Loading...
Logo TinLit
Read Story - Mic Drop
MENU
About Us  

Langit retak seperti kaca dilempar batu, dan batu itu... sepertinya sedang marah besar.

Kilatan petir membelah langit, menyisakan retakan seperti guratan tinta hitam di atas kanvas biru. Semua terdiam. Bahkan jangkrik yang biasanya nyaring, memilih resign sementara dari tugasnya.

“Tadi itu, aku ..., aku nggak salah denger, kan?” bisik MarChimmy, menyusup ke balik punggung MarJooni.

“Kalau maksudmu suara berat seperti raksasa lapar memanggil nama Serana, sayangnya ..., kamu benar,” jawab MarYoonGa, tenang tapi tidak santai.

Serana sendiri berdiri kaku. Mic ungu di tangannya bergetar. Seolah tahu, pemilik suara itu bukan sekadar figuran. Bukan pula cameo yang cuma lewat di adegan bonus. Sosok misterius itu adalah tokoh utama  sekaligus sumber dari segala masalah yang timbul.

Suara itu, keras, dalam, dan membawa ..., perasaan yang sulit untuk diterjemahkan. Namun, bukan perasaan romantis. Lebih seperti ..., dendam dingin yang dilapisi saus kebencian level pedas 10.

“Siapa itu?” tanya Serana, setengah berbisik, seperti berbicara kepada dirinya sendiri.

Semua mata beralih ke MarViTae. Ia selalu punya jawaban paling tidak menyenangkan.

“Nama itu hanya bisa dipanggil oleh ..., Orpheus.”

Suasana langsung mendadak membeku dan mencekam. Bahkan MarJayHop yang biasanya bercanda dan selalu ceria penuh tawa, kali ini terdiam. Satu-satunya suara adalah bunyi dedaunan kering yang ditiup angin dan terbang sehelai ke wajah MarJuki.

Sementara itu, di balik celah langit yang terbuka seperti pintu surga diservis, muncul siluet tunggi menjulang. Dengan rambut panjang berwarna perak, mengenakan jubah hitam dengan ujung berkibar seperti bayangan dan memiliki sepasang mata merah yang menyala. Hanya saja senyumnya seperti kucing yang baru mencuri semua ikan asin tetangga, masih setia mengawasi mereka.

“Mic ungu ..., sudah dipakai manusia,” gumamnya. “Tepat seperti yang kutulis dalam kutukan itu.”

Ia mengangkat tangannya. Sebuah mic berwarna biru gelap menyala di genggamannya.

“Sudah saatnya... dunia ingat siapa penguasa suara yang sebenarnya.”

****

Kembali ke desa Serana

MarJooni menjelaskan perlahan, “Orpheus adalah mantan pangeran Ethereal. Dulu, dia pemilik mic biru, yang memiliki kekuatan berupa suara pengubah ingatan. Namun, dia menggunakannya untuk hal-hal buruk. Mengubah kebenaran, memutar balik sejarah. Sampai akhirnya, dia diasingkan ke dimensi kosong.”

“Dan sekarang dia kembali,” gumam MarViTae. “Lewat mic ungu. Sebab, energi Serana membuka celah antar dunia.”

Serana menatap mic-nya, lebih tepatnya mic punya MarJuki. “Jangan salahkan aku, dong. Aku, kan, nggak tahu apa-apa.”

MarJuki menatapnya dalam-dalam. “Karena kamu bukan manusia biasa. Kamu terikat pada mic itu lebih erat dari siapa pun.”

MarChimmy mendekat, menatap Serana sambil tersenyum canggung. “Mungkin saja kamu reinkarnasi dari mic itu sendiri.”

Serana melotot. “Aku reinkarnasi dari benda elektronik? Nggak mungkin lah!" gerutunya merasa tak terima, seraya melipat kedua tangan di dada.

“Tapi bisa jadi lho!” timpal MarJayHop. “Kamu nyanyi, mic-nya nyala. Kamu berhenti, dunia tenang. Kamu sedih, mic-nya meledak dikit. Coincidence? I don't think so!”

Sebelum perdebatan terdengar semakin absurd, suara dari langit pun mulai menggema kembali.

“Serahkan mic itu ..., atau dunia kalian akan bernyanyi dalam penderitaan.”

Serana mendengkus kesal. “Dramatis amat, kayak sinetron."

"Silakan kalau kau sanggup merebutnya dari kami!" tantang MarJinny. Perasaan dia sama kesalnya dengan Serana. Namun, tak disangka, suara dari langit pun langsung menjawab tantangan itu. Retakan di permukaan langit membelah lebih lebar. Dari celah itu, turun sekelompok makhluk. Bukan manusia, bukan juga alien. Mereka memakai jaket panjang seperti dancer profesional, dengan mic-mic rusak tergantung di leher.

“Pasukan Eho,” desis MarJuki. “Pengikut Orpheus.”

MarJayHop mendesis, “Serius, nama pasukannya Eho?”

“Iya,” ucap MarYoonGa. “Echo. Pantulan suara. Keren, kan?”

“Hmm... masih terdengar kayak boyband gagal debut,” gumam MarChimmy.

Para pasukan Eho mulai mendarat, membawa gelombang suara seperti sirene yang membuat telinga menjadi gatal.

Serana melangkah maju, bersiap memasang kuda-kuda. “Kalau mereka mau mic ini ..., biar kuhadapi duluan.”

“Jangan gegabah!” MarJooni mencoba menahan, tapi terlambat. Serana dengan secepat kilat, tampak sudah berdiri di depan.

“Kalau benar aku terikat dengan mic ini ..., saatnya aku tahu alasannya.”

Ia menggenggam mic lebih erat dan menyanyi pelan-pelan. Lembut, tetapi gelombangnya melingkar, menabrak suara pasukan Eho hingga mereka terhuyung mundur.

MarViTae tercengang. “Luar biasa! Dia ..., dia menyanyikan lagu penyegel."

"Kok, bisa, sih? Padahal, nyanyian itu hanya bisa disenandungkan oleh Pangeran Ethereal," ujar MarChimmy heran sekaligus penasaran.

Serana sejenak menghentikan aksinya. Sorot matanya yang semula tampak bersemangat, kini berubah menjadi tatapan kosong. “Akhir-akhir ini, aku sering mendengar lagu ini lewat mimpi. Seseorang sering menyanyikannya untukku sewaktu aku masih kecil.”

MarJuki perlahan-lahan mendekat. “Serana, kamu mungkin bukan dari dunia ini.”

Gadis itu dengan cepat memalingkan wajah ke arah Marjuki. Wajahnya tampak menegang. “Maksud kamu apa, sih? Jangan buat aku jadi semakin overthinking.

Sebelum MarJuki bisa menjawab, suara berat Orpheus bergema lagi. Kini terasa lebih dekat.

“ Serana ..., anakku ..., pulanglah.”

Ketujuh pangeran Ethereal serempak menoleh ke arah Serana yang kini berdiri kaku. Mata gadis itu pun melebar.

“Ayah?” ucapnya lirih.

"Gawat, masa iya gadis secantik dia adalah anak dari Orpheus?" tanya MarJayHop. Raut wajahnya tak mampu menyembunyikan keterkejutan.

Keenam pangeran lainnya berdiri mendekati MarJayHop yang terlihat masih syok. Mereka bertujuh saling berangkulan sembari masih terpaku menyaksikan adegan dramatis perjumpaan ayah dan anak yang penuh haru biru.

"Aku pun masih berharap ini hanyalah prank atau sejenis April Mop," gumam MarJooni pelan, masih merasa tak percaya dengan sebuah fakta yang terpampang nyata di hadapannya.

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • azrilgg

    Ini juga bikin ngakak

    Comment on chapter Lost
Similar Tags
Kafa Almi Xavier (update>KarenaMu)
752      445     3     
Romance
Mengapa cinta bisa membuat seseorang kehilangan akal sehatnya padahal prosesnya sesederhana itu? Hanya berawal dari mata yang mulai terpikat, lalu berakhir pada hati yang perlahan terikat. °°°°##°°°° Berawal dari pesan berantai yang di kirim Syaqila ke seluruh dosen di kampusnya, hingga mengakibatkan hari-harinya menjadi lebih suram, karena seorang dosen tampan bernama Kafa Almi Xavier....
ALACE ; life is too bad for us
1053      640     5     
Short Story
Aku tak tahu mengapa semua ini bisa terjadi dan bagaimana bisa terjadi. Namun itu semua memang sudah terjadi
OUR PATH | MinYoon
380      261     1     
Fan Fiction
"Inilah jalan yang aku ambil. Tak peduli akan banyaknya penolakan masyarakat, aku akan tetap memilih untuk bersamamu. Min Yoongi, apapun yang terjadi aku akan selalu disimu." BxB Jimin x Yoongi Yang HOMOPHOBIC bisa tinggalkan book ini ^^
DestinaRE: The Destination
132      107     5     
Fantasy
Naito Midoriya awalnya hanya pemuda biasa yang menjalani kesehariannya hanya pergi kuliah pagi-pagi, kemudian pulang saat sudah tidak ada jadwal. Tidak suka merepotkan diri, mottonya hanya kuliah, lulus tepat waktu, dan dapat pekerjaan layak. Tapi semua berubah sejak hari di mana dia mendengar suara aneh. Dunianya dalam sekejap terbalik, berpindah ke tempat dimana tidak ada kedamaian. Situasi dun...
Can You Be My D?
94      87     1     
Fan Fiction
Dania mempunyai misi untuk menemukan pacar sebelum umur 25. Di tengah-tengah kefrustasiannya dengan orang-orang kantor yang toxic, Dania bertemu dengan Darel. Sejak saat itu, kehidupan Dania berubah. Apakah Darel adalah sosok idaman yang Dania cari selama ini? Ataukah Darel hanyalah pelajaran bagi Dania?
Waiting
1730      1282     4     
Short Story
Maukah kamu menungguku? -Tobi
Simbiosis Mutualisme
312      205     2     
Romance
Jika boleh diibaratkan, Billie bukanlah kobaran api yang tengah menyala-nyala, melainkan sebuah ruang hampa yang tersembunyi di sekitar perapian. Billie adalah si pemberi racun tanpa penawar, perusak makna dan pembangkang rasa.
My Naughty Wolf
10285      1446     3     
Fantasy
Rencana liburan musim dingin yang akan dihabiskan Elizabeth Brown di salah satu resor di pulau tropis bersama sahabat-sahabat terbaiknya hanya menjadi rencana ketika Ayahnya, pemilik kerajaan bisnis Brown Corp. , menantang Eli untuk menaikan keuntungan salah satu bisnisnya yang mulai merugi selama musim dingin. Brown Chemical Factory adalah perusahaan yang bergerak di bidang bahan kimia dan ter...
Anak-Anak Dunia Mangkuk
506      300     6     
Fantasy
Dunia ini seperti mangkuk yang biasa kalian pakai untuk makan dan minum. Kalian yang tinggal di lembah hidup di dasarnya, dan pegunungan batu yang mengelilingi lembah adalah dindingnya.
The Adventure of KANDINI
14167      2723     5     
Fantasy
Kandini adalah pejuang wanita yang banyak mengalami pengalaman yang sangat mengagumkan. Ikuti petualangannya ya!!!