Loading...
Logo TinLit
Read Story - Salted Caramel Machiato
MENU
About Us  

Helene merebahkan tubuhnya di sofa, dan tak ingin beranjak dari situ sampai beberapa menit ke depan. Bahkan pernah akhirnya dia tertidur di sofa dan bangun dengan tubuh yang pegal-pegal.

 

Helene sengaja tidak menyalakan lampu, dia suka dengan gelap, hanya selarik cahaya yang masuk dari lampu-lampu yang berpendar terang di luar sana.

Apartemennya selalu sunyi, hanya dia sendiri penghuninya. Makanya Helene lebih suka lembur di kantor atau pergi nongkrong di kafe atau di mal dengan teman-temannya. Sesekali dia akan mengajak teman-temannya untuk datang berkumpul walaupun hanya sekedar ngopi atau ngerujak, itu sudah cukup bagi Helene yang benci dengan kesendirian.

 

Terkadang dia juga meminta Ninit untuk menginap, mereka akan menonton film atau mengobrol sampai dini hari.

 

"Kalau nggak suka kesepian, kenapa nggak pilih jadi anak kos aja, sih?" Suatu kali Ninit pernah menanyakan hal itu padanya.

 

"Mama nggak boleh, makanya aku dibelikan apartemen lengkap dengan isinya."

 

"Kamu sih enak punya orang tua kaya, lha aku mau makan aja harus kerja keras dulu."

 

"Biasa... dimana-mana rumput tetangga selalu kelihatan lebih hijau. Kalau kamu di posisi aku belum tentu ngerasa enak dan bahagia."

 

"Yaelah, kesannya hidupmu menderita banget." Ninit melirik ke arahnya sambil menggigiti kuaci yang disiapkan Helene khusus untuk Ninit.

 

Helene bukan penggemar kuaci, tetapi untuk Ninit dia rela membelikan dua bungkus besar. Menurut Helene makan kuaci itu nggak bikin kenyang, yang ada bibir terasa tebal karena asin. Pokoknya begitulah!

 

"Menderita banget sih nggak... gila aja, aku dikasih semua fasilitas nggak mungkinlah menderita banget. Tapi kalau dibilang enak atau bahagia, aku jauh dari kata itu. Coba aja nih, hidupmu sudah direncanakan tapi bukan oleh diri kamu sendiri, termasuk siapa laki-laki yang pantas jadi pendamping hidupmu. Belum lagi kamu harus mendengar betapa suksesnya karir orang tuamu dan mulai dibandingkan dengan mereka. Kamu harus dituntut seperti mereka, kayaknya seluruh dunia mengharuskan kamu seperti itu. Kalau kamu nggak bisa begitu, kamu akan dicap sebagai orang gagal. Kayaknya itu udah jadi hukum alam hidup di negeri ini." Helene bicara berapi-api, tangannya bergerak ke sana ke mari, dia menumpahkan semua yang dia pendam di dalam hati.

 

Rasanya baru kali ini dia punya kesempatan untuk menumpahkan semua unek-unek. Hanya kepada Ninit, sahabat yang mau mendengarkan dirinya. Bahkan kepada mama dia tidak berani bicara seperti ini, untuk menatap mama saja Helene tidak punya nyali. Mama seperti monster yang menakutkan untuk Helene. Sedari dia kecil yang dia tahu adalah kata patuh dan terbaik.

 

Dia harus jadi yang terbaik dalam setiap kegiatan yang dipilihkan mama untuknya. Dari mulai les piano, les bahasa asing, les balet dan les matematika. Dia harus menunjukkan kualitas terbaik. Padahal dia merasa tersiksa dengan semua itu, dia benci dengan semua les yang dipilihkan mama. Dia ingin sore harinya diisi dengan bermain bersama teman-temannya. Helene merasa iri dan hanya bisa memandangi dari balik kaca mobil yang membawanya ketempat les saat teman-temannya asyik bermain. Mama selalu bilang, suatu saat kamu akan bersyukur dengan cara kami mendidik kamu. Tapi itu semua untuk siapa? Bukan untukku.

 

Itu semua untuk kepuasan mama dan rasa bangga mama mempunyai anak yang hebat. Dia tidak akan malu memamerkan Helene di depan teman-temannya atau kolega-koleganya. Helene merindukan mamanya, dia hanya ingin mama yang berada di sampingnya. Bukan mama yang selalu sibuk mengurusi perusahaan. Akhirnya Helene belajar bahwa untuk membuat mama memperhatikan dan sayang padanya adalah dia harus menjadi anak yang patuh dan jadi yang terbaik.

Helene suka melihat cara mama tersenyum melihat nilai-nilai dan prestasinya. Walaupun mama jarang menghadiri resital piano atau baletnya, Helene cukup tau diri, dia hanya ingin memenuhi semua keinginan mama.

 

"Kok kamu nggak kerja di perusahaan orang tuamu?"

 

"Aku malas... mereka akan selalu jadi bayang-bayang ku. Apapun yang aku lakukan di perusahaan itu orang-orang hanya menganggap aku aji mumpung, ngandelin ortu. Apa enaknya? Dan aku pasti langsung ditaruh diposisi manajer, padahal seujung kuku aja aku nggak paham."

 

"Kamu 'kan pinter, nilai-nilai kamu sempurna... aku yakin kamu pasti cepat belajar dan bisa."Ninit masih asyik dengan kuacinya, tapi kali ini kakinya mulai dinaikkan ke sofa. Ninit bilang ini posisi paling enak untuk ngobrol. Terserah dia saja lah, yang penting dia betah.

 

"Ah, kapan aku bisa bernapas lega walaupun cuma sebentar, Nit? Kalau kerja sama orang tuaku, bisa sesak napas setiap hari."

 

"Terus, apa alasan kamu bisa kerja di perusahaan kita?"

 

"Alasan klise, aku pengen belajar dulu kalau perlu dari nol nanti kalau ilmuku udah cukup, aku bakal kerja di perusahaan orang tua."

 

"Dan mereka terima alasan kamu yang sebenarnya gampang banget dipatahkan."

 

"Terima lah, tapi bos kita Pak Lizar didatangi sama mama, diajak ngobrol. Pak Lizar yang cerita ke aku. Tau nggak! Saat itu aku ngerasa malu banget. Mama sampai harus mendatangi pemilik perusahaan, hanya untuk ikut campur dalam pekerjaanku. Pak Lizar sih nggak ngomong apa isi pembicaraan mereka, tapi aku tahu lah menuju ke mana. Aku bilang ke Pak Lizar, aku pengen beliau memperlakukan aku sama dengan karyawan yang lain, aku nggak mau diperlakukan spesial."

 

"Kamu kerja gila-gilaan, sering lembur... Pak Lizar sayang sama kamu bukan karena mama kamu." Ninit bicara dengan wajah serius, kali ini tangannya memeluk toples kuaci.

 

"Aku kerja kayak gitu, untuk membuktikan bahwa aku bisa tanpa bantuan mama. Aku nggak ingin dibilang anak manja yang cuma bisanya mengandalkan orang tua. Makanya kalau kamu bilang hidupku enak banget dan bahagia.... ya, nggak juga!"

 

Mendadak Ninit meletakkan toples kuaci yang tadi dipeluknya ke atas meja lalu berganti memeluk Helene, menepuk punggung Helene lembut.

 

"Aku yakin kamu selalu bisa jadi diri kamu sendiri." Helene menangis, dia merasa menemukan seseorang yang mengerti dirinya dan mau mendengarkannya.

 

"Udah dong jangan nangis, jelek tau!" Ninit mengambil tissue dan menghapus air mata Helene.

 

"Aku akan selalu jadi sahabatmu, kapan pun kamu butuh bahu untuk menangis, aku akan selalu menyediakan untuk kamu." Ninit menepuk bahunya sambil tersenyum lebar. Ada yang bilang, senyum itu menular, dan Helene ikut tersenyum lebar.

 

Malam itu adalah malam di mana Ninit ditahbiskan menjadi sahabat Helene, meskipun tanpa upacara meriah, hanya stoples kuaci yang menjadi saksi.

 

***

 

Helene bangun dari sofa, tubuhnya sedikit limbung. Dia merindukan seseorang untuk menemaninya malam ini, dia tidak ingin sendiri. Melihat langit gelap dari balik jendela apartemennya, tak mungkin baginya untuk menghubungi seseorang. Dia tahu malam ini dia hanya bisa melewatinya dengan kesendirian.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Selepas patah
203      167     1     
True Story
Tentang Gya si gadis introver yang dunianya tiba-tiba berubah menjadi seperti warna pelangi saat sosok cowok tiba-tiba mejadi lebih perhatian padanya. Cowok itu adalah teman sebangkunya yang selalu tidur pada jam pelajaran berlangsung. "Ketika orang lain menggapmu tidak mampu tetapi, kamu harus tetap yakin bahwa dirimu mampu. Jika tidak apa bedanya kamu dengan orang-orang yang mengatakan kamu...
Harapan Gadis Lavender
2670      1212     6     
Romance
Lita Bora Winfield, gadis cantik dan ceria, penyuka aroma lavender jatuh cinta pada pandangan pertama ke Reno Mahameru, seorang pemuda berwibawa dan memiliki aura kepemimpinan yang kuat. Lita mencoba mengungkapkan perasaannya pada Reno, namun dia dihantui oleh rasa takut ditolak. Rasa takut itu membuat Lita terus-menerus menunda untuk mengungkapkan perasaa...
The War Galaxy
12890      2623     4     
Fan Fiction
Kisah sebuah Planet yang dikuasai oleh kerajaan Mozarky dengan penguasa yang bernama Czar Hedeon Karoleky. Penguasa kerajaan ini sungguh kejam, bahkan ia akan merencanakan untuk menguasai seluruh Galaxy tak terkecuali Bumi. Hanya para keturunan raja Lev dan klan Ksatrialah yang mampu menghentikannya, dari 12 Ksatria 3 diantaranya berkhianat dan 9 Ksatria telah mati bersama raja Lev. Siapakah y...
Luka di Atas Luka
447      299     0     
Short Story
DO NOT COPY MY STORY THANKS.
Confession
563      411     1     
Short Story
Semua orang pasti pernah menyukai seseorang, entah sejak kapan perasaan itu muncul dan mengembang begitu saja. Sama halnya yang dialami oleh Evira Chandra, suatu kejadian membuat ia mengenal Rendy William, striker andalan tim futsal sekolahnya. Hingga dari waktu ke waktu, perasaannya bermetamorfosa menjadi yang lain.
Drama untuk Skenario Kehidupan
10502      2132     4     
Romance
Kehidupan kuliah Michelle benar-benar menjadi masa hidup terburuknya setelah keluar dari klub film fakultas. Demi melupakan kenangan-kenangan terburuknya, dia ingin fokus mengerjakan skripsi dan lulus secepatnya pada tahun terakhir kuliah. Namun, Ivan, ketua klub film fakultas baru, ingin Michelle menjadi aktris utama dalam sebuah proyek film pendek. Bayu, salah satu anggota klub film, rela menga...
Reaksi Kimia (update)
5779      1533     7     
Romance
》Ketika Kesempurnaan Mengaggumi Kesederhanaan《 "Dua orang bersama itu seperti reaksi kimia. Jika kamu menggabungkan dua hal yang identik, tidak ada reaksi kimia yang di lihat. Lain halnya dengan dua hal yang berbeda disatukan, pasti dapat menghasilkan percikan yang tidak terduga" ~Alvaro Marcello Anindito~
Hello, Kapten!
1458      731     1     
Romance
Desa Yambe adalah desa terpencil di lereng Gunung Yambe yang merupakan zona merah di daerah perbatasan negara. Di Desa Yambe, Edel pada akhirnya bertemu dengan pria yang sejak lama ia incar, yang tidak lain adalah Komandan Pos Yambe, Kapten Adit. Perjuangan Edel dalam penugasan ini tidak hanya soal melindungi masyarakat dari kelompok separatis bersenjata, tetapi juga menarik hati Kapten Adit yan...
Magelang, Je t`aime!
667      501     0     
Short Story
Magelang kota yang jauh itu adalah kota tua yang dingin dan tinggal orang-orang lebut. Kecuali orang-orang yang datang untuk jadi tentara. Jika kalian keluar rumah pada sore hari dan naik bus kota untuk berkeliling melihat senja dan siluet. Kalian akan sepakat denganku. bahwa Magelang adalah atlantis yang hilang. Ngomong-ngomong itu bukanlah omong kosong. Pernyatanku tadi dibuktikan dengan data-d...
Senja (Ceritamu, Milikmu)
6625      1648     1     
Romance
Semuanya telah sirna, begitu mudah untuk terlupakan. Namun, rasa itu tak pernah hilang hingga saat ini. Walaupun dayana berusaha untuk membuka hatinya, semuanya tak sama saat dia bersama dito. Hingga suatu hari dayana dipertemukan kembali dengan dito. Dayana sangat merindukan dito hingga air matanya menetes tak berhenti. Dayana selalu berpikir Semua ini adalah pelajaran, segalanya tak ada yang ta...