Read More >>"> Negeri Tanpa Ayah (Aku Ibarat Telaga) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Negeri Tanpa Ayah
MENU
About Us  

Raya memegang bahuku seolah memberi kekuatan dengan sentuhan.

“Setiap orang punya masa lalu. Setiap manusia pernah berbuat salah.” Raya mengakhiri perdebatan.

Aku hanya diam. Tak membenarkan, pun tak menyalahkan ucapannya. Orang-orang di luar sana tidak pernah tahu, betapa sakit hati ini belum juga reda atas perbuatan bapak kepadaku. Mereka juga tidak tahu betapa sesaknya dada ini saat mengingat segala perlakuannya padaku. Mereka tidak pernah merasakan apa yang kurasakan. Ibarat seorang lelaki sok menasihati seorang wanita yang sedang kesakitan saat melahirkan agar bersabar, padahal dia tak pernah merasakan sedikit pun sakitnya.

 

Aku ibarat sebuah telaga

Hanya bisa menampung air saja

Hanya menadah hujan tanpa bisa mengalirkan isinya

Sesekali riak-riak kecil muncul dari permukaan

Pertanda ada kehidupan

Sesekali tumpah ruah

Ketika tak sanggup lagi menanggung beban air yang tercurah

 

Aku sudah berusaha berontak. Meski, lagi-lagi aku tak berdaya. Sejak duduk di bangu kelas tiga SMP aku selalu melingkari tanggal-tanggal di kalender dinding yang terpasang di ruang keluarga. Aku melingkarinya dengan spidol warna merah. Aku sengaja melakukannya. Aku ingin tahu apa reaksi bapak jika dia mengetahuinya. Meski aku sudah hafal apa yang akan terjadi selanjutnya. Bapak pasti marah.

Ibu dan adikku heran melihat kelakuanku itu. Mereka sering bertanya untuk apa aku melakukan itu, tapi aku hanya tersenyum dingin tak menjawabnya. Biasanya jika menanyakan hal itu, maka aku hanya berlalu begitu saja lalu masuk ke kamar atau mengganti topik pembicaraan lainnya.

Aku yakin ibu dan adikku tahu mengapa aku melakukan itu. Aku pernah mendengar diskusi kecil mereka di ruang tamu. Mereka menduga-duga mengapa aku selalu selalu melingkari tanggal-tanggal di kalender dengan spidol warna merah. Padahal, itu hari biasa. Bukan hari libur atau tanggal ujian sekolah.

Yang jelas tanggal yang kulingkari adalah tanggal istimewa. Aku akan menjawab pertanyaan itu. Namun, bukan pertanyaan yang keluar dari mulut ibu atau adikku. Aku hanya akan menjawabnya jika bapak yang mengajukan pertanyaan itu.

Akhirnya, saat-saat yang kutunggu itu tiba. Aku masih sangat mengingatnya. Saat itu, hari terakhir aku menyelesaikan ujian nasional. Bakda isya, tiba-tiba bapak meminta ibu mengambilkan sebuah kalender. Entah untuk apa. Mungkin bapak mau melihat tanggal terakhir servis mesin perahu motornya karena beberapa hari terakhir sering mati mendadak. Bapak kaget saat melihat kalendernya. Terdengar suaranya melengking.

“Apa-apaan ini?”

Aku yang saat itu sedang belajar di dalam kamar terkejut mendengar suara bapak tiba-tiba meninggi. Aku yakin, itu semua karena kalender yang di hadapan bapak banyak kulingkari tanggal-tanggalnya dengan spidol warna merah. Jika dilihat dalam satu bulan memang hampir penuh semua. Tak ada satu pun yang terlewat kulingkari tanggal-tanggalnya.

Aku mengintip dari balik pintu kamar. Kulihat napas bapak berat dengan mata melebar. Wajahnya bukan lagi seperti wajah manusia. Aku menyebutnya iblis. Yaa, lebih tepatnya dia adalah iblis dalam bentuk manusia. Kelakuannya yang sadis pada keluarga, tak layak jika harus menyebut dia sebagai manusia.

Bapak mendesak ibu untuk mengatakan siapa pelakunya. Ibu tahu, siapa pelakunya. Namun, ibu enggan menceritakan kalau akulah orangnya. Aku yang telah melakukan itu semua hingga bapak naik darah. Ibu berbohong kepada bapak. Bukan tanpa sebab. Ibu melakukan itu karena tak tega melihat kondisiku yang tiap hari tak pernah lekang dari amarah bapak. Ibu berusaha menutup-nutupi perbuatanku itu, tidak lain karena khawatir bapak akan menghukumku seperti biasanya.

Bukan bapak namanya jika tak sehari saja memarahiku. Entah, mengapa dia selalu berbuat seperti itu. Selalu menjadikanku sasaran atas kekesalannya. Apa mungkin dengan melakukan itu dia bisa Bahagia? Meluapkan kekesalannya akan membuat dadanya lega?

Ah … gila. Bahkan hewan buas pun tak ada yang tega memangsa anaknya. 

Tak berapa lama, bapak memanggilku. Seperti biasa, aku segera memenuhi panggilannya. Aku berdiri gemetar di hadapan bapak yang sedang duduk di ruang tamu. Bapak menatapku dengan raut wajah yang sudah kuhapal. Melotot sambil menggigit gerahamnya kuat-kuat. Bapak ibarat binatang bias dan aku adalah mangsa yang sudah siap untuk ditelannya mentah-mentah.

Tangannya mengepal dan lagi-lagi aku hafal betul apa yang akan terjadi berikutnya. Bapak bangkit dari duduknya. Kali ini bapak membuka ikat pinggang miliknya lalu mendaratkannya dengan keras di lenganku.

***

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Memories About Him
3078      1511     0     
Romance
"Dia sudah tidak bersamaku, tapi kenangannya masih tersimpan di dalam memoriku" -Nasyila Azzahra --- "Dia adalah wanita terfavoritku yang pernah singgah di dalam hatiku" -Aldy Rifaldan --- -Hubungannya sudah kandas, tapi kenangannya masih berbekas- --- Nasyila Azzahra atau sebut saja Syila, Wanita cantik pindahan dari Bandung yang memikat banyak hati lelaki yang melihatnya. Salah satunya ad...
Premium
Beauty Girl VS Smart Girl
8954      2455     30     
Inspirational
Terjadi perdebatan secara terus menerus membuat dua siswi populer di SMA Cakrawala harus bersaing untuk menunjukkan siapa yang paling terbaik di antara mereka berdua Freya yang populer karena kecantikannya dan Aqila yang populer karena prestasinya Gue tantang Lo untuk ngalahin nilai gue Okeh Siapa takut Tapi gue juga harus tantang lo untuk ikut ajang kecantikan seperti gue Okeh No problem F...
Asoy Geboy
4175      1278     1     
Inspirational
Namanya Geboy, motonya Asoy, tapi hidupnya? Mlehoy! Nggak lengkap rasanya kalau Boy belum dibandingkan dengan Randu, sepupu sekaligus musuh bebuyutannya dari kecil. Setiap hari, ada saja kelebihan cowok itu yang dibicarakan papanya di meja makan. Satu-satunya hal yang bisa Boy banggakan adalah kedudukannya sebagai Ketua Geng Senter. Tapi, siapa sangka? Lomba Kompetensi Siswa yang menjadi p...
Listen To My HeartBeat
433      262     1     
True Story
Perlahan kaki ku melangkah dilorong-lorong rumah sakit yang sunyi, hingga aku menuju ruangan ICU yang asing. Satu persatu ku lihat pasien dengan banyaknya alat yang terpasang. Semua tertidur pulas, hanya ada suara tik..tik..tik yang berasal dari mesin ventilator. Mata ku tertuju pada pasien bayi berkisar 7-10 bulan, ia tak berdaya yang dipandangi oleh sang ayah. Yap.. pasien-pasien yang baru saja...
THE YOUTH CRIME
3561      1097     0     
Action
Remaja, fase peralihan dari anak-anak menuju dewasa dengan dua ciri khusus, agresif dan kompetitif. Seperti halnya musim peralihan yang kerap menghantui bumi dengan cuaca buruk tak menentu, remaja juga demikian. Semakin majunya teknologi dan informasi, semakin terbelakang pula logika manusia jika tak mampu mengambil langkah tegas, 'berubah.' Aksi kenakalan telah menjadi magnet ketertarika...
ARSELA: Perjodohan si Syar'i dan Ketua Geng Motor
105      98     3     
Romance
Memiliki hutang budi dengan keluarga Dharmendra, Eira mau tidak mau menyetujui perjodohan dengan putra sulung keluarga itu, Arsel, seorang ketua geng motor tersohor di kampusnya.
Photograph
1218      593     1     
Romance
Ada banyak hal yang bisa terjadi di dunia dan bertemu Gio adalah salah satu hal yang tak pernah kuduga. Gio itu manusia menyenangkan sekaligus mengesalkan, sialnya rasa nyaman membuatku seperti pulang ketika berada di dekatnya. Hanya saja, jika tak ada yang benar-benar abadi, sampai kapan rasa itu akan tetap ada di hati?
A Day With Sergio
1240      606     2     
Romance
LATHI
1354      601     3     
Romance
Monik adalah seorang penasihat pacaran dan pernikahan. Namun, di usianya yang menginjak tiga puluh tahun, dia belum menikah karena trauma yang dideritanya sejak kecil, yaitu sang ayah meninggalkan ibunya saat dia masih di dalam kandungan. Cerita yang diterimanya sejak kecil dari sang ibu membuatnya jijik dan sangat benci terhadap sang ayah sehingga ketika sang ayah datang untuk menemuinya, di...
Denganmu Berbeda
7966      2339     1     
Romance
Harapan Varen saat ini dan selamanya adalah mendapatkan Lana—gadis dingin berperingai unik nan amat spesial baginya. Hanya saja, mendapatkan Lana tak semudah mengatakan cinta; terlebih gadis itu memiliki ‘pendamping setia’ yang tak lain tak bukan merupakan Candra. Namun meski harus menciptakan tiga ratus ribu candi, ataupun membuat perahu dan sepuluh telaga dengan jaminan akan mendapat hati...