Loading...
Logo TinLit
Read Story - Semu, Nawasena
MENU
About Us  

Di kediaman Akira.

"Akira sayang, tolong panggil Adik kamu di kamar ya, makan malam sama-sama!" teriak Mama Akira dari arah dapur, kepada putrinya yang kebetulan sedang bersantai di ruang keluarga sambil menonton televisi.

"Iya Ma!" balas Akira menyahuti perkataan wanita tersebut, dan segera beranjak pergi menaiki tangga menuju kamar sang adik.

*******

Di dalam kamar Rosalina, terlihat seorang gadis bersurai coklat tengah sibuk memotong sesuatu. Sesekali sudut bibirnya menyungging, ketika melihat hasil potongan kertas yang begitu rapi. 

"Yess, sekarang baru bener," ucap Rosalina melihat foto keluarga mereka di bingkai kayu.

"Adik, dipanggil Mama turun ke bawah buat makan malam," terdengar susulan suara Akira dari arah belakang, berdiri di ambang pintu kamar Rosalina.

"Iya-iya!" belungsang Rosalina kepada Akira, suasana hati yang semula senang seketika runtuh menjadi amarah.

"Ya udah sana! Ngapain masih berdiri di situ!" sambungnya kesal, sebab Akira masih saja berdiri di depan pintu kamarnya.

"Iya, Kakak minta maaf ya sudah bikin kamu marah," balas Akira tersenyum kecut, hatinya terdayuh. Kedatangan perempuan itu, selalu saja dianggap seperti benalu oleh si Adik.

Akira juga masih belum paham, kenapa Adik perempuannya itu bisa begitu benci kepada dirinya.

"Kamu habis gunting apa?" tanya Akira, melihat banyak sekali sisa potongan kertas berserakan di sekitar kasur Rosalina.

"Gak ada," balas Rosalina menyembunyikan bingkai foto tersebut di belakang punggungnya.

Semua hal mencurigakan itu membuat Akira penasaran, dia mulai mengambil langkah menghampiri Rosalina. Manik mata Akira dikejutkan, ketika mendapati foto dirinya berada di dalam tong sampah.

"Dek, ngapain foto Kakak dibuang?" tanya Akira bingung, sepotong kertas bergambar seorang remaja mengenakan dress hijau, berada di antara tumpukan sampah. Dengan perasaan sedih, Akira mengambilnya.

"Dek?" panggil Akira sekali lagi, namun masih tidak mendapatkan respon apapun dari Rosalina. Hingga, anak itu dibuat geram, tangan Akira langsung merenggut paksa pigura foto tersebut dari genggaman Adiknya.

"Kamu potong gambar Kakak dari foto keluarga, maksud kamu apa Rosa!" tanya Akira tersulut amarah.

"Karena Kakak sama sekali nggak pantas, berada di foto keluarga itu," balas Rosalina tak kalah tajamnya.

"Rosa benci sama Kakak! Gue malu harus punya saudara cewek macam lo!" ucapnya, lalu membanting benda persegi itu ke lantai, kepingan kaca berceceran kemana-mana, semuanya hancur tak tersisa.

"Gue berharap lo cepat mati, bersama penyakit ginjal lo itu!" pungkasnya, lalu berlari keluar kamar meninggalkan Akira seorang diri di dalam sana.

Tubuh Akira mematung, kata-kata kasar yang begitu menyakitkan dari mulut Rosalina terus saja berulang-ulang dalam pikirannya. Jujur, kalau boleh dikatakan, hati Akira sangat hancur sama seperti kepingan kaca tersebut. 

Kedua kakinya tertekuk, ia berjongkok seraya memunguti serpihan kaca yang berasal dari bingkai foto itu, Akira mengambilnya dengan sangat hati-hati. Jangan sampai ada yang tertinggal walau sebutir pun, "gue harus bersihin ini semua, jangan sampai kaki Rosa luka gara-gara kena kaca," ujar Akira masih sempat-sempatnya mengkhawatirkan Rosalina.

Di lantai bawah, lebih tepatnya di ruang makan. Seluruh anggota keluarga tengah berkumpul di sana untuk melaksanakan makan malam. Wewangian harum dari aroma makanan lezat tercium, sungguh menggugah selera.

"Tumben Mama masak banyak," ucap Tuan Alan, kepada istri cantiknya yakni Nyonya Nala. Wanita berbaju daster batik itu tersenyum, kedua tangannya sedang sibuk untuk menyiapkan piring, dan selang beberapa detik terlihat anak perempuan mereka Rosalina menuruni tangga.

"Rosa sayang, sini nak kita makan sama-sama!" ajak Tuan Alan.

"Iya Yah," balas Rosalina menganggukkan kepala, lalu berjalan menuju meja makan, mengambil duduk dekat Tuan Alan.

"Kakak kamu mana Rosa?" tanya Nyonya Nala.

"Gak tahu, masih di atas mungkin," balas Rosalina ketus dan langsung mengambil sepiring nasi. Namun, dengan segera Nyonya Nala memberikan pukulan kecil pada punggung tangan Rosalina.

"Jangan dulu! Tunggu Kakak kamu datang," tegur Nyonya Nala membuat Rosalina merenggut kesal.

"Buat apa? Buat apa Rosa harus nungguin Kakak? Dia bukan Kakak Rosa, Rosa benci sama dia!" 

"ROSALINA!" bentak Nyonya Nala naik pitam, tatapan yang semula teduh berubah menjadi tajam. 

"Mama," panggil Akira yang baru saja tiba, berdiri di belakang Nyonya Nala. "Jangan bentak Adik Ma, kasihan," pinta Akira.

"Huh," dengkus Nyonya Nala, dia tidak tahu lagi apa yang sudah terjadi pada kedua putrinya itu, soal Rosalina yang begitu membenci Akira, namun gadis itu sangat menyayangi Adiknya.

"Duduklah!" suruh Nyonya Nala kepada Akira agar segera duduk di kursi makan.

Makan malam bersama pun dimulai, sebab  tak mau lingkup sunyi menyelimuti suasana, Tuan Alan berusaha mencairkan keadaan dengan membicarakan beberapa topik yang mereka suka. Kedua orang tua itu selalu saja mencoba di berbagai kesempatan, untuk dapat menyatukan kembali sepasang Kakak beradik tersebut.

"Ma, boleh minta tolong ambilin gelas susu aku?" pinta Akira kepada Nyonya Nala sebab kesulitan mengambil gelas susu vanilla nya, yang jaraknya cukup jauh dari tempatnya berada.

"Iya sayang," angguk Nyonya Nala, lalu hendak mengambil segelas susu vanilla tersebut, namun dengan cepat Rosalina langsung merebutnya.

"Kakak mau minum susu?" tanya Rosalina.

PYAR!

Melemparkan segelas susu itu begitu saja ke arah lantai. "Minum tuh di lantai, lo kan he*wan," sarkasnya tersenyum licik.

"Rosa!" bentak Nyonya Nala seraya menggebrak meja, sekarang emosinya benar-benar tak terkontrol, anak itu benar-benar sudah terlewat batas. Kata-kata terakhir yang barusan Rosalina ucap, berhasil menyulut kemarahan Nyonya Nala.

"Itu Kakak kamu Rosa! Dimana sopan santun kamu! Siapa yang mengajari kamu berkata kurang ajar seperti itu!"

"Dia bukan Kakak aku Ma! Aku tidak mau mengakui dia sebagai Kakak!" balas Rosalina.

"Mana ada anak SMA jaman sekarang masih minum susu? Kelakuan jijik macam bayi, benci gue!" pungkas Rosalina menuding penuh kebencian ke arah Akira, lalu berlari ke atas tangga kembali ke kamarnya.

"Rosa!" teriak Nyonya Nala.

Kepala Akira tertunduk, pandangannya menyapu pada pecahan gelas itu, dengan genangan susu vanilla yang baru saja ingin ia minum. "Sorry Rosa, gue masih belum bisa menjadi seorang Kakak yang lo mau," batin Akira sedih.

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Haruskah Ku Mati
53205      5910     65     
Romance
Ini adalah kisah nyata perjalanan cintaku. Sejak kecil aku mengenal lelaki itu. Nama lelaki itu Aim. Tubuhnya tinggi, kurus, kulitnya putih dan wajahnya tampan. Dia sudah menjadi temanku sejak kecil. Diam-diam ternyata dia menyukaiku. Berawal dari cinta masa kecil yang terbawa sampai kami dewasa. Lelaki yang awalnya terlihat pendiam, kaku, gak punya banyak teman, dan cuek. Ternyata seiring berjal...
Katamu
3060      1163     40     
Romance
Cerita bermula dari seorang cewek Jakarta bernama Fulangi Janya yang begitu ceroboh sehingga sering kali melukai dirinya sendiri tanpa sengaja, sering menumpahkan minuman, sering terjatuh, sering terluka karena kecerobohannya sendiri. Saat itu, tahun 2016 Fulangi Janya secara tidak sengaja menubruk seorang cowok jangkung ketika berada di sebuah restoran di Jakarta sebelum dirinya mengambil beasis...
Story of April
2579      919     0     
Romance
Aku pernah merasakan rindu pada seseorang hanya dengan mendengar sebait lirik lagu. Mungkin bagi sebagian orang itu biasa. Bagi sebagian orang masa lalu itu harus dilupakan. Namun, bagi ku, hingga detik di mana aku bahagia pun, aku ingin kau tetap hadir walau hanya sebagai kenangan…
Kainga
1413      816     12     
Romance
Sama-sama menyukai anime dan berada di kelas yang sama yaitu jurusan Animasi di sekolah menengah seni rupa, membuat Ren dan enam remaja lainnya bersahabat dan saling mendukung satu sama lain. Sebelumnya mereka hanya saling berbagi kegiatan menyenangkan saja dan tidak terlalu ikut mencampuri urusan pribadi masing-masing. Semua berubah ketika akhir kelas XI mereka dipertemukan di satu tempat ma...
LINN
13702      2059     2     
Romance
“Mungkin benar adanya kita disatukan oleh emosi, senjata dan darah. Tapi karena itulah aku sadar jika aku benar-benar mencintaimu? Aku tidak menyesakarena kita harus dipertemukan tapi aku menyesal kenapa kita pernah besama. Meski begitu, kenangan itu menjadi senjata ampuh untuk banggkit” Sara menyakinkan hatinya. Sara merasa terpuruk karena Adrin harus memilih Tahtanya. Padahal ia rela unt...
Warisan Kekasih
1063      701     0     
Romance
Tiga hari sebelum pertunangannya berlangsung, kekasih Aurora memutuskan membatalkan karena tidak bisa mengikuti keyakinan Aurora. Naufal kekasih sahabat Aurora mewariskan kekasihnya kepadanya karena hubungan mereka tidak direstui sebab Naufal bukan seorang Abdinegara atau PNS. Apakah pertunangan Aurora dan Naufal berakhir pada pernikahan atau seperti banyak dicerita fiksi berakhir menjadi pertu...
CHERRY & BAKERY (PART 1)
4307      1158     2     
Romance
Vella Amerta—pindah ke Jakarta sebagai siswi SMA 45. Tanpa ia duga kehidupannya menjadi rumit sejak awal semester di tahun keduanya. Setiap hari dia harus bertemu dengan Yoshinaga Febriyan alias Aga. Tidak disangka, cowok cuek yang juga saingan abadinya sejak jaman SMP itu justru menjadi tetangga barunya. Kehidupan Vella semakin kompleks saat Indra mengajaknya untuk mengikuti les membuat cu...
Monday vs Sunday
216      173     0     
Romance
Bagi Nara, hidup itu dinikmati, bukan dilomba-lombakan. Meski sering dibandingkan dengan kakaknya yang nyaris sempurna, dia tetap menjadi dirinya sendiricerewet, ceria, dan ranking terakhir di sekolah. Sementara itu, Rei adalah definisi murid teladan. Selalu duduk di bangku depan, selalu ranking satu, dan selalu tampak tak peduli pada dunia luartermasuk Nara yang duduk beberapa meja di belaka...
Niscala
356      239     14     
Short Story
Namanya Hasita. Bayi yang mirna lahirkan Bulan Mei lalu. Hasita artinya tertawa, Mirna ingin ia tumbuh menjadi anak yang bahagia meskipun tidak memiliki orang tua yang lengkap. Terima kasih, bu! Sudah memberi kekuatan mirna untuk menjadi seorang ibu. Dan maaf, karena belum bisa menjadi siswa dan anak kebanggaan ibu.
The Diary : You Are My Activist
14872      2528     4     
Romance
Kisah tentang kehidupan cintaku bersama seorang aktivis kampus..