Read More >>"> Under The Moonlight (Page 4: Under The Moonlight) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Under The Moonlight
MENU
About Us  

 Dua orang pemuda tengah asyik bermain games di ruang tengah keluarga Lee. Kedua pemuda itu bahkan masih mengenakan seragam sekolah lengkap, padahal mereka sudah pulang dari sekolah sejam dua jam yang lalu. tapi, tak satupun dari mereka berniat berganti baju dan kini malah asyik terhanyut dengan games yang tengah mereka mainkan.

 “Aarrggh! Kau curang, Sunghyeon!”

 Lee Yul menoleh pada temannya, Kang Sunghyeon, yang sedang tersenyum lebar karena berhasil mengalahkan Yul. Yul yang tak suka kalah tampak mengerucutkan bibirnya kesal pada Sunghyeon.

 “Ya~ Aku tak berbuat curang! Salahmu yang tak bisa bermain lebih baik dariku.”

 Yul menatap Sunghyeon yang mengumbar senyum jumawa padanya. Yul memalingkan wajah dan mencibir tindakan sahabatnya. Sedikit malas, Yul beranjak dari duduk dan mulai mengatur ulang permainan dari awal. Kepala pemuda jangkung itu tengah dipenuhi beragam strategi agar bisa mengalahkan Sunghyeon pada set permainan yang baru.

 “Yul-a, akhir – akhir ini kau jarang sekali berada di dekat Hyori. Biasanya ‘kan kalian tak terpisahkan. Kau sedang ada masalah dengannya?” tanya Sunghyeon di sela-sela games yang akan di mulai.

 “Tidak. Aku tidak ada masalah dengan Hyori. Justru, aku yang sedang menghindarinya,” balas Yul dengan nada tenang. Kedua tangan Yul sibuk menekan tombol – tombol joystick dengan fokus kedua manik pekatnya pada layar televisi.

 “Menghindar? Apa yang membuatmu menghindarinya?”

Sunghyeon menekan tombol pause—menghentikan permainan sejenak. Ekspresi terkejut mendominasi wajah pemuda Kang tersebut.

 Yul sebenarnya merasa jengah dengan pertanyaan yang diajukan Sunghyeon. Ya, sudah hampir tiga minggu ini Yul lebih sering menghindari Hyori. Mereka memang masih pergi ke sekolah bersama. Tapi, jika sudah berada di sekolah, Yul selalu menghilang entah kemana, berusaha tak berada di sekitar Hyori. Yul kira tak akan ada yang menyadari perilakunya tapi Kang Sunghyeon, ternyata sadar akan perilaku anehnya.

 Yul menghela napas panjang dan meletakkan portable joystick di sisi tubuhnya. Bukan tanpa alasan Yul bersikap demikian. Lee Yul terpaksa menghindari Kim Hyori di sekolah, karena semakin hari pemuda itu sadar bahwa rasa suka Hyori pada Junho semakin besar. Terlebih, Yul tahu jika Junho pun memiliki perasaan yang sama.

 “Ya~ Yul-a, apa yang sebenarnya terjadi?”

 Sunghyeon yang merupakan teman semasa kecil Yul—sebelum Yul bertemu dengan Hyori—beralih duduk dari sofa dengan duduk di lantai bersama Yul. Wajahnya terlihat khawatir melihat raut sedih di roman Yul di tambah kedua pundak Yul yang merosot tak bersemangat.

 “Aku baik – baik saja. Aku....”

 “Jangan berani mengatakan kau baik – baik saja. Aku tahu ada sesuatu yang terjadi antara dirimu dan Hyori. Kau menganggapku sebagai temanmu, bukan?”

Sunghyeon mendaratkan tepukan lembut di bahu Yul. Sebuah tepukan yang mampu mengukir senyum tipis di wajah pemuda Lee.

“Hyori menyukai Junho, begitu pula sebaliknya. Aku sengaja menghindari Hyori belakangan ini karena ingin memberikan mereka kesempatan.”

“Apa katamu?” Sunghyeon melotot mendengar penjelasan Yul.

“Aku ingin melihat Hyori bahagia. Hyori selalu tersenyum kalau menceritakan Junho padaku.”

“Lalu bagaimana dengan perasaanmu sendiri? Kau bahkan memendam perasaan pada Hyori sejak lama. Apa kau akan menyerah begitu saja?”

Selama ini Yul memang dekat dengan Hyori tapi Yul tak memiliki keberanian untuk mengatakan hal itu pada Hyori dan memilih menceritakannya pada Sunghyeon. Pemuda bermarga Kang yang sudah menjadi teman main Yul sejak masih memakai diapers itu, sudah menduga jika salah satu dari Yul atau Hyori memiliki perasaan, dan ternyata Yul-lah yang memiliki perasaan terpendam tersebut.

“Sunghyeon, ini tidak sesederhana yang kau pikirkan. Selama ini, Hyori dan aku hanya bersahabat. Rasanya akan sulit jika aku mengatakan kalau perasaanku padanya sudah berubah. Ini akan... aaawwwh!”

Yul meringis sakit sambil mengusap kepalanya yang berdenyut karena di pukul sesuatu. Yul menolehkan kepala dan menemukan Sunghyeon memasang raut kesal dengan joystick berada di salah satu tangannya.

“YA! Kang Sunghyeon!Kenapa memukulku dengan joystick!” geram Yul.

“Kepalamu perlu kupukul supaya otakmu berada pada tempat yang benar. Kau ini bodoh atau bagaimana,sih? Kau baru tahu fakta Junho menyukai Hyori beberapa minggu yang lalu, bukan?” Sunghyeon menatap garang Yul seperti seorang ibu yang sedang mengomeli anaknya.

“Lagipula, dimana letak kata ‘sahabat’ jika kalian lebih cocok disebut sebagai sepasang kekasih. Memiliki baju kembar, sama – sama menjadi prioritas dibandingkan yang lain. Kau bahkan orang yang mencuri ciuman pertama Kim Hyori!”

Masih mengusap kepalanya yang berdenyut sakit, Yul terdiam mendengar sindiran Sunghyeon padanya. Sungguh, Yul sedikit tak mengerti arah pembicaraan Sunghyeon sekarang.

“Tapi ciuman itu ‘kan tidak sengaja. Lagipula, itu tidak bisa dikatakan sebagai ciuman kalau cuma menempel tak lebih dari dua detik. Itu kecelakaan, aku tak sengaja!” sanggah Yul karena Sunghyeon menyinggung kejadian dimana Yul tak sengaja mencium Hyori di pesta ulang tahunnya yang ke empat belas.

“Bagiku tak ada bedanya, bego! Aku tahu, akan terasa aneh jika kau mengatakan suka pada Hyori. Tapi, ini sesuatu yang tak bisa kita cegah, Yul. Sebelum kau menyesalinya di kemudian hari, kusarankan kau mengatakannya sekarang juga. Hatimu akan sakit jika melihat Hyori menjadi milik orang lain!”

Yul di buat bungkam dengan ucapan Sunghyeon. Otak dan hatinya sedang mempertimbangkan saran yang diberikan Sunghyeon. Apa yang dikatakan Sunghyeon benar. Mendengar Hyori menyukai orang lain saja sudah membuat Yul sesak bukan main, apalagi melihat Hyori menjadi milik Junho? Hati kecilnya kini berteriak tak rela.

“Katakan padanya, Yul. Jangan kau pendam lagi perasaanmu,” Sunghyeon kembali menepuk pundak Yul.

Yul tersenyum tipis. “Biarkan aku mengambil keputusan saat pengumuman pemenang kompetisi lagu yang kuikuti keluar.”

“Ah kau mengikuti kompetisi komposer muda itu ya? Hmm pengumumannya tiga hari lagi. Aku juga sedang menunggu hasilnya.”

“Kau juga mengikuti kompetisi itu?” Yul tak bisa menutupi keterkejutannya.

“Tentu saja. Tapi, kita ada di kategori yang berbeda. Kau berada di kategori karya orisinal sementara aku ada di kategori gubahan. Aku masih belum percaya diri jika mengirim karya orisinalku,” jelas Sunghyeon yang kini memfokuskan perhatian pada games.

Yul terkekeh mendengar penjelasan Sunghyeon. Sejak dulu, Yul tahu jika Sunghyeon memiliki passion yang sama dengannya di bidang musik. Tak jarang, mereka sering bermain musik bersama. Yul sebenarnya tahu kemampuan Sunghyeon dalam membuat lagu. Kang Sunghyeon tak hanya berbakat membuat musik, pemuda itu juga dianugrahi suara merdu.

“Kau seharusnya lebih percaya diri mengirimkan karya milikmu sendiri, Sunghyeon. Aku tahu kau sangat berbakat di musik. Lain kali, kau harus mengirimkan musikmu sendiri jika ada kompetisi seperti ini lagi, Kang Sunghyeon.”

Sunghyeon hanya tertawa mendengar pujian sekaligus sindiran halus yang diberikan Yul padanya. Hingga keduanya kembali terbuai dalam permainan yang kembali di mulai.

~🌛🌜~

 Yul tak bisa menutupi rasa senangnya setelah telepon yang ia dapatkan beberapa detik yang lalu. Sungguh, Yul tak menyangka jika lagu yang ia kirimkan akan menjadi pemenang pada kompetisi komposer muda yang ia ikuti. Rasa bahagia kini membuncah memenuhi dadanya seolah akan meledak.

 Yul hendak meletakkan ponselnya, ketika dering pesan masuk membuatnya mengurungkan niat. Dengan cepat, jari telunjuknya mengusap layar ponsel. Iris hitamnya membaca pesan masuk itu sebelum akhirnya Yul berlari keluar kamar, membuat keributan di tengah sang ibu yang sedang menyiapkan makan malam.

 “Yul-a! Kau mau pergi kemana? Makan malam sebentar lagi akan siap.”

“Sebentar saja, Ibu. Aku akan segera kembali! Aku pergi menemui Hyori!”

 Yul berlari secepat yang ia bisa menuju rumah Hyori. Gadis manis itu bilang bahwa ia memiliki sebuah berita bagus yang ingin ia katakan padanya. Karena Yul pun memiliki berita bagus yang ingin ia bagi pada Hyori, Yul setuju untuk bertemu dengan Hyori di depan rumah gadis itu.

 Lesung di pipi Yul semakin nyata seiring dengan senyum lebar yang tercetak di wajah tampannya. Kedua ujung mata Yul sedikit menyipit karena senyumnya. Rasa bahagia di dadanya semakin meledak saat melihat sosok Hyori sudah berdiri menunggunya di depan gerbang rumahnya. Sungguh, Yul yakin malam ini akan menjadi malam yang begitu indah untuknya. Ia memenangkan kompetisi komposer muda dan juga akan menyatakan perasaannya pada Kim Hyori!

 “Yul-a!” panggil Hyori yang berlari ke arah Yul lalu menghambur memeluk pemuda tinggi tersebut.

 Yul membalas memeluk bahkan memutar tubuh mungil dalam pelukannya, membuat tawa kecil terdengar dari Hyori. Puas memutar tubuh Hyori, Yul menurunkan kembali gadis mungil itu dan menatap lekat Kim Hyori yang terlihat sangat manis dengan rona bahagia di wajahnya.

 “Coba tebak, aku punya kabar bahagia!” ucap Hyori dengan nada riang.

 “Aku juga punya kabar bahagia. Jadi, siapa yang akan mengatakan lebih dulu?”

 “Kalau kau pemuda yang gentle, seharusnya kau membiarkan seorang gadis berbicara lebih dulu.”

 “Hahaha. Baiklah. Karena aku pemuda yang sangat gentle maka aku membiarkan Nona Kim Hyori mengatakannya lebih dulu.”

 “Baiklah,” Hyori menarik napas dramatis. Gadis itu ingin menggoda Yul yang ia tahu sedikit tak sabaran, hingga iris cokelatnya menatap tepat iris hitam. “Yul-a, Junho baru saja mengatakan suka padaku!”

 Perlahan rasa perih merayapi hati Yul mendengar berita yang terucap dari bibir Hyori. Ia bisa mendengar suara hatinya pecah berkeping-keping. Lee Yul sepertinya sudah bisa menyadari kemana pembicaraan Hyori akan berakhir.

“Aku dan Junho sekarang berpacaran!”

 Seperti balon yang kehilangan udara, rasa bahagia yang tadi meledak di dada Yul, dengan cepat menyusut seiring berita yang disampaikan Hyori. Rasa bahagia itu berganti dengan rasa sesak yang menyakitkan.

 “Benarkah? Wah! Selamat kalau begitu, Hyori-ku sekarang sudah besar. Kau bukan anak kecil lagi sekarang,” balas Yul yang memaksakan untuk tersenyum sambil menepuk lembut kepala Hyori.

 “Aku tak menyangka di akhir masa sekolahku, Junho akan mengutarakan perasaannya. Aku sangat senang! Ah ya, kau bilang punya berita bagus juga. Apa berita bagusmu, Yul~a? Cepat katakan padaku!”

 “Aa~itu. Aku... emm lagu yang kukirim ke kompetisi kemarin berhasil menang. Laguku akan di beli salah satu agensi ternama. Bukankah itu hebat?”

 “Astaga! Yul-ku memang yang terbaik! Aku senang dengan keberhasilanmu!”

 Hyori kembali memeluk Yul seraya melompat riang karena merasa senang atas kabar yang ia dapatkan malam ini. Tanpa Hyori tahu, pemuda jangkung yang ada di depannya berusaha menahan pedih yang mendera hatinya.

 “Terima kasih Hyori-ya. Aku juga ikut senang dengan berita bahagiamu. Akhirnya perasaanmu pada Junho berbalas,” ucap Yul seraya membalas memeluk Hyori.

 Seiring dengan kegembiraan yang dirasakan Hyori malam ini, hati kecil Yul menangis perih. Yul berusaha mempertahankan nada riang menanggapi cerita Hyori. Hingga akhirnya, pertemuan antar dua sahabat itu berakhir.

 Di bawah sinar bulan malam, Lee Yul pulang ke rumah dengan hati remuk redam. Yul mengabaikan panggilan ibunya yang menyuruh makan malam. Yul tak ingin makan malam. Pemuda itu segera masuk ke dalam kamar dan menjatuhkan tubuhnya pada ranjang, hingga airmata perlahan jatuh dari kedua sudut mata.

Hatinya kembali berdenyut sakit seiring lelehan cairan bening yang luruh dari kedua iris gelapnya. Bahunya bergetar hebat karena tak sanggup menahan perih yang dirasakan. Di bawah sinar bulan malam ini, Lee Yul, untuk pertama kalinya merasakan patah hati.

Kenapa? Kenapa perasaan ini sangat menyesakkan?

~🌛🌜~

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Of Girls and Glory
2532      1201     1     
Inspirational
Pada tahun keempatnya di Aqiela Ru'ya, untuk pertama kalinya, Annika harus berbeda kamar dengan Kiara, sahabatnya. Awalnya Annika masih percaya bahwa persahabatan mereka akan tetap utuh seperti biasanya. Namun, Kiara sungguh berubah! Mulai dari lebih banyak bermain dengan klub eksklusif sekolah hingga janji-janji yang tidak ditepati. Annika diam-diam menyusun sebuah rencana untuk mempertahank...
Lebih dari Cinta Rahwana kepada Sinta
651      489     0     
Romance
Pernahkan mendengarkan kisah Ramayana? Jika pernah mendengarnya, cerita ini hampir memiliki kisah yang sama dengan romansa dua sejoli ini. Namun, bukan cerita Rama dan Sinta yang akan diceritakan. Namun keagungan cinta Rahwana kepada Sinta yang akan diulas dalam cerita ini. Betapa agung dan hormatnya Rahwana, raksasa yang merajai Alengka dengan segala kemewahan dan kekuasaannya yang luas. Raksas...
The pythonissam
328      249     5     
Fantasy
Annie yang harus menerima fakta bahwa dirinya adalah seorang penyihir dan juga harus dengan terpaksa meninggalkan kehidupanannya sebagai seorang manusia.
Slap Me!
1303      588     2     
Fantasy
Kejadian dua belas tahun yang lalu benar-benar merenggut semuanya dari Clara. Ia kehilangan keluarga, kasih sayang, bahkan ia kehilangan ke-normalan hidupnya. Ya, semenjak kejadian itu ia jadi bisa melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat oleh orang lain. Ia bisa melihat hantu. Orang-orang mengganggapnya cewek gila. Padahal Clara hanya berbeda! Satu-satunya cara agar hantu-hantu itu menghila...
Kare To Kanojo
5192      1453     1     
Romance
Moza tidak pernah menyangka hidupnya akan berubah setelah menginjak Negara Matahari ini. Bertemu dengan banyak orang, membuatnya mulai mau berpikir lebih dewasa dan menerima keadaan. Perbedaan budaya dan bahasa menjadi tantangan tersendiri bagi Moza. Apalagi dia harus dihadapkan dengan perselisihan antara teman sebangsa, dan juga cinta yang tiba-tiba bersemayam di hatinya. DI tengah-tengah perjua...
Regrets
864      455     2     
Romance
Penyesalan emang datengnya pasti belakangan. Tapi masih adakah kesempatan untuk memperbaikinya?
The Black Hummingbird [PUBLISHING IN PROCESS]
18918      1851     10     
Mystery
Rhea tidal tahu siapa orang yang menerornya. Tapi semakin lama orang itu semakin berani. Satu persatu teman Rhea berjatuhan. Siapa dia sebenarnya? Apa yang mereka inginkan darinya?
A Freedom
94      81     1     
Inspirational
Kebebasan adalah hal yang diinginkan setiap orang. Bebas dalam menentukan pilihan pun dalam menjalani kehidupan. Namun sayang kebebasan itu begitu sulit bagi Bestari. Seolah mendapat karma dari dosa sang Ayah dia harus memikul beban yang tak semestinya dia pikul. Mampukah Bestari mendapatkan kebebasan hidup seperti yang diinginkannya?
With or without you
1858      700     4     
Romance
REZA & DIAN
535      303     0     
Short Story
Sahabat adalah orang yang ada kapanpun dan dimanapun kita berada. Sahabat adalah orang yang akan memberikan maafnya apabila kita berbuat salah.