Loading...
Logo TinLit
Read Story - Seharap
MENU
About Us  

Tanpa sadar Tisha mengulum senyum melihat orang-orang yang tengah menikmati hasil olahannya. Entah kenapa, tetapi hatinya merasakan sesuatu semacam kehangatan. Mungkin karena selama ini yang memakan masakannya hanya Riana, jadi Tisha merasa biasa saja melihatnya. Berbeda dengan sekarang, sedikit keharuan menyusup ke sanubarinya ketika menyaksikan lahapnya orang-orang panti.

Kurang lebih satu jam sudah berlalu, ketiganya sudah berada di Panti Lentera Asa. Kedatangan mereka tadi yang bertepatan dengan selesainya anak-anak berolahraga pagi, disambut dengan hangat. Anak-anak terlihat begitu gembira, terlebih saat tahu mereka membawa banyak makanan. Setelah mandi, langsung saja anak-anak itu menyerbu wadah-wadah yang sudah ibu panti tata di ruang makan.

“Uh ... kenyang.” Nala berseloroh sambil mengusap-usap perutnya.

“Katakan apa, Dek?” ucap Sawala yang berada di kanan Nala.

Nala menyengir. “Alhamdulillah.”

“Pintarnya,” puji Riana yang berada di sisi lain Nala sambil mengusap kepala anak itu. “Enak makanannya?”

Nala mengangguk antusias. “Sangat enak, Kak. Aku suka jus wortelnya, enggak pahit. Buatan Kakak, ya?”

Riana terkekeh. “Bukan. Kakak mah enggak bisa masak. Ini semua buatan Kak Tisha.”

Netra Nala yang memancar binar beralih pada Tisha. “Waah ... Kak Tisha keren! Aku suka minuman Kakak.”

Pipi Tisha bersemu. “Terima kasih.”

“Sama-sama. Semoga nanti aku bisa rasain lagi, ya, hehe,” balas Nala tanpa malu-malu, diikuti kekehan ringan.

“Iya, boleh.” Sahutan itu begitu lancar lolos dari bibir Tisha. Dia melakukannya secara spontan, dan begitu tersadar dia jadi menggigit bibir bawah. Kok jadi begini? Dia kan tidak mau melibatkan diri lagi, lalu bagaimana sekarang bisa menghindar setelah menyatakan janji? Tisha tidak mungkin menarik kembali perkataannya. Sorot harap Nala mulai membius, membuat Tisha tidak tega, tiba-tiba saja dia begitu ingin menjaga perasaan anak itu.

Selanjutnya, Tisha terus bergulat dengan pertentangan batin. Bahkan saat Riana dan Sawala mengajak anak-anak itu untuk bermain dan bernyanyi bersama, Tisha hanya mengatupkan bibir. Dia duduk agak jauh, tetapi tetap memperhatikan keasyikan mereka.

“Kak!”

Tisha baru tersadar karena panggilan itu. Saat menoleh, didapatiya Nala sedang tersenyum. Tisha berdeham. “Ada apa?”

Nala menggerak-gerakkan badan tak keruan. “Nala boleh minta tolong sama Kakak?”

Tisha mengernyit. “Apa?”

“Ini.” Malu-malu Nala mengangsurkan selembar kertas. “Nala lagi belajar huruf bersambung, tapi hasilnya ... jelek. Barusan kata Kak Riana minta tolong ke Kak Tisha, karena Kak Riana dan Kak Sawala lagi ngajarin yang lain.”

Tisha hampir berdecak karena Riana main seenaknya saja. Namun, begitu melihat goresan di kertas Nala, dia sontak meringis. Bentuk tulisannya memang cukup berantakan. Jarak huruf satu dengan yang lainnya terlalu berdempetan, sementara lengkungan tiap hurufnya terlalu ramping, sekilas malah seperti sandi rumput.

Itu membuat Tisha gemas. Meskipun tidak terlalu pintar, tetapi urusan menulis Tisha merasa cukup rapi. Dia selalu menggerakkan pensil dengan penuh penjiwaan. Maka, melihat tulisan Nala, membuat Tisha tidak tahan ingin membenarkan.

Tisha mengembalikan kertas pada Nala. Seketika aura muka Nala meredup. Gadis kecil itu merasa ditolak dan hendak beranjak.

Namun, Tisha menahan tangan mungil itu. “Sini, duduk, aku mau lihat cara nulis kamu dulu.”

Mimik Nala kembali semringah. Dengan semangat dia mengangguk-angguk, kemudian bersila di karpet, bersisian dengan Tisha, mulai menggerakkan pensilnya.

“Begini, Kak.” Nala menunjuk sebaris kalimat pembuatannya 'Nala suka wortel'.

Tisha pun meminta izin untuk mengambil alih alat tulis Nala, kemudian menyuruh Nala mengamatinya yang akan menulis ulang nama mereka secara perlahan-lahan.

“Wah, bagus banget!” Nala bersorak sampai bertepuk tangan begitu Tisha mengangkat kertas.

Sekali lagi, Nala berhasil membuat pipi dan hati Tisha menghangat. Dia senang dengan pujian yang dilontarkan gadis kecil itu, terdengar begitu polos penuh ketulusan.

“Mari kita belajar!” Kadung semangat, tangan Tisha melingkari tubuh Nala sampai jemarinya bertengger di atas punggung tangan anak perempuan itu. Setelah menanyakan kenyamanan Nala, Tisha mulai membimbing untuk membuat huruf 'a'. “Bikin perutnya lebih gendutan, terus ... ekornya agak panjang, biar enggak terlalu mepet sama yang lainnya.”

“Wah, jadi bagus, lebih kebaca!” Nala kegirangan.

Tisha pun ikut senang. Detik-detik berikutnya dia lewati dengan suasana hati yang baik.

***

Tahu-tahu satu jam sudah berlalu, anak-anak yang lain mulai memasuki kamar masing-masing karena sudah waktunya tidur siang. Riana pun sudah berbisik mengajak pulang. Jelas, Tisha tak membuang waktu untuk menurut.

Namun, pergerakan Tisha untuk bangun, terhenti karena permintaan Nala.

“Sebentar, Kak.” Nala berlari menuju kamarnya. Tak lama kemudian kembali dengan sebuah gulungan kertas yang diikat karet kepang. “Ini untuk Kakak.”

Dengan kaku Tisha menerimanya. Kemudian mengikuti Riana dan Sawala berpamitan pada ibu panti, sampai menuju ambang pintu.

“Nanti main lagi, ya, Kak!” Nala berteriak.

Tisha hanya menoleh sekilas dengan senyum canggung. Entahlah, dia bingung dengan perasaan sendiri. Lebih baik dia suka atau tidak pada gadis apresiatif itu?

***

“Mandi, Sha!” Riana berseru sembari berjalan memasuki ruang keluarga.

Tisha menoleh singkat, tanpa menyahut, kembali menekuni selembar kertas di tangan.

“Lihat apa, sih?” Riana mendekat ke punggung sang adik.

Tisha menghela napas, cepat menyodorkan kertas itu agar Riana menjauh.

Riana duduk di sebelah Tisha. “Ini yang dari Nala tadi?”

Tisha menghela napas. “Bikin beban banget.”

“Lho?” Riana mengernyit. “Teteh perhatikan dia bukan anak yang bandel, malah penurut dan santun banget. Di mana bikin bebannya?”

Tisha menunjuk kertas. “Coba lihat tulisannya.”

Riana meneliti isi lembaran itu. Ada gambar dua orang yang bergandengan tangan. Satu berkuncir dua, di bawahnya tertulis 'Nala'. Sedang satu lagi ukurannya lebih besar, berbaju panjang, tulisannya 'Kakak Baik'.

“Ini ... kamu?” Riana mengusap dagu.

Tisha menjatuhkan punggung ke sandaran sofa. “Iya. Itu beban banget. Aku bukan orang baik.”

“Kata siapa?” Suara Riana agak meninggi. Meski sering mengomeli Tisha, tetapi Riana tidak pernah sedikit pun menganggap Tisha tak baik.

“Ya ....” Tisha mengusap wajah kasar. “Emang ada orang baik yang suka abai? Saat dulu Nala jatuh kan aku mengabaikan dia. Kok bisa dia bilang aku baik?”

Riana menyimpan kertas di meja, lalu mengusap kepala Tisha. “Kamu itu punya dasar untuk menjadi baik. Hanya sedikit kurang diasah aja.”

Tisha menoleh lemas. “Bisa gitu?”

Riana tersenyum. Melihat raut wajah Tisha yang bimbang, Riana malah terharu. Karena menurut Riana itu tanda bahwa Tisha sudah mulai tertarik untuk memperbaiki diri. “Bisa dong. Banget malah. Asal kamu mau niat dan usaha.”

“Caranya?”

“Kata kamu Sawala mau ngejar sebaik-baiknya manusia, kan? Ya udah coba tiru apa yang dia lakukan. Sekalian lanjutin tantangan tambahan dari Teteh.”

Tisha mendongak. Ah, entahlah. Apa dia sanggup?

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Dandelion
6616      1813     0     
Romance
Kuat, Cantik dan Penuh Makna. Tumbuh liar dan bebas. Meskipun sederhana, ia selalu setia di antara ilalang. Seorang pemuda yang kabur dari rumah dan memilih untuk belajar hidup mandiri. Taehyung bertemu dengan Haewon, seorang gadis galak yang menyimpan banyak masalah hidup.
My Soulmate Coco & Koko
6318      1978     0     
Romance
Menceritakan Isma seorang cewek SMA yang suka dengan hewan lucu yaitu kucing, Di hidupnya, dia benci jika bertemu dengan orang yang bermasalah dengan kucing, hingga suatu saat dia bertemu dengan anak baru di kelasnya yg bernama Koko, seorang cowok yang anti banget sama hewan yang namanya kucing. Akan tetapi mereka diharuskan menjadi satu kelompok saat wali kelas menunjuk mereka untuk menjadi satu...
Percayalah , rencana Allah itu selalu indah !
151      111     2     
True Story
Hay dear, kali ini aku akan sedikit cerita tentang indahnya proses berhijrah yang aku alami. Awal mula aku memutuskan untuk berhijrah adalah karena orang tua aku yang sangat berambisi memasukkan aku ke sebuah pondok pesantren. Sangat berat hati pasti nya, tapi karena aku adalah anak yang selalu menuruti kemauan orang tua aku selama itu dalam kebaikan yaa, akhirnya dengan sedikit berat hati aku me...
Tanpa Kamu, Aku Bisa Apa?
121      96     0     
Romance
Tidak ada yang pernah tahu bahwa pertemuan Anne dan Izyan hari itu adalah hal yang terbaik bagi kehidupan mereka berdua. Anne tak pernah menyangka bahwa ia akan bersama dengan seorang manager band indie dan merubah kehidupannya yang selalu menyendiri menjadi penuh warna. Sebuah rumah sederhana milik Anne menjadi saksi tangis dan canda mereka untuk merintis 'Karya Tuhan' hingga sukses mendunia. ...
Memoreset (Sudah Terbit)
3825      1440     2     
Romance
Memoreset adalah sebuah cara agar seluruh ingatan buruk manusia dihilangkan. Melalui Memoreset inilah seorang gadis 15 tahun bernama Nita memberanikan diri untuk kabur dari masa-masa kelamnya, hingga ia tidak sadar melupakan sosok laki-laki bernama Fathir yang menyayanginya. Lalu, setelah sepuluh tahun berlalu dan mereka dipertemukan lagi, apakah yang akan dilakukan keduanya? Akankah Fathir t...
GAARA
8345      2553     14     
Romance
"Kalau waktu tidak dapat menyembuhkan luka, maka biarkan aku menjadi mentari yang dapat membuat hidupmu bahagia." Genandra Mahavir Aditama, si kutub Utara yang dipaksa untuk mencintai seorang perempuan bernama Akira Magenta Valencia, dalam kurun waktu lima belas hari saja. Genandra diminta agar bersikap baik dan memperlakukan gadis itu sangat spesial, seolah-olah seperti dia juga mencin...
Miracle of Marble Box
3130      1352     2     
Fantasy
Sebuah kotak ajaib yang berkilau ditemukan di antara rerumputan dan semak-semak. Alsa, Indira dan Ovi harus menyelesaikan misi yang muncul dari kotak tersebut jika mereka ingin salah satu temannya kembali. Mereka harus mengalahkan ego masing-masing dan menggunakan keahlian yang dimiliki untuk mencari jawaban dari petunjuk yang diberikan oleh kotak ajaib. Setiap tantangan membawa mereka ke nega...
Aku baik-baik saja ¿?
3706      1381     2     
Inspirational
Kayla dituntut keadaan untuk menjadi wanita tangguh tanpa harus mengeluh, kisah rumit dimulai sejak ia datang ke pesantren untuk menjadi santri, usianya yang belum genap 17 tahun membuat anak perempuan pertama ini merasa banyak amanah yang dipikul. kabar tentang keluarganya yang mulai berantakan membuat Kayla semakin yakin bahwa dunianya sedang tidak baik-baik saja, ditambah dengan kisah persaha...
Bittersweet My Betty La Fea
4592      1464     0     
Romance
Erin merupakan anak kelas Bahasa di suatu SMA negeri. Ia sering dirundung teman laki-lakinya karena penampilannya yang cupu mirip tokoh kutu buku, Betty La Fea. Terinspirasi dari buku perlawanan pada penjajah, membuat Erin mulai berani untuk melawan. Padahal, tanpa disadari Erin sendiri juga sering kali merundung orang-orang di sekitarnya karena tak bisa menahan emosi. Di satu sisi, Erin j...
Under The Moonlight
2178      1082     2     
Romance
Ini kisah tentang Yul dan Hyori. Dua sahabat yang tak terpisahkan. Dua sahabat yang selalu berbagi mimpi dan tawa. Hingga keduanya tak sadar ‘ada perasaan lain’ yang tumbuh diantara mereka. Hingga keduanya lupa dengan ungkapan ‘there is no real friendship between girl and boy’ Akankah keduanya mampu melewati batas sahabat yang selama ini membelenggu keduanya? Bagaimana bisa aku m...