balok, papan kayu, kawat strimin, kardus, engsel pintu, palu, gergaji, paku, keramik, alas atau karpet, pasir, dan wadah makan. Lalu, langkah pertama yang harus dilakukan untuk membuat kandang kucing adalah dengan mengira-ngira ukuran kucing sehingga bisa mengatur ukuran kandang.
Selanjutnya juga harus memastikan jumlah kucing yang akan di masukkan ke dalam kandang. Karena ini berempat, maka ukurannya harus lebih luas. Langkah berikutnya adalah mengatur dimana nantinya akan diletakkan tempat tidur untuk kucing . Jangan lupa memberi alas yang nyaman agar kucing merasa hangat dan juga nyaman. Alas bisa berupa kardus yang kemudian diberi alas karpet kecil-kecil yang sesuai dengan ukuran ruangan kandang.
Untuk membuat kandang kucing, hanya perlu membentuknya menjadi bentuk kandang dengan menggunakan peralatan yang ada. Setelah kerangkanya selesai maka selanjutnya anda bisa melengkapi setiap ruangan kandang dengan beberapa bahan lainnya. Bagian sisi kandang akan lebih mudah dibuat jika menggunakan kawat strimin. Selain itu, kandang kucing jangan lupa untuk diberi pintu dengan ukuran pintu yang harus dipasang pada kandang kucing dari bahan kayu.
Akhirnya mereka sudah merangkai dan tinggal mengecat agar kandang terlihat lebih cantik. Setelah memakan waktu beberapa jam membuat kandang akhirnya selesai juga.
Mereka berdua duduk di lantai dengan peluh yang membanjiri tubuh mereka berdua yang sambil menikmati hasil karyanya yang lumayan. Terdengar pintu gudang terbuka, terlihat Ibu yang sedang membawa es teh dan pisang goreng yang masih hangat.
"Wah, kandangnya bagus sekali. Kalian memang hebat", puji Ibu sambil meletakkan nampannya.
Tidak perlu menunggu lama lagi, mereka berdua segera mencomot pisang goreng buatan Ibu yang menggoda.
"Kalo makan pelan-pelan. Tenang pisang gorengnya masih banyak kok", tegur Ibu dengan halus.
Mereka berdua tidak menghiraukan karena sibuk dengan makanannya agar tidak kelaparan. Rio tidak sabar ingin membawa kandang itu ke kios milik ibunya. Pasti si kucing itu akan senang mempunyai rumah yang layak.