Rara tersedak makanan saat Bundanya bertanya seperti itu. Kalau Rekal sudah tersenyum malu saat Bundanya bertanya seperti itu, entahlah apa yang di pikirkan oleh manusia yang satu ini.
"A-apaan sih Bunda? Aku sama Dia gak pacaran ya! Kita baru aja kenal, dia aja yang sok kenal, sok deket, sok asik," ucap Rara kesal.
Ia sama sekali tidak memperdulikan perasaan Rekal. Masa bodo intinya.
"Owh.. kalian gak pacaran? Bunda kira kalian pacaran, soalnya deket banget dan suka berantem," ucap Bundanya sambil terkekeh di akhir kalimat.
"Deket bukan berarti pacaran, dan temenan bukan berarti gak ada perasaan," lirih Rekal sambil menatap makanan yang ada di depannya.
Bundanya menatap Rekal sedih, Bundanya tau kalau Rekal butuh cinta dan kasih sayang.
"Ya elah lebay!" cibir Rara.
Sepertinya Rara mempunyai dendam pribadi kepada Rekal, dari tadi Rekal dianggap lebay olehnya.
"Rara.. jangan gitu sayang.." tegur Bundanya.
Rara pun terdiam.
~~~
Malam pun sudah mulai larut, Saatnya untuk Rekal pulang. Ia juga berpamitan kepada Bunda Rara yang sudah Ia anggap sebagai Bundanya sendiri.
"Bunda, Rekal pamit ya!" ucap Rekal sambil menyalimi Bunda Rara.
"Iya.. Hati-hati ya! jangan ngebut-ngebut! inget jaga keselamatan!" perintah Bunda Rara.
"Siap Bunda!" ucap Rekal sambil menaikkan jempolnya.
Rekal melirik Rara yang menatapnya datar. Terbalik ya, Biasanya Lelaki yang dingin lah ini malah Cewe.
"Bye, Ra!"
Dan Rara hanya menaikkan kedua alisnya sebagai jawaban.
Rekal hanya tersenyum getir saat mendapat jawaban yang sepertinya kurang mengenakan di hatinya. Tapi, Ia tetap berangkat meninggalkan rumah Rara.
Saat Rekal sudah menjauh dari rumahnya, Sudah saatnya Bunda menegur Rara.
"Rara.. jangan kayak gitu sama cowok! Biasanya itu malah buat kamu jadi suka sama Dia," Ujar Bundanya.
Rara hanya menatap malas Bundaya.
"Gak mungkin bun.. lagian nih ya. Dia tuh bandel makannya aku gak suka."Rara langsung masuk ke dalam rumahnya.
Bunda pun mengekori Rara dan memberitahukan semuanya.
"Rekal kayak gitu karena ada sebabnya."
Rara membalikkan badannya dan menatap Bundanya. "Emang Bunda tahu sebabnya apa?"
"Tahu."
Rara tercengang. "Apa Bun?Rara kepo nih kasih tahu dong!" pinta Rara.
Bunda pun memberi tahukan segalanya.
~~~
Suara motor sudah terdengar dari luar rumah Rekal, dan Papahnya sudah menduga kalau itu Rekal yang datang.Dan papahnya sudah siap-siap.
Saat Rekal baru membuka pintu, Ia langsung di seret oleh Papahnya dengan menarik rambut Rekal.
"SINI KAMU! PULANG MALAM GAK TAHU WAKTU!" ucap Papahnya yang masih menyeret Rekal yang baru membuka pintu.
"PAH! AMPUN PAH!!!" teriak Rekal.
Tapi Papahnya seperti menulikan pendengarannya, Ia tak perduli dengan teriakan dari anaknya yang merintih kesakitan.
0O0