Read More >>"> My World (Chapter 1: Luna dan Bibit Takdirnya) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - My World
MENU
About Us  

     Meong~

     "Kemarilah, Sev."

     Kucing itu menurut, ia melompat ke tempat tidur dan bergelung di pangkuan perempuan yang masih berkutat dengan handphone-nya. Salah satu kaki Sev, si kucing, terangkat. Seolah menyuruh perempuan itu untuk berhenti.

     "Bentar lagi, Sev. Nathan masih belum selesai sama argumennya ...."

     Kucing berbulu putih mengeong dengan nada jengkel, seolah berkata "Terserahlah, aku ingin tidur." Dan perempuan itu masih berkutat hingga urat di wajahnya terlihat, menandakan bahwa ia benar-benar kesal dengan kekasihnya, Nathan. Dari mereka berdua, baik perempuan itu atau Nathan, tidak ada yang mau mengalah.

     "Tinggal ngaku kalo lo selingkuh, apa susahnya, sih?" gerutu perempuan itu.

     Ia memutuskan untuk melempar handphone-nya ke sembarang arah. Terserah, ia kesal dengan kekasihnya. Ia memutuskan untuk berbaring di samping kucing kesayangannya. Mulai mendusel di perut Sev, yang membuat si kucing mengeong menolak kehadiran babunya sendiri. Perempuan itu merengut, menenggelamkan wajahnya diantara bulu-bulu halus itu.

     Sunyi, hanya suara jam yang berbunyi dan dengkuran halus dari Sev, menandakan bahwa ia benar-benar tertidur dengan lelap, begitu nyaman. Tubuhnya ia bawa untuk berbaring dengan telentang, menatap langit-langit kamarnya yang berwarna biru langit. Sesekali bergumam atau bersiul, ia masih badmood atas perlakuan kekasihnya. Ia berniat memejamkan mata, mengistirahatkan tubuh serta pikirannya. Hanya memejamkan mata sebentar, ia tidak berniat untuk tidur.

     Tin tin!

     Mobil sialan, pikirnya. Baru saja menikmati malam yang sunyi di kamarnya, ditemani sinar dewi malam, tetapi apa sekarang? Klakson mobil? Apakah yang menyetir tidak mengetahui adab bertamu di malam hari?

     "Sekarang apalagi?!" erangnya. Tentu, ia merasa kesal dengan hal yang mengusik ketenangannya. Ia segera bangun dan melangkah menuju jendela, berniat melihat siapa yang mengganggu malam tenangnya.

     Mobil Porsche 911, berwarna hitam, itulah yang ia lihat sekarang. Mata minus sialannya itu membuatnya melihat dengan pandangan yang sedikit kabur. Sedikit merasa kesal karena memiliki pandangan buram, ia tetap memaksakan dan sengaja memelototkan matanya agar dapat melihat dengan jelas, tetapi hasilnya malah matanya berair dan terasa ingin copot. Dirinya berdecak, memutuskan mengambil kacamata yang berada di meja belajarnya.

     Kepalanya mulai berpikir, apakah itu kekasihnya yang berusaha membujuknya dan mereka baikan lagi untuk kesekian kalinya? Atau kekasih dari salah satu orang tuanya? Ah, mengingat hal itu, membuat mood perempuan itu kembali menurun. Entah sejak kapan, kedua orang tuanya malah suka saling berselingkuh, entah dengan niat saling balas dendam atau memang hormon mereka kurang belaian, ia tidak mau tahu, malas sekali.

     Suara mobil itu kembali terdengar, memecah lamunan perempuan itu. Lantas, ia segera berlari sembari memakai kacamatanya. Sial sekali! Mobil itu telah melaju membelah jalanan yang sunyi nan gelap itu. Suara decak kembali terdengar, dan dibalas oleh kucing kesayangannya. Tampaknya, kucingnya kini sedang julid kepadanya. Ah, persetan. Ia pusing memikirkan berapa banyak masalah yang dibuat oleh dua orang yang telah membesarkannya.

     Ia lelah.

     "Ah, udahlah. Lebih baik gue tidur aja. Cape banget gue."

     Tubuhnya jatuh ke ranjang, kembali berbaring. Kedua netranya menatap kucingnya yang sudah kembali tertidur dengan lelap. Sementara, ia sendiri masih di pikirannya yang membayangkan, atau lebih tepatnya mencari potongan kilas balik, bagaimana perselingkuhan ini bermula. Namun, otaknya seolah menyuruhnya untuk tidur saja daripada mengurusi masalah orang dewasa.

     Ia hanya berharap, dapat bermimpi dengan indah, dan keluar dari kenyataan pahit ini.

     Kekasih dewi malam, sang dewa siang mulai melaksanakan tugasnya. Sinarnya masuk ke sela-sela jendela kamar milik perempuan itu. Namun, hal itu membuat si pemilk kamar tak terbangun atau minimal merasa terusik dengan cahaya mentari yang begitu cerah di pagi hari. Justru, ia semakin bergelung dan memeluk Sev lebih erat lagi, membuat kucing itu mulai mengerang karena merasa tak nyaman dipeluk  terlalu erat.

     DUG DUG DUG!

     Suara ketukan pintu keras itu memaksa si pemilik kamar bangun dengan rasa malas, selimutnya ia singkirkan disertai erangan malas darinya. Ah, astaga. Mengapa harus ada weekdays?

     "LUNA KIREI, CEPAT BANGUN! MAU JADI APA KAMU NANTI KALAU BANGUN SIANG TERUS?"

     Dirinya berdecak pelan, ia membalas berteriak kepada ibunya itu.

     "Iya iya, ini bangun."

     Luna, si pemilik kamar itu menapakkan kakinya ke lantai yang dingin, keadaan normal di pagi hari. Sebenarnya, ia sudah malas sekali rasanya menjalani weekdays, tetapi biarlah. Ia harus tetap bersekolah dan menimba ilmu, agar ia dapat membangun rumahnya sendiri, tanpa harus ada kedua orang tuanya yang selalu saja bertengkar.

     Luna paling tidak betah berada di rumah. Bangunan yang berisi dirinya dan kedua orang yang sudah membesarkan pula merawatnya. Memang, ia sempat merasakan euforia keluarga, ia tahu rasanya seperti apa, rasanya indah, ia ingin seperti itu hingga selamanya. Luna Kirei, lahir di keluarga cemara yang telah ditebang pohon cemaranya. Ia tidak ingat pasti, kapan keluarganya menjadi hutan hitam dan kosong. Yang pasti, masalah memiliki kekasih baru takkan pernah selesai. Seolah, kedua orang tua itu bersaing menunjukkan siapa yang membawa kekasih paling fresh dan paling kaya.

     Headphone yang semula hanya menggantung di lehernya, kini ia pakai. Memilih berjalan menuju ke sekolah yang memang jaraknya tak cukup jauh dari rumah sialannya itu. Memainkan lagu kesukaannya di aplikasi musik, menggumamkan beberapa nada, menikmati pagi yang cerah disertai lagu yang ia mainkan di handphone-nya.

     Tap.

     "Pagi, Luna."

     Luna melepas headphone miliknya, menoleh ke arah belakang. Ia mengulas senyum, bertemu dengan sahabatnya memang mampu menghilangkan badmood-nya pagi ini. Mereka segera berjalan menuju kelas sembari berbicara.

     "Pagi juga, Aleesha. Tumben berangkat pagi, biasanya kena ospek OSIS dulu, baru masuk sambil nenteng surat izin masuk," ucap Luna sembari tertawa dan meletakkan tasnya di kursi miliknya.

     "Lun, lo harusnya bangga sama gue, udah mecahin rekor. Tadi malem, gue dimarahin bokap gegara keseringan marathon drakor. Yaudah, hp sama laptop gue disita, jadinya gue tidur lebih awal," gerutu Aleesha, membuat Luna tertawa terpingkal-pingkal. Pasalnya, wajah julid yang terpampang di depannya ini sangat dijiwai oleh sahabatnya. Memang benar, untuk masalah julid, Aleesha-lah juara 1-nya.

     "Sebenernya, hal kayak gitu ga perlu dibanggain--"

     "Wahh! Kapten basket angkatan kita masuk, guys!"

     Wajah ceria Luna yang awalnya terpasang jelas di wajahnya, kini kembali luntur dan menjadi wajah datar, wajah yang biasa ia tampilkan bila ia bersama orang asing atau merasa kesal. Kapten basket angkatannya yang dimaksud adalah Nathan Pradipta, kekasih bajingannya yang tadi malam tidak mau kalah berargumen dengannya.

     Dan kini, laki-laki tak tahu diri itu datang ke kelasnya dan sengaja menebar pesona, membuat beberapa perempuan di kelasnya terpana dan berteriak histeris dengan ketampanannya, yang menurut Luna itu sangat menjijikkan. Dipikir, dengan begitu ia akan memaafkan tingkah Nathan? Ia sungguh tidak sudi.

     "Luna, I'm sorry about--"

     "Basi, Nath. Lo sering minta maaf, dan lo sering selingkuh. Lo mau gue menormalisasi tingkah lo yang suka nebar benih di lubang cewe? Ga ah, makasih. Bokap gue aja bajingan, lo malah ikutan. Dulu, lo paling nentang perselingkuhan. Tapi sekarang apa? Lo penasaran gimana dosanya atau gimana sih?" Luna sama sekali tak memberikan Nathan kesempatan untuk berbicara. Cukup, ia muak.

     Persetan ia akan menghadapi kenyataan akan dibenci oleh seluruh murid di sekolah (mungkin) karena dianggap sudah mempermalukan laki-laki idaman perempuan di sekolah. Persetan, ia sudah terlanjur kesal dengan laki-laki di depannya ini.

     Semuanya langsung terdiam, merasa tak percaya bahwa Luna mengatakan hal tersebut kepada Nathan. Tangan Nathan terkepal, ia segera menarik tangan kekasihnya dan keluar dari kerumunan orang-orang, meninggalkan mereka yang masih diselimuti rasa tak percaya, terkecuali Aleesha. Ia merasa puas, juga bangga kepada sahabatnya yang sudah mulai berani melawan lelaki brengsek seperti Nathan.

     Mereka-atau lebih tepatnya Nathan menarik tangan Luna dengan keras, membuat sang empu meringis kesakitan akibat cengkraman dari laki-laki itu. Biar bagaimanapun, Luna tetaplah perempuan, dan tenaganya tak sebesar milik Nathan yang memang notabene-nya merupakan seorang laki-laki. Pada akhirnya, mereka tiba di taman dekat kantin sekolah. Di sana cukup sepi, saat yang pas untuk memulai pertengkaran.

     "Apa-apaan banget sih lo, Luna? Kekanak-kanakan banget bilang gitu di depan banyak orang?" tanya Nathan dengan kesal.

     "Terus kenapa, ga terima lo digituin? Yaudah, ayo putus."

     "Enak banget lo bilang gitu," geram laki-laki itu sembari menunjukkan rahangnya yang mengeras.

     Luna tertawa, apakah Nathan  mencoba melucu?

     "Harusnya gue yang bilang gitu. Lo yang lucu, anjir. Selingkuh sana-sini, tapi pas diomongin malah gamau dan ngerasa malu. Denger, apa yang lo lakuin sekarang, akibatnya ada di masa depan. Ga takut kena karma lo? Oh ya, lo pasti ga puas ya pacaran sama gue, maunya gue jadi budak seks lo? Ga ah, makasih. Masih ada yang harus gue lakuin daripada ngangkang dan ngedesah di bawah lo, ga sudi, gue bukan jalang. Maka dari itu, gue ngajak putus. Gue ga ada apa-apa anjir, apa yang mau lo kejer? Reputasi? Lo kan udah punya dengan jabatan kapten basket paling ganteng di angkatan 75. Jadi, buat apa masih mertahanin gue? Ga guna."

     Atmosfer berubah menjadi dingin, menusuk tulang Luna. Tapi, apa pedulinya? Ia sudah terlanjur kesal dengan lelaki di depannya ini. Jadi, ia mengeluarkan semua yang ia tahan selama ini. Tampak, Nathan menahan amarahnya. Tangannya terkepal, membuat urat-urat di tangannya terlihat. Hening sejenak, lalu Nathan menarik nafasnya dalam-dalam dan menatap Luna dengan rendah.

     "Dengan lo bilang begitu, lo nunjukin bahwa diri lo ga pantes dipake sama cowo manapun selamanya. Oke, kita putus. Gausah nyesel sama perkataan lo sendiri. Gue denger, orang yang ngajak putus duluan, biasanya gamon berat."

     Nathan berbalik, meninggalkan Luna terdiam dengan ucapannya. Sangat menohok, ucapan laki-laki itu sangat merendahkan dirinya. Luna merasa marah, tangannya ikut terkepal dan mulai meninju angin. Ia merasa kesal, sangat kesal! Rasanya ia ingin membunuh Nathan saat itu juga. Tapi, tentunya ia tidak berani benar-benar membunuh laki-laki itu, ia masih ingin memiliki masa depan yang cerah. Namun, jauh di dalam lubuk hatinya, ia menyimpan dendam kepada Nathan yang sudah berkata demikian kepadanya.

     Yang Luna tidak ketahui dan sadari adalah dendam itu merupakan bibit takdir yang akan segera tumbuh dan mengubah garis kehidupannya.

.

.

.

Chapter 1: Luna dan Bibit Takdirnya, selesai.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Ghea
423      272     1     
Action
Ini tentang Ghea, Ghea dengan segala kerapuhannya, Ghea dengan harapan hidupnya, dengan dendam yang masih berkobar di dalam dadanya. Ghea memantapkan niatnya untuk mencari tahu, siapa saja yang terlibat dalam pembunuhan ibunya. Penyamaran pun di lakukan, sikap dan nama palsu di gunakan, demi keamanan dia dan beserta rekan nya. Saat misi mereka hampir berhasil, siapa sangka musuh lamany...
Call Kinna
3892      1564     1     
Romance
Bagi Sakalla Hanggra Tanubradja (Kalla), sahabatnya yang bernama Kinnanthi Anggun Prameswari (Kinna) tidak lebih dari cewek jadi-jadian, si tomboy yang galak nan sangar. Punya badan macem triplek yang nggak ada seksinya sama sekali walau umur sudah 26. Hobi ngiler. Bakat memasak nol besar. Jauh sekali dari kriteria istri idaman. Ibarat langit dan bumi: Kalla si cowok handsome, rich, most wante...
Reason
387      268     3     
Romance
Febriani Alana Putri, Perempuan ceria yang penuh semangat. Banyak orang yang ingin dekat dengannya karena sikapnya itu, apalagi dengan wajah cantik yang dimilikinya menjadikannya salah satu Perempuan paling diincar seantero SMA Angkasa. Dia bukanlah perempuan polos yang belum pernah pacaran, tetapi sampai saat ini ia masih belum pernah menemukan seseorang yang berhasil membuatnya tertantang. Hing...
Foxelia
802      406     3     
Action
Red Foxelia, salah satu stuntman wanita yang terkenal. Selain cantik, rambut merahnya yang bergelombang selalu menjadi bahan bicara. Hidupnya sebagai aktor pengganti sangatlah damai sampai akhirnya Red sendiri tidak pernah menyangka bahwa ia harus melakukan aksi berbahayanya secara nyata saat melawan sekelompok perampok.
Cinta di Sepertiga Malam Terakhir
4401      1195     1     
Romance
Seorang wanita berdarah Sunda memiliki wajah yang memikat siapapun yang melihatnya. Ia harus menerima banyak kenyataan yang mau tak mau harus diterimanya. Mulai dari pesantren, pengorbanan, dan lain hal tak terduga lainnya. Banyak pria yang datang melamarnya, namun semuanya ditolak. Bukan karena ia penyuka sesama jenis! Tetapi karena ia sedang menunggu orang yang namanya sudah terlukis indah diha...
The Maiden from Doomsday
9888      2121     600     
Fantasy
Hal yang seorang buruh kasar mendapati pesawat kertas yang terus mengikutinya. Setiap kali ia mengambil pesawat kertas itu isinya selalu sama. Sebuah tulisan entah dari siapa yang berisi kata-kata rindu padanya. Ia yakin itu hanya keisengan orang. Sampai ia menemukan tulisan tetangganya yang persis dengan yang ada di surat. Tetangganya, Milly, malah menyalahkan dirinya yang mengirimi surat cin...
North Elf
1822      809     1     
Fantasy
Elvain, dunia para elf yang dibagi menjadi 4 kerajaan besar sesuai arah mata angin, Utara, Selatan, Barat, dan Timur . Aquilla Heniel adalah Putri Kedua Kerajaan Utara yang diasingkan selama 177 tahun. Setelah ia keluar dari pengasingan, ia menjadi buronan oleh keluarganya, dan membuatnya pergi di dunia manusia. Di sana, ia mengetahui bahwa elf sedang diburu. Apa yang akan terjadi? @avrillyx...
Story Of Chayra
8931      2629     9     
Romance
Tentang Chayra si cewek cuek dan jutek. Sekaligus si wajah datar tanpa ekspresi. Yang hatinya berubah seperti permen nano-nano. Ketika ia bertemu dengan sosok cowok yang tidak pernah diduga. Tentang Tafila, si manusia hamble yang selalu berharap dipertemukan kembali oleh cinta masa kecilnya. Dan tentang Alditya, yang masih mengharapkan cinta Cerelia. Gadis pengidap Anstraphobia atau phobia...
Miss Gossip
3384      1382     5     
Romance
Demi what?! Mikana si "Miss Gossip" mau tobat. Sayang, di tengah perjuangannya jadi cewek bener, dia enggak sengaja dengar kalau Nicho--vokalis band sekolah yang tercipta dari salju kutub utara sekaligus cowok paling cakep, tajir, famous, dan songong se-Jekardah Raya--lagi naksir cewek. Ini hot news bangeddd. Mikana bisa manfaatin gosip ini buat naikin pamor eskul Mading yang 'dig...
Katamu
2701      990     40     
Romance
Cerita bermula dari seorang cewek Jakarta bernama Fulangi Janya yang begitu ceroboh sehingga sering kali melukai dirinya sendiri tanpa sengaja, sering menumpahkan minuman, sering terjatuh, sering terluka karena kecerobohannya sendiri. Saat itu, tahun 2016 Fulangi Janya secara tidak sengaja menubruk seorang cowok jangkung ketika berada di sebuah restoran di Jakarta sebelum dirinya mengambil beasis...