Loading...
Logo TinLit
Read Story - RUMIT
MENU
About Us  

Pada Jumat di sore hari, seorang anak lelaki bernama Ahmad Azfar, biasa dipanggil Azfar, berpamitan pada Ibunya untuk pergi mengikuti kegiatan Pramuka di sekolah. Ia pun mencium telapak tangan Ibunya, kemudian:

“Bu, Azfar berangkat dulu, ya.”

Ibunya tersenyum. “Iya. Hati-hati ya, Nak. Jangan ngebut! Pelan saja, asalkan selamat sampai di sekolah.”

Nama Ibu Azfar Azizah. Ia seorang janda. Umurnya genap 40 tahun. Umur yang terbilang sudah memasuki masa tua, tapi nampak di wajahnya terlihat awet muda. Hanya ketika ia mengukir senyum saja keriput di wajahnya timbul.

Azfar adalah anak yatim, ia ditinggalkan sang Ayah ketika berumur empatbelas tahun. Azfar punya adik bernama Adirah, umurnya enam tahun. Adirah sekarang sekolah di bangku kelas satu SD. Usia Azfar sekarang genap enambelas tahun, dan ia sekarang duduk di bangku kelas XI di SMA Sis Al-Jufrie, mengambil jurusan IPS.

Di sekolah, Azfar adalah siswa yang berprestasi. Belum lama ini, ia mewakili sekolahnya untuk mengikuti Raimuna Nasional ke-IV di Riau. Raimuna Nasional adalah pertemuan seluruh anggota Pramuka penegak atau tingkat SMA/SMK dari sabang sampai merauke. Azfar juga selalu mendapatkan ranking terbagus di kelas, kalau bukan ranking dua, tiga. Bukan hanya prestasi di dalam sekolah, Azfar juga sering mendapatkan juara di lomba Seleksi Tilawatil Qur'an (STQ) dan Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ), ia adalah seorang Qori, suaranya sangat merdu melantunkan ayat suci Al-Quran.

Sinar mentari masih menyengat panas walau hampir tiba waktu sore. Azfar memebelah jalanan menggunakan motornya. Jarak rumahnya dengan sekolah tujuhbelas kilometer. Rumah Azfar berada di Kabupaten Donggala, Kecamatan Banawa, tepatnya di desa Loli Saluran.

Azfar pun tiba di sekolah pukul tiga lewat tigapuluh menit. Di lapangan yang berhadapan langsung dengan kantor sekolah sudah ada beberapa temannya berkumpul dengan seragam Pramuka yang lengkap. Azfar segera menghampri teman-temannya.

Assalamualaikum,” Azfar mengucapkan salam pada teman-temannya yang sedang berkumpul.

Kompak teman-temannya membalas salam dari Azfar, “Walaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.

Kelompok anggota Pramuka di tingkat SMA/SMK disebut dengan 'Ambalan'. Di dalam ambalan ada yang namanya 'Pradana'. Pradana adalah ketua dewan penegak dalam sebuah ambalan. Dan, Pradana ambalan tersebut adalah Azfar.

Waktu sudah menunjukan pukul empat sore. Kakak Pembina meniupkan peluitnya—pertanda agar semua anggota pramuka segera berbaris. Nama Kakak Pembina tersebut adalah Andi, biasanya anak-anak Pramuka memanggilnya Kak Andi.

Azfar dipersilahkan oleh Kak Andi untuk mengatur barisan. Ketika barisan sudah teratur dengan rapi, kemudian Kak Andi mengambil alih barisan.

Barisan sudah diambil-alih oleh Kak Andi. Ia basa-basi terlebih dahulu; menanyakan kabar para anggota Pramuka: datang latihan sore ini naik apa, dll. Dan Kak Andi juga menegaskan, bahwa anggota pramuka SMA Sis Al-Jufrie harus lebih giat lagi latihan PBB, karena di bulan oktober nanti akan ada lomba gerak jalan yang diselenggarakan oleh Wali Kota Palu.

Latihan dimulai, barisan diambil-alih lagi oleh Azfar. Suaranya lantang memimpin barisan. Sesekali anggota salah—kadang lupa mana kiri mana kanan.

Tigapuluh menit berlalu, akhirnya latihan pramuka pada hari ini pun selesai. Sekarang sudah pukul lima lewat tigapuluhmenit. Langit sudah mulai gelap. Satu per-satu anggota Pramuka mulai meninggalkan sekolah.

Biasanya pulang dari latihan pramuka, Azfar akan mampir ke Kedai Baroqah untuk membeli Terang Bulan untuk diberikan kepada keluarga di rumah. Karena sering membeli Terang Bulan di Kedai Baroqah, Mas Candra—pemilik Kedai Baroqah sudah tahu Terang Bulan toping apa yang akan dipesan Azfar.

"Mas, seperti biasa, ya." Azfar memesan.

"Oke, Mas Azfar."

Tangan Mas Candra cekatan membuat Terang Bulan. Sepuluh menit, pesanan Azfar sudah siap, ia pun memberikan uang pada Mas Candra kemudian berlalu pergi meninggalkan kedai.

Waktu Magrib sudah hampir tiba, Azfar mengendarai motornya membelah jalanan kota, ia akan singgah di salah satu Masjid untuk salat saat azan sudah dikumandangkan. Ketika dalam perjalanan, tiba-tiba hal aneh yang sama sekali tidak pernah dibayangkan kehadirannya, muncul: Gempa bumi berkekuatan 7,4 skala richter mengguncang Kota Palu dan sekitarnya. Guncangan yang sangat kuat hingga membuat sebagian bangunan ambruk seketika. Azfar terjatuh dari motornya karena saking kuatnya guncangan gempa tersebut. Mulutnya tak henti-henti mengucapkan dzikir.

Semua orang keluar dari gedung dan rumah masing-masing untuk menyelamatkan diri agar tidak tertimpa reruntuhan bangunan. Semua panik. Ada seorang ibu menangis sambil memanggil-manggil anaknya yang entah di mana. Ada yang menangis karena keluarganya tertimpa bangunan yang entah bagaimana nasibnya sekarang. Seketika itu juga Azfar teringat pada Ibu dan adiknya di rumah. Azfar langsung menyalakan motornya menuju ke rumah yang jaraknya masih sangat jauh. Jalanan macet karena dipenuhi kendaraan dan penduduk kota.

Baru saja beberapa meter menaiki motor, tiba-tiba ada fenomena aneh muncul. Terdengar suara bergemuruh dari arah timur, semua penduduk kota semakin panik. Dari mana asal suara gemuruh itu? Tiba-tiba saja muncul lumpur yang sangat banyak menelan semua apa yang dilewatinya. Teriakan-teriakan ‘Lari’ dari mulut para penduduk menggema di udara. Azfar tak bisa melarikan diri menggunakan motor, karena jalanan macet, maka ia turun dari motornya, berlari secepat mungkin untuk menghindari lumpur itu. Terdengar suara dari salah satu penduduk kota: “Cari dataran yang tinggiii!!" Dataran yang tinggi? Di tengah-tengah kota kan tidak ada dataran tinggi. Dari kejauhan terlihat oleh Azfar banyak penduduk kota naik ke atap rumah. Astaga! Ternyata itu hanya sia-sia, lumpur semakin tinggi sampai ke atap rumah, apa lagi rumah yang sudah retak karena guncangan gempa tadi, terkena hantaman lumpur langsung ambruk seketika.

“Larii! Terus lari secepat mungkin!!” seruan untuk ‘lari’ dari penduduk terus menggema di udara.

Di belakang sana sudah banyak manusia tertelan lumpur. Azfar dan para penduduk kota lainnya terus berlari secepat mungkin, tapi apa daya, itu hanya sia-sia, lumpur itu mengalahkan kecepatan lari mereka. Tubuh Azfar dihantam  lumpur, satu badannya sudah tertutup lumpur, tapi kedua tangannya terus ia angkat ke atas, mencari sesuatu agar bisa dipegang. Terus berusaha. Satu-dua kali wajahnya bisa terangkat ke permukaan—masih  bisa mangambil napas. Tiba-tiba tangannya merasakan sesuatu. Ya, ia akhirnya memegang sebuah papan yang lebar, mungkin bekas puing-puing rumah penduduk. Azfar segera memegang kedua papan lebar itu lalu menaikkan wajahnya ke permukaan. Ia belum bisa melihat karena matanya masih tertutup lumpur. Tangan kirinya mencoba menghilangkan lumpur yang ada di wajahnya, samar-samar ia melihat lumpur masih saja bergerak menelan apa saja yang dilewatinya.

Azfar terus berdzikir di atas lumpur yang berjalan. Ia yakin, pasti masih ada kesempatan untuk selamat.

 

***

 

Seketita lumpur berhenti berjalan. Langit sudah gelap, hujan mulai turun. Tak nampak cahaya setitik pun. Juga tak nampak biar satupun rumah atau bangunan lainnya berdiri, menyisakan rintik hujan dan kabar duka yang mendalam bagi semua warga kota Palu dan sekitarnya.

“Tolong…. Tolong.... Ada orang di sana?!” Azfar berteriak sekeras mungkin, boleh jadi ada yang mendengarnya. Ia menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya.

Beberapa saat kemudian, melintas dua helikopter tepat di lokasi terjadi lumpur berjalan. Melihat helikopter di udara, Azfar langsung berteriak meminta tolong. Mereka mendengar suara Azfar yang meminta tolong, tapi belum tahu di mana sumber suara teriakan 'tolong' tersebut. Helikopter itu mencari sumber suara dengan cahaya senter besar dan terang. Azfar terus berteriak sambil melambaikan satu tangannya ke atas. Cahaya helikopter yang besar itu menemukannya. Satu helikopter merendah lalu menurunkan satu petugas dengan tali yang terikat di pinggangnya. Saat sudah meraih tubuh Azfar, petugas tersebut langsung mengikatkan sebuah tali ke perut Azfar, mereka pun berpelukan lalu ditarik ke helikopter. Helikopter itu berwarna oranye, mereka sangat cepat tanggap menolong korban, termasuk Azfar. Mereka adalah anggota Basarnas, sebuah organisasi relawan non kementrian yang sudah terkenal di Indonesia; dikenal dengan aksi cepat tanggapnya dalam melakukan pertolongan pertama. Basarnas biasa juga disebut dengan tim SAR.

Suara helikopter terdengar di mana-mana. Bukan hanya helikopter Basarnas yang turun langsung melakukan penolongan pertama, namun juga ada helikopter TNI dan POLRI.

“Ambilkan kain dan air mineral!!” perintah salah satu tim SAR kepada rekan lainnya. Mereka masih berada di udara—di dalam helikopter.

Badan Azfar dipenuhi lumpur, bajunya banyak yang sobek, dan sebagian badannya terluka karena terkena hantaman lumpur yang membawa puing-puing bangunan. Wajahnya masih dipenuhi rasa takut.

“Minum air ini, Nak.” Tim SAR itu memberikan air mineral pada Azfar. Ada juga tim SAR yang membantu menghilangkan lumpur di badan Azfar menggunakan kain.

Malam itu, selama proses pencarian korban, sepertinya hanya Azfar sendiri yang selamat dari musibah lumpur berjalan itu. Hal Itu merupakan sebuah anugrah yang besar dari Tuhan untuk Azfar. Tuhan masih memberikan ia kesempatan untuk hidup. Alhamdulillah!

Di helikopter itu, Azfar kepikiran dengan Ibu dan adiknya yang ada di Kabupaten Donggala. Wajahnya panik. Bagaimana kabar Ibu dan Adirah? Apakah mereka baik-baik saja? batin Azfar, ia sangat cemas.

Helikopter pun mendarat di sebuah lapangan yang luas. Lapangan itu sudah ramai oleh para petugas. Ada TNI, POLRI, BASARNAS, BNPB, dan penduduk kota yang selamat dari bencana. Azfar dibawa ke sebuah tenda darurat yang dibangun oleh petugas. Untuk sementara ia dirawat di tenda darurat tersebut.

Kali ini—di tenda darurat, TNI yang ahli di bidang kesehatan yang merawat Azfar. Salah satu TNI memberikan Azfar sebuah kaos loreng milik TNI. Azfar menerimanya. Ia pun membuka seragam Pramukanya yang sudah sobek, lalu memakai kaos loreng tersebut.

Kata para Ahli Geologi, fenomena 'lumpur berjalan'  dinamakan Likuifaksi. Luas wilayah kota yang terdampak Likuifaksi mencapai 180,06 hektar.

Dalam proses perawatan, Azfar mencoba bertanya kepada TNI yang merawatnya. “Bagaimana dengan Kabupaten Donggala bagian Banawa, Pak?”

“Sepanjang Teluk Palu, khsusunya pesisir Kecamatan Banawa dihantam gelombang tsunami setinggi tujuh sampai sepuluh meter,” jawab TNI yang sedang memeriksa lengan kiri Azfar.

“Apa? Tsunami setinggi tujuh sampai sepuluh meter, Pak?” Azfar terkejut mendengar jawaban dari TNI tersebut, betapa tidak, rumahnya tak jauh dari bibir pantai.

TNI itu mengangguk.

Gempa berkekuatan 7,4 skala richter mengakibatkan tsunami setinggi tujuh sampai sepuluh meter dan likuifaksi atau lumpur berjalan. Ada tiga kota yang terdampak sangat parah atas musibah ini, yakni Palu, Sigi, dan Donggala.

“Bisa antarkan saya ke Banawa, Pak? Tepatnya di Desa Loli Saluran. Saya khawatir dengan keluarga saya di sana. Rumah kami tak jauh dari bibir pantai,” pinta Azfar pada TNI yang merawatnya.

“Maaf, Dik, kami belum bisa mengantar kamu ke sana, karena sepanjang jalan Poros Palu-Donggala tertutup puing-puing bangunan. Kalau kamu meminta kami mengantar menggunakan helikopter, kami juga tetap belum bisa, karena helikopter masih digunakan untuk mencari korban lainnya.”

Sepanjang Jalan Poros Palu Donggala bersebelahan dengan garis pantai dan di hiasi rumah-rumah warga yang berjejer rapi. Rumah-rumah berjejer rapi itu telah bersih disapu tsunami.

“Kapan Jalan Poros Palu Donggala bisa dilalui, Pak?” tanya Azfar.

“Besok pagi. Malam ini sudah ada beberapa alat berat diarahkan ke sana untuk memebersihkan puing-puing bangunan,” jawab Bapak TNI.

Musibah yang menimpa hari ini akan membekas di hati semua korban. Jumat, 28 September 2018 akan menjadi hari bersejarah memilukkan bagi kota Palu, Sigi, dan Donggala.

Tags: twm23

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Negeri Tanpa Ayah
15473      2516     1     
Inspirational
Negeri Tanpa Ayah merupakan novel inspirasi karya Hadis Mevlana. Konflik novel ini dimulai dari sebuah keluarga di Sengkang dengan sosok ayah yang memiliki watak keras dan kerap melakukan kekerasan secara fisik dan verbal terutama kepada anak lelakinya bernama Wellang. Sebuah momentum kelulusan sekolah membuat Wellang memutuskan untuk meninggalkan rumah. Dia memilih kuliah di luar kota untuk meng...
AKSARA
6550      2224     3     
Romance
"Aksa, hidupmu masih panjang. Jangan terpaku pada duka yang menyakitkan. Tetaplah melangkah meski itu sulit. Tetaplah menjadi Aksa yang begitu aku cintai. Meski tempat kita nanti berbeda, aku tetap mencintai dan berdoa untukmu. Jangan bersedih, Aksa, ingatlah cintaku di atas sana tak akan pernah habis untukmu. Sebab, kamu adalah seseorang yang pertama dan terakhir yang menduduki singgasana hatiku...
Gino The Magic Box
4354      1346     1     
Fantasy
Ayu Extreme, seorang mahasiswi tingkat akhir di Kampus Extreme, yang mendapat predikat sebagai penyihir terendah. Karena setiap kali menggunakan sihir ia tidak bisa mengontrolnya. Hingga ia hampir lulus, ia juga tidak bisa menggunakan senjata sihir. Suatu ketika, pulang dari kampus, ia bertemu sosok pemuda tampan misterius yang memberikan sesuatu padanya berupa kotak kusam. Tidak disangka, bahwa ...
START
316      214     2     
Romance
Meskipun ini mengambil tema jodoh-jodohan atau pernikahan (Bohong, belum tentu nikah karena masih wacana. Hahahaha) Tapi tenang saja ini bukan 18+ 😂 apalagi 21+😆 semuanya bisa baca kok...🥰 Sudah seperti agenda rutin sang Ayah setiap kali jam dinding menunjukan pukul 22.00 Wib malam. Begitupun juga Ananda yang masuk mengendap-ngendap masuk kedalam rumah. Namun kali berbeda ketika An...
DELUSION
6372      1871     0     
Fan Fiction
Tarian jari begitu merdu terdengar ketika suara ketikan menghatarkan sebuah mimpi dan hayalan menjadi satu. Garis mimpi dan kehidupan terhubung dengan baik sehingga seulas senyum terbit di pahatan indah tersebut. Mata yang terpejam kini terbuka dan melihat kearah jendela yang menggambarkan kota yang indah. Badan di tegakannya dan tersenyum pada pramugari yang menyapanya dan menga...
Rewrite
9592      2764     1     
Romance
Siapa yang menduga, Azkadina yang tomboy bisa bertekuk lutut pada pria sederhana macam Shafwan? Berawal dari pertemuan mereka yang penuh drama di rumah Sonya. Shafwan adalah guru dari keponakannya. Cinta yang bersemi, membuat Azkadina mengubah penampilan. Dia rela menutup kepalanya dengan selembar hijab, demi mendapatkan cinta dari Shafwan. Perempuan yang bukan tipe-nya itu membuat hidup Shafwa...
Aku Benci Hujan
7380      1945     1     
Romance
“Sebuah novel tentang scleroderma, salah satu penyakit autoimun yang menyerang lebih banyak perempuan ketimbang laki-laki.” Penyakit yang dialami Kanaya bukan hanya mengubah fisiknya, tetapi juga hati dan pikirannya, serta pandangan orang-orang di sekitarnya. Dia dijauhi teman-temannya karena merasa jijik dan takut tertular. Dia kehilangan cinta pertamanya karena tak cantik lagi. Dia harus...
Interaksi
534      369     0     
Romance
Ada manusia yang benar benar tidak hidup di bumi, sebagian dari mereka menciptakan dunia mereka sendiri. Seperti halnya Bulan dan Yolanda. Bulan, yang terlalu terobsesi dengan buku novel dan Yolanda yang terlalu fanatik pada Korea. Dua duanya saling sibuk hingga berteman panjang. Saat mereka mencapai umur 18 dan memutuskan untuk kuliah di kampus yang sama, perasaan takut melanda. Dan berencana u...
Bumi yang Dihujani Rindu
8218      2450     3     
Romance
Sinopsis . Kiara, gadis bermata biru pemilik darah Rusia Aceh tengah dilanda bahagia. Sofyan, teman sekampusnya di University of Saskatchewan, kini menjawab rasa rindu yang selama ini diimpikannya untuk menjalin sebuah ikatan cinta. Tak ada lagi yang menghalangi keduanya. Om Thimoty, ayah Kiara, yang semula tak bisa menerima kenyataan pahit bahwa putri semata wayangnya menjelma menjadi seorang ...
Cinta Pertama Bikin Dilema
5246      1434     3     
Romance
Bagaimana jadinya kalau cinta pertamamu adalah sahabatmu sendiri? Diperjuangkan atau ... diikhlaskan dengan kata "sahabatan" saja? Inilah yang dirasakan oleh Ravi. Ravi menyukai salah satu anggota K'DER yang sudah menjadi sahabatnya sejak SMP. Sepulangnya Ravi dari Yogyakarta, dia harus dihadapkan dengan situasi yang tidak mendukung sama sekali. Termasuk kenyataan tentang ayahnya. "Jangan ...