Loading...
Logo TinLit
Read Story - Yang Terindah Itu Kamu
MENU
About Us  

Sepertinya momen indah dan langka duduk bersama Ranti tidak akan aku dapatkan lagi. Aku menghela napas panjang saat pelajaran Bahasa Indonesia berakhir dan mengharuskan aku kembali ke bangkuku asal. Selain itu Erwin juga sudah kembali dari rapat OSISnya.

“Kenapa, Dit? Kok manyun gitu?” tanya Erwin sambil menghempaskan pantatnya di bangku sebelahku.

“Gak papa. Gimana rapat OSIS-nya, beres?” Erwin hanya mengangguk.

“Oh ya, Dit. Lusa kita udah mulai pertandingan kayaknya kalau kita lolos sampai final bakal bolos sekolah, nih.”

Aku hampir lupa kalau ada pertandingan futsal yang harus aku ikuti. Benar kata Erwin, konsekuensinya adalah bolos sekolah dan tidak mengikuti pelajaran. Itu artinya aku tidak akan bertemu makhluk manis di depanku ini untuk beberapa hari ke depan.

Aku menghela napas panjang sambil mengamati Ranti yang tampak sibuk bercengkrama dengan Ana. Aku membayangkan kalau Ranti akan ikut menonton pertandingan futsal yang aku mainkan lusa. Ya ... semoga saja seperti itu.

Hari yang aku tunggu tiba, timku lolos masuk final setelah memenangkan beberapa kali pertandingan. Aku senang sekali. Ini adalah salah satu momen kebanggaanku. Pertandingan final diadakan siang hari dan kebetulan ini adalah jam pulang sekolah. Aku sangat berharap banyak teman-temanku yang akan datang untuk memberi semangat. Termasuk Ranti, tapi rasanya tidak mungkin gadis introvert itu datang dan ikut bersenang-senang di acara seperti ini.

“Hei, kita ngumpul dulu, yuk!!” panggil Pak Bowo pelatih kami.

Sebelum pertandingan dimulai Pak Bowo memberi banyak pengarahan. Beliau juga mengingatkan akan beberapa kesalahan yang kami lakukan di pertandingan terakhir. Beliau berharap kesalahan itu tidak terjadi lagi di babak final ini.

“Oke, lakukan yang terbaik!!! Menang dan juara itu adalah bonusnya!!” Pak Bowo memberi semangat.

Aku dan beberapa rekanku berkumpul saling berpelukan memberi semangat. Kemudian kami bersiap masuk ke lapangan. Suara riuh reda penonton menyambut kehadiran kami. Mataku menyapu sekilas ke bangku penonton. Di sana banyak sekali teman sekolahku berkumpul. Aku senang, semangatku semakin menggebu, tapi aku sama sekali tak menemukan gadis manis pujaanku itu.

“Dia tidak datang,” gumamku lirih.

Erwin yang berjalan di sebelahku menoleh sambil mengernyitkan alis. “Ranti maksudmu, Dit.”

Erwin ternyata tahu siapa sosok yang sedang aku pikirkan. Aku hanya tersenyum sambil mengangguk.

“Tenang, Dit. Masih banyak yang dukung kita, kok. Meski itu bukan Ranti.” Erwin memberiku semangat dan aku hanya mengangguk sambil tersenyum.

Benar kata Erwin, aku tidak boleh mengecewakan dukungan temanku yang lain meski tanpa kehadiran Ranti. Aku akan memberi performa terbaikku hari ini.

Suara peluit sudah terdengar dibunyikan, pertandingan dimulai. Dari awal pertandingan tim kami sudah menyerang hingga membuat kedudukan satu kosong. Aku senang, kami bisa memimpin di awal pertandingan. Namun, beberapa menit sebelum istirahat minum. Tim kami kebobolan sehingga menyebabkan kedudukan seri.

Pak Bowo kembali memberi kami intruksi saat istirahat tadi. Aku mencoba konsentrasi penuh meski sedikit kecewa karena gadis yang aku puja tak kunjung datang. Usai istirahat, peluit dibunyikan. Kami kembali masuk ke lapangan. Baru awal pertandingan kami sudah kebobolan, timku ketinggalan satu poin. Untungnya kami bisa mengejar sehingga kedudukan kembali seri.

Tinggal sepuluh menit pertandingan akan berakhir. Jika kami masih seri, mungkin akan ada babak perpanjangan waktu dan tentu saja itu menguras tenaga kami. Aku menghentikan lariku dan memilih ke pinggir lapangan untuk membetulkan tali sepatuku yang lepas.

Entah mengapa saat aku sedang menunduk, aku merasa ada yang sedang memperhatikan. Perlahan aku mengangkat kepala dan tak kusangka mata almond milik gadis pujaanku itu sedang menatapku tak berkedip.

“Ranti ... ,” gumamku lirih.

Banyak rasa yang tiba-tiba membuat dadaku bergelora dan bersemangat. Ranti sedang berdiri di pinggir lapangan sambil memperhatikan aku. Sejak kapan dia ada di sana? Kenapa juga aku tidak melihatnya sedari tadi? Apa dia sudah lama berada di sana?

“Dit!!! Buruan!!” panggil Erwin menginterupsi.

Aku mengangguk, sekali lagi aku menyunggingkan sebuah senyuman yang langsung dibalas senyum manis olehnya. Entah mengapa aku merasa mendapat semangat baru untuk melakukan serangan. Di menit terakhir pertandingan, timku berhasil menambahkan nilai dan kali ini atas peran sertaku. Dimas memberiku umpan yang langsung aku tendang menuju gawang.

“GOOLLL!!!” sorak sorai semua penonton menunjukkan histerianya.

Tentu saja aku senang bukan main. Semua anggota tim langsung menyerbu diriku dan mengangkatku tinggi-tinggi. Bahkan aku bisa melihat gadis cantik pujaanku itu sedang tersenyum ke arahku. Sepertinya Tuhan memang sengaja mendatangkan dia kepadaku di saat-saat terakhir seperti tadi.

Selang beberapa saat ceremony pemberian hadiah juara pertama dilakukan, tentu saja aku tidak bisa langsung pulang. Padahal aku ingin sekali segera berhambur ke penonton dan menemui Ranti. Satu persatu anggota tim maju untuk menerima medali. Kemudian kami berfoto bersama. Rasa bangga, haru bercampur aduk jadi satu.

Usai pemberian medali harusnya kami bisa kembali ke tempat ganti, tapi tidak disangka semua teman suporter malah berhambur ke lapangan dan sibuk memberi ucapan. Terang saja aku dan Dimas yang paling banyak dikerubuti. Padahal aku berharap, ingin segera berhambur ke Ranti.

“Adit!! Selamat, Dit!!” ucap temanku. Tak bosan aku menjawab ucapan selamat mereka, tak lupa juga aku membalas jabat tangan mereka.

Di tengah kerumunan itu, aku sibuk mencari Ranti. Aku berharap dia mau menungguku. Aku masih melihat Ranti berdiri di tempatnya, di pinggir lapangan. Dia hanya terdiam menatapku dari jauh. Banyak sekali rasa bangga yang terlihat dari matanya. Aku berusaha menyibak kerumunan untuk menghampirinya.

Namun, tiba-tiba Ranti menoleh sambil menganggukkan kepala lalu berlalu pergi begitu saja. Mataku mengejar, mencari sosoknya, aku tidak mau kehilangan dia begitu saja. Aku ingin mengucapkan terima kasih, karena dengan hadirnya bisa memberiku semangat membara dan melakukan yang terbaik di pertandingan.

Ranti menghentikan langkahnya seakan tahu kalau aku sedang mencarinya. Seakan menunggu, dia menoleh ke arahku lalu tersenyum dan berpamitan pergi begitu saja. Aku berlari mengejar, aku harap aku bisa menemuinya sekali saja.

“RANTI!!!” panggilku begitu sudah keluar arena lapangan futsal.

Aku celinggukan menoleh ke sana ke mari mencari sosoknya. Dia sudah menghilang. Aku menghela napas panjang dengan lesu. Padahal aku ingin membagi kebahagiaanku dengannya. Aku masih terdiam sambil terus mengedarkan pandangan berharap aku bisa menemukan sosok pujaanku itu.

“Dit!!” Lagi-lagi Erwin membuyarkan lamunanku.

Aku menoleh dengan napas tersenggal menatap Erwin.

“Kamu cari siapa? Ranti?”

Aku tidak menjawab hanya menganggukkan kepala, rasanya aku sudah tidak punya tenaga untuk bersuara.

“Ranti udah pulang bareng Arik dan anak-anak yang lain, tadi aku ketemu di sana.”

Aku hanya membisu, lagi-lagi aku dikalahkan oleh keadaan dan waktu. Entah mengapa seketika aku merasa sangat lelah. Dia sudah membawa separuh semangatku pergi, dia juga yang membawa semangatku membara. Dialah Ranti, gadis pembakar semangatku.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
EMOSI PENUH CINTA
685      470     1     
Short Story
Kebahagian itu hanyalah pantas didapatkan bagi orang – orang yang mampu menunggu ,kebahagian itu datang dengan sabar dan lapang dada. Begitu pula karakter dalam cerita ini Amin sosok pria yang arogan namun karna kesabaran putri kekasihnya Amin menjadi pria yang mau intropeksi diri serta sabar atas setiap masalah yang di alami.Namun Putri pergi meninggalkan Amin berharap agar pria ini dapat men...
Just Another Hunch
491      339     3     
Romance
When a man had a car accident, it\'s not only his life shattered, but also the life of the ones surrounding him.
Sacrifice
6792      1729     3     
Romance
Natasya, "Kamu kehilangannya karena itu memang sudah waktunya kamu mendapatkan yang lebih darinya." Alesa, "Lalu, apakah kau akan mendapatkan yang lebih dariku saat kau kehilanganku?"
Story of April
2570      916     0     
Romance
Aku pernah merasakan rindu pada seseorang hanya dengan mendengar sebait lirik lagu. Mungkin bagi sebagian orang itu biasa. Bagi sebagian orang masa lalu itu harus dilupakan. Namun, bagi ku, hingga detik di mana aku bahagia pun, aku ingin kau tetap hadir walau hanya sebagai kenangan…
Love 90 Days
4577      1859     2     
Romance
Hidup Ara baikbaik saja Dia memiliki dua orangtua dua kakak dan dua sahabat yang selalu ada untuknya Hingga suatu hari seorang peramal mengatakan bila ada harga yang harus dibayar atas semua yang telah dia terima yaitu kematian Untuk membelokkan takdir Ara diharuskan untuk jatuh cinta pada orang yang kekurangan cinta Dalam pencariannya Ara malah direcoki oleh Iago yang tibatiba meminta Ara untu...
Ayugesa: Kekuatan Perempuan Bukan Hanya Kecantikannya
7794      2380     204     
Romance
Nama adalah doa Terkadang ia meminta pembelajaran seumur hidup untuk mengabulkannya Seperti yang dialami Ayugesa Ada dua fase besar dalam kehidupannya menjadi Ayu dan menjadi Gesa Saat ia ingin dipanggil dengan nama Gesa untuk menonjolkan ketangguhannya justru hariharinya lebih banyak dipengaruhi oleh keayuannya Ketika mulai menapaki jalan sebagai Ayu Ayugesa justru terus ditempa untuk membu...
Broken Wings
1315      785     0     
Inspirational
Hidup dengan serba kecukupan dan juga kemewahan itu sudah biasa bagiku. Jelas saja, kedua orang tuaku termasuk pengusaha furniture ternama dieranya. Mereka juga memberiku kehidupan yang orang lain mungkin tidak mampu membayangkannya. Namun, kebahagiaan itu tidak hanya diukur dengan adanya kekayaan. Mereka berhasil jika harus memberiku kebahagian berupa kemewahan, namun tidak untuk kebahagiaan s...
Lovebolisme
167      147     2     
Romance
Ketika cinta terdegradasi, kemudian disintesis, lalu bertransformasi. Seperti proses metabolik kompleks yang lahir dari luka, penyembuhan, dan perubahan. Alanin Juwita, salah seorang yang merasakan proses degradasi cintanya menjadi luka dan trauma. Persepsinya mengenai cinta berubah. Layaknya reaksi eksoterm yang bernilai negatif, membuang energi. Namun ketika ia bertemu dengan Argon, membuat Al...
Katanya Buku Baru, tapi kok???
507      345     0     
Short Story
JAR OF MEMORIES
622      418     1     
Short Story
and story about us a lot like a tragedy now