Berbeda halnya dengan nasib si induk. Nasib Snowi memang sudah mujur dari dulu. Berawal dia masih kecil bersama keluarganya yang hidup di sebuah toko hewan, setiap hari mereka selalu dipajang di kandangnya masing-masing untuk menarik minat pembeli. Seharusnya mereka bisa terjual terpisah, namun hadirnya Isma saat berkunjung ke toko tersebut dan melihat ada satu keluarga kucing ras persia yang menggemaskan, membuat ia tidak bisa memilih salah satu. Butuh beberapa jam dia berdiri di dalam toko tersebut untuk memutuskan kucing mana yang akan dipilih. Papa Isma yang melihat anaknya sulit membuat keputusan, maka beliau menyarankan agar membeli satu keluarga kucing tersebut.
Isma yang mendengar saran dari papanya pun senang bukan main. Keluarga Snowi mendapat nasib yang baik karena mereka tidak perlu dipisahkan satu sama lain yang bisa membuat hatinya bersedih. Isma meletakkan mereka di dalam satu kandang yang baru dibelinya, ia tidak sabar untuk menyambut keluarga yang baru.
Saat di dalam mobil, Isma tak henti-hentinya memandangi mereka. Ia juga tidak sabar melihat Snowi tumbuh besar.
"Pa, makasih ya sudah membeli mereka semua", ucap Isma dari belakang kursi penumpang.
Papa Isma yang sedang menyetir pun melihat ke arah kaca mobil dan tersenyum kepada Isma.
" Janji ya kau rawat sebaik mungkin!"
Isma langsung mengangguk dengan tegas seakan bisa memegang sebuah tanggung jawab yang besar.
"Jadi seorang adopter jangan hanya disayang saat lucu saja. Namun ketika mereka sakit, kau juga harus merawatnya dengan tulus", kata Papa yang memberi nasehat kepada Isma.
"Baik, Pa. Isma janji akan menyayangi mereka semua, dan jika di salah satu mereka ada yang sakit pasti Isma akan merawat sampai sembuh", janji Isma lagi.
"Bagus kalau kamu mau memegang teguh janjimu. Itu berarti anak papa memang bisa diandalkan", puji Papa Isma.
Tak berselang lama, mobil mereka sudah sampai di teras rumah, Isma segera mengeluarkan kandang tersebut untuk mengenalkan kepada mamanya.
"Mama, ini Isma sudah beli kucingnya. Lihatlah!", seru Isma sambil memanggil mamanya yang sedak sibuk di dapur kesayangannya.
Karena mendengar teriakan dari anaknya, segera beliau mencuci tangannya yang kotor dan langsung menghampiri mereka.
"Ya ampun, kenapa kamu beli banyak?", tanya Mama yang heran karena di dalam kandang tersebut terdapat beberapa kucing ras.
"Isma daritadi nggak bisa milih Ma. Lalu aku yang menyarankan dia untuk membeli semua saja. Lagi pula kasihan juga jika harus dipisahkan dari keluarganya", terang Papa Isma.
Mama Isma hanya bisa menghela nafas karena itu sudah kemauan mereka berdua. Dan itu berarti akan ada beberapa kucing peliharaan yang menghuni rumah ini.
"Ya sudah asal kamu bisa merawatnya dengan baik".
Isma mengangguk dan tersenyum kepada mamanya. Lalu ia segera mengeluarkan mereka dari kandangnya dan kucing-kucing tersebut langsung berjalan berpencar kesana-kemari seperti ingin menjelajahi semua isi rumah ini. Isma yang melihat itu semua malah senang bukan main. Ia segera mengajak mereka untuk bermain bersama. Sedangkan Papa Isma menyiapkan pasir dan makanan untuk mereka.
Beberapa tahun kemudian saat Snowi sudah menginjak umur dua tahun, ada saudara sepupu yang datang kerumah Isma saat itu. Namanya ialah Alya, ketika melihat kucing peliharaan Isma yang ada banyak, ia pun ingin untuk memiliki kucing ras tersebut. Isma yang mengetahui akan hal itu pun tidak keberatan jika keluarga Snowi akan dibawanya. Rumah Alya masih satu kota dengannya, jadi jika ia sedang rindu dengan mereka pasti akan datang menjenguk dan tidak lupa mengajak Snowi pula.
Maka dari itu hanya tersisa Snowi yang menjadi hewan peliharaan Isma. Kucing berbulu lebat nan halus dan berwarna putih itu pantas jika diberi nama "Snowi" oleh Isma karena cocok dengan bentuk kucing tersebut. Sesuai janjinya, ia selalu merawat dengan tulus dan memberi kasih sayang yang besar terhadapnya. Snowi yang merasa ikatan batin tersebut menjadi lebih sayang terhadap gadis tersebut. Banyak sekali mainan yang dibeli untuknya, maka tak heran jika mendapati beberapa kardus yang berisi mainan kucing. Tak hanya itu saja, ia juga membelikan makanan yang mahal agar kucingnya bergizi dan sehat. Setiap dua bulan sekali, Snowi selalu diajak ke tempat salon kucing agar ia terlihat lebih cantik dan selalu diberi vitamin untuk menjaga bulunya agar tidak rontok.
Keistimewaan yang didapatkan itulah yang menjadi dambaan oleh setiap kucing jalanan yang nasibnya tak tentu. Mereka hanya memikirkan makanan saja tanpa perlu merawat tubuhnya agar indah. Makanan yang didapatkan pun selalu sisa dari orang. Tak usah pikirkan bagaimana kandungan gizi yang terdapat di dalam makanan tersebut, asal perutnya terisi dan merasa kenyang itu sudah cukup bagi kucing jalanan yang terlantar. Snowi terkadang merasa kasihan dengan kehidupan seperti itu. Dia selalu berdoa agar semua kucing jalanan bisa mendapatkan tempat yang nyaman dan makanan yang lezat dan bergizi.
Untuk sekarang Snowi juga bisa menjadi hiburan bagi majikan disaat ia sedang bersedih. Ia sudah hafal sikap gadis tersebut saat perasaanya tidak baik-baik saja. Terkadang ia juga bisa menjadi tempat curhat oleh Isma dan selalu dijawabnya dengan meongan yang lucu. Saat ini, Snowi masih mengharapkan kehadiran sahabatnya yang belum muncul juga. Padahal ia sudah rindu berat kepada si induk yang tegar tersebut. Terkadang Snowi ingin mengenalkannya kepada Isma perihal persahabatannya tersebut. Tapi ia ragu, apakah sang majikan mengijinkan dirinya boleh bersahabat dengan kucing liar yang selalu kotor.
Snowi teringat akan hal itu, karena waktu ia berada di salon untuk perawatan bulu. Ia seakan mendengar percakapan pemilik salon dengan majikannya. Waktu itu isi dari obrolan mereka adalah mengenai kucing jalanan. Melalui obrolan tersebut, ia mengerti bahwa kucing liar yang selalu hidup di jalanan gampang sekali terkena penyakit. Salah satunya adalah penyakit yang bernama scabies, adalah penyakit salah satu masalah kulit yang menimbulkan rasa gatal disebabkan oleh tungau. Selain itu, penyakit tersebut juga bisa menular antar sesama hewan kucing. Jika seekor kucing sudah terkena penyakit tersebut, biasanya akan menggaruk tubuhnya yang gatal hingga bulunya rontok. Apabila tidak segera diobati, maka bisa mati jika daya tahan tubuhnya tidak kuat.
Karena hal itulah si pemilik salon menyarankan agar Snowi terhindar dari kucing liar. Sebisa mungkin Isma berusaha untuk menjaga kucing kesayangannya agar tidak keluar saat bermain. Waktu mendengar akan hal itu, Snowi merasa sedih karena ternyata nasib si kucing liar begitu mengenaskan dan baru-baru ini ia berkenalan dengan si induk yang juga bernasib menyedihkan.
Namun Snowi selalu menampikkan pikiran yang selama ini ditakutinya, ia beranggapan bahwa si induk dan anak-anaknya akan hidup sehat selamanya. Selain itu ia juga berharap agar majikannya bisa menerima si induk untuk dijadikan masuk ke dalam keluarganya. Ah, pasti senang sekali jika si induk punya majikan. Apalagi Snowi juga punya teman baru yang bisa diajaknya bermain setiap saat.
“Snowi, kau sedang memikirkan apa?” tanya Isma yang sudah duduk di sampingnya.
“Meoonggg”.
“Ah kau ingin punya teman baru?”
Snowi langsung mengangguk karena si majikan kesayanagannya akhirnya paham apa yang ia minta.
“Meoongggggg”, seru Snowi sambil mendekatkan wajahnya kearah Isma.
Isma yang melihat itu tertawa lebar karena melihat kelucuan dari kucing cantik tersebut yang ingin manja.
“Hmmmm, Baiklah kalau kau ingin begitu”, ujar Isma sambil setengah berpikir.
“Meeooonggggg”, jawab Snowi dengan gembira sambil mengayunkan ekornya ke kanan dan ke kiri.
“Apa kau ingin kucing dari ras mu lagi?” tanyanya kemudian.
“Meonggggg”, tolak Snowi.
“Atau dari ras Anggora pasti juga lucu”, ucap Isma sambil menimang perkataannya.
“Meoonggggggg”.
Isma tidak segera menjawab dari perkataan Snowi, karena saat itu ia sedang memikirkan sesuatu yang sampai mengheningkan suasana, tapi di sisi lain ingin jawaba yang lain.
“Temanku punya kucing dari ras Himalaya, dia lucu sekali tapi masih kecil. Dan asal kau tahu Snowi, ia menawarkan aku untuk jadi pengasuhnya. Tapi aku masih berpikir untuk meerima tawaran tersebut atau tidak. Lagipula aku juga belum membiacarakan hal ini kepada Papa dan Mama.
“Meoonggg”, ucap Snowi sambil bersikeras untuk mengiktui kemauannya.
“Nanti sajalah kubicarakan pada mereka. Aku harap mereka setuju jika aku mengambil kucing dari ras yang berbeda”.
“Meonggg”, ucap Snowi lirih tak berdaya.
Isma tidak mengerti apa yang diinginkan kucingnya. Minggu lalu, ada sahabatnya bernama Amel yang memang menawarkan kucing kecil yang baru lahir kepada Isma untuk dirawatnya. Namun, Isma belum memberikan jawaban dengan pasti. Karena ia masih membutuhkan persetujuan dari Papa dan Mamanya. Di samping itu Snowi ingin jika Isma yang merawat si induk beserta ketiga anaknya yang terlantar agar bisa hidup dengan tenang dan aman.