Loading...
Logo TinLit
Read Story - SHADOW
MENU
About Us  

Kapal besar yang memuat puluhan ton beban bisa saja tenggelam di tengah samudera luas. Pesawat yang berisi puluhan penumpang bisa saja jatuh walaupun sudah di cek saat akan terbang. Kejadian tidak disangka-sangka selalu mengikuti manusia kemanapun mereka pergi. Rumah, jalanan, kantor serta tempat rekreasi sekali pun. Selalu ada dan akan ada kejadian di luar nalar. 

Pepatah lama bilang jangan senang dulu kalau dapat uang banyak, bisa saja besok sudah ludes atau jangan senang dulu besok yakin akan berangkat, bisa saja ada topan besar yang memporak-porandakan jalanan. Membayangkan masa depan yang awalnya menjadi hal yang amat menyenangkan berubah menjadi suram. Takut. Kalau-kalau kejadian buruk memang betulan terjadi.

Rena selalu memegang teguh pendiriannya, ia tidak mau membayangkan akan benar-benar menikah dengan kekasihnya. Ia selalu memikirkan kejadian naas duluan di sela-sela melamun. Ia sama seperti manusia yang lain, takut kejadian yang tidak mengenakkan benar-benar kejadian. Berbeda dengan temannya yang setiap hari berimajinasi, menikah dengan idol kesukaan, walaupun tahu hal itu tidak akan pernah terjadi.

Tapi siapa sangka, kejadiaan naas malah menimpa dirinya, padahal ia yakin sekali kalau kejadian buruk jarang terjadi pada orang yang was-was duluan. Tepat pada hari anniversarynya yang 7, ia ditinggal pergi. Apartemen kekasihnya yang bernama Rey itu kosong. Rena sudah ratusan kali mencoba meneleponnya tapi panggilan itu tidak juga terhubung. Handphone pria itu mati total.

Sama halnya dengan rumah orang tua Rey, kosong. Tidak ada tanda-tanda kehidupan di rumah lantai dua yang besar tersebut. Pria itu memang bilang kalau ingin melanjutkan pendidikan ke luar negeri, mengejar cita-citanya. Tapi Rena mencegahnya, ia tidak mau ditinggal pergi. Memaksa untuk melanjutkan kuliah di sini saja. Saat itu, Rey tidak menjawab, ia hanya mengangguk tipis. Rena kira semua sudah berakhir dan pria itu setuju untuk tidak pergi. Rupanya saat itu bukan anggukan setuju, tapi anggukan menyerah untuk debat.

Paper bag yang berisi kue cokelat mini yang lucu tersebut Rena buang begitu saja ke tempat sampah. Nafasnya tersengal, dadanya sesak. Ia ingin sekali berteriak sekencang-kencangnya, memaki-maki pria tersebut. Tapi ia hanya bisa menangis. Terduduk, gadis itu menenggelamkan kepalanya di antara kedua tangan yang terlipat. Ia menangis dan terus menangis. Mengeluarkan semua air mata yang tertahan sejak berada di apartemen tadi.

Pukul 23.35pm.

"Kau tidak papa?" Lyn yang saat itu baru datang langsung memandang kasihan sahabatnya. Ia menyodorkan sekotak tissue yang barusaja dibeli di toserba terdekat.

Rena tidak menjawab. Gadis itu memandang kosong ke arah jalanan. Suasana kafe tampak sepi, mungkin karena sudah hampir tengah malam.

"Untung kau tidak minum-minum ya. Bisa gawat kalau aku harus menggendongmu ke rumah."

Diam lagi. Rena sedang tidak punya tenaga untuk bicara. Ia tidak berselera melakukan apapun.

"Aku bisa menemanimu kalau kau butuh teman. Sebenarnya aku juga baru pertama kali melihatmu seperti ini, selama lima tahun kita berteman, baru kali ini aku melihatmu menangis. Memang sih, laki-laki seperti Rey adalah jenis laki-laki yang tidak boleh kau kencani seumur hidup. Dia sudah masuk blacklist. Harus kau hapus dia dari hatimu."

Rena menoleh dengan wajah sembab. Memandang datar Lyn.

"Ah! Benar. Pasti tidak mudah." Lyn menyodorkan tissuenya lebih dekat. Menyuruh menghapus air mata yang kembali turun.

Malam itu, mereka berdua menghabiskan malam lebih lama. Lyn mengajak menginap di rumahnya. Bisa gawat kalau ayah Rena tahu anak satu-satunya tersebut disakiti oleh laki-laki.

***

Rena membuka pintu berwarna biru tersebut. Kosong. Ia dengan pandangan yang masih buram sehabis bangun tidur langsung melangkah menuju dapur, mengambil segelas air putih lalu meneguknya pelan.

"Lyn," ucapnya pelan.

"Lyn? Dimana kau?" panggilnya. Gadis itu menuju kamar tamu satunya. Ia tidur berdua tadi malam tapi saat tadi membuka mata, sebelah kanannya kosong. Temannya itu pergi tanpa bilang-bilang.

"Dimana anak itu."

Rena terduduk di sofa ruang tengah. Kejadian semalam rasanya seperti mimpi. Ia bahkan belum bisa percaya kalau itu nyata. Termenung, Rena menyenderkan punggungnya, menatap langit-langit rumah. Air mata kembali turun, lama kelamaan semakin deras, terisak. Rena merubah posisinya menjadi duduk, ia kemudian mengambil tissue di atas meja, mengelap air mata yang terus turun.

"Kenapa tidak mau berhenti sih!" Rena membanting tissue bekas yang kucel. Ia menepuk dadanya yang semakin dirasa semakin sakit, sesak sekali.

Waktu terus berlalu, terhitung sudah seminggu lebih Rena merana dalam kesedihan. Lyn sudah melakukan berbagai cara untuk menghibur sahabatnya itu tapi kesedihan yang dialami Lyn sepertinya cukup besar. Apalagi Rey katanya adalah orang yang paling disayang nomor 2 setelah ayah Rena.

"Setidaknya makanlah sedikit." Ayah Rena mengetuk pintu kamar berkali-kali. Merasa tidak akan ada jawaban lagi, nampan yang berisi nasi dan lauk pauk diletakkan di depan pintu. Rutinitas baru setiap pagi, padahal ayahnya tersebut tidak begitu pandai memasak tapi ia terpaksa belajar sedikit demi sedikit demi anaknya.

Saat pertama kali melihat penampilan Rena, ayahnya terkejut bukan main. Beliau bahkan sampai mengeluarkan kata-kata sumpah serapah pada Rey yang sudah dianggap anaknya sendiri. Tapi semakin hari ia jadi paham kalau kemalangan bisa menimpa siapapun. Bahkan kepada putri satu-satunya yang baru pertama kali mengenal cinta.

Rena membuka pintu. Ia mengambil nampan itu dan membawanya masuk. Wajahnya semakin kelihatan gelap, rambutnya acak-acakan, ia memang belum mandi selama berhari-hari lamanya.

Gadis tersebut memperhatikan makanan untuk waktu lama, kemudian mengambil sesendok dan menyuapnya pelan. Butuh waktu lama untuk menghabiskan setengah mangkuk nasi. Merasa haus, ia meneguk air hingga habis. Sebenarnya ia tidak lapar tapi lebih kepada haus. Mungkin efek sedih berlarut-larut.

Suasana rumah sepi, Rena turun dari lantai atas. Ia menenteng tasnya. Gadis itu berniat pergi, ia sudah mandi dan penampilannya sudah agak mendingan.

Suasana jalanan tampak agak sunyi. Handphone gadis itu bergetar untuk yang kesekian kali, Rena mengabaikannya. Mungkin itu Lyn atau rekan kerjanya yang bertanya-tanya kenapa ia belum masuk kerja juga. Ia tidak punya mood untuk bicara, lebih tepatnya belum punya.

Brukkkk! Aw! Rena segera bangkit. Ia menabrak pria di persimpangan jalan.

"Maafkan aku." Gadis itu membungkuk sopan. Ia kemudian lanjut berjalan lagi tanpa melihat siapa yang tadi ditabrak.

"Tunggu."

Lengan gadis itu dipegang. Rena mengernyit, ia kemudian mendongak perlahan. Wajah pria tersebut terlihat. Garis rahang yang kuat, tatapan mata lembut dan hidung yang agak mancung. Mereka saling tatap selama beberapa detik.

"Kau menyakitiku," ucap Rena dengan nada suara pelan. Lengannya agak nyut-nyutan. Bukannya melepaskan tapi pria tersebut malah menggenggam telapak tangan Rena. Agak lama untuk mencerna apa yang sebenarnya terjadi.

"Apa-apaan kau!" Rena menepisnya. Ia segera mundur beberapa langkah.

Pria tersebut diam. Ia kemudian mendekat.

"Jangan dekat-dekat!"

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Prakerin
8145      2145     14     
Romance
Siapa sih yang nggak kesel kalo gebetan yang udah nempel kaya ketombe —kayanya Anja lupa kalo ketombe bisa aja rontok— dan udah yakin seratus persen sebentar lagi jadi pacar, malah jadian sama orang lain? Kesel kan? Kesel lah! Nah, hal miris inilah yang terjadi sama Anja, si rajin —telat dan bolos— yang nggak mau berangkat prakerin. Alasannya klise, karena takut dapet pembimbing ya...
Premium
Take My Heart, Mr. Doctor!
6989      2035     2     
Romance
Devana Putri Aryan, seorang gadis remaja pelajar kelas 3 SMA. Ia suka sekali membaca novel. Terkadang ia berharap kisah cintanya bisa seindah kisah di novel-novel yang ia baca. Takdir hidupnya mempertemukan Deva dengan seorang lelaki yang senantiasa menjaganya dan selalu jadi obat untuk kesakitannya. Seorang dokter muda tampan bernama Aditya Iqbal Maulana. Dokter Iqbal berusaha keras agar s...
One-Week Lover
1966      981     0     
Romance
Walter Hoffman, mahasiswa yang kebosanan saat liburan kuliahnya, mendapati dirinya mengasuh seorang gadis yang entah dari mana saja muncul dan menduduki dirinya. Yang ia tak tahu, adalah fakta bahwa gadis itu bukan manusia, melainkan iblis yang terlempar dari dunia lain setelah bertarung sengit melawan pahlawan dunia lain. Morrigan, gadis bertinggi badan anak SD dengan gigi taring yang lucu, meng...
Le Papillon
3312      1286     0     
Romance
Victoria Rawles atau biasa di panggil Tory tidak sabar untuk memulai kehidupan perkuliahannya di Franco University, London. Sejak kecil ia bermimpi untuk bisa belajar seni lukis disana. Menjalani hari-hari di kampus ternyata tidak mudah. Apalagi saat saingan Tory adalah putra-putri dari seorang seniman yang sangat terkenal dan kaya raya. Sampai akhirnya Tory bertemu dengan Juno, senior yang terli...
Kala Badai Menerpa
1520      716     1     
Romance
Azzura Arraya Bagaswara, gadis kelahiran Bandung yang mencari tujuan dirinya untuk tetap hidup di dunia ini. Masalah-masalah ia hadapi sendiri dan selalu ia sembunyikan dari orang-orang. Hingga pada akhirnya, masa lalunya kembali lagi untuknya. Akankah Reza dapat membuat Raya menjadi seseorang yang terbuka begitu juga sebaliknya?
Percayalah , rencana Allah itu selalu indah !
162      121     2     
True Story
Hay dear, kali ini aku akan sedikit cerita tentang indahnya proses berhijrah yang aku alami. Awal mula aku memutuskan untuk berhijrah adalah karena orang tua aku yang sangat berambisi memasukkan aku ke sebuah pondok pesantren. Sangat berat hati pasti nya, tapi karena aku adalah anak yang selalu menuruti kemauan orang tua aku selama itu dalam kebaikan yaa, akhirnya dengan sedikit berat hati aku me...
Daybreak
4398      1837     1     
Romance
Najwa adalah gadis yang menyukai game, khususnya game MOBA 5vs5 yang sedang ramai dimainkan oleh remaja pada umumnya. Melalui game itu, Najwa menemukan kehidupannya, suka dan duka. Dan Najwa mengetahui sebuah kebenaran bahwa selalu ada kebohongan di balik kalimat "Tidak apa-apa" - 2023 VenatorNox
Lebih Dalam
190      165     2     
Mystery
Di sebuah kota kecil yang terpencil, terdapat sebuah desa yang tersembunyi di balik hutan belantara yang misterius. Desa itu memiliki reputasi buruk karena cerita-cerita tentang hilangnya penduduknya secara misterius. Tidak ada yang berani mendekati desa tersebut karena anggapan bahwa desa itu terkutuk.
Ketos pilihan
813      558     0     
Romance
Pemilihan ketua osis adalah hal yang biasa dan wajar dilakukan setiap satu tahun sekali. Yang tidak wajar adalah ketika Aura berada diantara dua calon ketua osis yang beresiko menghancurkan hatinya karena rahasia dibaliknya. Ini kisah Aura, Alden dan Cena yang mencalonkan ketua osis. Namun, hanya satu pemenangnya. Siapa dia?
Adiksi
8235      2408     2     
Inspirational
Tolong ... Siapa pun, tolong aku ... nafsu ini terlalu besar, tangan ini terlalu gatal untuk mencari, dan mata ini tidak bisa menutup karena ingin melihat. Jika saja aku tidak pernah masuk ke dalam perangkap setan ini, mungkin hidupku akan jauh lebih bahagia. Aku menyesal ... Aku menyesal ... Izinkan aku untuk sembuh. Niatku besar, tetapi mengapa ... mengapa nafsu ini juga sama besarnya!...