Indonesia
English
日本語
Inspirational
Negeri Tanpa Ayah
By: hadismevlana
Negeri Tanpa Ayah merupakan novel inspirasi karya Hadis Mevlana. Konflik novel ini dimulai dari sebuah keluarga di Sengkang dengan sosok ayah yang memiliki watak keras dan kerap melakukan kekerasan secara fisik dan verbal terutama kepada anak lelakinya bernama Wellang. Sebuah momentum kelulusan sekolah membuat Wellang memutuskan untuk meninggalkan rumah. Dia memilih kuliah di luar kota untuk menghindari Bapak. Sejak saat itu dia tak pernah lagi pulang ke Sengkang.
Adik dan ibu merindu. Begitupun dengan Wellang. Namun, urung ketika dia mengingat kembali perlakuan bapak kepadanya.Di perantauan Wellang bertemu Raya. Sejak saat itu Wellang berusaha menjalani kehidupannya dengan lebih baik dari sebelumnya. Wellang kerap cerita kepada Raya tentang masa lalunya. Namun, Raya terus menasehati agar Wellang pulang ke Sengkang. Akhirnya Wellang pulang juga meski dengan terpaksa. Diam-diam Raya membelikan tiket untuknya. Akhirnya Wellang pulang. Namun, bukan untuk berdamai dengan sang bapak. Wellang harus menjadi wali nikah sang adik, sebab kondisi Bapak yang tak memungkinkan untuk melakukannya.
Setibanya di Sengkang, Wellang masih enggan bertemu dengan Bapak. Wellang selalu menghindar saat momen tak sengaja bertemu dengan sang Bapak. Tujuh tahun berlalu. Wellang tak percaya begitu saja ketika mendapati sang Bapak telah berubah. Mendengar kabar Wellang pulang, Bapak begitu bahagia. Dia ingin segera bertemu dengan Wellang.
Hingga akhirnya, Wellang pun bertemu dengan sang Bapak.Bapak mengakui segala kesalahannya di masa lalu dan meminta maaf kepada Wellang. Namun, rasa benci sudah terakumulasi di hati Wellang. Kata maaf tak semudah itu meluluhkan hatinya. Begitu berat hati Wellang memaafkan perbuatan Bapak kepadanya. Namun, Wellang mengingat kembali pesan yang selalu dinasehatkan kepadanya agar selalu menjadi seorang pemaaf. Mengikhlaskan masa lalu. Tentang perlakuan buruk orang kepadanya, biar Allah saja yang membalasnya. Wellang berusaha melapangkan hatinya. Mengiklaskan hatinya atas segala kekhilafan Sang Bapak kepadanya.
