Read More >>"> The Maze Of Madness (11. The Revealing Stitches ) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - The Maze Of Madness
MENU
About Us  

Nora kembali ke dunia nyata dengan kondisi yang secara mengejutkan amat sangat normal.

Ia mengepalkam tangan, bernafas dengan kelegaan dan semangat baru dalam benaknya. Ia kini tahu apa yang akan dilakukan meski masih khawatir akan pendapat Kieran. Pasalnya laki-laki itu mencengkram bahunya dengan sangat erat dan panik bukan main. Matanya menelusuri wajah Nora dengan pupil gemetaran, nafas yang memburu.

"Kau tak bisa kucapai selama lima belas menit. Kupikir aku akan kehilanganmu." Ia berucap dalam satu tarikan.

Nora menepuk-nepuk lengannya dengan bingung. "Hanya lima belas menit, Kieran. Aku baik-baik saja."

"Aku tak tahu kau bisa melakukan itu."

"Aku juga tidak."

Kieran mengangguk, tak ingin menyuarakan kebingungannya lebih dulu. "Baiklah. Apa yang kau dapatkan?"

"Itu... ada seorang pria, dia terluka di sini. Sekarat, sebenarnya. Dia mengatakan kalau Alhok tak mungkin dikalahkan dengan perkelahian fisik atau hal semacam itu. Kurasa dia memiliki pengalaman melawan makhluk itu lebih banyak daripada Julie Ward." Nora sepintas menyuruh Kieran duduk dengan lebih nyaman dengan menekan lututnya. "Dia bilang kita bisa melawannya dengan senjatanya sendiri."

Kieran memicing. "Maksudnya?"

"Alhok membuat sebuah ilusi berkelanjutan yang ia gunakan untuk menjebak seseorang. Ia akan memaksa orang itu masuk ke dalam jebakan ilusinya, membuatnya super bingung dan trauma, lalu datang seolah-olah ia adalah pahlawan yang akan menarik orang yang dia jebak keluar dari ilusinya sendiri. Tapi ketika orang itu menurutinya, orang itu masuk ke ilusi lain yang seolah-olah berisi... semacam surga, kenikmatan, aku tidak terlalu paham. Jika orang itu sampai mau mengikutinya, maka Alhok sempurna memiliki jiwa orang itu dan dia tak akan bisa diselamatkan lagi. Teknik manipulasi yang cerdas, menurutku." Nora melirik Kieran yang terperangah di tempatnya, pada penjelasan Nora dan komentar Nora akan itu. "Tapi kita ada di pihak lawannya yang berarti ini bukan hal baik."

Kieran menggeleng-geleng. "Apa Logan sedang ada di dalam sana sekarang?"

"Ya, pria yang berbicara denganku mengatakan kalau Logan bisa berada di sana selama tiga hari dunia nyata, tapi Logan tak menyadarinya. Jadi kita punya waktu sekitar dua hari—kurang dari 48 jam—untuk menyelamatkan Logan."

"Dengan cara?"

"Menjemputnya." Nora menjawab demikian seolah yang ia lakukan akan mudah. "Kita akan masuk ke sana dan—"

"Tunggu, tunggu. Kau pikir masuk ke ilusi berkelanjutan seorang Penyihir Gelap semudah memasuki rumah hantu? Dan bertahan di dalam sana tak lebih buruk dari menghadiri kompetisi ilmiah yang sering kau lalui di Mt. Newslake?"

Kini Nora yang terperangah. "Kau tahu sekolahku?"

"Oke, tak ada pemotongan atau pengalihan topik. Tidak penting aku tahu atau tidak tapi—"

"Penting untuk tahu, Kieran. Kau tahu semua latihanku dengan Patrice. Lalu kau kini tahu sekolahku dan apapun yang kulakukan di sana. Kau menguntitku atau apa?"

Kieran menemukan dirinya kesulitan untuk menjawab. Dia memang tahu semua itu karena dia sering mencari tahu tentang Nora dan apapun yang gadis itu lakukan. Tapi bagaimana caranya ia menjawab pertanyaan Nora?

"Aku sering mengobrol dengan ayahmu. Sebenarnya." Kieran sedikit berbohong. "Dia yang cerita."

Kieran tahu jawaban apapun yang ia utarakan akan membuat suasana hati Nora berubah. Ia tanpa sengaja kembali membuka konflik batin Nora yang tak bisa ia sembuhkan. Bahkan tak bisa Kieran apa-apakan karena tak ada alasan jelas kenapa ia menorehkan luka itu. Kenapa ia mendiamkan Nora selama lima tahun dan tanpa sengaja membuatnya berharap demikian? Kieran tidak tahu.

Mendengarnya, Nora menghela nafas. "Kau tahu... Aku—"

Kieran menunggu. Ia mengharapkan Nora mengatakan sesuatu yang menenangkan kecemasannya.

Tapi kemudian Nora mengibaskan tangannya. "Lupakan. Kita kembali ke pembicaraan awal. Aku berencana untuk masuk ke ilusi berkelanjutan itu."

Dan di sinilah Kieran, mencengkram bahu gadis itu sekali lagi dan menggeleng kuat. "Tidak. Bisa. Kau tidak akan ke dalam sana."

"Ya, aku akan ke dalam sana. Aku hanya membutuhkan bantuanmu untuk kembali ke Dunchaster secepat mungkin melalui Moralki, lalu menengok Logan ke rubanah kabinmu. Entah kau akan mengikutiku ke dalam sana atau tidak, terserah dirimu."

"Nora." Kieran menekan kedua bibirnya kelewat erat. Ia tampak menahan diri.

Maka Nora memiringkan kepala, menuntutnya. "Apa?"

"Kau tidak tahu apa yang akan kau temui di dalam sana."

"Memang tidak."

"Kau bahkan tidak tahu apapun tentang sihir."

"Ya, aku tidak tahu apapun."

"Kau bisa mati. Jiwamu bisa dimakan oleh Alhok. Kau bisa pergi dari sini—selama-lamanya. Tidak akan kembali lagi."

"Kau pikir aku tidak tahu resiko yang akan kuhadapi nanti?" Nora perlahan melepas tangan Kieran dari bahunya. "Kalau kau memiliki sesuatu untuk untuk mengalahkan Alhok selain dari ini, sesuatu dari apapun yang kau kerjakan lima tahun terakhir, maka katakan padaku. Aku— Aku tidak akan tanya-tanya apapun tentang yang kau kerjakan itu, aku hanya butuh hasilnya, jika ada."

Kieran tak menjawab. Ia hanya menunduk, bibirnya sempat mencoba untuk berbicara, tapi ia menutupnya lagi.

Nora menggeleng tak percaya. "Apakah sesusah itu untuk memberitahuku, Hall?"

Gadis itu mendadak memikirkan banyak hal di kepalanya. Cara agar ia sampai ke Dunchaster dari Lotshire yang tempatnya di ujung dunia ini kurang dari 48 jam. Kendaraan yang akan ditungganginya, barang-barang yang akan dijualnya untuk ditukar dengan uang dan tiket kereta, juga perban dan alat-alat lain yang bisa membalut lukanya.

Karena ia sudah bertekad untuk tak menggunakan Moralki. Ia tak akan meminta bantuan lagi pada Kieran dan arwah rusa yang laki-laki itu punya.

Nora berjalan melewati tubuhnya untuk mencapai perosotan. Ia akan naik dari sana daripada pergi ke pantai yang tak tentu kemana arahnya. Tapi Kieran mendengus keras di belakangnya, dengan kuat menahan lengannya dan menarik tubuh gadis itu supaya bisa ia rengkuh.

Nora hendak memberontak, tapi tangan Kieran menahan bahu dan punggungnya. Angin juga mulai berpusing di sekitarnya dan aroma Moralki muncul kembali.

"Aku sudah bilang Moralki memang agak pemilih."

"Lepaskan aku, Kieran."

"Tidak hari ini." Kieran berujar lembut, "kita kembali ke kabin."

 

***

 

Daphne memekik saat Kieran dan Nora tiba di ruang tamu, berpelukan, dan Nora nyaris menangis. Tangannya juga meneteskan darah.

Kieran menolak tawaran Daphne untuk mengobatinya. Karena ia hendak bicara pada Nora sekaligus membuatnya merasa lebih tenang. Di ruangan yang Nora gunakan untuk beristirahat sebelumnya, Kieran dengan kotak perawatan darurat di pangkuannya mulai bercerita.

"Tanganmu." Kieran dengan lembut meminta. Nora masih belum mau berbicara atau melakukan apapun. Jadi Kieran menarik tangan gadis itu dan menaikkan kain yang membalut lengannya. "Aku akan membuka ini sebentar."

Nora tak mengatakan apapun. Ia diam-diam berjengit saat suatu cairan mengenai sayatan yang terbuka. Luka itu tak terlalu lebar, juga tak terlalu pajang. Tapi cukup dalam hingga tak berhenti mengeluarkan darah. Ia tak sekalipun menoleh pada Kieran. Setidaknya ia mencoba.

"Aiden." Kieran memulai dengan sesuatu yang membuat mata Nora sedikit meliriknya. "Adalah kakak laki-lakiku. Dia yang dirasuki Alhok di malam ia membunuh orang tua kami. Awalnya aku mengira ia benar-benar sekeji dan sekurang-ajar itu karena ia membunuh orang tuanya sendiri. Namun ayahmu mematahkan pikiranku yang satu itu dan mengatakan kalau Aiden tidak bersalah. Ia menghilang malam itu dan aku tidak tahu kemana Alhok membuatnya pergi."

Nora duduk di tepi ranjang, kakinya terjulur di depan dada Kieran. Sementara laki-laki itu berlutut di depannya, membersihkan lukanya dengan telaten.

"Kau butuh banyak jahitan. Dan aku kehabisan anestesi." Kieran seolah berbisik di telinganya.

"Oh, tidak."

"Kau pernah dijahit tanpa anestesi sebelumnya?"

"Tidak, tapi—" wajah Nora mendadak menggelap. "Tidak bisakah hanya diperban saja?"

"Aku tidak tahu setajam apa kayu yang melukaimu tapi ini cukup dalam. Setidaknya tiga atau empat jahitan."

Nora menggigit bibirnya, sedikit panik. Kieran meraih tangan kiri Nora yang meremat sprei terlalu kencang, lalu memindakannya ke bahunya.

"Kau bisa mencakarnya untuk menyalurkan rasa sakitmu. Kau juga boleh teriak, menangis, terserah. Tapi mengobrol denganku lebih efektif untuk mengalihkan perhatian."

Nora mengangguk, tiba-tiba mencengkram bahu Kieran kelewat keras.

Laki-laki itu tetap mengaduh meski sebenarnya cengkraman Nora tak melukainya. "Apa kau sudah merasa sakit sebelum aku memulai?"

Nora mendengus. "Kau membuatku jengkel."

Kieran terkekeh. "Sama-sama, Lady Hathaway. Aku akan mulai. Semangat, ya."

Jarum itu terasa panas dan luar biasa menyengat kulit Nora. Ia perlahan bisa merasakan kulitnya tertembus dan terlewati sesuatu yang luar bias tipis. Satu jahitan bahkan baru dimulai tapi rasanya seperti berabad-abad. Nora mencengkram bahu Kieran kuat-kuat dan mencoba untuk tak berteriak.

"Teriak saja."

"Katanya kau mau mengobrol." Nora berujar pelan, "ayo, ajak aku mengobrol."

"Sudahkah kuberitahu dirimu mengenai Aiden?"

Nora bergumam, antara menjawab Kieran dan memberi respon akan tembusan jarum bagian kulitnya yang lain.

"Oke, dia menghilang malam itu dan aku punya ambisi besar untuk menemukannya. Aku berjanji pada diriku sendiri untuk tahu alasan ia melakukan itu. Dan karena alasan yang kemungkinan besar tak bisa kuterima, aku bertekad untuk membunuhnya. Ketika aku bilang padamu aku mencarinya hingga dasar kota bawah tanah Rumberhog atau bankir-bankir tukang korup di Gresnin, aku benar-benar melakukannya. Meski aku hanya ke Gresnin sekali. Aku mengikuti jejak Maverick kemanapun dan tetap tak bisa meraihnya hingga saat ini."

"Tapi ada Aiden di beberapa korban Alhok yang kau temukan."

"Dia ada di sana, beberapa orang mengaku melihatnya. Tapi tak ada yang tahu apa yang ia lakukan." Kieran memberi jeda sejenak. "Pada akhirnya aku menemukan hal lain yang berhubungan dengan Alhok. Yang berhubungan dengan kakakku."

"Dan hubungan apa itu?" Nora semakin menunduk hingga dahinya nyaris menyentuh bahu Kieran.

"Alhok bisa dibilang adalah sebuah alat. Dia merupakan arwah Penyihir Gelap, seperti yang sudah kita ketahui, yang memiliki kemampuan unik. Dia berubah menjadi Makhluk Kegelapan tanpa alasan dan kini digunakan oleh sekelompok orang yang menginginkan hal jahat." Kieran menghela nafas, menyeka rambut Nora yang keluar dari pengikatnya dan jatuh menutup lengan. "Ini sudah masuk ranah kriminal dan organisasi rahasia super berbahaya. Kurasa kau lebih baik tidak perlu tahu lebih jauh."

"Kenapa?"

"Beberapa hal sifatnya memang demikian. Jika kau tak benar-benar ingin menyelam ke dalam kehidupan bawah tanah Rumberhog, kau lebih baik tidak tahu apapun. Atau kau akan dikenal seisi Holy Turner seperti aku."

Mendengarnya, senyum kecil terbit di wajah Nora. "Jadi mereka tidak hanya mengenalmu gara-gara tipes?"

"Tidak, sebenarnya. Aku jarang ke sana jika alasannya selain karena tipes. Aku selalu mengandalkan bantuan Daphne, atau seringnya diriku sendiri. Ilmu menjahit luka ini juga kudapat dari lima tahun pengalamanku berada dekat dengan kematian."

Nora menggeram pelan. Ia merasakan sudah tiga jahitan terbentuk. Tangan kanannya sudah sampai di tahap mati rasa.

"Apakah masih ada lagi?"

"Satu lagi." Kieran kembali membenarkan anak rambut Nora. "Kenapa tidak kau ceritakan dirimu juga?"

"Tidak mau. Bukannya kau sudah tahu?"

Kieran tertawa kecil. "Tidak juga."

"Bagian mana yang kau tidak tahu?"

"Bagian rupanya kau memiliki kemampuan membaca pesan orang mati."

"Memangnya kau tidak bisa? Kau mainnya dengan Moralki, kan?"

Kieran mendengus. "Aku bisa, cuma—"

"Cuma beberapa mayat sempat membuatmu tipes?"

Kieran memutar bola matanya. "Tidak. Iya, tapi tidak semua."

Kini Nora yang tertawa. "Sepertinya kau tidak punya bakat main-main dengan arwah."

Kieran mendengus, lalu ikut terkekeh. "Satu lagi, hampir selesai."

Nora mengangguk. Ia sepintas menatap Kieran, menatap bola mata kebiruannya yang fokus meniti lengan Nora. Kadang menyipit, kadang memicing, kadang mengerjap dan melembut.

Lalu Nora memejamkan mata setelah satu jahitan selesai Kieran buat. Gadis itu tak berani menggerakkan lengannya barang sekali selama Kieran memasang perban di sana. Baru saat Kieran mengangguk dan melepas tangannya, Nora mengangkat sedikit lengannya sambil meringis pelan.

"Jangan banyak bergerak. Jangan sampai jahitannya lepas sebelum lukamu sembuh."

Nora mengangguk. "Tapi aku harus tetap menjemput Logan."

Kieran menatap Nora tidak percaya. "Kau keras kepala sekali, ya."

Nora mengulum bibirnya. "Kau boleh—"

"Aku ikut, Nora." Kieran menutup kotak perawatan lukanya dengan suara yang cukup keras. "Apapun yang hendak kau lakukan, sudah jadi tanggung jawabku untuk membantumu. Sejak kau pertama kali kuselamatkan, bahkan sejak pertama kali aku tiba di manormu. Aku berhutang banyak padamu dan ayahmu."

Nora menunduk, menahan senyum kecil yang sangat ingin timbul.

"Aku akan mengikutimu dan melindungimu, Nora. Bahkan jika kau hendak terjun ke dalam neraka untuk menyelamatkan temanmu. Aku akan membantumu," ujar Kieran lembut.

Nora membiarkan senyum tulus tersungging di bibirnya. "Terimakasih, Kieran."

Kieran, setelah menatapnya, terdorong untuk memberikan senyum yang sama. "Apapun untukmu, Lady Hathaway."

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Rekal Rara
7780      3073     0     
Romance
"Kita dipertemukan lewat kejadian saat kau jatuh dari motor, dan di pisahkan lewat kejadian itu juga?" -Rara Gleriska. "Kita di pertemukan oleh semesta, Tapi apakah pertemuan itu hanya untuk sementara?" -Rekal Dirmagja. ▪▪▪ Awalnya jatuh dari motor, ehh sekarang malah jatuh cinta. Itulah yang di alami oleh Rekal Dirmagja, seorang lelaki yang jatuh cinta kepada wanita bernama Rar...
Bee And Friends
1970      859     1     
Fantasy
Bee, seorang cewek pendiam, cupu, dan kuper. Di kehidupannya, ia kerap diejek oleh saudara-saudaranya. Walau kerap diejek, tetapi ia memiliki dunianya sendiri. Di dunianya, ia suka sekali menulis. Nyatanya, dikala ia sendiri, ia mempunyai seseorang yang dianggap sebagai "Teman Khayalan". Sesosok karakter ciptaannya yang ditulisnya. Teman Khayalannya itulah ia kerap curhat dan mereka kerap meneman...
DI ANTARA DOEA HATI
751      375     1     
Romance
Setelah peristiwa penembakan yang menewaskan Sang mantan kekasih, membuat Kanaya Larasati diliputi kecemasan. Bayang-bayang masa lalu terus menghantuinya. "Siapapun yang akan menjadi pasanganmu akan berakgir tragis," ucap seorang cenayang. Hal tersebut membuat sahabat kecilnya Reyhan, seorang perwira tinggi Angkatan Darat begitu mengkhawatirkannya. Dia berencana untuk menikahi gadis itu. Disaa...
The pythonissam
329      250     5     
Fantasy
Annie yang harus menerima fakta bahwa dirinya adalah seorang penyihir dan juga harus dengan terpaksa meninggalkan kehidupanannya sebagai seorang manusia.
I love you & I lost you
4112      1843     4     
Romance
Kehidupan Arina berubah 180 derajat bukan hanya karena bisnis ayahnya yang hancur, keluarganya pun ikut hancur. orang tuanya bercerai dan Arina hanya tinggal bersama adiknya di rumah, ayahnya yang harus dirawat karena mengalami depresi berat. Di tengah hancurnya keluarganya, Arina bertemu kembali dengan teman kecilnya, Arkan. Bertemunya kembali mereka membuka sebuah lembaran asmara, namun apa...
The Flower And The Bees
2451      1225     9     
Romance
Cerita ini hanya berkisah soal seorang gadis muda keturunan Wagner yang bersekolah di sekolah milik keluarganya. Lilian Wagner, seorang gadis yang beruntung dapat lahir dan tumbuh besar dilingkungan keluarga yang menduduki puncak hierarki perekonomian negara ini. Lika-liku kehidupannya mulai dari berteman, dipasangkan dengan putra tunggal keluarga Xavian hingga berujung jatuh cinta pada Chiv,...
The Maiden from Doomsday
9712      2058     600     
Fantasy
Hal yang seorang buruh kasar mendapati pesawat kertas yang terus mengikutinya. Setiap kali ia mengambil pesawat kertas itu isinya selalu sama. Sebuah tulisan entah dari siapa yang berisi kata-kata rindu padanya. Ia yakin itu hanya keisengan orang. Sampai ia menemukan tulisan tetangganya yang persis dengan yang ada di surat. Tetangganya, Milly, malah menyalahkan dirinya yang mengirimi surat cin...
L for Libra [ON GOING]
6257      1443     8     
Fantasy
Jika kamu diberi pilihan untuk mengetahui sebuah kenyataan atau tidak. Mana yang kamu pilih? Sayangnya hal ini tidak berlaku pada Claire. Dirinya menghadapi sebuah kenyataan yang mengubah hidupnya. Dan setelahnya, dia menyesal telah mendengar hal itu.
KSATRIA DAN PERI BIRU
118      101     0     
Fantasy
Aku masih berlari. Dan masih akan terus berlari untuk meninggalkan tempat ini. Tempat ini bukan duniaku. Mereka menyebutnya Whiteland. Aku berbeda dengan para siswa. Mereka tak mengenal lelah menghadapi rintangan, selalu patuh pada perintah alam semesta. Tapi tidak denganku. Lalu bagaimana bisa aku menghadapi Rick? Seorang ksatria tangguh yang tidak terkalahkan. Seorang pria yang tiba-tiba ...
Aria's Faraway Neverland
3012      930     4     
Fantasy
"Manusia adalah Tuhan bagi dunia mereka sendiri." Aria adalah gadis penyendiri berumur 7 tahun. Dia selalu percaya bahwa dia telah dikutuk dengan kutukan ketidakbahagiaan, karena dia merasa tidak bahagia sama sekali selama 7 tahun ini. Dia tinggal bersama kedua orangtua tirinya dan kakak kandungnya. Namun, dia hanya menyayangi kakak kandungnya saja. Aria selalu menjaga kakaknya karen...